Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya Yosie akan berbincang-bincang dengan Bp. Ev. Sindunata Kurniawan, MK. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga. Perbincangan kami kali ini tentang "Kepribadian Neurotik" bagian yang kedua. Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Y : Pak Sindu, di bagian yang pertama kita sudah membahas tentang dua model kepribadian neurotik mungkin bapak bisa mengulangi sedikit untuk memberi gambaran pada para pendengar.
SK : Di sesi yang lalu saya menjelaskan ada 3 model kepribadian neurotik, yang pertama kepribadian neurotik mendekat, yang ditandai dengan tiga dinamika yaitu hidup mengabaikan kehendak pribadi, hidup berdasarkan asas ketergantungan, hidup diperalat dan memperalat orang lain. Model yang kedua adalah kepribadian neurotik melawan dimana dinamikanya ditandai oleh tiga hal yaitu pertama hidup gagal secara rohani, kedua hidup gagal mengembangkan diri, ketiga hidup gagal berelasi dan berkarier.
Y : Sekarang kita masuk ke model yang ketiga yaitu kepribadian neurotik menjauh. Silakan dijelaskan lebih dalam, Pak.
SK : Jadi orang dengan kepribadian neurotik menjauh berjuang keras untuk melindungi diri dari luka dan rasa cemas dengan menutup diri serapat-rapatnya. Jadi dengan cara menjaga jarak yang aman membuatnya terhindar dari rasa cemas kalau-kalau orang lain masuk ke dalam hidupnya dan kemudian bisa melukai dirinya. Jadi ini memang satu penjelasan pendek orang dengan kepribadian neurotik menjauh umumnya punya latar belakang di masa-masa tumbuh kembangnya sebagai anak sering dilukai terutama oleh orang tuanya selain orang-orang dewasa disekitarnya. Sehingga akhirnya dia memakai satu cara yaitu menjauh dari orang lain, menjaga jarak yang aman.
Y : Dari pada saya dilukai lebih baik saya jaga jarak.
SK : Betul. Jadi dengan cara seperti itulah orang-orang dengan kepribadian neurotik menjauh yang pertama selain tidak mengizinkan orang lain masuk ke area hidup pribadinya, yang kedua dia pun tidak mengizinkan dirinya sendiri untuk masuk dalam kehidupan orang lain.
Y : Betul. Jadi dua arah ya, dia tidak mau masuk ke hidup orang lain dan dia tidak mau orang lain masuk ke hidupnya.
SK : Betul. Jadi orang dengan kepribadian neurotik menjauh sangat berhemat untuk memberikan kehadiran dirinya kepada orang lain baik dalam bentuk mendengarkan, merasakan, berempati, mendampingi, memikirkan, mendukung perbuatan orang lain, dan mengatakan "Aku tidak mau ikut urusan orang lain apalagi ikut campur, apalagi terlibat terlalu mendalam", kalaupun berbagi dengan orang lain, orang dengan kepribadian neurotik menjauh paling mungkin hanya sebatas bantuan fisik yang berjarak artinya dia tidak mau terlalu terlibat. "Ini uang, transferan, sumbangan" dan kalau perlu jangan sebut nama supaya nantinya dia tidak dimintai terus. Jadi dia terus jaga jarak yang aman dari rongrongan orang lain, dia berjuang keras untuk tidak tampil maka dia akan berusaha untuk membenarkan diri agar orang lain pun tidak memerhatikannya, dia pun berusaha hidup sempurna sesempurna mungkin agar dia tidak butuh bantuan orang lain ataupun jangan sampai aku dicela orang lain, dia berusaha semandiri mungkin agar minim untuk membutuhkan bantuan orang lain dan dia terhindar dari relasi dengan orang lain. Sebegitu jauh memang dinamika perjalanan situasi orang dengan kepribadian neurotik menjauh.
Y : Dinamikanya mungkin bisa lebih lagi dijelaskan.
SK : Orang dengan kepribadian neurotik menjauh ada tiga hal dinamikanya. Yang pertama hidup dalam kemiskinan, yang kedua hidup dalam kelebihan, yang ketiga hidup dalam kemandegan.
Y : Kemiskinan itu maksudnya miskin jiwa?
SK : Tepat. Jadi bukan kemiskinan harta benda tapi kemiskinan harta jiwani. Dia mengalami kemiskinan diri secara sosial dan batiniah, bukankah kita manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial. Kita sesungguhnya mengalami makna hidup bukan dari benda-benda fisik, makna kita dari hal-hal yang bernilai kekal, hal-hal yang jiwani, hal-hal yang berkaitan juga dengan relasi dengan orang lain. Maka ketika kita menarik diri ketika kita menjauh dari orang lain, orang-orang dengan kepribadian neurotik menjauh ini dia akan mengalami banyak peluang untuk bergembira, punya makna kekayaan batiniah. Peluang-peluang itu menjadi terlewatkan, dia mengalami kemiskinan diri dan kemiskinan diri membuat dia semakin tidak aman karena dia semakin tidak punya sesuatu untuk dibagikan secara relasi kepada orang lain, akhirnya dia semakin cemas karena dia tidak punya sesuatu.
Y : Dan dia juga tidak mau menerima perhatian orang lain, kehadiran orang lain di dalam hidupnya?
SK : Betul. Maka pengalaman hidupnya pun semakin berkurang.
Y : Miskin tadi ya.
SK : Maka hikmat, kearifan, pemahaman tentang hidup makin mendangkal, makin menyempit dan membuat dia semakin putus keberaniannya untuk mengambil resiko berelasi dengan orang lain dan makin sempit ruang hidupnya dan dia semakin sulit memahami menyelami pikiran perasaan orang lain, akhirnya hidup sebatas bersifat fisik belaka tanpa jiwa. Ibaratnya menjadi zombi. Sehingga orang-orang lain pun akhirnya makin menjauh dari orang-orang yang memiliki kepribadian neurotik menjauh, orang-orang akan mundur dari upaya membangun relasi dengan dia. Maka tercapailah cita-cita dari orang dengan kepribadian neurotik menjauh yaitu hilang dari orbit hidup orang lain, menjadi tidak dikenal, anonim, menjadi tidak diperhitungkan orang lain sesuai harapannya, tetapi harapan yang salah, menyedihkan, merana, miskin. Yang kedua orang dengan kepribadian neurotik menjauh hidup dalam keletihan, rasa takutnya untuk berelasi timbal balik dengan orang lain membuatnya mengalami keletihan, dia mengalami kehilangan peluang menerima penyegaran batiniah lewat relasi akrab dengan orang lain, berbagai hal dikerjakannya sendiri termasuk usaha untuk sesungguhnya mendapatkan kesegaran batiniah yang harusnya didapatkan lewat relasi dengan orang lain. Maka diri yang letih ini menggiringnya makin mengalami stres yang makin menindih dan tidak ada orang yang menjadi tempat curahan isi hatinya, setiap gejala emosinya hanya ditelannya bulat-bulat dan akhirnya menumpuk dan ditahan dan jadi endapan dan makin bertambah-tambah dalam jiwanya.
Y : Dan sebagai makhluk sosial kita sangat membutuhkan kehadiran orang lain untuk berbagi baik kesenangan maupun kesedihan dan ini tidak dimiliki akhirnya kita letih menanggung semua sendiri beban jiwanya.
SK : Betul. Jadi ibaratnya jiwa manusia itu seperti bunga bersih tapi kurang nutrisi dari tanah, dari sinar matahari dari udara yang dihirup, kita sebagai tanaman yang memiliki bunga tapi karena nutrisi jiwa kita tolak dan akhirnya kita menjadi bunga yang tambah lama tambah layu menjadi letih, menjadi lunglai jiwa kita.
Y : Kalau dinamika yang ketiga?
SK : Yang ketiga orang dengan kepribadian neurotik menjauh hidup dalam kemandegan, stagnan. Jadi kebutuhannya yang besar untuk menjaga jarak dalam berelasi dengan orang lain membuatnya mengalami kemandegan dan sukar berkembang, dia tidak mengharapkan apalagi menuntut banyak dari orang lain. Pada awalnya ini mungkin menyenangkan bagi teman-teman barunya "Aku tidak dituntut, menerima saja, orang ini hanya numpang lewat saja" tapi akhirnya teman barunya atau mungkin pasangan nikahnya lama-kelamaan akan merasa jenuh karena relasi kering, dia tidak pernah minta tolong, tidak pernah sharing dan tidak mau terlibat mendengarkan, relasi tidak bertumbuh dan mandeg.
Y : Merasa tidak berperan padahal rasa berperan itu sangat dibutuhkan baik terhadap pasangan kita, keluarga kita.
SK : Benar. Jadi yang namanya manusia ada timbal balik. Akhirnya orang-orang di sekitar yang hidup dengan orang yang kepribadian menjauh ini pun akan merasa, "Sudahlah untuk apa berdekatan" atau bahkan mungkin karena ini relasi yang sudah terjadi di dalam pernikahan akhirnya pasangan mengalami banyak kesalahpahaman karena orang dengan kepribadian neurotik menjauh cukup tidak baik dalam berkomunikasi jadi mengalami hambatan komunikasi karena dia tidak mau berbagi secara mendalam, membatasi arus komunikasi, maka banyak hal tentang dirinyapun tidak dikenali oleh teman atau pasangannya. Sikap pasif dan komunikasi yang minim ini menjadi lahan subur bagi munculnya kesalahpahaman, akhirnya pasangan dan temannya menebak-nebak, "Apa yang menjadi pemikirannya".
Y : Karena tidak mau share tadi ya, Pak?
SK : Benar. Awalnya kita mungkin mau menebak-nebak tapi lama kelamaan kita lelah juga, kesabarannyapun juga semakin menyusut. Pasangan dan teman-teman di sekitar merasa letih, awalnya mentoleransi tapi lama-lama terjadi kesalahpahaman dan relasi semakin retak.
Y : Akhirnya jalan sendiri-sendiri walaupun terikat dalam perkawinan.
SK : Akhirnya terjadilah "self fullfiling prophecy" , nubuatan yang digenapi sendiri, orang yang berkepribadian neurotik menjauh ini akan berkata "Benarkan ketakutanku, kecemasanku terbukti lihat orang lain semakin membuat masalah dan menuntut aku terbuka, menuntut aku cerita, orang tidak bisa memahami aku" makanya jangan dekat dengan orang lain bahkan sebenarnya salah kalau aku memutuskan menikah, istri suamiku selalu menuntut aku, merongrong aku sehingga kecemasanku muncul. Aku harus semakin menjauh.
Y : Aku harus memasang tembok. Akhirnya hubungan menjadi sangat sunyi, tidak hanya kering tapi sangat tidak nyaman.
SK : Betul.
Y : Kalau saya mengamati dinamika yang begitu dalam, begitu menyedihkan, apa penyebabnya, latar belakang sumbangsih sampai seseorang memunyai gangguan kepribadian yang seperti itu?
SK : Kita akan bahas satu persatu. Orang dengan gangguan kepribadian neurotik mendekat sangat mungkin salah satu orang tuanya berkepribadian neurotik mendekat juga, dimana mungkin salah satu orang tuanya minimal ayahnya atau ibunya punya pola membutuhkan pengakuan, penerimaan dengan bergantung kepada pasangannya atau kepada orang lain, orang tuanya juga cemas kalau tidak ada pasangan atau teman yang diandalkannya. Anak yang masih kecil, itu ibaratnya seperti spons yang menyerap perilaku pikiran orang tuanya, akhirnya pola-pola kecemasan ini, pola neurotik ini pun diserap oleh anak. Akhirnya anakpun tumbuh dengan selalu harus ada orang andalan bergantung jadi anakpun menjadi orang yang berkepribadian neurotik mendekat. Atau sisi yang lain kemungkinannya orang dengan kepribadian neurotik mendekat adalah produk dari salah satu orang tua berkepribadian neurotik melawan, karena salah satu orang tuanya, ayahnya atau ibunya selalu melawan, menguasai, otoriter, menindas, merendahkan dirinya akhirnya nyalinya ciut, gambar dirinya buruk, "Aku kosong, aku bodoh, aku tidak bisa apa-apa" akhirnya karena dia merasa terancam maka dia akan selalu cari orang lain, teman, orang lain atau kalaupun dia menikah dia akan mencari pasangan yang dia bisa lengkapi, dia dekati, dia bergantung.
Y : Jadi memang karena orang tuanya kalau tidak sama justru sisi yang berlawanan.
SK : Betul. Sementara orang dengan kepribadian neurotik melawan di masa kecilnya sangat mungkin salah satu orang tuanya minimal berkepribadian neurotik melawan juga. Dia sebagai anak tumbuh dengan kecemasan tinggi, takut ditampar, takut dihukum, takut dimaki-maki oleh ayahnya atau ibunya. Dia hidup dalam ketegangan dan kecemasan tinggi, akhirnya dia juga menyerap sisi yang lain yaitu kecemasan atau lebih tepatnya menyerap banyak kemarahan karena dihajar dari ayah atau ibu yang neurotik melawan. Akhirnya meledak pada orang lain, dia di rumah tidak berani melawan karena kecil, dihajar oleh orang tuanya yang neurotik melawan akhirnya dia mencari orang yang dapat dia lawan. Di kelasnya, di sekolah, di gerejanya, di Sekolah Minggu, di pergaulannya dan itu dikembangkan dari kecil sampai remaja dan sampai dewasa.
Y : Sampai menjadi dinamika kepribadiannya.
SK : Dan akhirnya dia hanya belajar satu cara dari ayah atau ibu yang neurotik melawan, kalau mendapatkan masalah solusinya hanya lawan dan lawan, tindas dan tindas, kuasai dan kuasai. Jadi dia hanya belajar satu gaya. Kalau ibaratnya renang dia tidak pernah belajar gaya yang lain yaitu bebas, punggung, dada, kupu-kupu dan lain-lain, jadi dia hanya tahu gaya melawan saja dan dia akan melakukan itu.
Y : Jadi itu yang diserapnya.
SK : Sementara orang dengan kepribadian neurotik menjauh, salah satu orang tuanya juga mungkin berkepribadian neurotik menjauh, karena orang tua tidak hangat dengan dirinya waktu dia sebagai anak kecil "Papa, Mama, Ayah, Bunda" tapi ditolak "Kamu ke sana, mengganggu saja" orang tuanya selalu soliter, menarik diri. Akhirnya anak pun belajar daripada aku mendekat dan dilukai oleh ayah dan ibuku maka lebih baik aku membiasakan diri hidup dalam kesepian, dalam bentuk relasi yang kering, daripada aku disakiti kalau aku mendekat dan ditolak maka lebih baik tidak pernah minta perhatian dan dukungan orang lain. Maka dia pun mengembangkan pola neurotik menjauh. Atau mungkin juga salah satu dari orangtuanya berkepribadian neurotik melawan, menguasai, menindas, memperalat, menekan kalau dia terluka dan terluka, maka lebih baik menjauh dan menjauh.
Y : Karena dilukai terus maka lebih baik saya mengasingkan diri.
SK : Karena orang lain identik dengan bahaya dan ancaman dan menimbulkan kecemasan maka dia mengembangkan kepribadian neurotik yang menjauh.
Y : Memang kalau kita lihat mayoritas atau kebanyakan memang karena pola asuh. Lalu bagaimana penanganannya, apa yang bisa kita lakukan?
SK : Yang pertama mari akui, hanya orang sakit yang membutuhkan tabib, itu kata Tuhan Yesus. Maka yang pertama akui, "Tuhan aku sakit, Pak konselor atau Bu konselor, Pak pembimbing atau Bu pembimbing, kakak pembimbing, bapak ibu gembala aku sakit, aku bermasalah, aku punya pergulatan neurotik dalam diriku, mari tolonglah aku Tuhan". Jadi bukalah diri kepada Kristus dan tubuh Kristus.
Y : Setelah lebih lanjut masuk maka baru bisa ditangani secara intens dalam konseling atau mentoring?
SK : Betul. Jadi kalau saya beri judul adalah konseling mendalam dan bukan sekadar konseling memberi nasehat solusi tapi membongkar luka-luka di masa-masa dia sebagai kanak-kanak. Konselor yang diperlengkapi memang tidak semua bisa, tapi konselor yang sudah diperlengkapi dengan baik akan menjadi penolong di dalam nama Yesus untuk membawa dia kepada pengalaman-pengalaman keterlukaannya satu demi satu dan dia bisa membuka luka-luka dengan segenap perasaan-perasaannya, menyerahkan kepada Tuhan semua luka ini dan ujungnya mengampuni dengan sepenuh hati masing-masing orangtua yang telah menyakitinya. Dan ini bukan langkah satu kali tapi langkah berulang dan berulang. Ibaratnya luka hati itu seperti bawang merah ada sekian lapis dan tidak bisa instan terus-menerus sambil langkah ketiga mengundang Bapa Surgawi menjadi ayah yang baru, ibu yang baru. Masa lalu tidak bisa dirubah tapi di dalam nama Yesus masa lalu bisa ditebus dengan pengalaman-pengalaman pembapakan dan pengibuan dari Bapa Surgawi, kasih sayang penerimaan rasa aman yang tidak diterima dari ayah atau ibu kandung di masa lalu Tuhan bisa gantikan. Menggantikan masa lalu, mengisi masa sekarang dan seterusnya. Dan berikutnya yang ke empat orang-orang dengan kepribadian neurotik ini sangat membutuhkan pengalaman pembapakan dan pengibuan yang baru dalam bentuk relasi teman-teman sebaya, punya KTB, punya komsel sesama jenis laki dengan laki, perempuan dengan perempuan untuk mengalami bentuk-bentuk kasih sayang, relasi yang sehat ini. Jadi pengalaman dengan Bapa Surgawi itu bukan berarti tunggal tapi dwi tunggal, Kristus dan tubuh Kristus, Bapa Surgawi dan pria-pria atau wanita jemaat tubuh Kristus, lewat keterbukaan dia belajar dan dia menerima asupan kasih sayang, pengakuan.
Y : Dia juga belajar memberi kasih.
SK : Tepat. Memang ada pengalaman dia tidak mau memberi. Jadi dia diajar dibimbing dan ini kembali harus dilandasi yang pertama yaitu mau mengakui, "Aku punya masalah, aku butuh pertolongan dan aku mau menerima pertolongan Kristus dan tubuh Kristus" itu semangat dasarnya.
Y : Dan mau membuka diri untuk relasi yang baru tadi.
SK : Itu mungkin bisa mengecewakan tapi itu adalah proses untuk dia belajar bahwa kecewa ini bukan membawa dia menarik diri menyerang, menguasai ataupun bergantung ataupun menjauh tapi dia belajar pola yang baru dimana ketika kecewa maka ada Kristus tempat aku mencurahkan lukaku, luka-luka ini aku pindahkan ke salib Kristus karena sudah ditanggung Kristus dua ribu tahun yang lalu dan aku putus hubungan dengan rasa sakit ini dan aku menerima penyembuhan oleh bilur-bilur Yesus dan aku siap kembali menjalin relasi lagi. Jadi tidak kapok (jera), kalaupun kapok (jera) tapi kapok lombok(tidak sungguh-sungguh jera) yaitu tetap mau lagi. Karena fondasinya adalah pemulihan berasal dari Kristus yang sempurna, kasih Bapa Surgawi, kehadiran Allah Roh Kudus. Inilah proses pengharapan yang perlu dicamkan bagi setiap kita yang juga bergelut dengan kepribadian neurotik dan bukan kiamat, bukan kuburan tapi masih ada pengharapan asal mau datang kepada terang Kristus dan tubuh Kristus.
Y : Karena kebanyakan adalah masalah pola asuh bolehkan Pak Sindu berpesan kepada orang tua yang mungkin menjadi pendengar supaya kita bisa mendidik anak-anak dengan sehat dan jangan sampai kita mencetak karena anak adalah produk dari orangtua, jadi mencetak produk yang sehat.
SK : Kalau kita punya kecenderungan neurotik maka akuilah, carilah pertolongan.
Y : Supaya kita tidak menurunkan kepada anak kita.
SK : Tepat. Ada pengharapan bagi kita orangtua punya kepribadian neurotik. Dan yang kedua mari kita juga menjadi orangtua berani keluar dari zona nyaman yang palsu, kita dicetak dengan pola asuh ini dan seakan-akan seperti doktrin yang harus kita teruskan kepada anak mungkin lewat membaca buku, lewat ikut seminar-seminar parenting, lewat kita punya mentor, lewat kita punya KTB, Komsel sesama orang tua, berani belajar cara-cara yang baru. Dan ketiga orang dengan kepribadian neurotik itu punya pola ketidak fleksibelan. Marilah berani untuk hidup tidak sempurna bahwa artinya anak tidak sesuai dengan harapan kita sepenuhnya artinya anak melakukan kesalahan-kesalahan mari bedakan. Kesalahan yang moralitas atau non-moralitas, misalnya salah meletakkan piring, salah tidak hati-hati akhirnya vas bunga pecah, hal itu bukan soal moral tapi belajarlah untuk toleran, "Mama, Papa bisa maafkan". Kalau kita punya pergumulan mari juga sharing, orangtua dengan kepribadian neurotik cenderungnya menutup diri yang penting aku lampiaskan rasa neurotikku dalam perilaku menjauh, melawan atau mendekat. Tapi dinamika perasaannya ditutupi, mari kita bisa bicara, "Papa sebenarnya punya kecemasan sehingga papa marah-marah, papa cemas ini, kenapa papa menjauh karena papa atau mama merasa deg-degan kalau kamu cerita papa dan mama tidak siap untuk bisa menanggapi kamu dengan baik". Tidak apa-apa, akuilah karena anak memahami, "Jadi orangtua juga tidak sempurna, apalagi anak-anak, satu isu adalah kecerdasan emosi yang dibutuhkan orangtua untuk memiliki dan mendidik anak-anak dengan cara mengakui perasaannya menceritakan perasaan-perasaannya.
Y : Terima kasih sekali untuk tips-tips parentingnya. Terakhir untuk menjadi dasar firman Tuhan silakan disampaikan ayat Alkitab.
SK : Saya bacakan dari Mazmur 42:6, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" Merasa gelisah dan tertekan itu manusiawi, selalu akan kita alami naik dan turun. Terimalah itu tapi yang penting langkah kedua mari berani menceritakannya kepada Kristus, kepada Allah kita, termasuk tadi yang saya ucapkan juga kepada Kristus dan kita tidak putus asa tetap berharap kepada Tuhan dan kita hidup dalam ucapan syukur senantiasa karena Tuhan selama ini sudah menolong anugerah keselamatan yang tidak bersyarat dan terima jaminan keselamatan.
Y : Ada pengharapan.
SK : Kecemasan yang terbesar sudah dijawab, kecemasan yang sehari-hari itu adalah hal yang kecil, maka imani firman Tuhan ini.
Y : Terima kasih Pak Sindu untuk penjelasannya. Para pendengar sekalian terima kasih Anda sudah mendengarkan perbincangan kami dengan Bp. Ev. Sindunata Kurniawan, MK. dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Kepribadian Neurotik" bagian yang kedua. Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat mengirimkan e-mail dengan alamat telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.