Jika Seatap dengan Mertua
Berita Telaga Edisi No. 137 /Tahun XII/April 2016
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Jika Seatap dengan Mertua
Pada umumnya setiap pasangan nikah bercita-cita untuk mempunyai tempat tinggal sendiri. Namun cita-cita itu tidak selalu terkabulkan. Nah, salah satu alternatif yang kerap dipilih adalah tinggal dengan mertua atau orang tua pasangan. Tidak bisa tidak, tinggal serumah dengan mertua menuntut penyesuaian, yang kadang tidak mudah.
Faktor pertama yang perlu diperhatikan adalah faktor PENYEBAB mengapa kita tinggal serumah dengan mertua, berikut akan dipaparkan beberapa di antaranya:
Kondisi ekonomi. Ini adalah penyebab paling umum mengapa kita tinggal seatap dengan mertua. Mungkin kita tidak mampu untuk tinggal mandiri atau mungkin kita berusaha menabung uang untuk membeli tempat tinggal sendiri.
Kesehatan mertua. Demi menjaga orang tua yang sakit atau mulai memerlukan penjagaan yang lebih intensif, kita memutuskan untuk tinggal seatap dengan mereka.
Kedekatan emosional. Adakalanya pasangan meminta kita tinggal dengan orang tua karena kedekatannya. Atau sebaliknya, mertualah yang meminta kita tinggal bersamanya karena ia dekat dengan anaknya.
Kebutuhan khusus. Adakalanya kita memutuskan tinggal serumah dengan mertua karena kita memerlukan bantuan mertua menjaga anak sewaktu kita pergi bekerja. Atau, kadang kita tinggal serumah dengan mertua karena kehadiran orang tua membuat pasangan lebih stabil secara emosional.
Faktor kedua yang mesti diperhatikan adalah faktor KECOCOKAN, baik gaya dan kebiasaan hidup maupun kepribadian. Misalkan mertua terbiasa masak dan hampir tidak pernah makan di luar, sedangkan kita terbiasa makan di luar secara berkala. Tidak bisa tidak, hal seperti ini memerlukan penyesuaian dari kedua belah pihak.
Selain dari gaya dan kebiasaan hidup, hal lain yang penting diperhatikan adalah perbedaan kepribadian. Ada orang yang terbiasa memerhatikan hal yang kecil dan ada yang tidak. Ada yang mudah marah dan ada yang panjang sabar. Semua ini merupakan faktor yang dapat memengaruhi keharmonisan kita tinggal bersama pula.
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah DAMPAK PADA RELASI PERNIKAHAN. Adakalanya hidup bersama mertua dapat memberikan dampak buruk terhadap pernikahan. Sudah tentu duduk masalah tidak selalu berada pada mertua. Mungkin saja kitalah yang memunyai masalah sehingga tidak bisa hidup bersama mertua. Nah, dalam kondisi seperti itu, jika memungkinkan, pindahlah sebab pada akhirnya kita harus memilih menyelamatkan pernikahan kita.
Nasihat Firman Tuhan
Di dalam Roma 15:5 Firman Tuhan berpesan, "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus." Setidaknya ada dua nasihat yang disampaikan Paulus di sini yang berkaitan dengan cara bagaimanakah kita dapat memelihara kerukunan, sebagaimana tertera di Roma 15:1, "Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan diri sendiri" dan Roma 15:7, "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah."
Nasihat pertama menjaga kerukunan adalah menerima dan menanggung kelemahan masing-masing. Firman Tuhan menjelaskan bahwa dasar penerimaan adalah kenyataan bahwa Kristus juga telah menerima kita. Yang tidak bisa dikerjakan, kita yang mesti mengerjakan. Yang menjadi kekurangannya, kitalah yang melengkapinya.
Nasihat kedua adalah jangan mencari kesenangan sendiri. Ini berarti kita mesti memikirkan kesenangan mertua dan berusaha melakukannya. Apa yang diharapkannya, kita coba penuhi. Apa yang membuatnya bahagia, kita coba kerjakan. Sebaliknya, apa yang membuatnya tidak suka, janganlah lakukan. Apa yang berpotensi menimbulkan konflik, janganlah lakukan. Inilah petunjuk Firman Tuhan bagi kita semua untuk menjaga kerukunan.
Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T414B.
TELAGA MENJAWAB
TANYA
Shalom,
Saya, suami dan kedua anak kami tinggal di rumah mertua. Ibu mertua saya selalu ikut campur dalam urusan rumah tangga kami. Kadang dia suka lupa kalau anaknya sudah punya istri dan anak.
Dua tahun lebih saya menahan perasaan tidak dihargai sebagai istri oleh suami. Setiap saya ceritakan keluhan tentang ibu mertua, suami malah minta saya memaafkan dan memaklumi ibunya. Saya merasa suami lebih mementingkan orang tua dan keluarganya daripada istri dan anaknya. Berkali-kali saya minta pindah rumah tapi sampai sekarang belum terwujud.
Saya tidak tahan tinggal di rumah itu karena semuanya serba diatur sehingga saya tidak bisa melakukan layaknya istri. Misalkan dalam soal memasak makanan untuk anak saya, ibu mertua ikut-ikut memasak sesuai seleranya. Begitu saya laporkan ke suami, suami malah membela ibunya!
Ibu mertua juga sering menyuruh suami saya untuk mengantar saudara-saudaranya ke luar kota, bisa sampai menginap beberapa hari dan meninggalkan saya dan anak-anak. Kalau suami saya menolak, ibu mertua akan melontarkan ucapan-ucapan pedas dari mulutnya.
Saya merasa sakit hati, marah dan kecewa kepada suami, ibu mertua dan keluarganya itu. Saya jenuh dan sempat terlintas untuk kabur dari rumah itu bersama anak-anak.
Saya tidak bisa cerita kepada orang lain karena itu sama saja dengan membuka aib sendiri. Oleh sebab itu saya ingin bertanya kepada Pengasuh Telaga, apa yang harus saya lakukan dalam keadaan ini ? Apa saya berdosa membenci ibu mertua dan keluarga suami ? Apakah suami saya benar lebih mementingkan perasaan ibu dan keluarganya daripada saya ? Terima kasih atas jawabannya.
JAWAB
Shalom Ibu yang dikasihi Tuhan,
Terima kasih sudah berbagi beban dengan kami.
Saran saya Ibu ambil waktu untuk berdoa, berdiam diri di hadapan-Nya. Kalau Ibu mengakui bahwa Tuhan maha kuasa maka ini adalah waktunya untuk melihat dan mengalami kemahakuasaan-Nya melalui situasi yang tidak mudah ini.
Secara manusiawi, situasi yang Ibu alami tidak mudah dan Ibu sudah cukup berusaha untuk bertahan selama dua tahun lebih ini. Namun situasi tidak berubah dan malah semakin menekan. Mungkin muncul pertanyaan dimana Allah ketika Ibu mengalami semua ini ? Allah ada, Tuhan Yesus peduli dengan hidup Ibu, Dia menanti Ibu untuk berserah penuh kepada-Nya.
Dalam Injil Matius 11:28 Tuhan Yesus berkata: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Ini tawaran Tuhan kepada Ibu. Tuhan Yesus tahu manusia bisa lelah, letih karena beban dan tekanan hidup. Datanglah kepada-Nya.
Masalah bukanlah masalah, jika tidak dipermasalahkan. Masalah bukanlah masalah, tetapi cara kita memandangnya itulah masalah yang sebenarnya. Masalah ibarat sebuah pertandingan, kita harus menang sebelum mendapatkan hadiahnya. Yang paling penting adalah seringkali Tuhan mengijinkan masalah terjadi dalam hidup kita karena itu adalah jalan untuk mendewasakan dan menguji iman kita.
Suami mengasihi Ibu, tetapi di sisi lain suami juga tidak mungkin melupakan atau mengabaikan ibu yang sudah membesarkannya. Posisi suami tentu tidak mudah dan mungkin suami juga tertekan. Tugas seorang istri adalah menjadi penolong untuk suami. Maksimalkan itu. Semakin Ibu berkeras untuk “memisahkan antara ibu dan anak”, semakin keras juga ikatan itu.
Tolong suami untuk bisa maksimal sebagai suami dan kepala keluarga. Anda bisa memberikan saran, masukan dengan cara yang lembut. Hal ini akan jauh diterima ketimbang laporan “ibumu begini”, “aku sudah capek”, “aku tidak suka cara ibumu”, dan sebagainya.
Tolong fokus pada apa yang Tuhan mau ajarkan kepada Ibu melalui situasi dan kondisi ini. Jangan fokus pada apa yang Ibu mau dari situasi dan kondisi ini.
Saya yakin Ibu akan jauh lebih rileks ketika Ibu menyadari bahwa Tuhan mengijinkan semua ini terjadi karena Tuhan punya rencana yang baik untuk hidup Ibu dan keluarga.
Selamat berjuang.
Salam: Esther Rey – Tim Konseling TELAGA
DOAKANLAH:
Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Radio STAR FM di Pandaan, sebesar Rp 5.000.000,-.
Bersyukur untuk sumbangan dari Ibu Gan May Kwee di Solo sejumlah Rp 500.000,-
Bersyukur 20 judul rekaman terbaru sudah bisa dinikmati melalui situs Telaga.
Doakan untuk Ibu Lortha Gb. Mahanani yang menggantikan Bp. Andrew A.Setiawan dalam pembuatan artikel seputar berpacaran agar Tuhan memberikan hikmat dalam mengatur waktu.
Rekaman lanjutan bersama Ev. Sindunata Kurniawan sebagai nara sumber direncanakan dalam minggu ke-3 bulan Mei 2016.
Tetap doakan untuk pemasaran buku “Memahami Remaja dan Pergumulannya” dan “Memaksimalkan Karier Anda”.
Doakan untuk YLSA sehubungan dengan DVD Konseling Telaga yang akan diperbanyak dengan tambahan rekaman terbaru.
Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
001 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan
003 – Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan
006 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan
011 – Rp 150.000,-
JUDUL TERBARU
T475 Pernikahan Memurnikan Kasih
Kerukunan dalam Keluarga
T476 Nikah tapi Terpisah
Pelbagai Bentuk Pernikahan
T477 Anakku Autistik
Anakku Bipolar
T478 Gaya Hidup yang Menambah Stres
Stres: Baik atau Buruk?
T479 Mencari Cinta, Bertemu Duka
Mencari Kasih Di Tempat yang Salah
T480 Mencari Istri yang Cakap
Seks Terus Mengetuk Pintu
T481 Suami yang Bertanggung Jawab
Kerapuhan Hidup
T482 Tuhan Memakai Orang yang Minder
Kerugian Dapat Menjadi Keuntungan
T483 Orang Dewasa, Bermainlah!
Orang Dewasa, Belajarlah!
T484 Memahami dan Mencegah Pemerkosaan
Pemulihan Korban Perkosaan
BAHASA CINTA-MU
- 12583 kali dibaca