Mengapa Anak Saya Tidak Percaya Diri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T067A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Dalam hal ini kita akan mengetahui bagaimana anak itu dapat mempunyai percaya diri dan sejauh mana kepercayaan dirinya tersebut.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Percaya diri pada anak berkaitan langsung dengan tugas-tugas akademiknya, jadi biasanya kepercayaan diri anak itu berkaitan dengan tugas-tugas sekolah. Kalau ia mendapatkan konfirmasi bahwa dia adalah seorang pelajar yang baik, kemungkinan besar kepercayaan dirinya akan tertopang.

Pada masa remaja kepercayaan diri seorang anak mulai bercabang, bukan saja pada segi yang bersifat akademik tetapi juga:

  1. Penampilan fisiknya, jadi anak-anak yang mempunyai penampilan fisik yang baik dan dihargai oleh teman-temannya karena penampilan fisiknya itu juga akan mengalami dukungan.

  2. Cabangnya adalah dalam hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan sosialnya, jika ia diterima dengan baik maka harga dirinya pun atau kepercayaan dirinya akan tertopang pula.

Kepercayaan diri anak sangat bertalian dengan perlakuan orang tua pada si anak justru di masa-masa sebelum dia bersekolah. Dengan kata lain apa yang kita berikan kepada anak-anak di usia-usia di bawah misalnya 5, 6 tahun akan sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya sewaktu dia nanti memasuki sekolah. Perlakuan orang tua yang penuh kehangatan itu adalah suatu modal yang akan memberikan si anak kekuatan melangkah keluar dari lingkup rumahnya memasuki tempat yang asing baginya.

Semakin seorang anak kuat berakar karena dia tahu dicintai dan diterima apa adanya di rumahnya sendiri, dia seolah-olah akan mendapatkan lebih banyak energi untuk melangkah keluar menghadapi tantangan dan tuntutan dari luar. Kebalikannya, anak yang mengalami banyak ketegangan dan perlakuan orang tua lebih bersifat kritis, memarahinya atau hidup di mana orang tua mempunyai hubungan nikah yang tidak baik, anak justru tidak mempunyai kekuatan, dia justru merasa lemah, akhirnya waktu dia harus melangkah keluar dia bukannya berani tapi justru merasa takut.

Mengenali anak-anak ini mempunyai rasa percaya diri yang cukup:

  1. Kita harus mempunyai perspektif yang jelas tentang yang kita maksud dengan kurang percaya diri. Seorang anak mempunyai keunikan masing-masing, anak yang bawaannya adalah anak yang perasa, lebih peka artinya waktu dia merasa cemas atau takut dia lebih merasakan kecemasannya. Nah kita harus berhati-hati untuk tidak melabelkan anak yang perasa ini anak yang tidak percaya diri.

Penyebab anak-anak gagal dalam mengerjakan tugas ujian di sekolah, pada halnya anak itu mampu adalah:

  1. Kemungkinan yang umum adalah anak tegang pada waktu mengerjakan ujiannya.

  2. Ada anak yang waktu belajar menyimpan informasi di dalam 'short memory' memori jangka pendek, bukan masuk ke dalam memori jangka panjang. Sehingga pada saat sore sudah belajar besoknya memori jangka pendeknya sudah menguap. Kalau kasusnya seperti ini ada beberapa yang bisa dilakukan:

    1. Menyimpan informasi belajarnya dalam memory jangka panjang.

    2. Belajar dengan sistem cicilan atau tabungan maka informasi tersebut bisa diselipkan dalam memori jangka panjangnya.

    3. Melatih anak ulangan di rumah.

Mazmur 49:17,18, "Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambahm sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia."

Tuhan memberikan pesan di sini yaitu milikilah perspektif hidup yang tepat, bahwa kemuliaan seseorang tidaklah bergantung pada kekayaannya, dengan kata lain hati-hati sebagai orang tua agar kita tidak menempatkan harta atau hal yang bersifat sangat fisik pada porsi yang terlalu besar, karena itu justru akan menimbulkan tekanan yang berlebihan pada anak dan akan justru membunuh kepercayaan dirinya bukan menumbuhkannya. Justru yang penting bagi kepercayaan diri anak adalah perlakuan orangtua yang penuh kasih dan penuh penerimaan.