Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Versi printer-friendly
Desember


Salah satu sumber pertikaian dalam rumah tangga adalah uang. Kurang uang kita bertengkar; kelebihan uang kita pun bertengkar. Bagaimanakah caranya mengatur masalah keuangan sehingga tidak harus menjadi penyebab perselisihan?

  1. Kita harus menyamakan persepsi terhadap uang dan sudah tentu kita harus kembali kepada Firman Tuhan. Amsal 11:24, "Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan." Kesimpulannya adalah bahwa Tuhan adalah pemberi berkat dan bahwa usaha manusia terbatas dan tidak menentukan pemasukannya. Jadi, kita harus selalu menyadari keterbatasan diri dan bergantung pada Tuhan, bukan pada kekuatan sendiri.
  2. Kendati berkat berasal dari Tuhan, kita diminta untuk hidup rajin dan tidak malas. Firman Tuhan mengingatkan, "Janganlah menyukai tidur supaya engkau tidak jatuh miskin; bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang" Amsal 20:13. Dengan kata lain, kemalasan adalah jalan tercepat menuju kepada kemiskinan.
  3. Uang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga sendiri sebelum digunakan untuk kepentingan orang lain. Firman Tuhan mengingatkan, "Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman" (1 Timotius 5:8).
  4. Setelah memenuhi kebutuhan pokok keluarga, kita harus memikirkan kebutuhan sesama. Tuhan menjanjikan berkat bagi orang yang murah hati. Amsal 22:9 berkata, "Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin."
  5. Menyimpan uang adalah sebuah kebiasaan hidup yang bijaksana untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga dan merupakan tanda hidup berdisiplin. Itu sebabnya Firman Tuhan mengajak kita untuk belajar dari "semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas" (Amsal 30:25).
  6. Setelah menyisihkan uang untuk pengeluaran tak terduga, hiduplah sebagai orang beriman, bukan seperti orang tak beriman. Jangan sampai kita menumpukkan harta demi berjaga-jaga seakan-akan tidak ada Tuhan yang memerhatikan dan memelihara kita. Firman Tuhan mengingatkan, "Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?" (Matius 6:30) Melalui perumpamaan orang yang kaya yang bodoh yang membangun lumbung yang lebih besar untuk menyimpan gandum dan barang-barangnya, Tuhan Yesus mengingatkan, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu" (Lukas 12:15).
  7. Singkat kata, uang adalah titipan Tuhan kepada kita untuk digunakan terutama untuk kepentingan-Nya, bukan kita. Jadi, janganlah kita menggenggamnya sebagai milik pribadi.


Ringkasan 391B
Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi
Simak judul-judul kategori "KELUARGA" lainnya di


PERTANYAAN :

Dear tim Telaga,

Sungguh saya sangat senang bisa mendapat jawaban dari "unek-unek" yang selama ini saya simpan. Terima kasih juga atas tawaran konselingnya. Masalah hubungan saya dan suami yang ‘buruk’ ini sudah saya simpan ‘sendiri’ belasan tahun. Senang sekali jika saya bisa membagikannya ke tim Telaga. Saya sudah berumah tangga hampir 17 tahun. Anak saya satu, laki-laki berumur 16 tahun. Saya dan suami adalah karyawan yang bekerja kadang-kadang sampai malam. Saya merasa suami kurang perhatian dan tidak menjalani peran ‘ayah’ sesuai dengan yang saya harapkan. Saya merasa suami tidak pernah membantu dalam proses pendidikan anak, paling tidak memberi ‘contoh’……malah membuat anak saya menjadi kecanduan ‘games’. Yah, satu hal yang paling sukar saya maafkan adalah suami saya telah mendidik anak saya dengan hal-hal yang salah dan kurang memunyai minat untuk membesarkan anak dengan benar, misalnya mencari tahu ‘bagaimana menjadi ayah yang baik’…..mengajarkan disiplin, mendorong anak untuk belajar dan bekerja keras. Sampai saat ini keluhan saya kepada suami adalah mengenai tanggungjawab dia sebagai ayah di zaman sekarang. Saya khawatir akan masa depan anak saya dan yang menguatkan saya adalah ketika ibu saya mengatakan, "Yang penting kamu sudah berusaha dan Tuhan tahu itu dan pasti Dia berikan yang terbaik untuk anakmu…..jadi jangan khawatir!"


Saya pernah mau bercerai sekitar beberapa tahun yang lalu, tapi saya urungkan niat saya itu karena kakak saya berkata, "Tuhan Yesus mau mati disalib untuk manusia, mengapa kamu tidak mau berkorban untuk anak tunggal kamu?" ……dan hasilnya sampai sekarang saya masih suka bertengkar, komunikasi yang ‘kering’ dan kami ‘pisah kamar’. Saya pun bukan seorang Kristen yang baik, saya pernah jatuh dalam dosa perselingkuhan dengan alasan karena saya kecewa dengan suami, tapi dosa itu sudah saya tinggalkan.


Doa saya akhir-akhir ini adalah minta tolong Tuhan supaya hati saya tidak ‘keras’, mau mengampuni, tapi ketika saya melihat suami saya main ‘games’ atau tidak ramah kepada orang lain, saya kembali menghakimi suami saya…..saya mengomel. Berkat Tuhan banyak sekali kepada saya, sampai saat ini saya diberi pekerjaan dengan posisi dan gaji bagus (lebih bagus dari suami), waktu kerja yang fleksibel dan letak rumah yang strategis di pusat kota……suatu hal yang istimewa di Jakarta ini. Hal ini yang kadang membuat saya merasa saya lebih diberkati Tuhan daripada suami. Saya merasa kehidupan saya lebih baik dari suami, karena itu berkat saya lebih banyak dan ini yang membuat saya menjadi sering menghakimi dan merasa segala sesuatu yang dilakukan suami ‘tidak benar’.


Pada waktu kemarin saya membuka situs Telaga, ada artikel menarik mengenai "APAKAH KITA BISA MENGUBAH PASANGAN HIDUP KITA?" dan saya sekarang sedang berusaha untuk menjalankan nasihat yang ada di artikel tersebut.


Tantangan saya juga adalah suami suka meditasi dan kurang suka baca Firman Tuhan walaupun dia mengaku sering berdoa, tapi saya berprinsip bahwa Firman Tuhan harus juga dibaca. Hal ini juga yang terakhir menjadi perdebatan kami. Demikian kondisinya, senang sekali jika kisah saya ini menjadi perhatian tim Telaga. Terima kasih sekali lagi.


Salam : Ibu I.T.


JAWABAN :

Ibu I.T.,

Terima kasih sudah bersedia membagikan pergumulan Ibu dengan suami dan terima kasih juga sudah bersedia sabar menunggu jawaban dari kami. Memerhatikan keluhan Ibu terhadap suami, nampaknya di mata Ibu, suami sudah sangat menjengkelkan karena tidak dapat berfungsi sebagai suami dan ayah yang baik. Suami tidak bertanggungjawab dalam mendidik anak dan seolah-olah tidak peduli pada masa depan anak.


Ada beberapa hal sehubungan dengan masalah yang Ibu hadapi.

  1. Ibu berusaha mengubah suami. Walaupun hal ini memungkinkan untuk dilakukan, namun prosesnya sangat panjang dan sangat menguras energi. Tidak mudah mengubah suami, apalagi jika selama ini di mata Ibu, suami "tidak baik". Karena itu perlu Ibu renungkan dalam-dalam, apakah suami ini memang "tidak baik" sejak sebelum menikah? Kalau memang sejak semula ia bukanlah pribadi yang baik, yang juga dapat menjadi suami dan ayah yang baik, mengapa Ibu mau menikah dengan dia? Atau adakah andil Ibu, sehingga suami menjadi seperti sekarang ini yang menurut Ibu "tidak baik"? Bagaimana menurut Ibu?
  2. Berkaitan dengan komunikasi yang buntu, terlebih sekarang sudah pisah kamar. Komunikasi yang dimaksud bukanlah sekadar berbicara karena ada sesuatu yang harus disampaikan, tetapi komunikasi dari hati ke hati. Komunikasi yang buntu ini membuat Ibu tidak dapat memahami apa sebenarnya perasaannya. Demikian juga sebaliknya. Yang ada adalah saling menyalahkan dan saling menuntut yang berakhir dengan pertengkaran. Ibu I.T. merasa benar dengan tuntutannya, sedangkan suami merasa ditekan dan dituntut. Itu sebabnya kemungkinan suami Ibu lebih memilih bungkam dan menyibukkan diri dengan bermain ‘games’ sebagai pelarian.
  3. Berkaitan dengan perasaan diri lebih dibandingkan dengan suami. Ibu merasa memunyai penghasilan lebih bagus dari suami, merasa lebih diberkati, lebih mampu mendidik anak dan sebagainya. Apakah Ibu pernah mengungkapkan kelebihan-kelebihan itu kepada suami? Jika ya, bisa jadi suami merasa diremehkan sehingga sikapnya tidak peduli terhadap keluarga. Semua kelebihan itu seharusnya membuat Ibu bersyukur dan dapat menggunakan kelebihan-kelebihan itu untuk menunjang tugas Ibu sebagai penolong suami. Tugas utama seorang istri adalah menjadi penolong bagi suami agar suami dapat berfungsi sebagai suami dan ayah bagi anak-anak. Ibu tidak boleh menggantikan fungsi itu dengan alasan suami belum bisa melaksanakan tanggungjawabnya. Sekali lagi yang menjadi tugas Ibu adalah sebagai penolong. Prinsip ini tidak boleh diabaikan, bagaimana pun hebatnya sang istri.

Demikian tanggapan yang dapat kami sampaikan. Harapan dan doa kami, kiranya Tuhan menolong Ibu untuk membangun komunikasi yang baik dengan suami. Tuhan memberkati !


Salam :
Pdt. Didi Darsono


(Sebuah Perjalanan Kasih Karunia. Sebuah Perjalanan Yang Sesungguhnya Tidak Layak Saya Terima)


Oleh: Gaby Limnord
(Sukarelawan dan Konselor Remaja di Pusat Konseling Telaga Kehidupan)


Menempuh pendidikan lanjut di luar negeri merupakan mimpi seorang Gaby Limnord sejak akan lulus SMA. Hanya saja, kedua orangtua saat itu belum tega melepaskan satu-satunya anak perempuan untuk merantau ke negeri orang. Kedua orangtua mengatakan, "Kalau Gaby mau bersekolah di luar negeri, nanti saja waktu studi S2." Gaby pun menyetujuinya dan menempuh pendidikan S1 Psikologi di kota kelahirannya, Surabaya.


Pada semester akhir perkuliahan S1-nya, Gaby mulai merencanakan studi lanjut di luar Indonesia untuk menggapai mimpinya itu. Ia pun mulai mencari syarat-syaratnya, pilihan jurusan, kampus, hingga negara mana yang menyediakan program studi psikologi yang baik dan relevan. Hingga akhirnya, ia tertarik untuk melanjutkan studi di Australia dan berencana untuk studi S2 pada tahun 2021, tepat 1 tahun setelah ia lulus S1.


Ternyata, pada tahun 2020, dunia dikejutkan dengan munculnya pandemi Covid-19, yang juga mulai masuk ke Indonesia di bulan Maret, tepat 2 minggu sebelum jadwal wisuda S1 Gaby. Pada saat itu, ia mulai merasa cemas akan mimpinya. "Bisakah aku tetap sekolah lagi? Ataukah aku harus merubah rencanaku?" tanyanya dalam hati terus-menerus. Ia pun sempat sedikit marah kepada Tuhan, karena pikirnya, rencana studi lanjut itu bukanlah untuk kepentingan pribadinya, tetapi untuk melayani Tuhan. Dalam salah satu doanya, ia pun bertanya pada Tuhan, "Tuhan, aku ini ‘kan pingin S2 untuk melayani-Mu, tetapi kok seakan malah Tuhan ‘obrak-abrik’ rencanaku ini?"


Meskipun begitu, Gaby belum patah semangat. Di tengah-tengah masa awal pandemi, ia masih berusaha untuk mencari beasiswa di Australia. Namun, ternyata masih belum berhasil didapatkan. Pada akhirnya, dinamika kehidupan yang dialaminya membuatnya mesti menunda impian studi lanjut ini selama 1-2 tahun. Menerima penundaan ini, ia mengubah arah sesaat dan mulai bekerja penuh waktu.


Impian untuk studi masih terus ada di dalam hati Gaby, dan terus ia bawa dalam doanya setiap kali ia menggumulkannya bersama Tuhan. Bukan kebetulan bahwa pada masa-masa itu, Tuhan memberikan padanya pengalaman yang sangat berharga. Sebuah pengalaman yang berat saat salah satu anggota keluarganya jatuh sakit. Terkadang perasaan takut dan sedih sebagai dampak dari pengalaman tersebut juga datang menghampirinya. Puji Tuhan, tangan kasih-Nya yang setia itu selalu menopang hati dan iman Gaby, sehingga ia tetap bisa terus berharap kepada Tuhan. Bahkan, dari pengalaman itulah, Gaby akhirnya menemukan jurusan yang lebih spesifik untuk didalaminya, yaitu bidang neuropsikologi.


Pada awal tahun 2022, kesempatan yang dinantikan datang, kesempatan dibuka untuk pendaftaran beasiswa studi S2. Gaby pun memutuskan untuk mendaftar dan mengikuti rangkaian proses seleksi beasiswa serta seleksi universitas. Puji Tuhan, satu demi satu telah terlewati dengan pertolongan Tuhan, dan Gaby akhirnya mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia dan diterima di universitas yang diidamkannya.



Namun ternyata, proses Tuhan belum berhenti sampai di situ. Ketika universitas memberikan letter of acceptance (surat penerimaan), Gaby hanya memiliki 7 hari untuk menerima tawaran tersebut dan melakukan pembayaran deposit di awal. Berhubung ia akan melanjutkan studi dengan beasiswa, Gaby menyerahkan tugas pembayaran kepada badan pemberi beasiswa. Ternyata, badan beasiswa membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraan untuk memproses itu semua. Pada saat itu, ada seorang teman yang menawarkan untuk meminjamkan dana, tetapi ternyata dana tersebut juga tidak dapat digunakan, karena terkendala sistem dari situs universitas yang tidak lagi dapat diubah. Gaby pun mulai merasa cemas, terlebih lagi ketika universitas mengatakan bahwa pembayaran harus segera dilakukan agar kursi Gaby di program studi itu tetap aman, meskipun sudah diberikan perpanjangan waktu oleh universitas.


"Tidak ada pertolongan manusia yang dapat membawamu kepada apa yang Aku akan beri.


Andalkan Aku saja, jangan yang lain." Kalimat ini yang terus terlintas di dalam pikiran Gaby.


Sebuah pelajaran yang sangat bernilai dari Tuhan.


Waktu terus berjalan dan hingga akhirnya, setelah hampir 1 bulan, proses yang sempat tersendat itu mulai beres dan akhirnya tuntas tepat di hari ulang tahun Gaby di bulan Desember ini. Sangat terasa bahwa ini adalah kado istimewa dari Bapa yang sangat mengasihinya.


Perjalanan dan proses studi lanjut ini sungguh menjadi sebuah perjalanan iman, perjalanan penuh kasih karunia. Mengajarkan bahwa meskipun rencana Tuhan kadang kala terkesan menginterupsi rencana kita, sesungguhnya itulah kasih karunia bahwa Tuhan masih campur tangan dan menggenapi rencana-Nya dalam kehidupan kita. Ada masa di mana seakan kita menghadapi jalan buntu di semua sisi, lihatlah ke atas dan kenalilah hati-Nya. Cerita ini bukan hanya menunjukkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang murah hati dan menjawab doa kita, namun Ia adalah Tuhan yang setia yang selalu menopang, mendidik, membimbing dan selalu menyertai anak-anakNya - sekalipun kita tidak layak. Hingga pada akhirnya hati kita hanya dapat memuji nama-Nya, sebab hidup kita adalah a journey of grace, a journey we don't deserve (Sebuah perjalanan kasih karunia, sebuah perjalanan yang sesungguhnya tidak layak kita terima). Immanuel!






Bina Iman Anak Tunas Kehidupan berkesempatan merayakan Natal bersama Yayasan Anak Bangsa Berkat Anugerah (ABBA) pada tanggal 21 Desember 2022. ABBA adalah sebuah yayasan yang melayani anak-anak asuh dari berbagai wilayah di Indonesia. ABBA berdiri sejak 2014, berlokasi di Jl. Lembah Dieng no.7, Malang. Saat ini ada 10 pembina yang melayani dengan 27 anak asuh dari usia batita hingga 21 tahun.


Sebelum acara dimulai, Bapak Jusuf menaikkan doa syukur membuka acara Natal bersama. Kemudian, Ms. Yuni menyapa anak-anak dan saling berkenalan. Wah ternyata Tuhan mengirimkan anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia (Jawa, Batak, Papua, dan lain-lain) berkumpul di rumah ABBA. Setelah berkenalan, anak-anak dengan semangat menyanyikan puji-pujian Natal merayakan kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Pada kesempatan Natal yang indah ini, salah satu keluarga Tunas Kehidupan yang hadir, yaitu Marvin, Macwin, bersama papa Heru dan mama Sharly mempersembahkan pujian "Maha Karya." Anak-anak ABBA juga turut mempersembahkan tarian "If you believe." Sukacita Natal pun memenuhi rumah ABBA.


Acara dilanjutkan dengan pemberitaan Firman Tuhan. Kak Iin (salah satu mentor ABBA) memimpin dalam doa. Tema Natal kali ini adalah "Hope for The World" yang disampaikan oleh Ms. Yuni. Ms. Yuni bertanya kepada anak-anak: "Apakah kamu punya tokoh idola Super Hero?" . . . Ada anak yang menjawab Superman, Spiderman, Hulk, dan lain-lain. Anak-anak menjawab bahwa mereka suka tokoh Super Hero itu, karena Super Hero adalah tokoh penyelamat yang memiliki kekuatan super. Lalu, Ms. Yuni mengatakan bahwa demikian juga bangsa Israel yang menanti-nantikan kedatangan Seorang Juru Selamat yang akan menyelamatkan mereka, seperti yang telah dijanjikan Tuhan melalui Nabi Yesaya (Yesaya 7:14). Bangsa Israel menunggu-menunggu dan menunggu. Akhirnya, janji Tuhan pun digenapi dengan kelahiran Yesus Kristus.


Ada dua pesan Natal bagi kita, yaitu: pertama, Yesus lahir beriku keselamatan. Berita Natal pertama kali disampaikan oleh Malaikat Tuhan pada seorang perempuan muda yang bernama Maria. Malaikat Tuhan berkata: "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia YESUS" (Luk. 1:31). Maria merasa takut, karena dia masih perawan (belum menikah). Saat itu, Maria sudah bertunangan dengan pria yang bernama Yusuf, tapi mereka belum menjadi suami-isteri. Jika seorang perempuan mengandung di luar nikah, maka hukuman pada waktu itu adalah dirajam batu. Maria bingung bagaimana hal itu bisa terjadi? (Luk. 1:34). Namun, Malaikat Tuhan mengatakan bahwa anak itu adalah kudus, anak Allah dan bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 35-37).


Mengetahui kabar bahwa Maria hamil, maka Yusuf hendak menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, Malaikat Tuhan datang Yusuf dalam mimpi dan memberitahu supaya Yusuf tidak takut untuk mengambil Maria sebagai isterinya, sebab anak dalam kandungan Maria dari Roh Kudus (Mat. 1:20). Bayi itu harus diberi nama Yesus, artinya ALLAH menyelamatkan. Sesuai dengan namanya, Tuhan Yesus lahir untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa (Mat. 1:21). Maria dan Yusuf mau percaya dan taat melakukan perintah Tuhan, walaupun tugas yang mereka terima sulit.


Ms. Yuni kembali mengajukan pertanyaan: "Siapakah di antara kita adalah orang berdosa? . . . Alkitab berkata bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Dan upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6: 23). Dosa membawa manusia pada kebinasaan kekal. Allah mau menyelamatkan umat-Nya (yaitu orang yang percaya kepada-Nya) dari dosa. Oleh sebab itu, Allah mengirimkan Yesus Kristus lahir ke dalam dunia untuk menyelamatkan umat-Nya. Nah, siapa yang mau diselamatkan oleh Tuhan Yesus? . . . Jika demikian, sudahkah kamu percaya dan menerima Tuhan Yesus? . . . Ya, barangsiapa yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus, maka dia pasti diselamatkan.


Kedua, Yesus lahir beriku pengharapan. Pengharapan berasal dari kata dasar harapan, yang berarti perasaan (harapan) yang muncul dari rasa percaya. Nah, tahukah kamu bahwa Allah mau memberitahukan suatu rahasia yang mulia bahwa Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan (Kolose 1:27). Wow, luar biasa ya. Tuhan Yesus meninggalkan surga yang mulia. Dia lahir ke dalam dunia dan tinggal di tengah-tengah kita. Sesuai dengan nama-Nya, Imanuel yang artinya Allah beserta kita. Kelahiran Yesus memberi pengharapan baru bagi orang-orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Suatu hari kelak kita pun akan menikmati kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus Kristus di Surga yang mulia.


Lebih lanjut, Ms. Yuni menunjukkan sebuah gambar anak kecil yang berada di sebuah hutan yang gelap. Ms. Yuni bertanya: "Pernahkah kamu berada dalam gelap? . . . Bagaimana perasaanmu? . . . Benar, berada dalam gelap itu membuat kita merasa takut. Efesus 5:8 berkata: "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang." Waktu kita belum percaya Yesus Kristus, kita adalah kegelapan (hidup dalam dosa dan melakukan kejahatan) dan tidak ada harapan. Tetapi saat Yesus lahir dalam hati kita, maka Kristus adalah pengharapan dalam hidup kita. Yesus Kristus akan menerangi hati kita, sehingga kita disebut anak-anak terang, bukan anak-anak gelap. Sebagai penutup, Ms. Yuni mengajak anak-anak menuliskan komitmen dan pengharapan mereka kepada Tuhan dan memohonkan berkat dari Tuhan Yesus Kristus.


Kiranya, pesan Natal bahwa Yesus lahir, beriku keselamatan dan pengharapan menjadi sukacita besar bagi kita sekalian. Selamat Natal dan menyongsong tahun baru 2023. Imanuel, Allah menyertai kita.




KATEGORI KELUARGA

Selama lebih dari 24 tahun, ada cukup banyak judul yang membahas seputar masalah KELUARGA dan diantaranya adalah :


T 041 Keluarga Jarak Jauh/ Ekses Keluarga Jarak Jauh
T 084 Amsal Untuk Keluarga (I + II)
T 191 Masalah Kuasa dalam Keluarga (I + II)
T 197 Bantal Keluarga (I + II)
T 211 Kebohongan Dalam Keluarga/ Ketika Pasangan Tidak Setia
T 325 Komunikasi Dalam Keluarga/ Latar Belakang Keluarga dan Karunia
T 326 Kebahagiaan Keluarga dan Murah Hati/ Kebahagiaan Keluarga dan Pengampunan
T 372 Media dan Keluarga (I – II – III – IV)
T 413 Prinsip Ekonomi Keluarga/ Hikmah Kesulitan Ekonomi


POKOK - POKOK DOA

Ketika Pokok Doa ini dibuat, tahun 2022 tinggal beberapa jam lagi akan kita tinggalkan, memasuki tahun 2023. Di akhir tahun 2022 ini kita patut bersyukur atas penyertaan Tuhan sepanjang tahun 2022, dalam susah maupun senang, dalam sakit maupun sehat kita sungguh merasakan pimpinan dan penyertaan-Nya sehingga kita boleh memasuki tahun 2023. Beberapa doa syukur dan juga doa permohonan adalah sebagai berikut:


  1. Bersyukur untuk donasi yang telah diterima dari Ibu Gan May Kwee di Solo sejumlah Rp 500.000,- dan hadiah Natal untuk program Telaga dari Saudari NN di Surabaya sejumlah Rp 2.000.000,-.
  2. Bersyukur untuk tambahan rekaman pada akhir Desember 2022 dengan Bp. Heman Elia sebagai narasumber sehingga dalam tahun 2022 telah 7x diadakan rekaman.
  3. Doakan agar dalam bulan Januari atau Februari 2023 materi rekaman terbaru sudah bisa dikirim ke radio-radio yang sudah menunggu.
  4. Menjelang akhir tahun 2022, Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) di Sidoarjo bersyukur untuk dukungan yang diberikan oleh Bp/Ibu/Sdr. Kiranya Tuhan beserta dan memberkati dengan kelimpahan kasih-Nya.
  5. Bersyukur menjelang akhir tahun 2022, lebih banyak klien yang boleh dipercayakan dari bulan-bulan sebelumnya. Doakan agar semakin banyak jiwa yang bisa ditolong dan keluarga-keluarga dipulihkan.
  6. Doakan agar tim Telaga Kehidupan diberi kesatuan hati dalam pelayanan di tahun 2023, diberi kepekaan akan pimpinan Tuhan serta hati yang taat dan percaya.
  7. Doakan untuk perjalanan misi ke Bokondini, Wamena, Nabire dan Sentani di Papua yang diadakan oleh Ibu Anita Sieria dari PKTK Sidoarjo bersama Ibu Fanny Lesmana dari "Bantal dan Buku" pada tanggal 8 – 20 Januari 2023. Doakan untuk kesiapan dan kesehatan serta kepekaan akan arahan Tuhan dalam perjalanan misi ini.
  8. Doakan untuk acara peresmian Pusat Konseling dan Bina Iman Anak TELAGA PENGHARAPAN yang akan diadakan pada tanggal 23 Januari 2023; tim Telaga Pengharapan yang memersiapkan, Pembicara yang menyampaikan materi serta para undangan yang akan hadir, kiranya Tuhan yang akan memimpin dan memberkati.
  9. Doakan agar tim Telaga Pengharapan dapat sehati sepikir melayani bersama dalam tahun 2023.
  10. Kita bersyukur atas penyertaan Tuhan sepanjang tahun 2022 juga atas campur tangan-NYA baik kepada Pemerintah dan segenap jajarannya di seluruh Indonesia dalam mengatur dan mengatasi berbagai hal sehubungan dengan bencana alam, kesehatan, ekonomi dan lain-lain, juga dalam kita semua memasuki tahun yang baru, tahun 2023.