Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.

Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.

Panggilan Menjadi Pendeta

Keterpanggilan kita perlu diuji lewat uji pelayanan, uji hidup rohani dan uji karakter. Apakah ketika kita menghadapi krisis pelayanan tetap ingin melayani Tuhan ? Kesukaan melayani tanpa relasi yang dekat dengan Tuhan membuat kita sebatas melakukan aktifitas pelayanan sosial bukan aktifitas pelayanan rohani. Apakah kita memiliki kerendahan hati, kesediaan berkorban, kejujuran, integritas, hati yang sedia dan senang diajar. Sangat strategis bisa memunyai mentor rohani dan Kelompok Pertumbuhan Bersama (KTB).

Dinamika Pernikahan Pendeta

Seorang pendeta tetap perlu pendampingan pacaran dan pranikah yang mendalam dan berkualitas. Pernikahan perlu dirawat dan ditumbuhkan dengan benar sehingga manfaatnya banyak. Anak-anak yang dikaruniakan akan menduplikasi pernikahan orang tuanya yang berkualitas. Warga jemaat akan memiliki model hidup dan motivasi kuat untuk membangun pernikahan yang berkualitas, sehingga kehidupan pernikahan yang buruk bisa dihindari.

Dinamika Anak Pendeta

Anak-anak pendeta dituntut untuk bersikap dan berperilaku seperti pendeta. Terdapat dua sumber yang menyebabkan anak merasa tertekan yaitu dari keluarga inti dan dari lingkungan pelayanan orangtua tersebut atau dari masyarakat. Biarlah kita semua menyadarinya sehingga anak-anak pendeta bisa bertumbuh kembang dengan sehat sebagaimana anak-anak pada umumnya.

Kepribadian Neurotik II

Kepribadian neurotik menggambarkan kondisi seseorang yang dipenuhi kecemasan. Kondisi ini Tidak sama dengan kecemasan karena trauma. Kecemasan pada neurosis masih berada dalam jangkauan rasio dan rata-rata orang dengan kepribadian neurotik masih cukup dapat menjalani kehidupannya. Ada 3 model kepribadian neurotik, yaitu kepribadian neurotik mendekat, melawan dan menjauh dengan dinamika masing-masing kepribadian dan sumbangsih masa kanak-kanak.

Kepribadian Neurotik I

Kepribadian neurotik menggambarkan kondisi seseorang yang dipenuhi kecemasan. Kondisi ini Tidak sama dengan kecemasan karena trauma. Kecemasan pada neurosis masih berada dalam jangkauan rasio dan rata-rata orang dengan kepribadian neurotik masih cukup dapat menjalani kehidupannya. Ada 3 model kepribadian neurotik, yaitu kepribadian neurotik mendekat, melawan dan menjauh dengan dinamika masing-masing kepribadian dan sumbangsih masa kanak-kanak.

Kepribadian Agresif Pasif

Gangguan kepribadian agresif pasif disebut juga gangguan kepribadian negativistik. Tindakan menyerang, melawan, menyakiti dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui langsung oleh sang korban. Dibalik gangguan kepribadian agresif pasif adanya rasa rendah diri. Keterbukaan kita akan membawa dampak positif sehingga orang tersebut bisa keluar dari kepribadian yang kurang sehat.

Kepribadian Dependen

Gangguan kepribadian dependen dimiliki mereka yang memiliki kebutuhan berlebih untuk diperha- tikan, mendorong mereka untuk menjadi patuh, bergantung dan takut terhadap perpisahan.. Anak bertumbuh dengan penghargaan diri yang rendah, sehingga mereka bersandar pada orang lain untuk mendapatkan arahan dan dukungan. Penanganan kepribadian dependen lebih menjanjikan perubahan positif. Kebanyakan orang berkepribadian dependen termotivasi untuk berubah.

Kepribadian Antisosial

Gangguan kepribadian antisosial dialami orang dewasa yang pada masa kecilnya melihat perilaku yang menyimpang. Pengalaman penderitaan masa kanak-kanak memainkan peran utama memengaruhi kecenderungan menjadi orang dewasa yang antisosial. Ketidakdisiplinan juga menjadi penyebab utama. Ketika orangtua mengombang-ambingkan anak dengan kekerasan yang tidak beralasan dan disiplin yang tidak konsisten, orangtua seakan-akan memberi pesan yang membingungkan anak tentang apa yang baik dan apa yang salah. Orang dengan gangguan kepribadian antisosial tidak dapat berubah dengan cepat.

Kepribadian Menghindar

Gangguan kepribadian menghindar dimiliki mereka yang terlalu sensitif terhadap evaluasi negatif. Ada kemiripan dengan gangguan kepribadian Skizoid, cenderung menghindari hubungan intim. Bedanya, kepribadian menghindar sebenarnya mengharapkan kedekatan dan merasakan suatu luka emosi atas ketidakmampuan mereka menjalin hubungan dengan orang lain. Mereka belajar mengungkapkan pikiran dan disfungsi perilaku yang terkait dengan hubungan antar pribadi serta melihat bahwa bahwa hal yang mereka percayai tidaklah rasional.

Kepribadian Skizotipal

Orang yang memiliki gangguan kepribadian skizotipal adalah orang yang unik, eksentrik dan aneh dalam cara berpikir, berperilaku dan berelasi dengan orang lain, termasuk sikap menyendiri dan menarik diri dari masyarakat. Orang dengan gangguan ini kemungkinan besar dengan pola asuh keluarga yang psikotik. Saat anak-anak, orang-orang dengan gangguan skizotipal pasif, secara social tidak terlibat, terlalu sensitif terhadap kritik dan tampak ganjil dalam berpikir.

Halaman

Berlangganan RSS - Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.