Berita TELAGA

Keterbukaan Dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
April

Berita Telaga Edisi No. 149 /Tahun XIII/April 2017


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon





KETERBUKAAN DALAM PERNIKAHAN


Keterbukaan dalam pernikahan sangat berkaitan dengan 2 hal:
  • Pertama berkaitan erat dengan kepercayaan, jadi kalau kita tahu pasangan kita terbuka kepada kita, level kepercayaan juga akan meningkat.
  • Kedua, keterbukaan sangat berkaitan dengan berapa dewasa atau matangnya hubungan kita. Maksud saya hubungan yang dangkal seringkali juga diikuti dengan ketertutupan, tapi keterbukaan yang tuntas menunjukkan hubungan ini adalah hubungan yang matang karena masing-masing pihak bisa menerima pasangannya dengan baik.
Keterbukaan bisa mencakup 2 hal:
  1. Keterbukaan dengan masa sekarang atau perasaan kita saat ini, yaitu
    keterbukaan dengan perasaan atau diri kita apa adanya saat ini. Pasangan yang mau bertumbuh tidak bisa tidak pada akhirnya akan menyadari bahwa mereka tidak bisa hidup dengan hanya menyoroti keinginan pasangannya. Dia juga harus mulai menyadari keinginannya dari pasangannya dan membicarakannya, ini yang dimaksud dengan keterbukaan.
  2. Keterbukaan tentang masa lalu kita
    Bukan saja kita terbuka dengan perasaan dan diri kita sekarang ini, kita pun terbuka dengan masa lalu kita. Kalau kita menyembunyikan bagian masa lalu kita dari pasangan kita dan akhirnya dia mengetahui itu dari pihak lain, maka yang akan langsung tertohok adalah rasa percayanya kepada kita, sehingga dia akan mulai membuat prasangka. Idealnya masa lalu yang negatif diketahui bukan setelah menikah tapi pada masa berpacaran yang serius. Sehingga pada masa berpacaran itu keduanya berkesempatan membereskan masalah itu.

Kita perlu bijaksana dalam memberikan informasi tentang masa lalu kita, dan prinsip yang harus kita anut yaitu:

  1. Kita tidak boleh sedikitpun berniat membohongi pasangan kita.
    Kalau sampai ada hal yang belum kita sampaikan itu bukan karena niat membohongi tapi memang kita tidak ingat. Kalau kita ingat dan kita tahu ini penting untuk dia ketahui, dia harus ketahui, kita harus beritahukan ke dia.
  2. Keterbukaan tidak harus selalu berarti detail atau rinci-rincinya.
    Misalnya kita pernah berhubungan seksual dengan orang lain sebelum berpacaran dengan pasangan kita ini, kita harus jujur memberitahukannya namun tidak perlu secara detail bagaimana hubungan itu. Keterbukaan yang mendetail bisa melukai perasaan pasangan untuk waktu yang lama dan memudarkan respeknya terhadap kita. Tapi bedakan untuk hal yang sifatnya penting walaupun itu detail, tetap harus diceritakan kepada pasangan. Misal karena hubungan seksual itu kita hamil di luar nikah lalu kita menggugurkannya, kita perlu jujur mengakuinya pada pasangan. Jangan sampai terlanjur menikah baru tahu masalah ini. Selesaikanlah masalah ini sebelum memasuki i jenjang pernikahan.
    Keterbukaan dari sisi yang lain yaitu latar belakang keluarga juga perlu dibukakan dalam hubungan pernikahan.
    Terbuka tentang latar belakang keluarga seringkali begitu menakutkan namun tetap harus kita lakukan. Jangan sampai pasangan merasa terperdaya dan terperangkap. Misalnya, beritahu pasangan jika ada anggota keluarga kita yang cacat fisik atau mental, pernah masuk rumah sakit jiwa karena masalah kejiwaan, pernah terlibat kriminal, perselingkuhan, atau masalah khusus lainnya.
    Keterbukaan di dalam sisi keuangan juga harus diwujudkan.

    Dalam hal keuangan suami istri 100 % harus terbuka, kalau sampai seseorang tidak berani terbuka,

    sekali lagi masalahnya menurut saya bukan terletak pada keuangan tapi pada hubungan itu sendiri yang nampaknya belum dewasa. Di masa pacaran keterbukaan sudah harus mulai dilakukan, tapi pada waktu pernikahan kebiasaan dan kesepakatan untuk saling terbuka itu harus tetap dibina. Namun

    keterbukaan bukanlah suatu lisensi atau izin untuk menyakiti pasangan kita.

    Saya berikan contoh misalnya, kita ini mengharapkan suami kita jadi manager, sampai sekarang masih belum, masih karyawan terus-menerus. Lalu atas nama keterbukaan kita berkata, "Saya sangat kecewa sekali kamu kok dari dulu tidak pernah jadi manager, terus jadi karyawan." Efesus 4:25 berkata : "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota." Alkitab meminta kita jujur, terbuka, berkatalah yang benar tidak ada alasan untuk kejam atau untuk sengaja menyakiti. Kejujuran mungkin akan melukai tapi jangan sampai sengaja melukai dengan mengatakan hal-hal yang jujur itu.
Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T49B.

TELAGA MENJAWAB

TANYA

Shalom,

Saya wanita yang menemukan kekasih melalui media jodoh Kristen. Sebelum berkenalan dengan pria ini saya pernah berpacaran kemudian putus dan hal ini membuat saya lebih berhati-hati dalam memutuskan untuk berpacaran dan menikah. Karena itu jika berkenalan dengan seorang pria saya berusaha menanyakan apa tujuan hidupnya, kondisi kerohaniannya, dan berusaha mengenal karakternya. Saya menemukan kecocokan dengan pria ini walau kami belum pernah ketemu atau kopi darat.

Kami membicarakan banyak hal, saling bertanya untuk lebih mengenal pribadi masing-masing, termasuk membicarakan tentang pola asuh anak. Dia pun menceritakan latar belakang pengasuhan yang dia terima dari orangtuanya dulu. Sampai suatu hari saya membaca sebuah buku tentang bagaimana akfititas seks anda dan pasangan di masa lalu, bagaimana anda harus terbuka dan membereskannya sebelum pernikahan. Saya dengan ragu-ragu menanyakan bagaimana gaya berpacarannya selama ini. Dia bilang dia punya mantan pacar, aktifitasnya mulai dari membelai rambut, berciuman, sampai akhirnya dia jujur pernah kecanduan pornografi, bermasturbasi bahkan petting (bercumbu) dengan kedua mantannya. Karena saya masih bingung dengan istilah petting, saya pun menanyakan kepadanya dengan detail, kemudian saya kaget dengan penjelasannya.

Dia mengatakan dia sudah menyesal dan bertobat dari hal-hal tersebut, yakin bersama Tuhan dia tidak akan melakukan itu lagi. Tapi saya masih merenungkan apakah saya bisa menerima masa lalunya itu, jika dia bertobat apakah tidak ada kesempatan untuk dia?

Saya dengar dari sahabat saya, pria sulit berubah dan sulit melupakan kenangan-kenangan seksual di masa lalu. Dia bilang saya pantas mendapatkan pria yang baik daripada dengan pria yang belum pernah saya temui, mungkin ini cara Tuhan menyelamatkan saya dari jodoh yang salah. Saya tambah bingung. Bagaimana pendapat Anda? Terima kasih, Tuhan memberkati.

JAWAB

Shalom,

Menurut saya yang pertama harus kita sadari adalah bahwa setiap kita punya masa lalu entah itu baik atau buruk. Setiap kita pernah membuat kebodohan di masa lalu dan setiap kita adalah manusia berdosa. Namun Tuhan mau datang menerima dan mengampuni kita manusia yang berdosa dan najis ini. Bagaimana sikap Tuhan ketika kita masih berdosa? Tuhan berinisiatif datang, mencari, dan mengampuni dosa-dosa kita. Ini harus jadi titik berangkat kita menyikapi situasi, memahami situasi dari cara Allah memandang.

Kalau saya menjadi Anda, sikap saya adalah:

  1. Saya menghargai kejujuran pria ini. Bisa saja dia tidak bukakan tapi dia memilih jujur dan menceritakan dan Anda yang tidak siap. Menurut saya masalah bukan hanya di pria tapi juga di Anda karena Anda menanyakan sesuatu yang Anda sendiri tidak siap hati. Sekali lagi, hargai kejujurannya.
  2. Sebagai wanita Kristen saya akan menempatkan diri, kalau Tuhan Yesus ada bersama-sama saya saat pria ini mengaku, bagaimana reaksi Tuhan Yesus? Apakah Dia shocked…menjauhi dan tidak melanjutkan hubungan lagi? Ini saatnya menempatkan diri bersikap seperti yang Tuhan mau. Bagaimana sikap Tuhan terhadap perempuan yang kedapatan berzinah, terhadap Zakheus, terhadap kita yang saat ini juga masih berdosa? (Suka mengeluh, pesimis, tidak mengucap syukur, dll bukankan kita juga sering melakukan dosa-dosa ini?)
  3. Tuhan Yesus memberi kesempatan kepada Tomas yang meragukannya, memberi kesempatan pada Petrus yang menyangkalnya, lalu kita yang mengaku sebagai pengikut-Nya, kenapa kita tidak ikut teladan-Nya?

Tak ada dosa yang terlalu besar yang tidak Tuhan ampuni. Bukankah ini kesempatan Anda menolong pria ini, menjadi teman baginya dan sama-sama belajar hidup sungguh-sungguh berserah kepada Tuhan?

Saran saya jangan mundur. Lanjutkan hubungan, bertemulah dengan dia dan jalinlah hubungan dalam takut akan Tuhan. (Belajar firman Tuhan bersama, berdoa bersama, saling mendoakan) Nanti Tuhan akan menunjukkan dan memberi hikmat untuk langkah selanjutnya.

Allah menerima Anda ketika Anda masih berdosa, lalu kenapa yang masih berdosa ini tidak bisa belajar menerima sesama orang berdosa?

Kiranya jawaban ini memberi pencerahan bagi Anda.

Salam : Pdt. Esther J. Rey

DOAKANLAH:

  1. Bersyukur setelah dikirimi ulang Surat Kilat Khusus ke Radio Barigas Terang Borneo FM di Palangkaraya, ternyata radio ini masih mengudara dan program Telaga juga masih disiarkan 4x seminggu.
  2. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Indrawati Tambayong sejumlah Rp 500.000,-.
  3. Tetap doakan untuk 1 radio yang masih belum bisa dihubungi, yaitu Siborong-borong FM di Tapanuli Utara. Ada 2 radio yang sudah dikirimi DVD Telaga namun sampai saat ini belum ada berita, apakah program Telaga bisa disiarkan oleh Radio VOS di Dili, Timor Leste dan Radio Dian Mandiri FM di Ambon.
  4. Doakan untuk rencana penerbitan buku Telaga-4 berjudul "Transformasi Karakter", masih dalam tahap pemeriksaan draft buku dan ada 1 artikel yang diubah. Penerbitan buku ini bekerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media.
  5. Doakan untuk Bp. Paul Gunadi dalam memeriksa 4 artikel yang sudah selesai dibuat oleh Bp. Andrew A. Setiawan, rencananya akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh Literatur SAAT dengan judul "Panduan Bijak Berpacaran Sehat".
  6. Doakan untuk rekaman-rekaman berikutnya yang direncanakan dalam bulan Juni 2017 dengan Ev. Sindunata Kurniawan sebagai narasumber.
  7. Bersyukur untuk kelahiran "Abel Brave Lee" pada tanggal 11 April 2017, cucu kedua dari Bp.& Ibu Pdt. Paul Gunadi.
  8. Bersyukur 6 video fragmen Telaga telah selesai dikerjakan oleh Sdr. Shennon. Doakan Bp. Yahya Adi Purnomo yang akan mengerjakan editing akhir. Diharapkan 6 video ini bisa segera dipublikasikan.
  9. Doakan untuk pernikahan Zadok Elia, putra pertama dari Bp.& Ibu Heman Elia yang akan dilangsungkan pada tgl. 29 April 2017 di Malang.
  10. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
    001 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan
    006 – Rp 100.000,-
    011 – Rp 300.000,- untuk 2 bulan
    015 – Rp 2.000.000,- untuk 4 bulan

JUDUL TERBARU

T486 D : LGBT IV (Temanku Gay)
T495 A : Anakku Gay (I)
T495 B : Anakku Gay (II)
T496 A : Uang dan Harta (I)
T496 B : Uang dan Harta (II)
T497 A : Cinta Uang (I)
T497 B : Cinta Uang (II)
T498 A : Mengapa yang Indah Berubah Jadi Buruk (I)
T498 B : Mengapa yang Indah Berubah Jadi Buruk (II)
T499 A :Tanda Pernikahan Sehat (I)
T499 B : Tanda Pernikahan Sehat (II)
T500 A : IA Sudah Menyiapkan Segala Sesuatunya
T500 B : Tetap Fokus dan Berimbang dalam Kesibukan
T501 A : Bertahan dalam Kebangkrutan
T501 B : Bertahan dalam Penderitaan
T502 A : Bahaya Pertemanan Online
T502 B : Menyikapi Berita yang Membanjir
T503 A : Tatkala Anak Lahir Tidak Sempurna
T503 B : Menghadapi Kematian Anak Bayi
T504 A : Merajut Hidup
T504 B : Kapankah Perlu Konseling?
T505 A : Ujaran Kebencian
T505 B : Spiral Kebencian

Halaman