Ketika Pasangan Tidak Setia

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T211B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Ketidaksetiaan dan kebohongan dapat diidentikkan keduanya berada dalam satu paket yang sama. Jika ketidaksetiaan sudah mulai muncul apa yang harus kita lakukan? Bagian ini akan mengulas secara konkret mengenai hal ini.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

T 211 B "Ketika Pasangan tidak Setia" oleh Pdt. Paul Gunadi

Ketidaksetiaan dan kebohongan dapat diidentikkan keduanya berada dalam satu paket yang sama. Ada orang yang berbohong karena memang ia tengah melanggar janji kesetiaannya. Di dalam dosa, ia berusaha keras menyembunyikan perbuatannya dan terus membohongi kita. Kalau ditanya, ia senantiasa mengelak meski perbuatannya terlalu nyata dan bukti sudah begitu menumpuk.

Jika ini yang terjadi, berbicaralah kepadanya dengan rasional, tidak perlu emosional. Jangan lagi bertanya apakah benar ia berbuat begini begitu; langsung katakan kepadanya bahwa kita tahu apa yang telah dilakukannya. Sampaikan kepadanya bahwa kita ingin memperlakukannya seperti orang dewasa; itu sebabnya kita mengajaknya berbicara seperti ini. Tanyakanlah apa yang yang dikehendakinya sekarang: Apakah ia tetap ingin melanjutkan hubungan dengan pihak ketiga itu ataukah ia bersedia memutuskan hubungan dan kembali kepada kita? Mintalah kepadanya untuk tidak memberi jawaban sekarang; berilah waktu seminggu kepadanya untuk mempertimbangkan keputusannya. Pada intinya kita meminta bila ia memutuskan kembali kepada kita, maka ia harus kembali bersih dari relasinya dengan pihak ketiga itu.

Setelah seminggu, tanyakanlah jawabannya; jika ia mengatakan tidak tahu, katakanlah bahwa karena ia tidak tahu, maka kitalah yang sekarang akan mengambil keputusan. Nah, di sini diperlukan keseriusan dan kesiapan pada diri kita. Sebab apa pun yang kita putuskan, kita mesti konsisten. Jangan berubah pikiran sebab perubahan pikiran hanyalah memperpanjang masalah. Jika kita siap dengan akibat terburuk yaitu perceraian, maka katakanlah bahwa kita akan menceraikannya sebab kita tidak mau dan tidak dapat membaginya dengan pihak ketiga. Berilah ia waktu seminggu untuk memikirkan keputusan kita; setelah tenggang waktu, tanyakan lagi apakah ia ingin mengubah keputusannya atau tidak. Jika jawabnya tetap tidak tahu, bertindaklah sesuai dengan keputusan yang telah kita sampaikan yakni mengajukan perceraian.

Bila kita tidak siap dengan keputusan perceraian, janganlah mengancamnya dengan perceraian sebab ancaman tanpa keberanian untuk mewujudkannya hanyalah akan mengurangi wibawa sendiri. Jika memang kita tidak siap, berbicaralah kepadanya secara rasional dan tanyakanlah, apakah yang kurang dalam relasi ini sehingga ia harus mencarinya di luar. Tanyakanlah apakah ada masalah dalam relasi ini sebab kita bersedia untuk memperbaikinya bila ada. Mintalah kepadanya untuk berpikir dengan jernih dan mulai saat itu, berdoalah bersamanya agar ia dapat melepaskan diri dari pihak ketiga. Jika ia menolak untuk berdoa bersama, janjikanlah bahwa kita akan selalu mendoakannya. Dan, daripada terus berbohong, mintalah kepadanya untuk jujur kepada kita-kendati itu menyakitkan untuk didengar. Acap kali dosa bertambah manis jika dilakukan sembunyi-sembunyi namun berubah tawar tatkala tidak lagi dilakukan sembunyi-sembunyi.

Firman Tuhan: "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya." (Amsal 11:3)