Masalah Hidup

Tuhan dengan sengaja membawa kita ke padang gurun, di mana kita sendirian tiada orang-orang seiman yang menguatkan kita, tiada pembimbing rohani yang mengingatkan kita dan nggak ada lagi perbuatan Tuhan yang dapat kita dengar, kita benar-benar merasakan kesunyian yang luar biasa. Dan Tuhan menghendaki agar kita melewati masa yang sunyi itu, masa yang gersang itu, seperti di gurun pasir agar kita melihat Tuhan dengan mata yang lain yaitu bahwa Dia mengasihi kita di mana kita dapat sandarkan diri kita sepenuhnya kepada Dia.

Salah satu keterampilan hidup yang perlu kita miliki adalah kemampuan melihat diri sendiri. Tanpa keterampilan ini niscaya kita akan mengalami masalah dalam relasi.

Ada dua tipe orang yaitu: Orang yang tidak tahu bagaimana caranya memuji atau menghargai orang dan Orang yang tidak mau memuji atau menghargai orang. Namun sebenarnya mereka bisa belajar untuk menghargai orang lain, langkah satu-satunya adalah coba melihat perubahan atau kemajuan atau hal yang positif sekecil apa pun.

Dalam materi ini kita diajak untuk belajar dari Matius 18:21-22, tentang mengampuni. Mengampuni memang tidak gampang, tapi Alkitab mengajak kita mengampuni dengan tanpa batas. Bagaimana kita dapat melakukannya?

Kemarahan itu sendiri adalah suatu reaksi emosional dan tidak harus identik dengan dosa. Cara kita melampiaskan itulah yang akhirnya membuahkan dosa.

Malapetaka atau musibah atau kecelakaan dapat menimpa semua orang tak terkecuali orang Kristen. Akan tetapi di sini kita diajarkan bagaimana sebagai orang Kristen menyikapi hal itu. Dan bagaimana kita memposisikan Tuhan ketika kita menghadapi hal tersebut.

Penyebab utama mengapa orang diberhentikan dari pekerjaannya adalah ketidakmampuan bekerja sama. Orang yang tidak mampu bekerja sama adalah orang yang hanya bisa bekerja sendirian, karena jika ia bekerja dengan orang lain, baik dia ataupun orang lain akan menderita.

Elizabeth Kubler Ross memaparkan rangkaian reaksi yang tercetus tatkala kita menghadapi krisis. Karena bencana alam masuk dalam kategori krisis, reaksi itu ialah: penyangkalan, kemarahan, tawar menawar, putus asa, menerima dan bangkit.

Kepanikan dapat dialami oleh semua orang dan kepanikan ini dibedakan menjadi 2 yakni : Kepanikan yang bersifat umum, adalah kepanikan yang mempunyai landasan faktanya, seperti sedang menghadapi bencana dan kepanikan yang menjadi gangguan klinis atau menjadi penyakit. Semuanya itu mempunyai banyak penyebab.

Kekerasan dapat timbul, disebabkan oleh dua faktor baik internal maupun eksternal. Dan kekerasan ini akan sangat berpengaruh bagi kita juga. Meski hal ini sebenarnya dialami sejak kecil.

Halaman