Panggilan Menjadi Pendeta

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T529A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Keterpanggilan kita perlu diuji lewat uji pelayanan, uji hidup rohani dan uji karakter. Apakah ketika kita menghadapi krisis pelayanan tetap ingin melayani Tuhan ? Kesukaan melayani tanpa relasi yang dekat dengan Tuhan membuat kita sebatas melakukan aktifitas pelayanan sosial bukan aktifitas pelayanan rohani. Apakah kita memiliki kerendahan hati, kesediaan berkorban, kejujuran, integritas, hati yang sedia dan senang diajar. Sangat strategis bisa memunyai mentor rohani dan Kelompok Pertumbuhan Bersama (KTB).
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
T 529 A "Panggilan Menjadi Pendeta" dpo Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.

Pembahasan di sini untuk menolong kita yang mungkin bergumul akan panggilan pelayanan menjadi pendeta atau hamba Tuhan penuh waktu dan sedang berpikir untuk masuk ke Sekolah Teologi atau Sekolah Alkitab. Istilah pendeta di sini luas, yakni hamba Tuhan sepenuh waktu yang melayani di gereja maupun pelayanan di luar gereja, baik yang ditahbiskan gereja maupun yang tidak ditahbiskan gereja. Untuk mudahnya dalam bahasan kita di sini disebut pendeta. Ada berbagai pintu masuk kita bisa merasa terpanggil untuk menjadi pendeta. Ada yang melihat pendeta sebagai figur yang dihormati dan disegani dan kita menjadi tertarik untuk menjadi pendeta. Ada yang karena merasa mendapatkan mimpi dan penglihatan yang mengarahkan kita untuk menjadi pendeta. Ada juga yang karena kita mungkin merasa terintimidasi oleh orang tua kita karena orang tua kita pendeta dan kita sebagai keturunannya harus melanjutkan kepemimpinan orang tua sebagai pendeta karena merupakan gereja independen. Ada yang sedari kecil diberitahu orang tuanya bahwa sejak dalam kandungan sudah didoakan dan diserahkan untuk menjadi pendeta sebagaimana kisah Samuel dalam Perjanjian Lama. Dasar yang kokoh dan solid panggilan menjadi pendeta adalah kesadaran bahwa diri diselamatkan semata oleh anugerah Allah lewat penebusan Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Bahwa diri mengakui berhutang besar pada Allah dan terdorong memberikan dirinya sebagai persembahan yang hidup kepada Allah. Api melayani Allah menyala-nyala oleh hati yang mencintai dan mengabdi pada Allah. Dasar yang kokoh dan solid ini menjadi penting untuk menghindarkan diri dari menjadi pendeta semata karena profesi dan membutuhkan pekerjaan. Memang dalam KTP, kartu tanda pengenal, ditulis bahwa pekerjaan: pendeta. Namun, etosnya adalah semangat melayani sepenuh hati melampaui penghasilan finansial yang diterima. Hal demikian menghindarkan kita dari model gembala upahan yang Tuhan kecam dalam Alkitab.

Selanjutnya keterpanggilan kita perlu diuji. Yakni lewat uji pelayanan, uji hidup rohani dan uji karakter.

  1. 1) Uji pelayanan. Berilah waktu minimal sekali dua tahun untuk terjun dalam aneka tugas pelayanan di dalam gereja atau di luar gereja. Kerjakan berbagai tugas pelayanan: tugas-tugas fisik seperti bersih-bersih gereja, antarjemput anak-anak Sekolah Minggu, tugas-tugas kepanitiaan dan keorganisasian gereja, tugas-tugas yang tampil di depan umum: memimpin pujian dan ibadah, mengajar di Sekolah Minggu, membawa renungan singkat. Apakah kita menikmati? Apakah kita semakin haus untuk memberi waktu lebih banyak untuk melayani? Apakah ketika kita menghadapi krisis pelayanan tetap ingin melayani Tuhan? Krisis pelayanan misalnya berupa sudah berkorban melayani namun tidak dihargai atau disalahmengerti.
  2. 2) Uji hidup rohani. Apakah kita menikmati dan bertumbuh dalam relasi pribadi dengan Tuhan? Apakah di tengah aktivitas keseharian dan aktivitas kegiatan pelayanan kita menikmati permenungan firman dan doa? Keintiman dan kehausan akan Allah menjadi makin nyatakah? Apakah Kristus menjadi pusat hidup kita? Kesukaan melayani tanpa relasi pribadi dengan Tuhan membuat kita sebatas melakukan aktivitas pelayanan sosial dan bukan aktivitas pelayanan rohani. Jika kita sebatas hobi kegiatan pelayanan sosial dengan tanpa membutuhkan dan menikmati relasi pribadi dengan Tuhan, sangat kurang tepat jika kita bercita-cita menjadi pendeta dan masuk ke Sekolah Teologi. Pendeta membawa peran imam dan nabi bagi jemaat yang dilayaninya. Artinya pendeta sendiri perlu dekat dan mengalami Tuhan secara dinamis dalam hidupnya sebelum dia membawa jemaat dekat dan mengalami Tuhan secara dinamis pula.
  3. 3) Uji karakter. Apakah kita memiliki kerendahan hati untuk melayani dan meminta maaf jika bersalah, kesediaan untuk berkorban, kejujuran dan integritas, hati yang sedia, setia dan senang diajar? Apakah sembilan buah Roh Kudus tampak dan diakui orang-orang sekeliling kita?

Dapat diringkas, sebelum mendaftar ke sebuah Sekolah Teologi, kita perlu memiliki kematangan panggilan dan kematangan diri di level tertentu. Tiga uji di atas menjadi sarana untuk memastikan dan sekaligus mengasah kita. Menjadi pendeta tak cukup hanya berbekal keyakinan diri terpanggil. Keyakinan panggilan tak cukup hanya berbekal pengalaman supranatural, tapi perlu ada konfirmasi orang lain dan diuji di medan pelayanan nyata.

Untuk sukses melalui tiga uji di atas, sangat strategis untuk kita memiliki mentor rohani dan kelompok pertumbuhan bersama (KTB). Mentor akan menolong untuk memandu dan memberi umpan balik dalam perjalanan latihan pelayanan dan pertumbuhan rohani kita. Demikian juga rekan-rekan KTB kita. Pertimbangkan lulus SMA untuk tidak langsung mendaftar ke Sekolah Teologi. Sedapatnya minimal bekerja selama dua tahun atau mengambil pendidikan diploma atau bahkan mengambil pendidikan sarjana. Pengalaman kerja maupun pendidikan di Perguruan Tinggi umum akan meningkatkan level kematangan panggilan dan kematangan diri kita. Kita akan makin siap menghadapi dunia Sekolah Teologi yang tidak ideal dan meningkatkan kesiapan untuk melayani warga jemaat dengan segala pergumulan hidupnya. Orangtua berperan penting. Jika kita mendapatkan anak kita setelah melewati tiga uji ini kurang memadai, sebaiknya anak tidak dipaksakan untuk masuk ke Sekolah Teologi dan menjadi pendeta. 2Petrus 1:10 "Karena itu saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung".