Hidup yang Dikuasai Target
Berita Telaga Edisi No. 109 /Tahun X/ Nopember 2013
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Gaya Hidup
yang Dikuasai Target
Mulai tahun 80-an sudah ada suatu trend atau gaya hidup yang sangat dipengaruhi oleh konsep produksi yaitu produktif. Jadi yang diutamakan adalah menghasilkan sebanyak-banyaknya dengan waktu sedikit supaya hasilnya optimal.
Sebelumnya pabrik yang harus produktif menghasilkan banyak produk, sekarang pindah ke dalam diri manusianya, harus produktif menghasilkan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Pertanyaannya apakah itu salah? Seolah-olah memang tidak ada salahnya. Tapi kenapa saya membawa masalah ini ke permukaan karena dampaknya yang akan menggerogoti orang itu, belum lagi nanti dampaknya pada keluarga.
Bagi orang itu sendiri memang dia akan menemukan sukacita waktu dia berhasil mencapai target, dia naik lagi. Tapi apakah arti hidupnya, apakah hidupnya hanyalah untuk memenuhi target-target itu dan itukah yang membuat dia bahagia dan apakah itu hidup?
Cara menetapkan target atau mengukur bahwa target ini mampu memotivasi kita untuk produktif, tetapi tidak menjadi candu buat kita :
Sekali lagi awalnya adalah kita mesti jelas dengan apa isi prioritas hidup kita ini, apa itu yang ingin kita cari dalam hidup. Ada 3 pertanyaan yang harus kita jawab dengan baik dalam hidup ini yaitu:
Siapakah yang kita sembah dalam hidup ini, harus jelas siapa yang kita sembah. Kita menyembah Tuhankah, kita menyembah manusiakah, kita menyembah uangkah atau kita menyembah pekerjaan kitakah ?
Kita juga bertanya bagaimanakah kita hidup ini ? Penting sekali kita menjawabnya, mau hidup kita seperti mesinkah, mau memanipulasi orangkah, mau meninju-ninju orang supaya mendapat yang kita inginkan, mau menipu orang atau kita mau hidup jujur, kita mau hidup seperti yang Tuhan kehendaki ?
Dengan siapakah kita hidup, maksudnya dengan istri atau suami kita ?
Nah, jadi prioritaskanlah hidup itu dengan lebih sederhana, apa tujuannya kita hidup ini, kenapa kita ada di sini, siapa yang kita sembah dalam hidup ini, masih adakah yang kita sembah dalam hidup ini, hal itu perlu kita tanyakan dan itu akan menolong kita memprioritaskan hidup. Tuhan menghendaki kita memunyai kehidupan yang berimbang, kita tidak mungkin menyenangkan hati Tuhan kalau hidup kita seperti itu. Akhirnya kita tidak memunyai waktu untuk Tuhan dan Tuhan sudah berkata dengan jelas yang Dia senangi dari kita bukannya korban bakaran tapi hati, hati yang taat, yang mau mendengarkan Dia.
Bagaimana agar kita dapat secara bijaksana menetapkan target?
Saya akan meminta pada mereka yang terlibat dalam kehidupan yang dikejar target untuk duduk berdiam diri dengan tenang dan bertanya, “Untuk apakah saya ada di sini ?”
Saya minta dia untuk bertanya, “Nanti sebelum saya menutup mata, meninggalkan dunia ini, pikiran terakhir apakah yang saya akan bawa ?” Saya menduga bukan harta yang dia pikirkan tetapi dia akan memikirkan orang yang ada di sekitarnya, yang dekat dengannya, yang dicintainya dan mencintainya dan dia akan memikirkan Tuhan.
Matius 6 : 19 – 21, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga, di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada.
Jadi kita mesti menetapkan bahwa harta kita bukan yang ada di dunia ini, ini hanya sementara, ini sarana kita hidup dan Tuhan senang kita bisa hidup dengan bahagia juga.
Oleh : Pdt.Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T87 B
Doakanlah
Bersyukur untuk pencatatan transkrip dari 12 judul rekaman terbaru sudah selesai, demikian pula ringkasan dan abstraknya. Dalam waktu dekat, 12 judul rekaman terbaru tersebut termasuk audionya bisa dinikmati melalui situs Telaga.
Bersyukur untuk kerjasama dan pertolongan dari Yayasan Lembaga SABDA selama ini. Doakan untuk staf yang akan menangani beberapa perubahan sehubungan dengan judul-judul rekaman yang disinkronkan.
Doakan untuk radio-radio yang selama ini telah dengan setia mengudarakan program Telaga, baik radio-radio yang berada di tanah air maupun 1 radio di Hong Kong.
Doakan untuk Sdri. Betty di Belanda dalam usaha proyek penginjilan dan pemuridan dari beberapa mahasiswa, agar Tuhan memberikan hikmat karena metode yang digunakan berbeda dengan di Indonesia.
Doakan untuk barang-barang Telaga yang dititipkan di Pastorium, VISI Malang dan VISI Surabaya, termasuk buku digital di P.T. Mahoni.
Doakan untuk kesibukan menjelang akhir tahun 2013.
Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
001 – Rp 100.000,-
004 – Rp 50.000,-
006 – Rp 150.000,- untuk 3 bulan
011 – Rp 150.000,-
Mengenal Lebih Dekat
Bersyukur di awal bulan Nopember 2013 ini, Tuhan mengizinkan Telaga untuk bekerja-sama dengan Radio Gosyen FM di Wlingi. Radio ini berada dibawah naungan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), dan mengudara pada frekuensi 107.3 MHz. Jangkauan radio ini seluas 15-20 km. Jika Anda atau saudara Anda berada di sekitar Wlingi, silakan mendengarkan acara Telaga yang disiarkan setiap hari Senin s.d. Sabtu pk. 10.30 WIB. Semoga acara Telaga bisa memberkati para pendengar di kota Wlingi dan sekitarnya.
Telaga Menjawab
Tanya?
Saya seorang istri dan tinggal di Batam, ingin menyampaikan permasalahan yang saya hadapi kepada TELAGA, dan mohon sarannya.
Saya berumur 34 tahun, menikah dengan seorang laki-laki dari negara lain dan juga keluarga sederhana, dia bekerja sebagai pelaut. Kami telah menikah hampir 2 tahun dan memunyai seorang anak perempuan yang cantik tapi sekarang anak saya bersama dengan orang tua saya di Medan.
Selama bekerja, suami saya mem-berikan gajinya hanya untuk mem-bayar angsuran rumah kami dan pada saat yang sama ia mengirim-kan juga untuk orang tuanya, dan untuk itu saya tidak pernah mempermasalahkannya walaupun saya sedikit kecewa karena selama ini yang membantu kami adalah orang tua saya, namun ia tidak pernah sedikit pun menyinggung apakah orang tua saya masih memunyai uang untuk kebutuhan mereka apalagi sakarang anak kami bersama mereka. Saya juga bekerja namun hanya cukup untuk uang susu dan kebutuhan saya seadanya. Sekarang rumah kami sering dilanda banjir hingga ke dalam rumah dan saya sering mengatakan kepadanya akan hal itu. Setelah selesai kontrak kerjanya, ia kembali ke negaranya dan mengatakan pada saya bahwa dia akan melunasi hutang-hutang orang tuanya dan kalau ada sisa baru ia kirim untuk saya. Saya hanya bisa mengurut dada, Pak.
Ketika banjir melanda rumah kami, saya memberitahukannya kembali dan menanya-kan berapa uang yang dia punya untuk memperbaiki rumah kami, ternyata setiba di sana kakeknya meninggal dan ia menanggung semua biayanya tanpa pernah meminta pendapat saya sehingga ia tidak punya uang sama sekali. Saya kecewa sekali Pak, lalu saya bilang kepadanya, “Pernahkah kamu memikirkan keluarga kita? Selama kamu bekerja tidak ada yang dapat kita tabung untuk tabungan anak kita bahkan untuk orang tua saya kamu tidak pernah mengirim sedikit uang padahal anak kita mereka yang asuh, dan memang mereka tidak pernah meminta. Saya kecewa dan saya malu pada keluarga saya”.
Bapak tahu jawaban dari suami saya ? Jawabannya, “Kamu tidak pernah merasakan bagaimana perasaan saya ketika kakek meninggal dan saya sendiri menanggung biayanya, jika kamu tidak merasa terserah dan buatlah apa yang kamu mau”. Hancur sekali hati saya membaca balasan suami saya itu. Apa yang harus saya perbuat ? Tolong bantu saya dengan masukan dari Bapak dan topanglah kami dalam doa.
Jawab!!!
Sebenarnya kekecewaan Anda terpendam sejak dulu yakni ketika suami memberikan sebagian uangnya kepada keluarganya dan tidak kepada keluarga Anda. Memang kecewa sekali jika suami nampaknya tidak ada niat untuk juga menyisihkan sebagian uang untuk keluarga Anda. Rasa kurang adil ya. Di lain pihak apa bisa Anda ketahui mengapa suami melakukan semua itu? Apakah tidak ada orang lain yang bisa membantu keluarganya dari segi finansial selain dia ? Jika Anda tidak bisa mengerti kondisi suami, maka akan membuat Anda jadi sangat sensitif dan mudah merasa kecewa. Sebaliknya jika Anda terus mengerti suami sedangkan suami tidak berusaha mengerti istri dan berbuat menurut perasaan dan pikirannya sendiri, maka akan membuat ia menjadi orang yang tidak bertanggungjawab. Untuk melunasi hutang-hutang orang tuanya, apakah hanya dia sendiri yang menanggung atau ada saudaranya yang lain ? Menolong orang tua itu baik, tapi tidak boleh menghilangkan tanggungjawab terhadap anak dan istri.
Kekecewaan seperti ini banyak dialami oleh suami dan istri. Masalah manajemen uang di dalam keluarga juga bisa menjadi masalah besar dalam keluarga, karena itu perlu untuk mengurusnya dengan baik. Ajak suami Anda untuk duduk bersama mendiskusikan masalah ini dengan baik. Jumlah pemasukan suami dan anda setiap bulan coba dianggarkan dengan baik; misalnya ada pos untuk kebutuhan pokok keluarga, ada untuk kebutuhan anak, pos tabungan, untuk membayar cicilan rumah dan jika ada sisa tiap bulan sisihkan untuk orang tua Anda dan juga mertua. Sekecil apapun harus ada sedikit uang yang disisihkan untuk keluarga kedua belah pihak dan nanti jika keluarga yang bersangkutan butuh bantuan tinggal mengambil pos yang memang sudah disiapkan. Jika ingin memberi lebih (misalnya juga karena ortu punya hutang-hutang yang harus dilunasi) ambil dari pos yang memang ada sedikit berlebihan. Tidaklah bijak jika karena harus melunasi hutang orang tua, mengganggu anggaran pos yang lain. Anggaran keuangan keluarga yang disusun bersama oleh suami istri akan banyak membantu terutama untuk menghindari hal-hal yang bisa dirasakan oleh kedua belah pihak sebagai tindakan yang berat sebelah. Orang tua kendati pun tidak membutuhkan juga akan senang menerima pemberian itu sebagai tanda bakti anak terhadap orang tua. Memang ada kasus-kasus yang luar biasa yang menyebabkan pengeluaran tidak terduga untuk pihak orang tua atau mertua, tapi apakah yang dilakukan suami adalah kasus yang luar biasa atau memang sudah terbiasa begitu. Jika peristiwa luar biasa terkadang kita harus berusaha mengertinya.
Menganggarkan keuangan keluarga nampaknya perlu segera kalian lakukan bersama. Hanya Anda perlu mengingat, jangan membuat suami merasa disudutkan, melainkan ajak dia untuk membuatnya demi masa depan yang baik. Apa yang suami telah lakukan pada masa lalu nampaknya tidak perlu dipertajam, tapi carilah jalan keluarnya. Apakah Anda sendiri memunyai penghasilan? Jika belum, mungkin perlu berdoa dan memikirkan bagaimana mencari penghasilan yang pantas dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini untuk sedikit menolong mengatasi masalah keuangan keluarga Anda.
Demikian tanggapan yang dapat kami berikan, mudah-mudahan bisa menolong.
Kata-kata Mutiara Kristen
Dalam hidup ini ada 4 HAL yang harus diperhatikan supaya kita semua sukses. Pertama, cintailah TUHAN ALLAHMU. Kedua Hormati Orang Tua mu, Ketiga hargailah WAKTUMU, Keempat BerDoa dan Serahkan kepadaNYA apapun yg kau kerjakan.
Lakukan langkah pertama dengan keyakinan.
Kau tidak perlu melihat keseluruhan tangga.
Lakukan saja langkah pertama.
(Marthin Luther King Jr.)
Tragedi pada zaman ini bukanlah doa yang tidak dijawab...
Namun doa yang tidak dipanjatkan.
(John Hagee)
Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran,
daripada penghasilan banyak tanpa keadilan.(Amsal 16 : 8)
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketentraman,
dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.
(Amsal 17 : 1)
Ketika kita mengambil keputusan,
alam semesta akan berkonspirasi untuk mewujudkan mimpi kita.
(Ralp Waldo Emerson)
- Log in dulu untuk mengirim komentar
- 3585 kali dibaca