Memahat Anak
Berita Telaga
Edisi No. 35 /Tahun III/ Juli 2007/
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl. Cimanuk 58 Malang 65122 Telp./Fax.:0341-493645 Email: telaga@indo.net.id
Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati
Account :BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
MEMAHAT ANAK
Ibarat batu, kadang kita menemukan karakter anak yang negatif dan susah diubah. Misalnya, ada anak yang terlalu mudah menyerah, ada yang mau menang sendiri dan tidak rela mengalah, ada yang cepat berbohong dan berpura-pura, ada yang mudah cemas, ada yang mudah marah, dan sebagainya. Kita telah memastikan bahwa sifat itu bukanlah reaksi atau akibat didikan dan perlakuan kita terhadapnya. Segala cara telah kita gunakan namun tidak membuahkan hasil.
Apa yang terjadi? Bagian yang keras merupakan bagian dari kepribadiannya yang berakar dari sifat bawaannya. Mudah menyerah menandakan ia adalah anak yang tidak tahan dengan stres yang berkepanjangan; mau menang sendiri menandakan bahwa ia berkemauan keras, cepat berbohong dan berpura-pura menandakan ia cerdik dan kreatif namun malas, mudah cemas berarti ia tidak tahan dengan ketegangan dan memerlukan kepastian untuk membuatnya tenang, mudah marah berarti metabolismenya cepat dan energinya tinggi.
- Ada bagian anak yang lunak (mudah dibentuk) namun ada bagian anak yang keras (sulit dibentuk). Bagian yang keras ini harus dipahat-dikikis sedikit demi sedikit secara berhati-hati agar tidak rusak dan hancur. Pengikisan melalui dua tindakan: memberinya tekanan agar menghentikan perilaku buruknya dan memberinya kepercayaan untuk tidak mengulangnya. Misalnya dalam kasus anak berbohong, kita menegur perbuatannya dan memberinya sanksi. Setelah itu kita memberinya kepercayaan bahwa sesungguhnya ia berniat baik namun telah memanfaatkan cara yang salah.
- Mungkin kita tidak dapat menghilangkan sifat itu seluruhnya, namun kita dapat menguranginya. Setidaknya kita dapat membuatnya melihat hal itu sebagai masalah yang harus ia hadapi, sebagai problem pribadinya pula.
- Bagian yang keras itu sukar hilang sebab menguntungkannya: ia memperoleh apa yang ia inginkan. Itu sebabnya kita mesti memikirkan apa keuntungannya itu dan mengajarkannya untuk mendapat-kan yang ia inginkan dengan cara lain yang lebih sehat.
- Contoh kasus adalah Petrus. Ia sering berbuat dan berbicara tanpa berpikir panjang. Tuhan sudah memperingatkannya namun ia tidak memperhatikannya. Setelah penyangkalannya, Tuhan datang kepadanya dan bertanya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi aku lebih daripada mereka ini?" (Yohanes 21:15-17) Di sini kita melihat Tuhan menjadikan masalah itu sebagai masalah pribadi. Kepada anak pun kita perlu melakukan hal yang sama: Membingkai masalahnya secara pribadi, yakni apa dampak perbuatannya pada orang lain dan kita. Namun Tuhan memberikan Petrus kepercayaan untuk menggembalakan domba-domba-Nya.
MENGENAL LEBIH DEKAT
Mengawali Bulan Juli 2007 kita patut mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang mengizinkan Telaga untuk disiarkan oleh satu radio lagi yaitu Radio Swara Petani Pamona (RASTA) FM, di Pamona Utara - Poso. Saat ini radio RASTA masih sedang dalam pengurusan Akta Pendirian dan secara faktual sudah terkoordinasi dengan pihak KPID Sulteng. Pengelolaan RASTA FM di bawah pendampingan sekaligus di bawah tanggungjawab LSM Wasantara Tentena. Telaga disiarkan setiap hari Sabtu pk.10.00 dan pk. 17.00 WITA dengan durasi 1 jam. Radio ini mengudara pada frekuensi 102,1 MHZ dan menjangkau kecamatan Pamona Utara, Pamona Barat dan Pamona Selatan.
KEUANGAN
Pemasukan bulan ini: | |
Sumbangan dari Ibu Indrawati | Rp. 300.000,00 |
Royalty booklet (Lit.SAAT) | Rp. 1.989.175,00 |
Hasil penjualan kaset dll. | Rp. 364.400,00 |
Total pemasukan sebesar | Rp. 2.653.575,00 |
Pengeluaran TELAGA bulan ini | Rp.7.154.082,00 |
DOAKANLAH
Bersyukur pada bulan Juli 2007 ini ada 2 radio yang mulai menyiarkan program TELAGA, yaitu Radio Komunitas SUARA KASIH (SUAKA) FM. di Ambarawa - Jawa Tengah dan Radio SWARA KASIH AM. di Sangihe - Sulawesi Utara. Satu Radio Komunitas Muria FM. juga menawarkan kerjasamanya dan ini merupakan radio ke-36. TELAGA akan mulai disiarkan pada bulan Agustus 2007 yad.
Bersyukur 1 judul booklet ("Pubertas II, Mitos atau Realitas") telah selesai digarap dan diserahkan kepada Metanoia Publishing.
Bersyukur brosur TELAGA yang baru sudah selesai dan mulai disebarluaskan.
Doakan untuk peralatan penggandaan kaset dan CD, agar dalam waktu dekat ini bisa memenuhi permintaan yang cukup banyak dari VISI Bookstore di Bandung.
Bersyukur untuk pencetakan ulang 6 judul booklet yang diterbitkan oleh Literatur SAAT.
Bersyukur dalam 2 bulan ini (Juni & Juli 2007) ada sumbangan dari NN di Malang sebesar Rp. 2.000.000,-, Kel. Tan Siok Liat di Semarang sebesar Rp. 500.000- dan Ibu Indrawati T. sebesar Rp. 300.000,-.
- Bersyukur untuk sumbangan berupa 300 keping CD yang diterima dari Radio Star FM. di Pandaan.
JUDUL KASET/CD TERBARU
T222 | Tangga ke Rumah (I) |
Tangga ke Rumah (II) | |
T223 | Tangga ke Rumah (III) |
Mencabut Duri Pernikahan | |
T224 | Tragedi pada Anak (I) |
Tragedi pada Anak (II) | |
T225 | Anugerah dalam Pernikahan (I) |
Anugerah dalam Pernikahan (II) | |
T226 | Tahap Penyesuaian dalam Pernikahan |
Pernikahan yang Hampa | |
T227 | Pernikahan di Hari Tua (I) |
Pernikahan di Hari Tua (II) | |
T228 | Membangun Dari Reruntuhan (I) |
Membangun Dari Reruntuhan (II) | |
T229 | Mengembalikan Keintiman yg Hilang (I) |
Mengembalikan Keintiman yg Hilang (II) | |
T230 | Siapakah Anak Kita? |
Menjahit Relasi dengan Remaja | |
T231 | Kehidupan Sebagai Duda |
Penghiburan Bagi Duda | |
T232 | Dekat Tapi Jauh |
Berkomunikasi Dengan Remaja | |
T233 | Dua Sumber Konflik |
Konflik dan Pertumbuhan | |
T234 | Dari Mana Datangnya Pencobaan |
Sikap Kita Terhadap Pencobaan |
TELAGA MENJAWAB
Tanya:
Saya seorang ibu dari keluarga broken home, punya dua putri yang akan menginjak remaja. Sampai saat ini suami tidak kembali karena pergi dengan wanita lain. Adapun keluhan saya dengan anak saya yang paling tua yaitu :
- Waktu berumur 5 tahun, anak yang pertama berbeda dengan anak yang kedua. Dia mempunyai sikap yang cuek, bangun kesiangan, tidak mau mandi sendiri dan sebagainya.
- Semua keinginannya harus dipenuhi, kalau dia minta sesuatu harus segera dipenuhi dan kalau tidak dipenuhi, dia bisa menangis dan tubuhnya tergulung-gulung di tanah.
Saat usia 12 tahun, ada hal baru yang terjadi. Saya bekerja di luar kota dan anak-anak saya titipkan di asrama Katolik. Di asrama peraturannya sangat ketat namun anak saya yang sulung ini sangat cuek. Itu terbukti ketika :
- Di asrama ada peraturan yang mengharuskan pakaian dicuci sendiri. Dia tidak melaksanakannya, malah pakaian yang kotor dia masukkan ke dalam almari. Dia sangat jorok.
- Suka berbohong, dia sering mengirim surat kepada saya tanpa sepengetahuan pengasuhnya. Untuk mengirim surat dibutuhkan perangko dan dia tidak mempunyai uang untuk membeli perangko tersebut. Pada waktu saya menanyakan kepadanya, dia menjawab, "Saya menggunakan perangko bekas." Tapi setelah saya tanyakan kepada adiknya, adiknya mengatakan bahwa mereka diberi uang oleh seseorang.
Sungguh sikap anak saya ini menyakitkan sekali dan benar-benar membuat malu.
Jawab:
Berdasarkan apa yang Ibu ceritakan dalam surat, kami mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Dan berikut ini adalah tanggapan kami atas kesulitan yang Ibu hadapi berkenaan dengan putri sulung Ibu yang berusia 12 tahun.
- Sebenarnya yang terjadi sekarang merupakan kelanjutan dari apa yang terjadi sejak ia kecil. Bukankah sejak ia berusia 5 tahun, ia sudah menampakkan beberapa hal yang tidak biasa, sehingga Ibu mengalami kesulitan dalam membimbingnya?
- Apakah perubahan yang dialaminya waktu kecil terjadi setelah suami Ibu pergi? Maaf... bukan maksud kami untuk membangkitkan luka lama dalam diri Ibu. Sebab kalau memang si sulung sebelumnya tidak bermasalah dan setelah ayahnya pergi, tiba-tiba ia jadi sulit untuk diarahkan, menurut kami itu sebagian dari akar permasalahannya dan ini paling tidak akan membantu dalam proses pembimbingan yang sekarang perlu diberikan.
- Sekarang persoalan dan kesulitan dalam membimbing si sulung sepertinya bertambah berat. Namun janganlah Ibu menyerah apa lagi putus asa. Kami usulkan agar Ibu mencoba melakukan beberapa hal berikut ini:
- Berdoalah agar Tuhan memberi kesempatan Ibu bisa bekerja di Jawa, sehingga bisa tinggal bersama dengan kedua putri Ibu. Bagaimana pun juga mereka pasti merindukan untuk tinggal bersama orang tua sendiri.
- Kalau memang belum bisa pindah ke Jawa, usahakan mencari dan mengatur waktu untuk berbicara empat mata dari hati ke hati dengannya. Tanyakan, apakah ada hal yang membuat ia takut, atau ada ketidakpuasan di dalam dirinya, atau ada hal-hal yang membuat dia marah dan apakah yang menyebabkan dia bersikap seperti sekarang ini.
- Ajaklah putri sulung Ibu untuk berdoa bersama minta Tuhan mengampuni dosa Ibu dan putri sulung Ibu serta menolong agar ia bisa memperbaiki sikap dan tingkah lakunya.
- Minta kepada adiknya (si bungsu) untuk mendoakan kakaknya.
- Jika memang dia masih menutup diri dan tidak mau terbuka kepada Ibu, maka ia perlu dibawa untuk berkonsultasi dengan pihak yang lebih berpengalaman dalam membimbing dan menangani anak yang bermasalah. Misalnya, konselor, psikolog untuk anak dan remaja.
Sebagai penutup kami tuliskan dua bagian dari firman Tuhan :
TIPS ....
PETUNJUK HIDUP SUKSES
Melihat kenyataan banyak orang gagal dalam mengarungi kehidupan, saat ini saya terpanggil memberi beberapa petunjuk agar anda sukses.
- Hidup harus mempunyai tujuan. Memang ada pepatah berkata: "Banyak jalan menuju ke Roma", tetapi kita tetap harus memilih salah satu jalan saja. Jadi perjalanan itu harus direncanakan.
- Perjalanan hidup harus dinikmati. Perjalanan hidup kita, tidak hanya ingin dinikmati saat lahir dan mati saja, bukan? Nah, kalau demikian isilah perjalanan hidup kita dengan sesuatu yang berguna dan positif.
- Pengalaman akan memperbaiki diri kita. Melalui pengalaman kita dapat sedikit lebih baik dari kemarin. Pengalaman akan membentuk kita melalui sesuatu proses.
- Kita harus memiliki fokus. Kalau kita sudah mempunyai tujuan, kita dapat memfokuskan diri pada tujuan tersebut. Kita juga tentu siap berkorban untuk mencapai fokus itu.
- Meningkatkan keberanian mengambil keputusan. Keberhasilan akan memicu kita terus, demikian juga dengan kegagal-an dapat kita jadikan batu loncatan untuk keberhasilan kita.
Dikutip dari"Bermimpi Satu Menit" seri 1
- Log in dulu untuk mengirim komentar
- 3906 kali dibaca