Melawan Iri Hati

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T181B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Salah satu dosa tertua adalah iri hati. Iri hati sebenarnya adalah perampokan atau perampasan secara tersembunyi; kita mengambil apa yang menjadi milik orang dan mengklaim itu sebagai milik kita. Salah satu penyebab dari iri hati ialah Gagal melihat diri sendiri, terlalu melihat orang, dsb.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

". . . tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram . . . . Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel adiknya itu lalu membunuh dia." (Kejadian 4:5)

Salah satu dosa tertua adalah iri hati. Pada masa sekarang dosa iri hati dapat bertumbuh dengan subur karena kita dikelilingi materi dan nilai diri acap kali ditentukan oleh apa yang kita miliki.

Definisi
Iri hati bukanlah keinginan untuk meningkatkan atau mengembangkan diri agar lebih baik dari kondisi sekarang. Iri hati sebenarnya adalah perampokan atau perampasan secara tersembunyi; kita mengambil apa yang menjadi milik orang dan mengklaim itu sebagai milik kita.

Dosa iri hati adalah dosa yang disebut dalam Hukum 10, "Jangan mengingini rumah saudaramu; jangan mengingini istrinya atau hambanya laki-laki atau hambanya perempuan atau lembunya atau keledainya atau apa pun yang dipunyai sesamamu." Keluaran 20:17

Penyebab Iri Hati
Gagal melihat diri sendiri, terlalu melihat orang. Orang yang iri terlalu memikirkan penilaian orang terhadap dirinya. Ia tidak mempunyai keyakinan yang teguh akan siapakah dirinya-apa kekuatan dan kelemahannya. Baginya terpenting adalah penilaian orang-bahwa dirinya baik. Orang yang iri adalah orang yang mementingkan penampilan luar dan gagal menghargai apa yang terkandung di dalam.

Terlalu memikirkan diri sendiri, gagal memikirkan orang. Orang yang iri adalah orang yang egois-sangat mementingkan diri sendiri. Pusat perhatiannya hanyalah pada diri sendiri, ia tidak memikirkan kepentingan orang lain. Itu sebabnya ia tidak dapat bersukacita dengan kemenangan orang.

Berorientasi pada apa yang tidak dimilikinya, bukan pada apa yang dimilikinya. Orang yang iri hanya memfokuskan pada apa yang tidak dimilikinya dan gagal melihat apa yang dimilikinya. Ia tidak bersyukur dan tidak merasa puas hingga ia memiliki apa yang diingininya.

Gagal menerima Tuhan, terlalu menuntut Tuhan. Relasinya dengan Tuhan merupakan sebuah transaksi: apa yang diberikannya kepada Tuhan harus kembali berlipat ganda. Ia tidak dapat menghargai pemberian Tuhan sebab baginya Tuhan harus memberi apa yang dimintanya.

Nasihat Firman Tuhan: Mazmur 23

  • Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Tuhan mencukupkan kebutuhan kita; terimalah pemberian-Nya dengan penuh syukur.
  • Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku. Hidup tidak selalu lancar dan bebas hambatan, namun Tuhan beserta dan dapat menolong kita. Jadi tenanglah, dalam kondisi apa pun.
  • Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Tuhan adil dan pemurah; Ia akan memberi kepada kita sesuai dengan rencana-Nya yang terindah untuk kita. Jangan bandingkan diri dengan orang lain. Kemurahan Tuhan untuk kita cukup dan sempurna.