Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen dan kali ini saya akan ditemani oleh Ibu Ester Tjahja, kami akan berbincang-bincang dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Menikmati Hobby." Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, hampir semua orang itu mempunyai hobby atau kesenangan, sejauh mana kebutuhan seseorang akan hobby ini?
PG : Sebetulnya kenyataannya adalah kita ini semua membutuhkan hobby, tapi masalahnya adalah kita ini melayang dari satu pendulum ke pendulum yang lainnya, dari ekstrim satu ke ekstrim yang lainya.
Ada orang sama sekali tidak mengenali kebutuhannya untuk hobby, jadi akhirnya hidup itu diisi dengan hal-hal yang serius terus-menerus, kerja dan sebagainya. Tapi ada orang lain yang begitu dikuasai oleh hobby, jadi tidak bisa bekerja, tidak membagi waktu, semuanya dihabiskan untuk memuaskan hasratnya dan hobbynya itu. Jadi memang sering kali kita ini diayun-ayun antara ekstrim yang satu dengan ekstrim yang satunya. Namun menjawab pertanyaan Pak Gunawan, sebetulnya kita semua membutuhkan hobby.
GS : Nah orang yang tidak melakukan hobbynya, apakah mungkin dia kurang merasakan bahwa hobby itu sesuatu yang bermanfaat?
PG : Banyak orang yang tidak menyukai hobby berkata bahwa hobby itu identik dengan membuang waktu, itu sebabnya mereka sama sekali tidak mau mempertimbangkan hobby. Kenapa sampai begitu? Misanya ada orang-orang yang memang dibesarkan dalam keluarga di mana melakukan hal-hal yang kita sukai itu dianggap membuang waktu dan nilai hidup yang ditekankan oleh keluarga itu adalah bekerja dan bekerja.
Di luar bekerja, semua itu membuang waktu. Jadi orang-orang ini tidak pernah menemukan hobbynya, tidak pernah tahu juga dia membutuhkan hobby, ini menjadi masalah nantinya dalam kehidupannya.
ET : Jadi dari apa yang Pak Paul jelaskan, hobby itu ada manfaatnya, begitu Pak?
ET : Kira-kira sejauh apa manfaatnya?
PG : Sekurang-kurangnya ada dua, yang pertama adalah hobby itu berfungsi sebagai penyegar, sebagai pengisi baterai. Hobby itu melakukan sesuatu yang kita sukai dan sesuatu itu yang berbeda dar kerutinan tugas kita hari lepas hari, sehingga waktu kita melakukan hal tersebut, jiwa kita itu sungguh-sungguh disegarkan.
Mungkin kita akan letih, capek, tapi rasanya itu segar sekali, senang sekali, hati itu rasanya ringan sekali. Nah itu akibat dari melakukan hobby, sesuatu yang memang bisa menyegarkan jiwa kita kembali. Dan dalam pengertian ini kita katakan, hobby itu menjadi penyeimbang hidup. Bukankah hidup ini memikul beban, banyak tanggung jawab, memikirkan hal-hal yang serius, problem yang harus kita pecahkan, itu semua sebetulnya adalah hal-hal yang menguras energi mental kita, bukan saja energi fisik. Nah dengan kata lain sebetulnya kita perlu penyeimbang sehingga, jangan sampai cadangan kita habis untuk menyelesaikan masalah, memilihkan jalan keluar dan sebagainya. Apa yang menjadi penyegar atau penyeimbang yaitu hobby. Yang kedua adalah hobby itu juga merupakan kepanjangan dari diri kita, kita itu sebetulnya dianugerahkan Tuhan kemampuan kreatifitas, menciptakan, melakukan sesuatu. Sering kali ada orang-orang yang tidak mempunyai kesempatan untuk menciptakan atau melakukan sesuatu, karena tuntutan tugasnya dan sebagainya. Nah hobby itu sebagai kepanjangan dirinya, sehingga dirinya itu tidak pendek, tapi bisa menjadi lebih panjang karena dia bisa menciptakan, kreatifitas itu terisalurkan. Jadi apa yang dia lakukan membuat dia merasa senang, karena dia bisa menciptakan sesuatu, kreatifitasnya itu dapat disaksikannya. Dan ini memang akan sangat menyegarkan juga dampaknya karena kreatifitas sering kali berfungsi juga sebagai penyegar.
GS : Tapi kalau tadi Pak Paul katakan hobby itu kebanyakan orang berpikir itu menghabiskan waktu, ternyata bukan hanya waktu, uang juga bisa habis di sana.
PG : Sering kali uang itu akan terpakai untuk hobby-hobby kita, makanya kita juga harus berhati-hati. Kita mesti selalu mengingat bahwa hobby memang penting tapi hobby itu juga mesti dijaga janan sampai akhirnya menguras keuangan kita.
GS : Pada tahap sosial ekonomi tertentu seseorang itu melakukan hobbynya hanya seolah-olah nampak seperti hobby tapi sebenarnya dia hanya menyontoh orang lain pada strata yang sama itu melakukan apa yang disebutnya sebagai hobby. Itu bagaimana Pak?
PG : Itu memang gejala latah Pak Gunawan, dan kadang-kadang kita melihat itu di kalangan orang-orang tertentu. Misalnya orang mulai hobby main mobil-mobilan yang mahal-mahal itu, sebetulnya diatidak begitu senang, tapi karena teman-temannya main dan itu adalah club mereka untuk bisa diterima, jadi dia ikut-ikutan main mobil-mobilan, mengeluarkan uang yang mahal, ada lagi main tembak-tembakan seperti perang-perangan, peralatan perangnya itu sangat mahal semua.
Tapi karena teman-temannya ikut main, dia juga ikut main namun sebetulnya dia belum tentu menyukainya. Jadi ini prinsip yang kita harus juga perhatikan. Hobby seharusnya merupakan kepanjangan dari kepribadian kita dan sungguh-sungguh menyegarkan kita. Karena kalau hobby itu tidak menyegarkan jiwa kita, buat apa dilakukan. Nah saya membicarakan di sini, sudah tentu hobby yang memang sehat, tapi intinya adalah lakukan hobby yang memang cocok untuk jiwa kita sehingga efek menyegarkan untuk jiwa kita itu ada.
ET : Tapi misalnya yang menyegarkan dan memang sungguh-sungguh disukai itu memang mahal, misalnya mengkoleksi sesuatu yang antik, itu membelinya juga membutuhkan biaya yang besar. Bagaimana menyikapinya supaya tetap ada keseimbangan dalam ekonomi rumah tangga?
PG : Nomor satu kita memang harus mendengarkan masukan dari pasangan kita, istri atau suami kita. Kalau mereka berkata ini terlalu mahal, terlalu sering membelinya dan sebagainya, kita harus dngarkan itu.
Kita harus melihat kondisi keuangan kita, sebab memang kalau kita tidak hati-hati hobby itu bisa menguras kantong kita dengan sangat cepat, tanpa terasa. Namun masalahnya adalah kebanyakan orang mempunyai pendapat, 'namanya juga hobby, hobby tidak bisa dihargai atau ditetapkan harganya. Kalau hobby seolah-olah ya boleh mengeluarkan uang sebesar-besarnya.' Nah ini pendapat yang menurut saya keliru, walaupun kita menyukai sesuatu itu namun kita harus selalu melihat kondisi keuangan kita dan hidup itu tidak hanya diisi oleh hobby, hidup itu diisi oleh banyak hal lain yang namanya kewajiban yang juga harus kita penuhi. Jadi selalu harus ada keseimbangan, meskipun kita mempunyai hobby untuk menyeimbangkan hidup kita, jangan kita terjungkal karena justru mendewa-dewakan hobby, sehingga kewajiban kita yang lain malah kita abaikan.
GS : Pak Paul, di dalam melakukan hobby, bukankah tidak semua hobby itu harus mahal, jadi artinya ada juga hobby yang tidak terlalu menuntut pengeluaran banyak uang atau biaya.
PG : Betul sekali, jadi selain prinsip pertama yang tadi saya sebutkan, kita mesti memang melakukan sesuatu yang juga sesuai dengan jiwa kita, yang benar-benar menyegarkan jiwa kita, nah itu peting sekali.
Yang kedua adalah kita mesti bijak dalam memilih hobby yaitu ada hobby yang tidak harus mahal, ada hobby yang bisa menggembirakan, namun murah. Contoh misalnya, ada orang yang senang mengumpulkan barang-barang yang agak tua, tapi memang tidak harus barang antik. Ada orang yang hobbynya jalan kaki, dia bisa naik gunung. Ada orang yang hobbynya memelihara ikan, semuanya itu bisa kita lakukan dengan biaya yang relatif murah. Misalnya ikan, kita memang senang ikan, tapi kita mesti batasi. Ini yang harus selalu kita tekankan, sesuka-sukanya kita tetap mesti ada pembatasan. Ikan kita suka, tidak berarti kita membeli 100 ikan Louhan, kita bisa mempunyai beberapa saja dan kita senang melihatnya, itupun sudah cukup. Jadi selalu kita ini mesti membatasi hobby kita. Jangan sampai akhirnya hobby itu yang menguasai kita.
GS : Itu menyangkut biaya atau dana, tapi yang pasti apapun hobby itu menyita waktu, nah ini sering kali keluarga yang merasa terganggu kalau kita sedang asyik dengan hobby yang kita sukai itu tadi.
PG : Betul, itu sebabnya semua hobby harus ada pembatasannya, baik dalam hal pengeluaran uang maupun dalam hal pengeluaran waktu. Jangan sampai akhirnya kita melupakan tanggung jawab kita, kala kita melupakan tanggung jawab kita itu memang menunjukkan kita kurang bertanggung jawab, sehingga akhirnya susah untuk kita meyakinkan anggota keluarga kita bahwa ini adalah sesuatu yang positif untuk kita.
Sebab bagi mereka dampaknya negatif, jadi bangunlah suasana yang positif di rumah kita, sehingga keluarga kita pun juga turut senang melihat kita mempunyai hobby tertentu. Jiwa kita lebih disegarkan namun sebaliknya kita tidak mengambil atau menyita waktu dari mereka.
ET : Saya menjadi ingat dengan seorang teman yang suaminya ini hobbynya otomotif. Dari Senin-Jumat bekerja sampai malam, lalu satu-satunya hari untuk dia bisa mengotak-atik mobilnya ini di hariSabtu pagi sampai siang.
Sehingga keluarganya ini kalau hari Sabtu dari pagi sampai siang tidak akan bisa ke mana-mana karena mobilnya sedang diotak-atik oleh si suami ini. Padahal mobilnya tidak ada masalah, hanya ditambah aksesoris ini, sehingga mereka khususnya si istri suka mengeluh karena rasanya suami lebih cinta mobil daripada istri dan anak-anaknya.
PG : Nah dalam kasus seperti itu, jalan keluarnya adalah ini, Ibu Ester. Dia memang membutuhkan Sabtu siang ini untuk bisa mengotak-atik mobilnya. Dan tidak apa-apa istri dan anak-anak bisa menerti, sebab dia mengambil waktu pagi sampai siang, beberapa jam per-Minggu itu untuk dirinya.
Namun si suami ini juga secara sukarela, merelakan sekali-sekali salah satu Sabtunya itu untuk keluarganya dan saya duga kalau misalnya secara berkala sekali-sekali, si suami berkata: "Eh......besok kita jalan-jalan yuk," itu akan menjadi kejutan yang menyenangkan buat istri dan anak-anaknya. "O......ternyata papa juga memikirkan kami," meskipun mungkin setelah itu empat Sabtu berturut-turut dia pakai untuk hobby otomotifnya lagi, tapi tetap satu kali sudah bisa membayar 4, 5, minggu di mana dia tidak bisa memberikan Sabtu paginya untuk keluarga itu. Jadi sebetulnya hal-hal ini bisa disesuaikan asalkan yang menjadi penikmat hobby itu bersedia mengalah, memikirkan kepentingan anggota keluarga yang lain.
GS : Itu memang kadang-kadang sulit melibatkan keluarga untuk merasa senang dengan hoby yang kita lakukan, Pak Paul. Tetapi ada orang yang mencoba mempengaruhi keluarganya supaya mengerti dengan hobbynya, supaya dia juga ikut senang dengan hobby yang ia tekuni itu.
PG : Kalau hal ini memang saya harus katakan, usahanya si penikmat hobby mengajak keluarganya, menikmati hobbynya bersama; itu suatu usaha yang perlu disambut, ada baiknya seperti itu. Berarti ia tidak ingin merugikan keluarganya, dia ingin keluarganya bisa bersama-sama dengan dia menikmati hobby itu, saya kira ini itikad baik.
Kalau yang lainnya melihat ada itikad baik seperti ini, seyogyanyalah mereka memberi penghargaan, "Terima kasih, kamu kok memikirkan kami, kami kok di ajak-ajak juga." Dan seyogianyalah anggota keluarga yang lain menyambut, setidak-tidaknya mencobanya namun kalau tidak pas untuk mereka, juga jangan dipaksakan. Sebab prinsip yang sudah kita pelajari, benar-benar hobby itu seyogianya cocok untuk jiwa kita, sehingga benar-benar dampak menyegarkannya dan menjadi saluran kreatifitasnya itu terjadi, sehingga benar-benar hobby menjadi sesuatu yang positif bagi diri kita.
ET : Jadi mungkin kesediaan pasangan suami-istri untuk saling mau mengerti hobby pasangannya itu akan sangat indah juga Pak Paul.
PG : Betul, dan sering kali begini Ibu Ester, orang itu tidak keberatan dengan hobby. Yang menjadikan pasangan atau anggota keluarga lain itu berkeberatan adalah sewaktu hobby itu merugikan ata membahayakan anggota keluarga lainnya.
Misalkan kalau waktu akhirnya tersita terus, sehingga tidak bisa diberikan kepada anggota keluarga yang lain. Atau uang yang jor-joran dihabiskan untuk hobby itu. Tadi saya sudah tekankan, mesti ada pembatasan, mesti ada tenggang rasa, sehingga akhirnya hobby tidak menjadi pengganggu dalam rumah tangga. Sebab pada dasarnya semua anggota keluarga senang melihat wah......kita senang mempunyai hobby ini, namun ya kita tekankan prinsip itu, jangan sampai merugikan atau membahayakan keluarga kita. Ada orang yang jor-joran sama uang akhirnya benar-benar bisa bangkrut. Dia gadaikan semuanya. Prinsip yang satunya lagi yang ingin saya bagikan adalah hobby itu tidak boleh berdosa. Misalkan berjudi, bagi sebagian orang itu hobby tapi jelas itu adalah sebuah dosa. Kita dikuasai oleh judi, sehingga kita tunduk dan menjadi hamba dosa, pikiran kita senantiasa diisi oleh kemenangan-kemenangan atau kekalahan, mesti menang lagi, judi lagi. Nah itu benar-benar roh yang mengikat kita. Nah dalam kasus seperti itu ini bukan lagi sebuah hobby, ini adalah sebuah setan dalam hidupnya, nah ini menjadi sebuah dosa. Jadi jangan sampai hobby itu menjadi kendaraan yang nantinya itu diisi oleh iblis yang akhirnya menguasai kita dan menghancurkan diri kita.
ET : Memang tipis sekali pemisahnya, kadang-kadang ada orang yang mengatakan saya hanya sesekali bersama teman-teman menikmati katakanlah taruhan sepak bola, taruhan-taruhan pertandingan olahraa tertentu.
Tapi memang tipis sekali untuk akhirnya jatuh dalam perjudian itu.
PG : Betul, dan awal-awalnya memang bisa jadi untuk senang-senang saja, tidak ada maksud apa-apa, tapi judi itu tidak pernah netral. Selalu ada daya tariknya yang memanggil-manggil kita kembalike situ.
Kalau kita menang, kita mau menang lagi; kita kalah, kita mau membayar kekalahan kita, jadi berputar-putar di sana terus. Lain lagi adalah yang saya juga tekankan hobby bukan saja jangan sampai berdosa, tapi jangan sampai membawa kita jauh dari Tuhan, nah ini kadang-kadang yang terjadi. Biasanya kita Minggu rajin ke gereja, sekarang dua jam di gereja kita itu sudah resah mau buru-buru pulang, karena mau mengejar hobby kita. Dulu kita biasa melayani Tuhan, ikut koor dan sebaginya, sekarang buru-buru mau pergi karena mau mengejar hobby kita, jadi jangan sampai hobby kita itu akhirnya menjauhkan kita dari Tuhan. Dan sudah tentu prinsip yang satunya, jangan sampai hobby itu menjauhkan kita dari orang yang kita kasihi. Buat apa kita melakuka hal yang kita sukai tapi akhirnya dijauhkan dari orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita, jangan sampai hobby menjadi pemisah antara kita dengan orang-orang yang kita kasihi.
GS : Pak Paul, sebenarnya hobby itu ada pada seseorang itu mulai orang itu kecil atau setelah sampai pada batas waktu tertentu lalu timbul kebutuhan akan hobby atau bagaimana?
PG : Tergantung Pak Gunawan, memang ada orang-orang yang memang sejak kecil itu memelihara hobbynya dan terus dipelihara sampai usia dewasa. Ada orang-orang yang memang baru lebih terbuka dengn hobby di usia dewasanya sehingga barulah menemukan hobby tertentu di usia dewasa.
Jadi memang pengenalan dan pengetahuan tentang hobby ini bisa datang pada usia berapa saja, Pak Gunawan.
GS : Biasanya orang dengan hobby-hobby tertentu itu mengelompok, mempunyai club, mempunyai kumpulan tersendiri. Nah ini sebenarnya bisa menimbulkan dampak yang positif dan bisa juga menimbulkan dampak yang negatif. Nah bagaimana kita menghindari supaya melalui kelompok ini kita tidak terpengaruh atau tidak terbawa pola kehidupan yang salah?
PG : Kita melihat juga apa itu yang dilakukan oleh kelompok kita, apakah hanya misalkan club mobil pergi-pergi dan sebagainya, hanya itukah ataukah dari club yang sama ini, dari teman-teman kit itu mulai terbawa melakukan hal-hal yang kita tahu berdosa, yang Tuhan tidak kehendaki, kalau itu yang terjadi berarti ini bukan tempat kita.
Jadi kita harus selalu menggunakan prinsip yang tadi itu. Apakah ini berdosa, apakah ini menjauhkan saya dari Tuhan, apakah ini menjauhkan saya dari orang-orang yang saya kasihi dalam hidup saya. Jadi jangan sampai perkumpulan atau apa justru mempengaruhi hal-hal tadi yang baru saja saya singgung.
GS : Jadi hobby itu bisa menjadi berhala dalam diri seseorang itu, Pak Paul?
PG : Bisa sekali Pak Gunawan, dan ada orang-orang tertentu yang sangat rawan untuk mencandu hobby. Ada orang-orang tertentu yang memang tidak mudah terikat oleh hobby karena hidupnya lebih bermbang, sehingga dirinya itu dibagi untuk banyak hal.
Tapi ada orang-orang tertentu memang tidak bisa membagi dirinya, maka kalau sudah dapat satu seperti nomplok dan diterkam dan tidak bisa lepas-lepas, harus itu saja, nah ada orang yang seperti itu. Dan kalau dia sudah senang, senang habis-habisan untuk hobby itu. Namun kadang-kadang berhenti setelah setengah tahun, nanti vakum lagi. Nanti ketemu hobby baru dia terkam lagi, dan kalau sudah ketemu satu sudah, tidak bisa berpikir, tidak bisa membagi hidup, tidak bisa memikirkan orang lain, nah itu yang bahaya. Jadi memang sebaiknya kita membagi hidup kita ini dengan lebih berimbang, untuk keluarga, untuk Tuhan, untuk pekerjaan kita, untuk hobby kita dan sebagainya dan dalam keseimbangan inilah kecenderungan hobby menelan kita menjadi lebih kecil.
ET : Berkaitan dengan yang Pak Paul sampaikan di awal tadi tentang ekstrim satunya tadi, yaitu yang benar-benar tidak mempunyai hobby sama sekali. Tapi mungkin pendengar kita juga seperti itu an mulai menikmati hobby.
Apakah ada saran-saran tertentu untuk memulainya?
PG : Bisa juga kita memulainya dengan bertanya, sewaktu kita kecil apakah yang kita sukai. Sering kali hobby itu munculnya pada masa kecil terus kita lupakan karena kerja dan sebagainya. Ataumemulai hobby dengan kita bisa melihat apa yang disukai oleh istri kita atau suami kita atau anak kita.
Apa salahnya kita nimbrung dengan hobby anak atau pasangan kita sehingga kita tidak usah terpisah mengembangkan hobby yang lain. Kita bisa bersama-sama menikmati hobby dengan anggota keluarga kita. Yang lainnya lagi adalah kita bisa melihat ke depan yaitu ke masa yang akan datang dan kita memikirkan kira-kira nanti kalau sudah pensiun, apa yang ingin saya lakukan. Mulailah dari sekarang kita meniti perjalanan ke sana, melakukan sesuatu yang kita bayangkan setelah pensiun akan kita lakukan. Ini beberapa masukan kecil untuk menolong kita memulai hobby.
GS : Memang saya melihat ada keterkaitan yang erat antara sifat seseorang dengan hobby yang ditekuninya. Ada orang yang teliti dengan hal-hal yang kecil, nah dia koleksi dengan barang-barang tertentu yang orang lain merasa, begitu kok dikumpulkan. Tapi dia teliti sekali, apakah memang ada keterkaitannya Pak Paul?
PG : Sangat, dan sebetulnya tadi saya sudah singgung memang seharusnyalah hobby itu konsisten dengan siapa kita, kepribadian kita. Misalkan orang yang senang dengan alam, biasanya orang itu tebuka, bebas dan makanya hobbynya adalah alam terbuka, gunung, laut atau memelihara hewan, pokoknya yang berkaitan dengan alam terbuka, sebab memang jiwanya pun bisa lebih terbuka.
Ada lagi yang senang dengan manusia sehingga hobbynya adalah ngobrol, menelepon, kalau tidak menelepon sehari rasanya resah, mesti ada yang dia telepon, diajak ngomong, memang bermacam-macam.
GS : Pak Paul, dengan keterkaitan ini apakah ada ayat firman Tuhan yang ingin Pak Paul sampaikan?
PG : Saya bacakan Roma 14:17, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Kalau saya boleh sedikitimprovisasi firman Tuhan, sebab bisa juga kita terapkan dalam hobby, bisa saya katakan begini, sebab kerajaan Allah bukanlah soal hobby tetapi soal kebenaran, soal damai sejahtera, dan soal sukacita oleh Roh Kudus.
Jadi jangan sampai dengan hobby, kita malah melanggar kebenaran Tuhan; jangan sampai karena hobby, bukannya damai sejahtera yang kita cicipi, malah ketegangan, kekisruhan, kekacauan dan jangan sampai gara-gara hobby, sukacita oleh Roh Kudus itu menghilang, bahkan yang lebih sering muncul adalah kemarahan-kemarahan. Jadi tekankanlah pada kebenaran, damai sejahtera dan sukacita, itu yang memandu hobby kita-jangan kebalikannya hobby yang menguasai diri kita semuanya.
GS : Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan ini, Ibu Ester juga terima kasih. Para pendengar sekalian, kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Menikmati Hobby". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda untuk mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.
Comments
Anonymous (tidak terverifikasi)
Sel, 16/03/2010 - 10:59am
Link permanen
Hamba Alloh