Selamat dari Salah Pilih Jurusan( II )

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T530B
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Pengenalan karier adalah bagian dari pengenalan diri. Pengenalan diri merupakan faktor yang besar untuk mengerti tujuan hidup serta panggilan hidup yang diberikan Tuhan kepada masing-masing anak. Sejak dini aktifitas anak yang sehat seperti bermain dan berinteraksi yang sehat akan mengembangkan fondasi diri anak dan akhirnya anak akan menemukan karier yang sesuai dengan panggilan khususnya. Jadi peran orang tua, guru sekolah dan konselor anak dalam masa-masa pencarian pengenal diri ini sangat penting sekali.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Agar anak tidak salah pilih jurusan, orang tua perlu mengakui bahwa dunia profesi bersifat dinamis. Ada profesi yang sejalan dengan kemajuan teknologi kini ditinggalkan, misal juru ketik, tukang servis TV. Selain itu ada profesi-profesi baru yang muncul.

Contoh profesi yang masih kurang dikenal: Aktuaris, dengan bidang ilmu bernama: Aktuaria.

Adalah perpaduan ilmu matematika dan keuangan. Aktuaria banyak berhubungan dengan asuransi, pembayaran berjangka, dan sejenisnya. Ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang. Kombinasi antara ilmu tentang peluang, matematika, statistika, keuangan dan pemrograman komputer. Kuliah lewat matematika dulu, lalu menempuh ujian profesi aktuaria yang banyak hitungan matematikanya. (Buku: 7 Jurusan Bergaji Besar). PTN seperti: UI, ITB, UGM, IPB, ITS punya kerjasama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia sehingga beberapa mata kuliah di kampus disetarakan dengan beberapa mata ujian profesi Aktuaris. Sisanya bisa ditempuh sambil bekerja. Ada juga universitas yang memang membuka jurusan Aktuaria.

Maka orang tua perlu membuka diri pada kemungkinan profesi-profesi baru yang mungkin diminati anak kita dan kita belum cukup mengenalnya. Sisi lain, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan berbagai profesi. Sekolah bisa mengisi, perkenalan berbagai profesi sejak dini : anak dibawa ke kantor pemadam kebakaran, orang tua anak dengan profesi tertentu diundang ke kelas dengan bercerita tentang profesinya. Dorong anak untuk aktif bermain sehat dan berinteraksi dengan orang-orang lain.

Menolong anak untuk punya fondasi diri yang sehat--fisik dan psikis—dan memberi ruang anak untuk menjelajahi dan mencoba aneka kegiatan untuk akhirnya bisa mengenal "ini aku suka, ini aku tidak suka, ini aku mampu melakukan dengan baik, ini aku kurang mampu melakukan dengan baik." Anak mengenal dirinya. Bagian dari pengenalan karier sejak dini.

TEPAT PILIH JURUSAN

Pada masa 3 SMP dan 1 SMA:

  1. Ikutkan psikotes. MBTI online. Ada yang gratis. Ada yang berbayar di internet: Self-Directed-Search.
  2. Daftarkan minat profesinya.
  3. Telusuri profesi-profesi tersebut lewat:
    1. Temui dan wawancarai pelaku profesi tersebut: senang dan susahnya, kuliah di mana, rekomendasi perguruan tinggi dan kota
    2. Temui mahasiswa yang kuliah di bidang itu
    3. Lihat halaman utama prodi (program studi)/jurusan

Prinsipnya hindari "beli kucing dalam karung". Makin cermat, makin riil, makin presisi keputusan karier kita. Jika ragu saat kelas 3 SMA, tak mengapa jika lulus SMA jeda satu tahun: beri waktu eksplorasi dan matangkan bahasa Inggris.

PERTIMBANGAN DASAR

  • Apa tujuan Allah bagi hidupku?
  • Apa kaitan studi, pekerjaan dan karier Anda dengan rencana Allah atas hidupku?
  • Di mana letak pertumbuhan rohani, gereja dan pelayananku dalam rencana studi dan karierku?
  • Sesuaikah dengan bakat alamiah, minat dan kesanggupanku?
  • Jika kesempatan belum terbuka, apa yang sebaiknya kulakukan sesuai dengan pimpinan Tuhan?

Saat kuliah, jangan hanya fokus pada kuliah akademis belaka. Cari kesempatan untuk magang dan berorganisasi. Sekarang akrab dengan istilah soft skills, keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mengatur diri sendiri. Berkaitan kemampuan berpikir, belajar, hidup. Contohnya soal kemampuan proaktif, berkomitmen, berintegritas, kreatif, beradaptasi, berkomunikasi, memimpin, mengambil keputusan, memecahkan masalah, mengelola konflik. Data di lapangan menunjukkan modal sukses di dunia kerja : 20% kompetensi ‘hard skills’ dan akademik, 80% kompetensi ‘soft skills’.

Bahasa asing perlu diasah untuk memasuki pasar bebas Asia dan dunia di mana semua tenaga kerja bisa ke negara mana saja secara bebas.

Penting memunyai tim sukses. Amsal 15:22, "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan tetapi terlaksana kalau ada penasehat banyak".