Mengenal Musuh Kita: Iblis

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T600B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Menghadapi iblis kita harus selalu waspada, berhati-hati, jangan meremehkan, jangan lengah, lawanlah iblis dengan iman yang teguh.
Audio
MP3: 
Play Audio: 


Ringkasan

Alkitab mengatakan bahwa Iblis adalah musuh kita. Ia tidak sayang kita, ia bahkan membenci kita. Ia selalu berusaha menjauhkan kita dari kasih dan kebaikan Tuhan. 1 Petrus 5:8 mengingatkan, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." Oleh karena Iblis adalah musuh, maka penting untuk kita mengenalnya agar kita tahu bagaimana menghadapinya. Berikut adalah beberapa masukan.

Kebanyakan kita berpikir bahwa kita hidup di dalam himpitan dua kekuatan: baik dan jahat. Baik berasal dari Tuhan dan jahat berasal dari Iblis. Benar, bahwa baik berasal dari Tuhan dan jahat berasal dari Iblis. Namun, yang mesti kita ketahui adalah Tuhan dan Iblis tidak sejajar, di mana Tuhan menciptakan kebaikan dan Iblis menciptakan kejahatan. Tidak! Iblis berada jauh di bawah Tuhan; ia tidak setara dengan Tuhan. Ia adalah musuh Tuhan tetapi ia bukanlah musuh yang sejajar dengan Tuhan. Kuasa Tuhan jauh melampaui kuasa iblis; itu sebab berkali-kali kita melihat Iblis diusir oleh Tuhan Yesus.

Kita harus sadar dan berjaga-jaga; kita tidak boleh lengah, apalagi meremehkan kuasa Iblis. Alkitab mengibaratkannya seperti singa, bukan kucing, yang mengaum, pertanda bahwa ia adalah makhluk yang berkuasa. Sebagai orang percaya, kita mesti menyadari bahwa Iblis senantiasa berupaya menjatuhkan kita ke dalam lubang dosa. Itu sebab ia selalu mencobai kita; bila kita lengah dan lemah, maka ia akan menerkam dan menelan kita. Dan satu lagi: Makin kita disayang Tuhan, makin kita dibenci Iblis. Sungguhpun demikian kita mesti tahu bahwa kuasa Iblis jauh di bawah kuasa Tuhan. Peperangan antara Tuhan dan Iblis bukanlah peperangan antara dua kekuatan yang seimbang, di mana tidak ada kepastian siapa yang akan menang dan kalah. Peperangan antara Tuhan dan Iblis adalah peperangan yang tidak seimbang, di mana Tuhan pasti menang dan Iblis pasti kalah. 1 Yohanes 4:4 memberi kepada kita jaminan kemenangan itu, "Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia." Jadi, pandanglah Iblis sebagai kekuatan yang besar, jangan meremehkannya; jangan bermain-main dengan pencobaannya; dengan kekuatannya yang besar, ia dapat menelan kita. Namun, janganlah takut; benar, bahwa ia lebih berkuasa daripada kita, manusia yang terbatas, tetapi Roh Allah yang ada di dalam kita jauh lebih besar daripadanya. Kita tidak perlu takut sebab kita tidak hidup di bawah belas kasihannya; kita hidup di bawah kasih sayang Tuhan. Inilah sikap yang benar terhadap Iblis.

Berikut, kita mesti melawannya. Tuhan dapat dan akan mengalahkan Iblis tetapi kita mesti terlibat di dalam peperangan itu. Sebagaimana dapat kita lihat, Tuhan memberi kemenangan demi kemenangan kepada Israel melawan bangsa-bangsa, baik di Kanaan maupun di dalam perjalanan ke Kanaan. Namun, Israel tetap terlibat di dalam setiap pertempuran. Bahkan dalam pertempuran di Yerikho dimana Tuhan sendiri yang menghancurkan tembok yang tebal itu, Israel tetap terlibat. Mereka mesti mengelilingi kota Yerikho dan para imam harus meniup sangkakala. Jadi, dalam menghadapi Iblis, kita tidak bisa angkat tangan, bersikap masa bodoh dan seenaknya karena tahu bahwa Tuhan memberi kemenangan.

Salah satu muslihat Iblis mencobai dan menjatuhkan kita adalah dengan cara menanamkan pikiran buruk tentang Tuhan—bahwa Tuhan tidak sayang kita, bahwa Tuhan pilih kasih, bahwa Tuhan sudah meninggalkan kita, bahwa Tuhan tidak adil dan bahwa Tuhan jahat sebab Ia membiarkan kita dalam penderitaan. Kita harus melawan upaya Iblis mencoreng nama Tuhan dengan cara percaya meski tidak melihat. 1 Petrus 5:9 berkata, "Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama." Penderitaan adalah bagian dari kehidupan di dunia yang tidak sempurna, bukan pertanda ketidakpedulian Tuhan terhadap kita. Tuhan baik dan penuh kasih, kalau tidak demikian, Ia tidak akan turun ke dunia, menjadi manusia, menderita dan mati di kayu salib untuk kita. Jadi, lawanlah Iblis dengan iman; inilah bagian perlawanan kita.

Terakhir, kita mesti tahu bahwa Iblis hanya dapat memakai apa yang ada. Ia tidak menciptakan apa pun sebab ia bukanlah pencipta. Alkitab menyebutnya sebagai pendusta. Yohanes 8:44 menegaskan, "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." Itulah yang dilakukan Iblis: ia mengambil sesuatu yang lurus dan kudus dari Tuhan, kemudian membengkokkannya sehingga menyimpang dari kekudusan; ia mengambil sesuatu yang baik dan suci dari Tuhan, kemudian mencemarinya menjadi kotor dan berdosa; ia mengambil sesuatu yang benar dari Tuhan, kemudian membungkusnya menjadi sesuatu yang salah.

Sebagai contoh, "tahu" adalah baik, namun "sok tahu" adalah tidak baik. Bila tidak berjaga-jaga, kita yang "tahu" bisa menjadi "sok tahu" dan merendahkan orang, atau tidak menghiraukan nasihat yang baik. Contoh lain: kasih adalah baik tetapi kasih yang menguasai orang adalah tidak baik. Bila kita tidak berjaga-jaga, maka kasih kita yang tulus terhadap seseorang bisa berubah menjadi kasih yang merantai orang. Cinta adalah baik tetapi nafsu yang memperhamba tidak baik. Begitu banyak orang yang memperalat sesama atas nama kasih. Terakhir, kasih adalah baik tetapi kasih yang kita jalin di luar pernikahan tidak baik. Sebagaimana dapat kita lihat, seperti benalu, Iblis menempel pada karya Tuhan yang baik dan kudus, kemudian mendistorsinya menjadi sesuatu yang buruk dan tidak kudus.

Jadi, inilah tugas kita: Jagalah yang kudus dan baik dari Tuhan! Jangan biarkan Iblis mendistorsi yang baik dan kudus itu dan menggunakannya untuk menjatuhkan kita ke dalam dosa.