Mengawasi Perkataan

Versi printer-friendly
Maret

Berita Telaga Edisi No. 112 /Tahun X/ Maret 2014


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana:
Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Mengawasi Perkataan

Mungkin lebih banyak masalah timbul akibat perkataan, bukan perbuatan. Sebagaimana dijelaskan oleh Firman Tuhan, walau kecil lidah berpotensi untuk “...membakar hutan yang besar.” Itu sebabnya penting bagi kita untuk menguasai perkataan yang keluar dari mulut.

Berikut akan dipaparkan beberapa prinsip yang dapat membantu kita mengendalikan perkataan.

Pertama, kita harus senantiasa mengingat bahwa fungsi utama perkataan adalah sebagai SARANA UNTUK BERKOMUNIKASI. Jadi, kita menggunakan perkataan untuk menyampaikan berita kepada pihak lainnya. Karena itu pertama-tama kita harus memikirkan TUJUAN perkataan yang ingin disampaikan. Saya tidak mengatakan bahwa kita hanya boleh mengeluarkan perkataan yang bermakna dalam atau yang bersifat serius. Saya pun tidak mengatakan bahwa kita hanya boleh mengatakan hal-hal yang enak didengar. Kadang kita perlu bergurau untuk meriangkan suasana dan kadang kita mesti mengatakan hal-hal yang tidak enak didengar. Saya hanya mengatakan bahwa apa pun itu yang hendak kita katakan, terlebih dahulu kita harus memikirkannya secara saksama.

Kedua, PILIHLAH PERKATAAN YANG TEPAT, terutama bila ini menyangkut kelemahan atau masalah yang tengah dihadapi lawan bicara. Memilih kata yang tepat tidak berarti kita hanya boleh menggunakan kata pemanis. Adakalanya kita mesti menyam-paikan teguran yang keras dan teguran keras memerlukan kata yang keras pula. Namun sedapatnya jika tidak diperlukan, janganlah menggunakan perkataan yang keras. Terutama sewaktu ingin menunjukkan kelemahan atau masalah yang tengah dihadapi lawan bicara, gunakanlah kata yang halus dan lebih ringan daripada kondisi yang sebenarnya. Kita mesti menyadari bahwa tatkala membicarakan kelemahan atau masalah, pada umumnya orang merasa malu, jadi penggunaan kata yang kurang tepat dapat membuatnya tambah terpojok.

Ketiga, SEDAPATNYA BERKATALAH SECARA LANGSUNG, terutama bila kita harus mengatakan sesuatu yang serius dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan media seperti telepon atau surat, tidak bisa tidak, mempunyai potensi kesalahpahaman. Tanpa nada suara dan ekspresi wajah, komunikasi mudah disalah-tafsir. Dan satu hal lagi, penyampaian langsung menyediakan kesempatan buat kita untuk melihat reaksi lawan bicara dan memberi kita peluang untuk menjelaskan.

Keempat, BERHATI-HATILAH TATKALA MEMBICARAKAN TENTANG ORANG LAIN. Tidak bisa tidak, adakalanya kita butuh orang untuk mendengarkan keluh kesah kita dan acap kali keluh kesah itu menyangkut orang lain. Berhati-hatilah sebab keluhan dapat tersebar dan malah menimbulkan masalah yang lebih luas. Satu hal lagi, jika kita sering membicarakan atau mengeluhkan orang, pada akhirnya orang pun tidak mau berbicara kepada kita terlalu mendalam sebab mereka takut kalau-kalau kita akan membicarakan tentang mereka kepada orang lain.

Kelima, SEDAPATNYA KURANGILAH TEKANAN EMOSIONAL SEBELUM MENGATAKAN SESUATU. Saya mengerti bahwa adakalanya kita terbawa emosi sehingga cepat mengatakan sesuatu untuk melam-piaskan emosi keluar. Namun sedapatnya, tahanlah. Biarkanlah emosi surut terlebih dahulu sebelum kita mengatakan sesuatu. Sedapatnya jangan gunakan pembicaraan sebagai ajang pelampiasan emosi. Bukankah acap kali kita menyesali perkataan yang dikeluarkan dalam kondisi emosional sebab pada akhirnya kita menyimpulkan bahwa sesungguhnya kita TIDAK PERLU mengeluarkan perkataan tersebut?

Keenam, GUNAKANLAH PERKATAAN UNTUK MENCARI KEBENARAN, BUKAN UNTUK MEMBENARKAN DIRI. Saya mengerti bahwa sebagai manusia kita tidak ingin disalahmengerti sehingga mudah terjerat ke dalam siklus membenarkan diri. Sudah tentu memang kita perlu melakukannya bila kesempatan tiba namun sedapatnya, jangan jadikan keinginan membenarkan diri menguat dalam hidup kita.

Ketujuh, apa pun yang kita katakan, ARAHKANLAH UNTUK MEMBANGUN, BUKAN MENGHANCURKAN ORANG. Firman Tuhan (Efesus 4:29) menasihati, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia."

Sekali lagi, Tuhan tidak melarang kita mengeluarkan perkataan yang keras. Natan harus menggunakan perkataan yang keras ketika menegur Daud. Tuhan kita Yesus harus mengeluarkan perkataan yang keras sewaktu menegur kaum ulama Israel saat itu. Terpenting adalah tujuannya yakni kita bermaksud membangun, bukan menghancur-kan orang, supaya pada akhirnya orang itu dapat menerima kasih karunia Tuhan kita Yesus.

Oleh : Pdt.Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T369A




Doakanlah...

  1. Bersyukur untuk proses pencocokan CD dan booklet Telaga yang dititipkan di VISI Malang dan Surabaya sudah selesai. Sekarang tidak ada lagi CD Telaga yang dititipkan di VISI Surabaya.

  2. Bersyukur untuk tambahan 1 radio yang akan mengudara mulai 1 April 2014 di Ds. Kelet, Kab. Jepara yaitu radio Swara Ekklesia FM yang akan langsung men-download program Telaga dari situs Telaga.

  3. Doakan untuk proses pencatatan transkrip dan pembuatan abstrak dari rekaman yang terbaru, agar bisa diselesaikan dalam bulan April 2014.

  4. Tetap doakan untuk Bp. Andrew A. Setiawan dan Ibu Lortha G.Mahanani dalam pembuatan artikel seputar pekerjaan yang rencananya akan diterbitkan oleh P.T. Visi Anugerah Indonesia setelah bulan Aprl 2014.

  5. Doakan untuk pergumulan Sdri. Betty T.S. dalam pengerjaan disertasi Ph.D., pelayanan kepada mahasiswa Kristen di Maastricht, Belanda agar mereka bisa bertemu langsung dengan “iman yang nyata” seperti yang ada di Alkitab.

  6. Kita sudah memasuki minggu-minggu sengsara/pra-Paskah, doakan agar umat Kristen bisa lebih menghayati pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib.

  7. 12 hari lagi masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya dalam memilih para wakil rakyat untuk periode 2014 – 2019. Doakan agar orang-orang Kristen tidak mengabaikan kesempatan ini.

  8. Bersyukur untuk pernikahan Sdr. Samuel Widjaja dengan Sdri. Wihwie Grace Hwoolys di Malang pada tgl. 31 Maret 2014. Sdr. Samuel adalah putra sulung dari Bp. S.K.Widjaja, SH. dan Ibu Sonya Widjaja. Kiranya Tuhan yang sudah mempertemukan mereka akan memimpin dan memberkati keluarga baru ini.

  9. Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :

          003 – Rp 1.000.000,- untuk 5 bulan.
          011 – Rp 150.000,-



Telaga Menjawab

Tanya?

Saya ingin bertanya, bagaimana kita memberikan tips atau solusi bagi anak-anak yang rendah diri? Bukan kita sebagai orang tua, tapi lebih berupa tips dari anak yang rendah diri untuk mencoba menghilangkan rasa rendah diri yang dialaminya. Hal ini akan saya bagikan kepada anak-anak yang mengalami rasa rendah diri untuk mencoba menghilangkan rasa rendah diri dengan motivasi pribadi bukan dari orang lain.

Terima kasih untuk informasi dan jawaban Tim Pengasuh Program TELAGA. Tuhan memberkati !

Jawab!!!

Sdr. / Sdri. yang dikasihi Tuhan,

Anak pada dasarnya perlu mengetahui apa yang bisa mereka lakukan. Tugas orang tua adalah melihat apa yang bisa anak lakukan dan memberi tanggapan positif terhadap karyanya.

Contoh: Anak suka menggambar. Berilah tanggapan yang positif, ”gambarnya bagus dan lain-lain”. Kata-kata yang positif akan menjadi bekal bagi anak menumbuhkan kepercayaan diri.

Untuk lebih jelas, silakan mengunjungi situs kami dan membaca materi-materi, antara lain:

T014B "Kepercayaan Diri"

T067 "Mengapa Anak Saya Tidak Percaya Diri" dan "Menanamkan Percaya Diri pada Anak"

T173 "Konsep Diri" dan "Membangun Konsep Diri Anak"

Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan. Semoga bisa menolong.

Salam,

Tim Pengasuh Program TELAGA




Tips Telaga

Membantu Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

Ada beberapa unsur rendah diri yang dapat kita jadikan target untuk memberi motivasi kepada anak:

  1. Rendah diri bermula dari perasaan tidak diinginkan atau ditolak oleh orang lain.

    Ketika berhadapan dengan anak, kita dapat mengemukakan beberapa ayat firman Tuhan yang mengukuhkan bahwa setiap anak diciptakan dengan penuh perhatian dan kasih oleh Tuhan.

    Contoh : Mazmur 139:13 – 16

  2. Rendah diri karena dibandingkan dengan anak lain yang dianggap lebih baik.

    Lewat cerita, kita dapat mengajak anak melihat bahwa anak yang terus mengejar sifat baik, meskipun ia sendiri tidak istimewa, merekalah yang dihargai dan diberkati Tuhan.

    Contoh cerita: Yakub yang kurang dikasihi ayahnya Ishak, namun ia dikasihi Allah.

  3. Rendah diri karena merasa lebih jelek dan bodoh dibandingkan anak lain.

    Kita bisa ceritakan bahwa yang dihargai Tuhan adalah iman. Zakheus, Petrus, Paulus dan Yesus sendiri dapat menjadi contoh orang yang kurang bagus secara fisik tetapi dihargai Tuhan. Dari latar belakang pekerjaan, Petrus adalah nelayan, Yesus anak tukang kayu, pekerjaan yang kurang dihargai saat itu.

  4. Rendah diri karena miskin

    Orang kaya justru sering dikecam Yesus. Tabiat yang baik yang lebih Tuhan inginkan dari kita. Keadaan miskin justru mempertebal iman kita. Yesus juga lahir dalam kondisi yang sangat miskin. Ia dekat dengan orang miskin.

    Contoh kisah: Lazarus dan orang kaya yang dikisahkan Yesus.

  5. Rendah diri karena dijauhi teman

    Yang perlu anak -anak uji dari diri mereka adalah sejauh mana mereka melaku-kan hal buruk yang tidak di-sukai teman-temannya. Jadi, anak dibantu untuk bertanggung jawab dan memikul konsekuensi dijauhi temannya. Tapi kalau anak mengerjakan hal yang baik (misalnya tidak mau memberikan contekan kepada teman atau tidak mau diajak berbuat dosa), kita dapat menguatkan mereka dengan kisah Yusuf atau Daud yang tidak disukai ketika masih kecil. Tetapi mereka menjadi orang yang diperkenan Tuhan karena kekudusan dan kesetiaan iman mereka.

  6. Rendah diri karena gagal terus-menerus.

    Kita dapat mengajarkan bahwa kegagalan dapat terjadi karena kesalahan diri sendiri, sebagai akibat dari dosa, harapan yang tidak realistis, atau karena proses belajar. Dalam hal ini, kita meminta anak untuk mengakui dosa dan kesalahan, memaafkan diri serta berusaha mencoba lagi. Contoh yang dapat digunakan, antara lain Petrus yang sering gagal, namun Tuhan percayakan dia untuk menggem-balakan domba-domba Kristus.

Inti dari tips ini adalah membuat anak menghargai dirinya sendiri. Dasar penghargaan tidak terletak pada penampilan fisik, harta atau popularitas, melainkan lebih pada tabiat atau sifat baik yang dapat kita kejar dan usahakan. Juga pada penghargaan dari Allah yang bisa kita pelajari dari Firman Tuhan. Selain itu, memotivasi anak untuk mengatasi perasaan rendah diri tidak bisa dalam waktu singkat dan hanya sekali pukul saja. Perlu kesabaran karena mereka sangat yakin dengan pandangan negatifnya terhadap diri mereka.

Sangat baik kalau pengajaran dan pembe-rian motivasi ini dibarengi dengan kasih, perhatian, penghargaan, dan pujian dari orang dewasa, karena anak masih sangat bergan-tung pada lingkungan-nya.

Semoga tips ini cukup menolong dan selamat mencoba.

Oleh: Bp. Heman Elia, M.Psi




Informasi

Bagi Anda yang memerlukan pelayanan Rehabilitasi Narkoba, dapat menghubungi:

Yayasan Breakthrough Missions Indonesia (YBMI)

Jl. Bali Raya No. 31 Sentul City, Bogor 16810

Telp: 021- 876962707 atau 87960108

Website: http://www.breakthroughmissions-indonesia.org

Facebook page:

1. Rehabilitasi Narkoba Kristen

2. Yayasan Breakthrough Missions Indonesia (YBMI)

CP: Bp. Stephen Vincent, MK.

Breakthrough Missions Indonesia

HP: 087 8707 246 25 atau 08967 222 4592