Berita TELAGA

Mengapa Kita Memilih Dia?

Versi printer-friendly
Februari

Berita Telaga Edisi No. 147 /Tahun XIII/Februari 2017


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon





Mengapa Kita Memilih Dia?


Pemilihan pasangan hidup adalah sebuah proses yang rumit dan kadang sulit dicerna. Namun sesungguhnya yang terjadi adalah kita tidak memilih pasangan secara acak atau kebetulan. Kita memilih orang yang memunyai kriteria yang kita idamkan. Itulah sebabnya kita dapat menyukai sejumlah pribadi dan bukan hanya satu karena pada intinya selama orang memiliki kriteria yang kita dambakan, ia akan menjadi sasaran ketertarikan kita. Berikut akan dipaparkan dua kriteria yang kerap menjadi penentu siapakah yang akan mendampingi kita.
  1. NYAMAN yaitu terpenuhinya kebutuhan dan pengharapan. Kita memilih orang yang dapat memenuhi kebutuhan dan pengharapan kita. Misalkan ada yang membutuhkan kasih sayang. Ia pun akan cepat tertarik dengan pribadi yang dianggapnya dapat memenuhi kebutuhannya itu.
  2. AMAN yakni kepastian bahwa ia menerima diri kita apa adanya. Kita cenderung memilih seseorang yang tidak mengancam keberadaan diri kita; kita memilih orang yang makin meneguhkan keberadaan diri kita. Itu sebabnya kita menyukai orang yang mengagumi apa yang ada pada diri kita sebab kekaguman meneguhkan keberadaan diri kita
  3. .
Pemilihan pasangan menuntut kejelian untuk melihat relasi secara menyeluruh. Kendati kedua faktor ini penting namun kita pun harus memerhatikan kecocokan dalam hal lainnya. Berikut akan dipaparkan beberapa masalah yang terkait dengan rasa nyaman dan aman yang kadang membutakan mata kita dalam melihat pasangan dengan tepat.
  • Oleh karena pasangan terlalu mengidolakan kita, pada akhirnya kita terbuai dan gagal melihat area di mana kita mesti bertumbuh. Kita pun terlibat dalam relasi yang tidak sehat dan tidak bertumbuh. Relasi yang sehat mesti didasari atas penerimaan dan penghargaan namun tetap memberi ruang untuk pertumbuhan. Pertumbuhan biasanya terjadi tatkala kita berani terbuka untuk menyatakan ketidakpuasan terhadap pasangan. Sebaliknya, pengidolaan mematikan pertumbuhan.
  • Adakalanya kebutuhan yang kita miliki sangat besar sehingga pasangan mengalami kesukaran untuk memenuhinya. Bila kita lahir dan bertumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, besar kemungkinan kita membawa kebutuhan dan pengharapan yang terlalu tinggi. Kondisi ini sudah tentu akan menyulitkan orang untuk mau bersama kita. Sudah tentu bila ini yang terjadi, kita tidak merasa terpenuhi dan di pihak pasangan, ia merasa letih bersama kita. Jika inilah masalahnya, seyogianyalah kita membereskan masalah kita terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam pernikahan.
  • Kadang kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan memang lemah, sehingga tidak sanggup memenuhi kebutuhan pasangan—sekecil apa pun. Ada pribadi yang tidak siap untuk memberi dan ada pribadi yang tidak tahu bagaimana memberi. Keduanya membuat seseorang sukar untuk memenuhi kebutuhan pasangannya. Tidak bisa tidak, kita akan mengalami kesukaran mendapatkan pasangan sebab bagaimana pun pasangan memunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi.
  • Oleh karena kita begitu terfokus pada pemenuhan kebutuhan tertentu, kita pun luput melihat bahwa sesungguhnya terdapat banyak ketidakcocokan di antara kita. Kita menjadi terlalu senang karena apa yang kita cari sekarang telah kita temukan. Masalahnya adalah, di luar pemenuhan kebutuhan tersebut ada banyak ketidakcocokan di antara kita. Alhasil, kita pun terjerumus ke dalam pemilihan pasangan yang tidak tepat.

Firman Tuhan: "Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan". (Amsal 3:7) Libatkanlah Tuhan dalam proses pemilihan pasangan hidup; Tuhan ingin memimpin kita kepada anak-Nya. Terbukalah terhadap penilaian orang lain dan senantiasa berdoa agar kita melihat jelas apakah ia orang yang tepat untuk kita dan kita adalah orang yang tepat untuknya.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T290A.

TELAGA MENJAWAB

TANYA

Shalom,
Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan persiapan pernikahan, yaitu:

  1. Apa yang menjadi indikator bahwa pacar saya sekarang adalah benar-benar calon pasangan hidup saya?
  2. Calon saya ini suka bicara blak-blakan dan kadang membuat saya sakit hati karena saya termasuk orang yang sensitif. Adakah solusi untuk kami berdua?
  3. Calon saya berada di luar negeri. Apakah kami harus mengikuti Bina Pranikah?
  4. Apakah acara lamaran – dimana pria mendatangi calon istrinya dengan membawa seserahan - itu diatur dalam iman Kristen? Apakah itu wajib dilakukan atau hanya bagian dari adat?
  5. Setiap kali kita saling menyesuaikan dengan pasangan kita, itu berarti kita meredam ego untuk menjadi diri sendiri apa adanya atau itu yang disebut dengan proses saling mengerti ya?
Mohon pencerahannya, terima kasih.

JAWAB

Shalom,
Terima kasih atas pertanyaannya. Sebelum saya menjawab, saya ingin menegaskan kepada Saudara untuk sungguh berpikir lebih dalam. Ketika seseorang ingin menikah itu diperlukan pengenalan yang cukup di antara kedua pasangan. Berikut jawaban dari pertanyaan Saudara:

  1. Berkaitan dengan indikator, Saudara bisa mengerti melalui apa yang Alkitab katakan bahwa kalian harus merupakan pasangan yang seimbang. Hal ini mengandung pengertian tidak berat sebelah dan nyambung ketika diajak diskusi atau bicara, bukan berbeda jauh atau bahkan bertolak belakang. Seiman dalam kapasitas kerohanian yang seimbang, sama-sama mengenal Tuhan Yesus dan memiliki kerinduan untuk bertumbuh di dalam Tuhan.
  2. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan membutuhkan komitmen kuat dan belajar untuk saling melengkapi bukan saling melukai atau membuat salah seorang terluka. Dibutuhkan waktu untuk lebih sering bersama dan berbicara lebih dalam mengenai hal-hal apa yang perlu dihadapi, hal-hal apa yang perlu dihindari, hal-hal apa yang perlu dikembangkan.
  3. Menurut saya jika kalian serius ingin menikah, Bina Pranikah harus ditempuh bukan saja sebagai syarat untuk bisa diberkati di gereja. Dalam pembinaan pranikah, pasangan ditolong untuk melihat apa itu pernikahan dan apa saja hal-hal yang akan dihadapi dalam pernikahan. Kalian berdua diberi waktu untuk sungguh-sungguh lagi berdoa dan melihat apakah memang kalian berdua merupakan pasangan yang seimbang.
  4. Inti dari lamaran adalah menyampaikan secara baik-baik mengenai keseriusan seorang pria untuk melamar calon istrinya. Biasanya ditandai dengan pemberian karena itu wujud dari mengasihi, sebagai tanda keseriusan Saudara, dan sebagai tanda penghormatan pada keluarga calon istri. Tapi mengenai apa, berapa dan isinya itu semua bisa dibicarakan dan disepakati bersama.
  5. Arti menyesuaikan dengan pasangan adalah kedua belah pihak mau saling belajar. Contoh: Kalau biasanya Saudara berpikir dengan kecepatan tinggi (4) sedangkan pasangan dengan kecepatan berpikir rendah (2) maka yang 4 mencoba menurunkan kecepatan ke 3 dan yang 2 mencoba menaikkan kecepatan ke 3. Disitulah proses penyesuaian terjadi, kedua belah pikah belajar menyesuaikan, belajar berkorban, dan belajar untuk berjuang.

Hubungan yang sehat adalah menolong kedua belah pihak untuk menjadi semakin baik, bukan menjadi apa adanya (dalam arti stagnan dan tidak mau berubah kea rah yang lebih baik), tapi kita mau belajar berubah menurut standar Allah. Tidak benar kalau kita berkata ini apa adanya saya (saya sensitif, saya malas, saya lamban, saya pasif dan saya menerima semuanya itu karena inilah saya apa adanya). Seperti calon saudara yang bicaranya blak-blakan, jika dia berkata ya inilah saya apa adanya, tentu itu tidak benar. Namun calon mau belajar untuk lebih berhati-hati dalam berbicara (karena sadar bahwa tidak semua orang siap dan suka dengan kata-kata yang blak-blakan dan karena kita perlu bijaksana dalam berkata-kata). Inilah proses saling menyesuaikan.

Saran saya, kalian berdua perlu waktu untuk lebih sering bertemu muka dan lebih sering membahas tentang apa arti pernikahan Kristen, apa itu komitmen dalam pernikahan Kristen., pernikahan Kristen itu seperti apa (arti, tujuan, hambatan, dan solusi yang akan dihadapi dalam pernikahan Kristen).

Demikian jawaban saya, semoga bisa menolong.

Salam : Esther Rey

DOAKANLAH:

  1. Bersyukur untuk sumbangan sejumlah Rp 1.000.000,- yang diterima dari Ibu Gan May Kwee di Solo.
  2. Bersyukur bulan ini Telaga telah berusia 19 tahun dan dalam bulan ini pula direkam judul yang ke-1000 (T 500) bersama Bp. Paul Gunadi sebagai narasumber.
  3. Bersyukur syuting fragmen berjudul "Orangtua Baru dan Tantangannya" telah diselesaikan pada tanggal 18 Pebruari 2017.
  4. Doakan untuk Sdr. Shanon yang akan mengedit syuting 6 fragmen agar dalam waktu tidak terlalu lama bisa selesai dan diadakan evaluasi.
  5. Bersyukur selama Bp. Paul Gunadi ada di Malang telah diadakan 5x rekaman dan doakan untuk rekaman selanjutnya sebelum tanggal 8 Maret 2017.
  6. Tetap doakan untuk 2 radio yang mengalami kerusakan pemancar, yaitu Radio Pelita Kasih Seruyan FM di Kuala Pembuang dan radio Bahtera Hayat FM di Kuala Kapuas yang sejak bulan Mei 2016 untuk sementara siaran dihentikan karena sedang membangun fondasi rumah untuk studio.
  7. Doakan agar ada tambahan radio yang bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga.
  8. Doakan agar buku Telaga – 3 berjudul "Hidup tanpa Penyesalan : Memilih Pasangan Hidup" bisa terbit pada awal bulan Maret 2017 atas kerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media.
  9. Doakan untuk Ev. Sindunata Kurniawan agar ditengah-tengah kesibukannya, masih bisa menyisihkan waktu untuk mengadakan rekaman bersama Bp. Daniel Iroth, M.Div.
  10. Bersyukur untuk pertemuan antara beberapa pemain fragmen dengan Bp. Paul Gunadi pada hari Minggu, 26 Pebruari 2017.
  11. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
    006 – Rp 100.000,-
    010 – Rp 3.000.000,- untuk 6 bulan
    011 – Rp 300.000,- untuk 2 bulan

BUKU
BARU

Telaga-1 & Telaga-2
Harga @ Rp. 48.500,-/ eksemplar
Pemesanan:
Sekretariat LBKK
Jl. Cimanuk 56 Malang

Halaman