oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Kata kunci: Kaitan antara keinginan dan rencana Tuhan, pertama Tuhan menciptakan kita sebagai manusia yang berkeinginan, kedua Tuhan memakai keinginan kita baik secara positif maupun negatif, ketiga keinginan pada diri kita dapat berasal dari Tuhan sendiri
TELAGA 2023
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun Anda berada. Kita bertemu kembali dalam acara TELAGA (TEgur Sapa GembaLA KeluarGA). Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Necholas David, akan berbincang-bincang dengan Bapak Pdt. Dr. Paul Gunadi, seorang pakar dalam bidang konseling. Perbincangan kami kali ini tentang "Keinginan dan Rencana Tuhan". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
ND: Pak Paul, dalam kesempatan kali ini kita berbicara tentang keinginan dan rencana Tuhan. Kadang-kadang setelah kita menerima Tuhan sebagai Juruselamat tentunya kita memikirkan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan apa yang menjadi keinginan kita sebagai manusia dan kita seringkali juga bingung apakah keinginan saya ini betul keinginan dari Tuhan?
PG: Ini topik yang saya kira kita perlu angkat, karena sarat dengan kesalahpahaman, Pak Necholas. Salah satu kesalahpahaman yang kadang kita miliki adalah ini, bahwa keinginan kita berada di luar rencana Tuhan. Kita memunyai anggapan bahwa rencana Tuhan berlawanan atau setidaknya berlainan dengan keinginan kita. Jadi tidak mesti sama, sebagai contoh, kita berpikir bahwa keinginan untuk membeli mobil baru pastilah diluar rencana Tuhan, sebab Tuhan hanya ingin kita membeli mobil bekas, atau keinginan akan rumah yang lebih besar adalah diluar rencana Tuhan sebab seyogyanya kita mencukupkan diri dengan rumah yang sekarang ini. Ini kadang-kadang yang muncul dalam pemikiran kita. Pada kenyataannya bukan saja Tuhan mengizinkan kita untuk memunyai keinginan, tapi Tuhan bahkan memakai keinginan kita untuk menggenapi rencana-Nya. Kita akan melihat kaitan antara keinginan kita dan rencana Tuhan. Ternyata nanti kita akan temui tidak selalu bertolak belakang dan bahkan seringkali menjadi bagian dari rencana Tuhan.
ND: Jadi disini Pak Paul ingin mengangkat kenyataan bahwa seringkali orang percaya ini takut atau khawatir jika dia sendiri memunyai keinginan untuk melakukan sesuatu. Takut jangan-jangan ini bukanlah keinginan dari Tuhan.
PG: Betul sekali. Kita sudah menganggap diri kita kotor, berdosa, duniawi karena itu apapun yang muncul dalam diri kita, keinginan-keinginan kita yang muncul kita sudah langsung labelkan pasti ini di luar atau bertentangan dengan rencana Tuhan.
ND: Jadi sebetulnya bagaimana, Pak Paul, hubungan antara keinginan dan rencana Tuhan?
PG: Yang pertama yang mesti kita ketahui adalah Tuhan menciptakan kita sebagai manusia yang berkeinginan. Jadi jangan beranggapan bahwa keinginan adalah produk kejatuhan manusia ke dalam dosa. Seolah-olah baru ada keinginan setelah berdosa. Tuhan menciptakan manusia yang berkeinginan, sebab Ia menciptakan kita sesuai dengan peta dan teladan-Nya dan sebagaimana kita ketahui Tuhan memunyai keinginan. Tuhan juga menciptakan kita dengan keinginan, sebab Dia menghendaki relasi dengan kita yang bebas, bukan terpaksa. Jadi Dia mau kita percaya kepada-Nya, mengikut-Nya dan mengasihi-Nya secara sukarela dan untuk itu diperlukan kemampuan untuk memilih dan itu dimulai dengan keinginan yaitu keinginan untuk percaya, untuk mengikut Tuhan, untuk mengasihi Tuhan.Sekali lagi keinginan itu sendiri bukanlah dosa dan bukan juga produk dari dosa, maksud saya tidak semuanya itu adalah dosa atau produk dari dosa. Keinginan baru berubah menjadi dosa, bila kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itu sebab jangan merasa bersalah bila timbul keinginan yang manusiawi, seperti keinginan untuk memunyai pasangan hidup, keinginan memunyai pekerjaan yang lebih baik, keinginan untuk berparas lebih cantik atau keinginan memunyai penghasilan yang lebih besar dan stabil. Ini keinginan yang manusiawi dan tidak serta merta berlawanan dengan rencana Tuhan.
ND: Karena kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan serupa dengan diri-Nya maka kita memunyai sifat menginginkan hal yang lebih baik dan itu adalah hal yang normal bagi kita sebagai manusia, hanya saja Tuhan ingin kita tetap punya batasan-batasan apa yang boleh kita ingini dan apa yang tidak boleh kita ingini.
PG: Betul, jadi ada kalanya Tuhan berkata, "Ini bukan dalam rencana-Ku karena ini memang berlawanan dengan kehendak-Ku. Adakalanya Tuhan berkata kepada kita bahwa ini tidak apa-apa, ini hal yang wajar, tapi bukan waktunya sekarang. Jadi kadang Tuhan juga menahan, kita tidak bisa mewujudkan keinginan kita atau kita akhirnya diingatkan untuk mengerem diri. Jadi adakalanya memang Tuhan melakukan hal-hal itu, tapi hal pertama yang kita mesti camkan adalah keinginan itu belum tentu serta merta adalah dosa atau produk dari dosa, bukan!
ND: Lalu bagaimana kaitan yang berikutnya, antara keinginan dengan rencana Tuhan ini, Pak Paul?
PG: Hal kedua yang mesti kita sadari adalah bahwa Tuhan memakai keinginan kita baik secara positif maupun negatif. Saya jelaskan, secara positif bila keinginan kita adalah seturut dengan kehendak-Nya dan secara negatif jika keinginan kita adalah bertentangan dengan kehendak-Nya. Saya berikan contoh, tiga kali Paulus melakukan perjalanan misi dan ketiganya timbul dari keinginannya untuk memberitakan Injil dan memupuk kerohanian para pengikut Kristus yang tersebar di Asia Kecil dan Eropa. Kita tahu Tuhan memakai keinginannya dan memberkati pelayanannya. Jadi dalam hal ini saya kategorikan, keinginan Paulus masuk kedalam rencana Tuhan secara positif. Saya berikan contoh yang satunya, yang negatif. Yohanes Markus ingin melayani Tuhan, memutuskan untuk mengikut Paulus. Ditengah jalan, dia mengundurkan diri dan meninggalkan pelayanannya. Keputusannya membuat Paulus kecewa dan tidak bersedia mengajaknya kembali sewaktu ia ingin pergi memberitakan Injil. Barnabas, mitra sepelayanan Paulus, tidak sependapat. Ia ingin mengajak Yohanes Markus, terjadilah perselisihan yang tajam di antara Paulus dan Barnabas yang berakibat pecahnya pelayanan bersama mereka. Paulus jalan sendiri bersama Silas dan Barnabas bersama dengan Yohanes Markus. Sebagaimana kita ketahui, Tuhan memakai dua kelompok pelayanan ini dan memakai Barnabas untuk memproses pertumbuhan Yohanes Markus. Pada akhirnya Paulus melihat perubahan pada Yohanes Markus dan memintanya datang melayani bersamanya. Keinginan memertahankan pendapat yang berakhir dengan perselisihan dan perpecahan, bukan kehendak Tuhan, tapi sebagaimana dapat kita lihat Tuhan memasukkan keinginan itu kedalam rencana-Nya untuk memberitakan Injil Keselamatan dan mematangkan pertumbuhan rohani Yohanes Markus. Jadi dapat kita katakan bahwa keinginan Paulus dan Barnabas masuk kedalam rencana Tuhan secara negatif. Jadi Tuhan memasukkan keinginan kita kedalam rencana-Nya yang positif seperti keinginan memersembahkan hidup menjadi pelayan Tuhan, keinginan mendirikan pelayanan yang baru, keinginan menikah dengan pasangan yang sepadan, keinginan meraih posisi yang tinggi agar dapat memberi pengaruh yang positif namun Tuhan pun dapat memakai keinginan kita secara negatif, misalnya keinginan yang tidak seturut dengan kehendak-Nya, tapi Dia memasukkan itu kedalam rencana-Nya. Sebagai contoh, kita ingin memulai usaha baru dan minta pendapat orang, semua mengatakan, "Sekarang bukan waktu yang tepat", tapi kita tidak sabar, kita ingin mewujudkan impian. Kita meminjam uang untuk modal usaha dan memulainya, benar saja di tengah jalan usaha kita ambruk dan kita tidak punya uang untuk membayar utang. Akhirnya kita harus menjual rumah dan pindah, kerugian yang besar itu membuat pasangan dan anak-anak menderita, tapi pada saat yang sama membuat kita sadar akan kesalahan kita dan mengajar kita untuk rendah hati. Di tempat yang baru, dimana kita tinggal misalnya kita berkenalan dengan tetangga dan akhirnya dipakai Tuhan menjadi saksi bagi-Nya. Nah, dari sini dapat kita lihat Tuhan memasukkan keinginan kita kedalam rencana-Nya, baik secara positif maupun negatif. Bedanya memang terletak pada ketaatan, jika kita meletakkan keinginan kita dalam ketaatan, maka Tuhan akan memasukkannya kedalam rencana-Nya secara positif. Sebaliknya bila kita meletakkan keinginan kita di luar ketaatan, maka Tuhan memasukkannya ke dalam rencana-Nya secara negatif. Tuhan tetap memakainya dan memasukkannya kedalam rencana-Nya, sebab Dia adalah Allah yang Mahakuasa dan Mahapemurah. Tidak ada yang dapat menghalangi rencana-Nya dan tidak ada yang dapat menghentikan kasih-Nya.
ND: Sebagai manusia yang diciptakan serupa dengan peta dan teladan Tuhan, kita diberi kebebasan untuk memunyai keinginan. Keinginan itu bisa positif maupun negatif dan ujungnya kalau dari yang Pak Paul paparkan, Tuhan akan mengubah itu menjadi kebaikan juga, menjadi hal yang baik juga bagi diri kita.
PG: Betul, karena begini, Pak Necholas. Rencana Tuhan itu harus jalan, baik kita berpartisipasi secara rela atau pun tidak, tetap rencana Tuhan itu akan dan harus jalan, maka saya menggunakan istilah secara positif maupun secara negatif. Jadi bahkan kegagalan kita, pemberontakan kita, ketidaktaatan kita seringkali dipakai Tuhan untuk memutar roda rencana-Nya, untuk menggenapi rencana-Nya. Contoh lain yang mungkin kita langsung terpikir adalah contoh nabi Yunus. Dia tidak mau pergi ke Ninewe memberitakan peringatan Tuhan agar mereka bertobat, karena itu ia melarikan diri, tapi akhirnya ia harus menjalankan rencana Tuhan dan dia meskipun tidak sepenuhnya taat, dia melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Disitu kita melihat bahwa Tuhan memakai dan inilah yang Tuhan selalu lakukan juga dalam hidup kita. Karena kita tidak selalu sempurna, kadang kita juga bisa jatuh. Kita kadang tidak taat, tapi tetap Tuhan akan pakai, Tuhan tetap akan pakai keinginan-keinginan itu sehingga tetap rencana-Nya terwujud.
ND: Saya juga teringat kisah saudara-saudara Yusuf yang berniat jahat kepada Yusuf, tetapi Tuhan pakai untuk menggenapi rencana yang lebih besar yang Tuhan sudah siapkan.
PG: Betul, betul sekali. Jadi kita lihat keinginan-keinginan mereka yang buruk itu didalam rencana Tuhan dipakai untuk menggenapi rencana Tuhan yang lebih besar yaitu membawa keluarga Yakub pindah ke Mesir agar bisa terhindar dari bala kelaparan.
ND: Agar kita bisa dipakai oleh Tuhan, tadi Pak Paul juga menyebutkan soal ketaatan. Jadi disini ada faktor pembedanya, ya Pak Paul. Kita harus selalu hidup takut akan Tuhan dan mau taat kepada Tuhan.
PG: Betul sekali, jadi memang penting sekali faktor ketaatan itu, Pak Necholas, maka dalam proses ini kita berusahalah sedapat-dapatnya untuk taat. Makin taat, makin lebih cepat dan lebih mudah proses bergulirnya rencana Tuhan.
ND: Baik, Pak Paul tadi kita sudah bicara kaitan antara keinginan dan rencana Tuhan. Hal yang pertama tadi kita sebagai manusia diciptakan, sebagai manusia yang memunyai keinginan lalu keinginan kita juga bisa diubah oleh Tuhan baik secara positif atau negatif, akhirnya untuk kebaikan kita dan akhirnya untuk memenuhi rencana Tuhan. Selanjutnya apakah ada lagi, Pak Paul, kaitan yang berikutnya?
PG: Yang ketiga dan yang terakhir yang mesti kita ketahui adalah keinginan pada diri kita dapat berasal dari Tuhan sendiri, Pak Necholas. Dia menanam dan menumbuhkan. Misalnya kita lihat contohnya Paulus, dia tidak pernah berkeinginan menjadi pengikut Kristus, apalagi menjadi rasul-Nya. Dia justru ingin menghancurkan Yesus dan semua pengikut-Nya, namun Tuhan memunyai rencana lain baginya. Setelah memanggilnya, Tuhan mengutusnya menjadi rasul-Nya. Untuk memasukkan kita kedalam rencana-Nya, ada kalanya Tuhan menanam dan menumbuhkan keinginan pada diri kita untuk melakukan sesuatu yang tadinya tidak pernah ada dalam pikiran kita atau justru berlawanan dengan keinginan sendiri. Musa mengalaminya, ia tidak berkeinginan kembali ke Mesir setelah ia meninggalkan tanah kelahirannya itu, sudah 40 tahun berlalu keinginannya untuk menyelamatkan bangsanya dari perbudakan, tidak pudar. Itu sebab ia menolak panggilan Tuhan, kita mungkin ingat, waktu Tuhan panggil ia tidak mau. Ia sudah tidak punya keinginan itu namun karena ia taat, pada akhirnya keinginan itu bertumbuh. Itu sebabnya Tuhan ingin selalu menanam benih keinginan tertentu dan menumbuhkannya, sebab Dia ingin memasukkan kita ke dalam rencana-Nya. Biasanya reaksi awal kita adalah menolak, sebab itu bukan keinginan kita namun apa dan kata-kata, "biar kehendak-Mu yang jadi bukan kehendakku", bila kita berserah maka perlahan tapi pasti keinginan itu bertumbuh dan menjadi motor pendorong untuk kita. Saya ingat kesaksian dari Ibu Corrie ten Boom, dia adalah seorang berkebangsaan Belanda yang ditangkap oleh Nazi Jerman karena ketahuan dia dan keluarganya menyembunyikan orang-orang Yahudi, bukan saja orang-orang Yahudi yang di rumahnya ditangkap dan dijebloskan kedalam Kamp Konsentrasi, tapi dia dan keluarganya juga sebagai orang Belanda dimasukkan kedalam penjara yang sama. Kita ketahui akhirnya atas kasih karunia Tuhan dan secara ajaib, mujizat, dia dilepaskan. Tapi kakak iparnya mati dalam penjara, kakaknya mati dalam penjara, papanya mati dalam penjara. Jadi dia mengalami begitu banyak kesusahan dan penderitaan di dalam penjara. Nah, dalam salah satu kebaktian dimana dia memberikan kesaksian, setelah selesai, waktu orang-orang itu maju ke muka untuk bersalaman dengan dia, bicara dengan dia, ada seseorang yang maju. Begitu maju mendekati, Corrie ten Boom mengenali dia. Dia adalah salah satu penjaga penjara dan dia masih ingat sekali orang ini yang menjaga penjara dan akhirnya juga nantinya menyengsarakan kakaknya, Betsy. Corrie sangat mengasihi kakaknya, jadi waktu dia melihat orang ini, dia ingat kejahatannya orang ini, yang muncul dalam hatinya adalah kemarahan, kebencian. Kita hargai pengakuannya Ibu Corrie ten Boom, dia seorang pelayan Tuhan, tapi dia juga seorang manusia yang biasa. Dia pernah disakiti sebegitu buruknya, maka akhirnya waktu ia melihat si penjaga penjara itu, dia begitu marah. Dia ingat sekali dalam waktu yang singkat, dia ragu untuk menyambut uluran tangan orang itu, sebab orang itu mengulurkan tangan, mau berjabat tangan dengan dia, dia ragu karena dia tidak mau, tapi dalam waktu yang singkat itu dia memutuskan untuk taat. Dia taat, dia ulurkan tangannya dan begitu diulurkan dan dijabat oleh orang itu, orang itu berkata, "Saya minta maaf, biarlah Tuhan mengampuni saya atas kesalahan-kesalahan saya". Jadi waktu dia dengar itu hatinya meleleh, tapi ini contohnya bahwa kadang kita tidak mau, tidak ada keinginan itu, tapi justru karena Tuhan mau memasukkan kita ke dalam rencana-Nya, Dia menabur benih itu dan Dia menumbuhkannya. Tapi hanya bisa bertumbuh bila kita taat, kalau kita tidak taat akhirnya benih itu hilang, mati tidak lagi bisa bertumbuh.
ND: Seperti yang tadi Pak Paul berikan contoh rasul Paulus mungkin ia tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa ia justru akan menjadi pemberita Injil atau Musa yang dia sudah tidak ada harapan lagi, sudah tidak ada hasrat lagi untuk membebaskan bangsa Israel dari tangan orang Mesir, tetapi Tuhan yang memberikan keinginan itu di dalam hati mereka.
PG: Betul, betul. Jadi kita juga mau melihat yang sebaliknya, Pak Necholas, bahwa Tuhan memakai keinginan kita, tidak selalu salah, tidak selalu bertentangan, yang manusiawi itu Tuhan terima. Seringkali justru Tuhan bekerja bersama dengan keinginan kita, misalnya ada orang-orang yang saya dengar kesaksiannya sejak masih kecil berkeinginan menjadi seorang pelayan Tuhan. Tuhan terima dan sambut keinginan itu dan Tuhan pakai dan Tuhan berkati. Setelah dewasa Tuhan bukakan kesempatan, orang itu bisa menjadi seorang pelayan Tuhan. Jadi terimalah keinginan sebagai bagian dari kehidupan kita sebagai manusia, jangan langsung merasa ini dosa atau salah, jangan, serahkan saja keinginan itu pada Tuhan, biar Tuhan nanti memakai dan menggenapinya.
ND: Tentunya dalam ketaatan akan Tuhan dan kita setiap hari hidup didalam rencana Tuhan.
PG: Betul, saya akan bacakan dari Mazmur 37:4, "Bersukalah dalam TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu hasrat hatimu". Bila kita bersuka dalam Tuhan, bila kita hidup dekat dengan-Nya, bila kita taat kepada kehendak-Nya maka kesukaan kita dalam hidup kita dan keinginan kita akan sesuai dengan kesukaan-Nya dalam hidup-Nya dan keinginan-Nya, maka sudah pasti Dia akan memberikan hasrat hati kita sebab bukankah hasrat hati kita adalah hasrat hati-Nya pula. Kita hanya mau yang Tuhan mau, ini yang akhirnya menjadi kehendak Tuhan untuk kita, Pak Necholas. Kita hanya mau yang Tuhan mau, makin dekat dengan-Nya. Makin kita bersuka dalam Tuhan maka yang kita mau hanyalah yang Tuhan mau.
ND: Baik, terima kasih banyak Pak Paul atas pemaparan yang telah disampaikan kiranya ini boleh menolong kita untuk hidup selalu didalam ketaatan dengan Tuhan sehingga setiap hari, apapun yang kita inginkan, itu adalah keinginan dari Tuhan didalam hidup kita, terima kasih Pak Paul.
Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bapak Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (TEgur sapa gembaLA keluarGA), kami baru saja berbincang-bincang tentang "Keinginan dan Rencana Tuhan". Jika Anda berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami melalui surat ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK), Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat mengirimkan email ke telaga@telaga.org; kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org; saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.