Berita TELAGA

30 Tahun LBKK

Versi printer-friendly
Mei


2 Mei 1990 – 2 Mei 2020, tiga puluh tahun usia Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK). Tanggal 2 Mei diperingati sebagai 2 Hari Pendidikan Nasional. Akta Pendirian no.143, telah ditandatangani di hadapan Notaris Indrawati Setiabudhi, S.H. di Malang, pada hari Sabtu, tanggal 12 Mei 1990.

Lembaga ini bertujuan untuk mendidik dan membina antara lain dengan cara-cara meningkatkan ketaatan kepada Tuhan, baik dalam kehidupan pribadi, berkeluarga (bermasyarakat, berbangsa dan bernegara) agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri maupun keluarganya untuk dapat bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut Lembaga ini dalam pelayanannya berusaha mengadakan, mengembangkan program-program pendidikan dan pembinaan bagi kehidupan keluarga-keluarga Kristen, sedemikian sehingga terciptalah keluarga-keluarga Kristen yang berkelimpahan (Yoh.10:10b).

Untuk pertama kali diangkat menjadi anggota-anggota Badan Pengurus adalah sebagai berikut :

  1. Ketua : Tuan GUNAWAN SANTOSO
  2. Wakil Ketua : Tuan Insinyur SURIPTONO
  3. Sekretaris I : Nyonya MELANY ELKANA SIMON
  4. Sekretaris II : dra. Nyonya INDRAWATI TAMBAYONG
  5. Bendahara I : Nyonya IDAJANTI RAHARDJO
  6. Bendahara II : Nyonya JOICE WIYANTO
  7. Penasihat : Pendeta Doktor YAKUB BUDIONO SUSABDA

Usia tiga puluh tahun dikatakan sudah dewasa, namun untuk mencapai usia tersebut tak dapat diingkari ikut campur TUHANlah yang memungkinkan. Sebagaimana orangtua yang mendidik anak-anaknya, tentu saja bukanlah hal yang mudah. Orangtua akan berusaha agar anak-anaknya bisa sekolah, apa yang buruk yang telah dialami oleh orangtua tentu saja tidak diharapkan terjadi pada anak-anaknya.

Dengan motto "KELUARGA YANG SEHAT MENCIPTAKAN GEREJA DAN MASYARAKAT YANG SEHAT", kami mulai bekerjasama dengan gereja-gereja secara interdenominasi, mencoba untuk mengadakan CPK (Ceramah Pembinaan Keluarga), SPK (Seminar Pembinaan Keluarga), KBK (Kamp Bina Keluarga) dengan tujuan di tempat-tempat yang "netral". Ketika itu semuanya direkam dalam bentuk kaset!

CPK I : "Jika Persoalan Keluarga Terlalu Parah" dpo. Pdt. Dr. Yakub B. Susabda, di Jl. K.H.A.Dahlan 33 Malang pada tanggal 11 September 1989.

CPK II : "Komunikasi Suami Istri Masa Kini" dpo. Pdt. Liem Ie Tjiauw (alm.), di Jl. K.H.A. Dahlan 33 Malang pada tanggal 28 November 1989





CPK III : "Pekerjaan dan Kemesraan" dpo. dr. Harry Ratulangie di restoran "Dragon Phoenix", Malang, pada tanggal 12 Februari 1990.

CPK IV : "Mengatasi Hambatan-H a m b a t a n P e r s e k u t u a n Keluarga" dpo. Pdt. Andreas Hadi Simeon, di Hotel Montana, Malang pada tanggal 14 Mei 1990.



CPK V : "Orangtua Mitra Remaja"
dpo. Ibu Hosiana Hosea, B.A., di Hotel Montana, Malang pada tanggal 10 September 1990.
CPK VI : "Sikap Ortu terhadap Pergaulan Anak Masa Kini" dpo.Pdt.Dr. Peterus Pamudji, di Hotel Montana, Malang pada tanggal 1 Oktober 1991.



CPK VII : "Mengerti dan Dimengerti" dpo. drs.Psi.Robin A.Wijaya, di Hotel Montana, Malang pada tanggal 8 Agustus 1992.
CPK VIII : "Mengatasi Konflik Dalam Pernikahan" dpo. Pdt.Dr. Paul Gunadi di Hotel Montana, Malang, tanggal 29 November 1993.
CPK IX : "Bagaimana Mengubah Pasangan Anda?" dpo. drs.Psi.Robin A.Wijaya, di Hotel Montana,Malang, tanggal 3 Mei 1994.

SPK I : "Dilema Dalam Kehidupan Keluarga Kristen di Abad XX" di Regent's Park Hotel, Malang selama 3 hari (tanggal 2,3,4 Juli 1990) dpo. Pdt. Dr. Yakub B.Susabda
SPK II : "Peranan Iman Dalam Pembangunan Keluarga Kristen" di Tugu Park Hotel, Malang selama 3 hari(tanggal 28,29,30 Januari 1991) dpo. Pdt. Dr. Yakub B. Susabda


SPK III : "Adakah Pengharapan Bagi Kasih yang Sudah Menjadi Hambar?" di Tugu Park Hotel, Malang selama 2 hari (tanggal 4-5 September 1993) dpo. Pdt. Dr. Yakub B. Susabda Peserta SPK II Panitia SPK II

KBK : "Adakah Cinta di Hatimu?" diadakan di Kusuma Cottages, Batu pada tanggal 24-25 Oktober 1992 diikuti oleh 245 orang (seluruh peserta + Panitia + Pembicara) dengan melibatkan beberapa pembicara, yaitu :

  1. Drs. Psi. Robin A.Wijaya dengan topik "Nilai-Nilai Kekristenan Dalam Pergaulan Muda-Mudi".
  2. Ibu Hosiana Hosea, B.A. menyampaikan topik "Pantulan Kasih" dan menyampaikan "Aku cinta DIA, dia dan …." untuk kelompok remaja.
  3. Pdt. Dr. Jonathan A. Trisna membawakan tema "4 Komitmen Dalam Pernikahan"
  4. Pdt. Dr. Yakub B. Susabda dan Ibu Esther Susabda, "Adakah Cinta Di Hatimu?"
  5. Ev. Yehezkiel Kiuk, S.Th. dan Sdri. Lini Nurulsari, S.H. sebagai pembicara kelompok anak-anak.
  6. Ibu Linda Kho mengajak santai sejenak dengan para balita.
  7. Sdr. Johanes Setiabudi, Sie. Acara kelompok pemuda – remaja.

LBKK sebagai lembaga non-profit, tetap membutuhkan dana, sehingga dibentuklah Seksi Dana a.l. untuk mencari donatur. Tidak bisa diingkari bahwa pada saat "krisis keuangan", Tuhan telah menggerakkan orang-orang tertentu yang 'tidak dikenal' memberikan donasinya dan hal ini telah terjadi beberapa kali.

30 tahun telah dilewati, tidak bisa diingkari bahwa peremajaan sudah, sedang dan akan terjadi. Dukungan doa tetap diharapkan untuk eksisnya LBKK. Bagi yang ingin lebih mengenal aktifitas LBKK saat ini, silakan datang ke Sekretariat LBKK di Jl. Cimanuk 56 Malang 65122 atau melalui www.telaga.org.

Dampak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sangatlah besar, baik dirasakan oleh pencari nafkah atau pun orang-orang yang bergantung pada si pencari nafkah. Lebih-lebih PHK ini akan lebih memukul pria secara kejiwaan, karena pria cenderung menggantungkan harga dirinya pada kariernya. Sewaktu dia kehilangan karier, dia bukan saja kehilangan pekerjaan tetapi dia juga kehilangan dirinya. Ini berbeda dengan wanita, sewaktu wanita kehilangan karier dia kehilangan pekerjaan, dia tidak kehilangan dirinya. Jadi dampak PHK ini akan lebih berat dirasakan oleh para pria.

Yang perlu kita lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut, kita harus memahami proses atau dampak PHK pada keluarga. Waktu suami kehilangan pekerjaan, dia kehilangan jati diri, dia kehilangan dirinya. Pria-pria yang kehilangan pekerjaan juga mulai mengucilkan diri dari pergaulan sosial. Misalnya dia biasanya rajin terlibat dalam pelayanan gerejawi, bisa jadi dia mulai malas ke gereja, dia mulai malas melayani di gereja karena dia merasa dia tidak lagi memunyai sesuatu yang bisa dia banggakan atau tawarkan untuk masyarakat. Benar-benar dia merasa seperti orang yang tidak ada artinya.

Masa PHK yang berkepanjangan dapat menyebabkan pria labil secara emosional. Jadi mudah marah, mudah tersinggung, tidak panjang sabar. Karena PHK, akhirnya pria pun cenderung untuk mengisolasi diri, sewaktu mengisolasi diri dia akhirnya menjauhkan diri dari istrinya, dia menjadi orang yang tertutup.

Sikap yang perlu dilakukan seorang istri adalah:
  1. Jangan panik. Suami bukan menolak, bukan sedang menghempaskan dia keluar dari kehidupan suami tapi suami kesulitan membagi dirinya. Jadi Istri harus tetap mendekati suami, misalnya mengajak jalan-jalan, malam hari berduaan. Sehingga akhirnya si suami tidak bisa tidak menangkap isyarat dari istri bahwa si istri sedang bersama dengan dia dan si istri terus membangunkan semangatnya
  2. Istri dan suami harus mulai memikirkan langkah kreatif.
  3. Tidak meninggalkan Tuhan, meskipun kita belum melihat pemenuhan janji Tuhan. Kita tidak meninggalkan Tuhan sebab janji Tuhan itu pasti terpenuhi namun kapan waktunya memang tidak kita ketahui secara pasti.


Mazmur 91:14, 15 berkata: "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya."

Jadi yang menjadi kunci pada saat mengalami PHK adalah hati kita terus melekat kepada Tuhan dan kita mengenal siapa Tuhan kita, bahwa nama Tuhan kita adalah penyelamat, Yesus adalah penyelamat dan Dia adalah penolong kita. Jadi kita terus berseru kepada-Nya dan Tuhan berjanji Dia akan menjawab, Dia akan menyertai kita dalam kesesakan.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi Ringkasan audio T 13B Simak rekaman lain di www.telaga.org

Pagi Pak, kenalkan nama saya D, usia saya 36 th, anak saya 2, usia 5 dan 8 tahun. Saya anak tunggal, dan suami saya anak laki satu-satunya di keluarga. Rumah ibu saya dan mertua saya berdekatan. Hanya 15 menit dengan mobil. Setiap siang saya di rumah mama saya, dan malam hari sewaktu suami pulang kami ke mertua saya. Begitu tiap hari. Suami saya ini tipe orang yang rasa cemas atau kuatirnya tinggi, selalu mencari kemungkinan terburuk yang terjadi. Pada awal masa corona ini hanya dia yang sudah mencuci uang dengan sabun dan air. Intinya dari dulu suami saya takut adanya kematian. Kami sama-sama Kristen. Tapi saya terus terang lebih santai. Beda dengan dia.

Kemarin suami saya mengancam saya tidak boleh ke mama saya lagi. Karena disana mama saya masih suka memesan masakan lewat gojek. Meski setiap kali makan harus dipanasi dulu supaya mati kumannya. Tapi bagi saya dia terkesan cari-cari terus. Memang dia itu suka mencari-cari, membuat saya 'bete' (bosen total). Tapi saya bantah waktu dibilangi. Meski saya turuti yang dia mau. Tetapi yang membuat saya membantah karena suami saya suka curiga kurang bersih. Dia kemarin mengatakan kalau sampai saya menjadi penyebab pembawa virus dan orangtuanya kena, dia akan dendam terhadap saya seumur hidup dan mau menceraikan saya. Saya super marah dengan kegilaannya ini. Ternyata dia lebih cinta orangtuanya daripada saya. Menurut Bapak, saya harus bagaimana?

Terima kasih banyak, pak.

JAWABAN:

Salam kenal, Ibu D. Ketakutan yang berlebihan tidak dapat dilawan dengan argumen yang rasional. Jadi, sebaiknya Ibu tidak perlu membantah atau mencoba meyakinkannya.

Saran kami adalah, ikutilah permintaannya dengan modifikasi. Katakan, bahwa bagaimanapun Ibu mesti berjumpa dengan Mama, sebab ia adalah mama. Jadi, setiap kali Ibu kembali dari rumah Mama, hal pertama yang Ibu akan lakukan adalah langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Ada dua alasan kami mengapa kami meminta Ibu untuk "mengalah." Pertama, soal ini tidak besar; sayang sekali rumah tangga Ibu terguncang hanya karena soal ini. Jadi, tidak apa mengalah. Kedua, ketakutan suami Ibu berlebihan tetapi masih memunyai dasarnya. Hasil riset antibodi di California memerlihatkan bahwa ternyata jumlah orang yang terinfeksi berpuluh kali lipat lebih banyak daripada kasus terinfeksi yang diketahui. Ternyata begitu banyak orang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala atau OTG (Orang Tanpa Gejala). Masalahnya adalah orang orang ini dapat menularkan virus tanpa diketahuinya. Jadi, ada baiknya kita lebih berhati-hati sebab jika tertular, ibu sekeluarga juga bisa tertular semua.

Salam : Paul Gunadi

Bersyukur kepada Tuhan, dalam masa pandemi ini, kami masih berkesempatan untuk melayani konseling via online. Kami juga B bersyukur Tuhan membukakan beberapa kesempatan untuk membawakan berbagai materi seminar dan pembekalan via online.Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :

18 April 2020: Pembekalan materi peer counseling (konseling sebaya) untuk pemimpin kelompok kecil divisi peran "Welcome Grateful Generation" (WGG) Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya.
1 Mei 2020: Veritas chit chat dengan Pusat Kerohanian UK Petra Surabaya,melalui Instagram live dengan topik "Kesempatan vs Rebahan" (membahas mengenai tantangan yang dialami mahasiswa dalam masa pandemi. Satu sisi, mahasiswa mesti mengerjakan tugas, namun di sisi lain sulit untuk berdisiplin diri dalam masa harus belajar dan kuliah online dari rumah).
9 Mei 2020: IG Talk dengan Ribut Rukun.net melalui Instagram live, membahas mengenai depresi dalam masa pandemi (membedakan antara depresi klinis dan stres atau perasaan tertekan di masa pandemi, serta bagaimana mengatasinya).
16 Mei 2020: Pembekalan materi Dinamika Kelompok untuk calon pemimpin kelompok kecil di Pelayanan Mahasiswa (PELMA) UK Petra, Surabaya.
18 Mei 2020: Melayani dalam persekutuan jurusan Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya dengan topik "Pasangan Hidup" (bagaimana memilih pasangan hidup dan pentingnya berpacaran sehat dalam kekudusan).
6 Juni 2020: Webinar dengan jurusan Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya dengan topik "Stress Management dalam Komunikasi Pasutri – pada Masa Pandemi Covid-19 dan Pasca Pandemi." Webinar ini terbuka untuk umum. Detil pendaftaran dapat dilihat pada e-flyer di bawah ini:

Pada waktu pokok doa ini dibuat, kota Malang sudah 2 minggu menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan P sekarang akan dicoba untuk menerapkan Kenormalan Baru ("new normal") selama 14 hari; diakhir bulan ini kita juga memeringati Hari Pentakosta, turunnya Roh Kudus atau hari ke-50 setelah Paskah (Kebangkitan Tuhan Yesus). Peran Roh Kudus sangatlah penting dalam kehidupan setiap orang percaya.

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Priska Sihalo (Rp 400.000,-).
  2. Bersyukur atas bantuan Ibu Vivian A. Soesilo yang masih berada di Brisbane, Australia, rekaman bersama Ev. Sindunata Kurniawan, M.K. yang sedang berada di Malang bisa diadakan di ruang kedap suara, lantai 3 dari Gereja Bethel Tabernakel, Malang pada tanggal 20 dan 29 Mei 2020.
  3. Bersyukur Ibu Anita Sieria, M.Th. sebagai Wakil Ketua dari Pusat Bina Konseling Telaga Kehidupan dari Sidoarjo telah beberapa kali menjadi pembicara sebagaimana dapat dibaca di halaman Pusat Konseling Sidoarjo.
  4. Kita tetap doakan untuk rencana rekaman jarak jauh melalui aplikasi zoom bersama Bp. Paul Gunadi sebagai narasumber.
  5. Bersyukur Pdm. Maurits Tahya sementara berada di Malang bersedia membantu pengeditan rekaman yang selama ini belum sempat dikerjakan. Doakan agar pembuatan transkrip, ringkasan dan abstrak juga bisa selesai dalam bulan Juni 2020.
  6. Selama masa pandemi COVID-19, banyak orang mengalami kesulitan ekonomi dan tentunya kondisi ini memengaruhi kesejahteraan masyarakat pada umumya. Mari kita doakan agar orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi bisa menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya dan biarlah kita pun semakin peka dan peduli dengan lingkungan sekitar kita untuk dapat ikut ambil bagian menyejahterakan orang-orang di sekitar kita.
  7. Doakan untuk Ev. Sri Wahyuni, M. Div., M.K. yang akan menjadi pembicara dalam DeSo (Dedy Show) berjudul "COVID vs. COPING, STRESS in ECONOMY CRISIS" pada hari Selasa, 9 Juni 2020 pk.20.00 – 20.55 WIB dengan Dedy Mahendra sebagai host.
  8. Bersyukur setelah beberapa kali ditunda, akhirnya Sdri. Betty Tjipta Sari akan menjalani Ph.D. defense (sidang untuk meraih gelar Ph.D.) secara online di Universitas Tilburg, Belanda pada hari Selasa, 16 Juni 2020 yang akan datang.
  9. Tetap doakan untuk pemerintah Indonesia dan segenap jajarannya serta tim medis di berbagai Rumah Sakit di seluruh Indonesia dalam menangani pasien yang terkena COVID-19.
  10. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan ini, yaitu dari : 001 – Rp 100.000,-




Halaman