Menikmati Hobi

Versi printer-friendly
September

Semua orang membutuhkan hobi. Sekurang-kurangnya ada dua manfaat hobi, yaitu:

  1. Hobi berfungsi sebagai penyegar atau sebagai pengisi baterai. Hobi itu melakukan sesuatu yang kita sukai dan sesuatu itu yang berbeda dari kerutinan kita hari lepas hari, sehingga waktu kita melakukan hal tersebut, jiwa kita sungguh-sungguh disegarkan. Dapat dikatakan pula bahwa Hobi itu menjadi penyeimbang hidup.
  2. Hobi merupakan kepanjangan dari diri kita. Kita dianugerahkan Tuhan kemampuan, kreatifitas, menciptakan, melakukan sesuatu. Apa yang kita lakukan membuat kita senang karena kita bisa menciptakan sesuatu, kreatifitas kita tersalurkan dan ini akan sangat menyegarkan.

Prinsip yang harus kita perhatikan di dalam melakukan hobi, yaitu:

  1. Hobi itu seyogianya yang cocok untuk jiwa kita, sehingga benar-benar dampak menyegarkan dan menjadi saluran kreatifitas itu terjadi, sehingga benar-benar hobi menjadi sesuatu yang positif bagi diri kita.
  2. Harus bijak memilih hobi, artinya hobi tidak harus mahal, ada hobi yang menggembirakan namun murah. Contoh, ada orang yang senang mengumpulkan barang-barang agak tua, memang tidak harus barang antik, hobi jalan kaki, naik gunung, memelihara ikan, itu semua bisa dilakukan dengan biaya yang relatif murah.
  3. Jangan sampai hobi merugikan dan membahayakan keluarga.
  4. Hobi tidak boleh berdosa. Misalkan: berjudi, bagi sebagian orang itu hobi tapi itu adalah sebuah dosa.
  5. Jangan sampai hobi menjauhkan atau menjadi pemisah antara kita dengan orang-orang yang kita kasihi.

Saran-saran untuk kita bisa memulai melakukan hobi kita, yaitu:

  1. Mulai dengan bertanya, sewaktu kita kecil apakah yang kita sukai.
  2. Memulai hobi dengan kita melihat apa yang disukai oleh istri atau suami atau anak-anak kita.
  3. Dengan melihat ke depan yaitu ke masa yang akan datang dan kita memikirkan kira-kira nanti kalau sudah pensiun, apa yang ingin saya lakukan.
Roma 14:17, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."

Bisa diimprovisasi, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal hobi, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus. Jangan sampai dengan hobi, kita malah melanggar kebenaran Tuhan, jangan sampai karena hobi, bukannya damai sejahtera yang kita cicipi, malah ketegangan, kekisruhan, kekacauan, dan jangan sampai gara-gara hobi, sukacita oleh Roh Kudus itu menghilang.


Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T185 A. Pertanyaan?













Pertanyaan?

Salam,
Saya mempunyai pergumulan tentang bagaimana membedakan suatu tindakan apakah itu tindakan iman atau tindakan yang kurang bijaksana. Contoh 1: Ada suatu keluarga yang secara ekonomi termasuk kurang mampu/ekonomi lemah namun memiliki jumlah anak yang banyak (lebih dari dua). Ada juga suatu keluarga baru yang hidup pas-pasan, namun ingin memiliki anak pertama.

Dalam kasus-kasus tersebut, apakah ini tindakan iman berdasarkan Firman (Tuhan pasti memelihara ciptaan-Nya/orang percaya dan keturunannya tidak akan meminta-minta/beranak cuculah dan bertambah banyaklah/jangan khawatir akan hidup-mu/providensia Allah, dll). ATAUKAH ini suatu tindakan yang kurang bijaksana (karena secara rasionil, ekonomi sudah pas-pasan)?

Contoh 2: Ada seorang hamba Tuhan yang biasa melayani di daerah tertentu, namun suatu ketika daerah tersebut dilanda wabah penyakit ganas. Hamba Tuhan ini tetap memutuskan untuk melayani di daerah itu seperti biasanya. Apakah ini tindakan iman ataukah tindakan nekat? Bagaimana membedakan tindakan-tindakan ini? Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Jawaban!

Anda telah mengajukan pertanyaan yang baik. Sayangnya jawabannya tidaklah hitam-putih. Jadi, sebelumnya saya minta maaf terlebih dahulu jika jawaban ini tidak terlalu memuaskan.

Nah, sebagai dasar tanggapan saya akan menggunakan firman Tuhan. Saya akan memulai dengan kisah kelahiran Musa. Firaun sudah mengeluarkan titah bahwa semua bayi laki-laki Ibrani yang lahir dibuang ke sungai Nil. Orang tua Musa sudah memunyai 2 anak (Miriam dan Harun), tetapi kemudian lahirlah putra ketiga. Apakah bijaksana memunyai anak ketiga dalam kondisi seperti ini? Dari sudut pandang manusia, tidak bijaksana. Namun pada akhirnya kita ketahui bahwa Tuhan memunyai rencana atas hidup putra bungsu yang bernama Musa ini. Contoh kedua, Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya Ishak. Abraham menaati walau ia tidak tahu bahwa akhirnya Tuhan membatalkan perintah-Nya dan menyediakan anak domba sebagai pengganti Ishak. Dari sudut pandang manusia, tindakan Abraham tidak wajar, tetapi kita tahu, semua itu adalah kehendak Tuhan. Saya kira dua contoh ini cukup untuk meyakinkan kita bahwa adakalanya perintah Tuhan tidak mudah untuk dicerna dan hanya dapat dijalani lewat iman. Dari sudut pandang manusia, tidak bijak atau tidak seharusnya, tetapi ternyata semua ada dalam kehendak Tuhan.

Sebaliknya di dalam Alkitab juga ada banyak contoh dimana manusia menggunakan akal sehat dan Tuhan memakai akal sehat itu sebagai bagian dari pelaksanaan kehendak-Nya. Sebagai contoh, berkali-kali Israel menggunakan strategi perang yang efektif, baik sewaktu dalam pengembaraan maupun setelah masuk ke tanah Kanaan (pada masa hakim-hakim dan raja-raja). Adakalanya Tuhan bertindak, tanpa bantuan manusia sama sekali untuk memberikan kemenangan kepada Israel, tetapi pada umumnya Israel tetap harus maju berperang dan menggunakan taktik perang untuk mendapatkan kemenangan. Nah berdasarkan fakta yang kita dapat temukan di Alkitab, saya menarik satu kesimpulan. Oleh karena akal sehat dan pertimbangan rasional adalah pemberian Tuhan, pakailah untuk menimbang dan memutuskan segala sesuatu, di dalam doa dan penyerahan kepada kehendak dan rencana Tuhan. Jika Tuhan tidak menghentikan atau mengalihkan arah keputusan yang dibuat, laksanakanlah, sesuai pertimbangan. Tuhan mengundang kita unutk memperoleh hikmat (itu sebab kitab Amsal ada di dalam firman Tuhan) dan IA ingin agar kita menggunakannya. Jika Tuhan berkehendak lain, IA pasti sanggup memberitahukannya kepada kita lewat pelbagai cara.








  1. Bersyukur setelah didoakan sejak awal tahun 2018, Radio Terang Warta Rohani (TWR) di Batu bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga mulai bulan Oktober 2018.
  2. Bersyukur Ev. Carolina Soputri bersedia menjadi narasumber rekaman Telaga setelah Ev. Sindunata Kurniawan melanjutkan studi di De La Salle University, Manila. Telah satu kali mengadakan rekaman berjudul "Tatkala Stres Melanda Remaja". Doakan agar dalam tahun ini bisa menambah dengan beberapa kali rekaman lagi.
  3. Bersyukur Bp. Paul Gunadi telah tiba di Malang dan doakan agar selama 1 bulan bisa ada tambahan 8x rekaman.
  4. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Sdri. Kurnia Dewi P. sebesar Rp 65.000,-.
  5. Doakan untuk Sdri. Karnita dalam menyelesaikan packing beberapa CD Telaga dengan mencantumkan abstraknya.
  6. Doakan untuk kelanjutan pembuatan database Telaga yang telah dimulai kembali.
  7. Doakan untuk rencana menitipkan CD atau booklet/buku di Toko Buku Tarbantin, Malang. Doakan juga untuk CD dan booklet/buku Telaga yang sudah 1 tahun dititipkan di Kios Buku GKI Pregolan Bunder, Surabaya yang buka hanya pada hari Minggu.
  8. Bersyukur untuk sumbangan dari donatur tetap dalam bulan ini yaitu dari :
    003 untuk 7 bulan : Rp 1.400.000,-
    011 untuk 2 bulan : Rp 300.000,-
    015 untuk 4 bulan : Rp 2.000.000,-
  9. Bersyukur Radio Cristy AM di Makassar yang akan berulang tahun yang ke-50 pada tanggal 5 Oktober 2018. Bersyukur juga bahwa Radio Cristy telah bekerjasama dengan TELAGA selama lebih dari 20 tahun.




















T 517 A Kepribadian Ambang
T 517 B Kepribadian Skizotipal
T 518 A Kepribadian Menghindar
T 518 B Kepribadian Antisosial
T 519 A Kepribadian Dependen
T 519 B Kepribadian Agresif Pasif
T 520 A Kepribadian Neurotik ( I )
T 520 B Kepribadian Neurotik ( II )
T 521 A Dinamika Anak Pendeta

Seri Berawal dari Satu (T522 – T527):

T 522 A Pasangan Beremosi Tinggi
T 522 B Pasangan yang Berfungsi secara Tidak Efektif
T 523 A Pasangan yang Jauh Secara Emosional
T 523 B Pasangan yang Menuntut tinggi
T 524 A Pasangan yang Menyiksa
T 524 B Pasangan yang Mudah Stres
T 525 A Pasangan yang Tidak Aman Secara Sosial
T 525 B Pasangan yang Tidak Bertanggung Jawab
T 526 A Pasangan yang Tidak Konsisten secara Moral dan Spiritual
T 526 B Pasangan yang Tidak Setia
T 527 A Pasangan yang Sakit
T 527 B Pasangan yang Menderita Gangguan Jiwa
T 528 A Mengapa Wanita Berselingkuh?
T 528 B Mengapa Pria Berselingkuh?

 Berhenti (oleh: Fen)
Aku masih ingin melihat langit hitam
Dengan bintang dan bulan menggantung di
dalamnya
Aku tidak ingin melihat sayap-sayap matahari yang
mengepak dengan gagah
Setelah melewati pukul 5 pagi
Atau ketika kicauan burung bersahut-sahutan
Seolah bernyanyi merdu
Aku masih ingin melihat langit hitam
Dengan bintang dan bulan menggantung di
dalamnya
Mendengar suara-suara ribut dedaunan
Karena angin semilir menggetarkannya
Aku masih tidak ingin melihat sayap matahari
Sebab cahaya bulan dan bintang itu
Selalu menemani,
Ketika aku sendiri melangkah letih
Untuk aku tiba di rumah


"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku" (Habakuk 3:17-18)