Orangtua/Anak

Orang tua perlu mengajarkan nilai dan prioritas kepada anak terutama lewat perbuatan, kemampuan berkomunikasi dengan anak juga merupakan hal yang penting disamping sosialisasi, pribadi yang sehat membuahkan berkat bukan saja untuk orang tua tetapi juga bagi sesama.
Agar anak bertumbuh dengan sehat, perlu kasih dan penerimaan dari orang tua, dengan menerapkan target atau tuntutan yang sesuai, juga perlu disiplin dengan memberi imbalan dalam bentuk pujian, senyum, belaian, serta motivasi yang sesuai.
Di tengah situasi pandemi, hak anak untuk bermain dan berekreasi mudah terabaikan, kesempatan berada di rumah selama 24 jam bisa dimanfaatkan oleh para orangtua (ayah dan ibu) untuk berkreasi dalam banyak hal, berdiskusi juga tentang pengalaman hidup termasuk menumbuhkan dan mengembangkan iman percaya anak-anak.
Mendewakan anak berdampak pada pertumbuhannya, anak akan mengembangkan kepercayaan diri yang berlebihan, sikap membenarkan diri yang berlebihan, mengembangkan diri yang terbelah, perlakuan orangtua sangat memegang peranan penting demi terhindarnya anak dari hal-hal yang merusak dirinya.
Pola asuh merendahkan anak berdampak pada perkembangan jiwa anak, penilaian diri yang rendah menimbulkan kepercayaan diri yang rendah pula, gunakan kata-kata yang membangun dan positif, berikan pujian yang berdasar dan jangan sungkan bagi orangtua untuk meminta maaf bila memang telah melakukan kesalahan.
Anak adalah kemuliaan dan kehormatan yang Allah berikan pada orangtua yang harus diresponi dengan memuridkan secara intensional. Orangtua secara aktif membuka jalan anugerah bagi anak dan memberikan vaksinasi iman
Iman adalah anugerah Allah, pengalaman nyata, tanggungjawab utama orangtua mendidik iman anak, penuhi tangki cinta anak
Ketika anak masuk ke sekolah berarti anak harus berinteraksi dengan orang-orang selain keluarganya. Di masa inilah anak-anak mulai belajar mengenali kehidupan sosialnya. Gunakanlah kesempatan ini untuk mendidikan anak agar hormat dan takut akan Tuhan!
Tugas kita sebagai orangtua seyogyanya tidak ditentukan oleh kesanggupan dan ketersediaan waktu melainkan oleh kebutuhan anak itu sendiri.Kita mesti mengenali kebutuhan anak dan berusaha memenuhinya agar anak dapat bertumbuh secara sehat. Oleh karena itu kita mesti hadir dalam kehidupan anak terutama pada usia dini. Keterikatan anak-orangtua terbentuk di usia awal. Jadi sekali kita melewatkan kesempatan ini kita akan kehilangan selamanya.
Anak bukan aset milik orangtua, namun milik Tuhan. Menjaga jarak yang sehat dengan anak yaitu menyadari bahwa “anakku bukan aku”, menjadi poin penting untuk menghindari perasaan kepemilikan ini. Di penghakiman terakhir setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban: sudahkah mendidik anak seperti kemauan Tuhan?

Halaman