Mendapatkan Makna Hidup

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T536A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Makna hidup diberikan dan dicari. Untuk mengetahui makna hidup kita harus kembali pada Firman Tuhan Sang Pencipta. Dari Firman Tuhan kita dapat mengetahui bahwa Tuhan menciptakan dan menempatkan kita di dunia untuk membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Kita ada di dunia untuk untuk kita tapi untuk Tuhan. Apapun yang kita lakukan dan pilih, semua harus membawa rasa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan orang adalah, "Bagaimanakah memunyai makna hidup?" Pertanyaan ini penting sebab tanpa makna hidup, kita akan mengalami bukan saja kebingungan, tetapi juga kekosongan dalam hidup. Pertanyaan berikut yang kadang muncul adalah, "Apakah makna hidup mesti dicari sebelum dapat ditemukan ataukah makna hidup adalah sesuatu yang diberikan kepada kita?" Jawabannya adalah dua-duanya. Makna hidup diberikan dan dicari. Berikut akan dibahas perihal makna hidup dan bagaimana mendapatkannya. Makna hidup diberikan oleh Pencipta Kehidupan yaitu Tuhan Allah sendiri, sesuai dengan tujuan mengapa Ia menciptakan manusia dan menempatkannya di dunia. Untuk mengetahui makna hidup, kita harus kembali kepada Firman Tuhan Sang Pencipta. Mazmur 8:4-6 menjelaskan, "Jika aku melihat langit-Mu buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan: Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama dengan Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat."

Dari Firman Tuhan ini dapat kita ketahui bahwa Tuhan menciptakan dan menempatkan kita di dunia untuk MEMBAWA HORMAT DAN MEMANTULKAN KEMULIAAN TUHAN. Inilah tujuan hidup yang diberikan kepada kita oleh Tuhan Allah Sang Pencipta. Kita ada di dunia bukan untuk kita melainkan untuk Tuhan—untuk membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Berdasarkan pemahaman ini, kita dapat berkata, apa pun yang kita lakukan, pilihan apa pun yang kita ambil, semua harus membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Pada waktu lulus SMA saya bingung, tidak tahu bidang studi apa yang mesti saya pilih. Kebingungan ini menimbulkan kecemasan memikirkan masa depan. Suatu hari dalam sebuah pemahaman Alkitab, saya belajar bahwa pada akhirnya tujuan hidup saya adalah membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Saya teringat betapa melegakannya pemahaman itu; tiba-tiba semua kecemasan sirna. Saya berpikir, tidak jadi soal saya akan menjadi apa kelak; saya bisa menjadi tukang bersih rumah atau apa saja. Terpenting adalah saya memenuhi tujuan hidup yang diberikan Tuhan yakni memuliakan-Nya lewat apa pun yang saya lakukan. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih bidang studi psikologi sebab bidang itu saya sukai dan sanggup untuk ikuti. Dalam perjalanan menempuh perkuliahan saya pun makin diteguhkan bahwa itulah bidang yang akan saya geluti kelak. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan tetapi saya yakin bahwa saya ingin membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan lewat bidang kesehatan mental. Ini menjadi makna hidup saya yang pribadi. Kita boleh memunyai pekerjaan yang berbeda-beda, baik sebagai direktur perusahaan atau tukang sapu jalanan, tetapi tujuan hidup kita satu: Membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Singkat kata lewat kehidupan kita, seyogianya orang menghormati Tuhan dan menyaksikan kemuliaan-Nya. Jangan sampai kebalikannya yang terjadi: Gara-gara kita, orang tidak menghormati Tuhan dan tidak melihat betapa mulia-Nya Tuhan. Sungguhpun demikian selain diberi, makna hidup mesti dicari pula. Saya jelaskan. Jika makna hidup secara universal diberikan oleh Tuhan Allah Sang Pencipta, maka makna hidup secara pribadi mesti dicari dan ditemukan serta memantulkan kemuliaan Tuhan juga tertentu alias spesifik, tidak sama antara satu sama lain. Tuhan tidak menyodorkan makna hidup yang pribadi kepada kita begitu saja; kita mesti mencarinya lewat suatu proses. Jika kita sudah meminta Tuhan untuk memimpin, Ia pasti akan menunjukkannya kepada kita. Ia tidak akan membuat kita bingung dan bertanya-tanya, sebab Ia ingin kita tahu dengan cara apa kita dapat membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Tuhan mengaruniakan kepada kita kemampuan tertentu dan menempatkan masing-masing kita di tempat serta kondisi tertentu. Terpenting adalah dalam proses pencarian kita bisa melihat secara realistik bidang yang kita sukai dan mampu kerjakan. Jangan berpikir muluk; lihat dan terimalah apa adanya; sesudah itu putuskan dan kerjakanlah. Namun, makna hidup tidak saja berhubungan dengan KARIER—apa yang kita perbuat. Makna hidup juga berhubungan dengan KARAKTER—siapakah kita. Sebab, karakter berperan besar dalam membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan. Itu sebab, kita pun dapat menyimpulkan bahwa makna hidup—membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan—digenapi lewat perubahan karakter—kita bertumbuh menyerupai Yesus Tuhan Kita. Sebagaimana kita tahu, perubahan karakter hanya bisa terlaksana bila kita taat kepada perintah Tuhan. Sewaktu kita tahu bahwa kita hidup dalam ketaatan, kita pun tahu dengan pasti bahwa kita tengah hidup di dalam kehendak Tuhan. Dan ini adalah makna atau tujuan hidup. Sewaktu orang diberkati lewat interaksi dengan kita, maka kita pun sudah membawa hormat dan memantulkan kemuliaan Tuhan.

Matius 5:16 menyimpulkan, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."