Badai Di Awal Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T455A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Pada umumnya kita masuk ke dalam pernikahan siap dengan kenyataan bahwa untuk mewujudkan pernikahan yang harmonis kita harus bekerja keras. Kita mafhum bahwa dari dalam perbedaan demi perbedaan akan muncul, dan dari luar godaan serta tekanan hidup akan datang. Satu hal yang tidak terlalu siap untuk kita hadapi adalah badai besar yang muncul dengan sekonyong-konyong pada awal pernikahan.Berikut akan dibahas beberapa jenis badai yang berpotensi menerpa pada awal pernikahan dan bagaimanakah mengatasinya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pada umumnya kita masuk ke dalam pernikahan siap dengan kenyataan bahwa untuk mewujudkan pernikahan yang harmonis kita harus bekerja keras. Kita mafhum bahwa dari dalam, perbedaan demi perbedaan akan muncul dan dari luar, godaan serta tekanan hidup akan datang. Satu hal yang tidak terlalu siap untuk kita hadapi adalah badai besar yang muncul dengan sekonyong-konyong pada awal pernikahan. Berikut akan dibahas beberapa jenis badai yang berpotensi menerpa pada awal pernikahan dan bagaimanakah mengatasinya.

  1. PASANGAN SUDAH PERNAH MENIKAH.

  2. Ada orang yang mengaku masih lajang tetapi ternyata sudah pernah menikah. Bahkan ada yang telah memunyai anak.
  3. PASANGAN BERBOHONG TENTANG IDENTITAS DIRI DAN LATAR BELAKANG KELUARGA.

  4. Ada orang yang mengaku berasal dari latar belakang keluarga tertentu dan mempunyai gelar pendidikan yang tinggi, namun sebenarnya semua bohong. Latar belakang yang sebenarnya berbeda dari pengakuannya dan gelar pendidikannya ternyata tidak pernah ada, atau jauh dari baik.
  5. PASANGAN MEMPUNYAI UTANG YANG BESAR.

  6. Ada orang yang menikah membawa utang yang besar tetapi tidak pernah memberitahukan hal itu. Ia pun tengah dicari orang karena belum membayar utang.
  7. PASANGAN MENDERITA PENYAKIT YANG SERIUS.

  8. Ada orang yang menyembunyikan penyakitnya padahal penyakit itu serius, belum lagi menular. Ada pula yang menderita gangguan jiwa atau kelemahan fisik yang dapat diwariskan kepada keturunan kita.
  9. PASANGAN MEMPUNYAI MASALAH YANG SERIUS SEPERTI KECANDUAN NARKOBA, KECANDUAN PORNOGRAFI, DAN KECANDUAN BERJUDI.

  10. Ada orang yang mempunyai masalah kecanduan namun berhasil menutupinya. Masalah baru terlihat setelah pernikahan.
  11. PASANGAN ADALAH SEORANG HOMOSEKSUAL.

  12. Ada orang yang sebenarnya tidak dapat berhubungan layaknya suami-istri tetapi memilih menyembunyikannya. Sesungguhnya ia menikahi kita supaya tidak ada orang yang tahu bahwa ia adalah seorang homoseksual.

Pertanyaannya adalah, apakah yang mesti kita perbuat bila itu terjadi pada diri kita? Apakah kita harus menghormati janji nikah ataukah kita diperbolehkan untuk bercerai? Sudah tentu sewaktu kita mengetahui hal ini, bukan saja kita terkejut, tetapi juga marah. Kita merasa terpedaya dan masuk ke dalam perangkap yang sengaja dipasangnya untuk menjerat kita.

Sebagai konsekuensinya, kita kehilangan kepercayaan dan tidak lagi respek kepadanya. Kita pun merasa sangat dirugikan sebab jalan apa pun yang akan kita tempuh, kita tetap akan menanggung kerugian, baik secara moril maupun material. Ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, sebagaimana dipaparkan berikut ini:

  1. APAKAH MOTIVASINYA? TAKUT ATAU JAHAT?

  2. Ada orang yang menikahi kita dengan maksud jahat yakni mengambil keuntungan dari kita. Itu sebab ia berbohong. Tetapi ada pula yang berbohong karena takut penolakan. Ia sadar bahwa bila kita tahu kondisi sebenarnya, maka kita tidak akan bersedia menikah dengannya.
  3. APAKAH MASALAH INI SEMENTARA ATAU PERMANEN?

  4. Ada masalah yang sementara tetapi ada pula yang permanen. Sudah tentu masalah yang permanen membutuhkan pertimbangan yang serius.
  5. APAKAH DAMPAKNYA LUAS ATAU SEMPIT?

  6. Apakah hanya kita yang harus menanggung akibatnya ataukan anak dan keluarga besar kita?
  7. APAKAH ADA PERTOBATAN ATAU TIDAK?

  8. Apakah ia menyesali perbuatannya dan sebagai pertanda ia sungguh bertobat, ia terbuka membeberkan hal lainnya tanpa harus dikorek-korek?
  9. APAKAH KITA DAPAT MENANGGUNG AKIBATNYA?

  10. Satu hal mengampuni kesalahan orang, satu hal lain hidup bersamanya—tanpa ketenteraman, tanpa rasa percaya, tanpa respek, dan mungkin, tanpa kasih. Satu hal beriman pada Tuhan, hal lain membiarkan dampaknya merusak banyak orang yang tak bersalah.

Nasihat Firman Tuhan : Di Yosua 9, dicatat sebuah peristiwa yang mempunyai kemiripan dengan situasi badai yang menerpa di awal pernikahan. Ada satu suku di Kanaan yang takut menghadapi Israel, yaitu suku Gibeon. Mereka tahu bahwa mereka pasti dapat dikalahkan oleh Yosua. Itu sebab mereka datang kepada Yosua, berpura-pura bahwa mereka bukan orang Kanaan dan bahwa mereka datang dari jauh. Mereka datang memohon agar Yosua mengikat janji dengan mereka.

Ayat 15 berkata, "Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka bahwa ia akan membiarkan mereka hidup . . . ." Sayangnya, Yosua melakukan semua itu tanpa "meminta keputusan Tuhan" (Ayat 14). Akhirnya di kemudian hari barulah Yosua tahu bahwa mereka adalah penduduk asli Kanaan dan seharusnyalah dilenyapkan dari Tanah Kanaan. Nah, apakah yang diperbuat Yosua? Oleh karena janji yang telah dibuat, Yosua memutuskan untuk tidak membunuh mereka. Namun Yosua menetapkan, ". . . terkutuklah kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Tuhan" (ayat 23). Singkat kata, di satu pihak Yosua menghormati janjinya, tetapi di pihak lain, ia menghukum mereka. Ada konsekuensi yang mesti ditanggung. Dari kejadian ini dapat kita tarik beberapa pelajaran:

  • Jangan tergesa-gesa memutuskan untuk bercerai. Jangan anggap remeh janji nikah yang telah dibuat di hadapan Tuhan.

  • Namun, jangan pula beranggapan bahwa apa pun yang terjadi, kita harus menerimanya tanpa sanksi atau tindakan apa pun. Oleh karena orang Gibeon bukanlah pasangan hidup orang Israel, memang tidak perlu ada perceraian. Namun dari sanksi yang dijatuhkan Yosua, jelas terlihat bahwa relasi mereka tidak sama. Mereka hidup bersama secara geografis namun tidak secara sosial. Jadi, pertimbangkanlah semua faktor di atas, sebelum mengambil keputusan yang bijak.