Menang Atas Kekhawatiran
Kebiasaan Khawatir
Semua orang pernah merasa khawatir dan berbagai hal dapat membuat orang khawatir, seperti misalnya ada anak atau anggota keluarga yang sakit, masalah keuangan, pekerjaan, pacar, hubungan suami istri, gereja dan lain-lain. Khawatir adalah suatu kebiasaan. Seperti kebiasaan lainnya, khawatir dapat dihadapi, ditangani dan dimenangkan.
Khawatir adalah aktifitas pikiran yang tidak membuahkan hasil, sampai hasil akhirnya berupa tindakan positif. Khawatir tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi dapat merusak masa sekarang. Pada waktu seseorang merasa khawatir, seperti lehernya dicekik dan ditarik ke segala penjuru. Khawatir bisa mencekik kehidupan kita. Hidup dengan kekhawatiran banyak dampaknya, bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti migrain, ulcer (bisul/borok), sakit punggung dan lain-lain.
Apakah kekhawatiran ?
Khawatir adalah pikiran yang salah dalam otak, perasaan yang salah dalam hati tentang keadaan, situasi, orang dan benda. Rasul Paulus memberi perintah -- Jangan khawatir tetapi bersukacitalah senantiasa- (Filipi 4:4)
Tiga Kunci Kemenangan Atas Kekhawatiran
- Berdoa Dengan Benar.
Ucapan untuk orang khawatir seperti -- keluarkan dari pikiranmu-, -Lupakanlah !-, -Jangan dipikirkan !- semuanya tidak membantu ! Pertama-tama perlu dibawa pada Tuhan dalam doa. Dalam lagu -- Yesus Ada Sobat Kita -- dikatakan Yesus ada Sobat kita, amat tulus dan benar, Ia dengan sukacita, hantar kita bergemar, Banyak kali dosa datang, serta damai hilanglah, Kar’na tidak minta tolong, pada Sobat itulah-. I Petrus 5:7, -Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu-. Yohanes 14:1, -Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku-. Masalah yang tidak layak untuk didoakan, tidak layak untuk dikhawatirkan. Rasul Paulus bukan hanya berdoa. Ada 3 hal untuk doa yang benar :- Pribadi Allah (kepada-Nya kita berdoa, kepada-Nya kita sembah, setia dan beribadah).
- Masalah kita (memohon, bawa berbagai beban hati kita kepada Tuhan)
- Kuasa ucapan syukur (bersyukur untuk apa yang telah Tuhan lakukan, tunjukkan rasa syukur dan terima kasih).: Doa yang benar membawa damai dalam hati yang berasal dari TUHAN Allah
- Pikirlah Dengan Benar.
Damai yang benar termasuk bukan hanya di hati saja, tetapi di pikiran juga. Seringkali kekhawatiran kita lebih pada hal-hal yang menurut pandangan kita, bukan pada kenyataan. Kita membayangkan berbagai hal jauh lebih buruk dari yang sebenarnya. Filipi 4:8 dapat diartikan setelah kamu berdoa, memohon dan berterima kasih kepada Tuhan mengenai keadaanmu, kamu harus pikir dengan benar. Amsal 23:7a, -Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia…..-. Apa ycang kamu pikirkan sepanjang hari maka kamu menjadi seperti itu ! - Hidup Dengan benar.
Tidaklah cukup berdoa dan berpikir benar, tetapi haruslah hidup dengan benar juga.
Kita tidak dapat memisahkan sikap di dalam dengan tindakan di luar.
Doa benar + pikiran benar ? Hidup Benar
Melakukan bagian kita yang terbaik tapi tetap berserah kepada Tuhan, sebab memang kita tidak akan pernah mengetahui masa depan.
Yesaya 32:17, -Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya-.
Filipi 4:9, -Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Dengan demikian, Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu-.
Hidup dan praktekkan, lakukanlah kehendak Tuhan. Kekhawatiran yang tidak berguna diganti dengan tindakan yang berguna. Khawatir akan melumpuhkan kita, sebaliknya tindakan positif akan membangkitkan kita. Salah satu cara terbaik untuk menghadapi kekhawatiran ialah mengubahnya dengan tindakan positif dan tindakan yang menyenangkan Tuhan.
Tidak ada tempat untuk khawatir.
Yosua 30:15b, -…..dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu-.
Dengan damai sejahtera, sukacita dari Tuhan dan penyertaan Tuhan, tidak ada tempat untuk khawatir dan gelisah. Ingatlah pengalaman dalam kehidupan kita, misalnya pada saat kita membutuhkan, Tuhan memberi dengan cara yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Permulaan dari khawatir adalah akhir dari iman. Permulaan dari iman yang benar adalah akhir dari khawatir. Hidup dengan benar, sesuai jalan Tuhan maka Allah sumber damai sejahtera kita akan menyertai kita. Damai sejahtera-Nya menyertai kita dan kekhawatiran pun akan dikalahkan
Ringkasan audio T563 A+B oleh :
Pdt.Dr. Vivian Andriani Soesilo
Simak rekaman lainnya di www.telaga.org
PERTANYAAN :
Saya menikah sudah 2 tahun dengan komitmen awal membangun rumah tangga secara mandiri dan keluar dari keluarga orangtua. Kami tinggal di rumah kecil kontrakan sendiri dan belum dikaruniai anak. Istri saya anak ketiga dari 4 bersaudara, kakak yang sulung sudah berkeluarga dengan 3 orang anak, kakak yang kedua tidak menikah dan tidak bekerja. Semua tinggal di rumah kontrak dengan orangtuanya. Permasalahannya sekarang masa kontrak kakak ipar saya sudah akan habis…..mereka merasa bingung mau mencari rumah kontrakan lagi dan mengatakan pada istrinya bahwa mau menumpang jadi satu di rumah kontrakan kami. Tentu saja saya merasa keberatan dengan permintaan tersebut. Sebenarnya istri saya sejak sekolah dan kuliah sudah mandiri dengan biaya sendiri karena sambil bekerja dan sudah kost di luar rumah orangtuanya.
Untuk membantu orangtuanya kami tetap memberikan sedikit rejeki dari hasil kerja kami. Sekarang bagaimana saya harus bersikap menghadapi mertua dan ipar-ipar, karena saya tetap berpegang pada komitmen awal menikah, agar tidak menimbulkan pertengkaran dengan ipar-ipar saya? Bagaimana saya harus menjelaskan pada istri saya tentang masalah tersebut?
Salam: CWW
JAWABAN :
Bp. CWW,
Isu yang Bapak hadapi rasanya bagaikan buah simalakama ya. Kalau mau berkata tidak, maka Bapak mungkin akan ribut dengan istri. Kalau mau berkata ya, maka Bapak akan mengalami konflik batin luar biasa untuk menerima kehadiran mertua dan ipar-ipar. Saya setuju dengan Bapak bahwa idealnya pernikahan itu eksklusif, hanya ada Bapak dan Ibu serta anak-anak jika Tuhan karuniakan. Saya yakin Ibu pun sebetulnya mengerti dan menikmati eksklusifitas yang sudah berjalan selama ini.
Saya terpikir ada beberapa alternatif. Pertama, Bapak dan Ibu bisa bantu sekeras mungkin untuk mencarikan lokasi rumah kontrakan, bila uang bukanlah masalahnya. Kedua, bila uang adalah masalahnya, apakah Bapak dan Ibu bisa bantu mencarikan rumah kontrakan yang lebih miring harganya serta membantu biaya kontrakannya……ya mungkin patungan dengan saudara lain. Ketiga, kalau memang amat terpaksa menerima kehadiran mereka, maka Bapak dan Ibu perlu berdiskusi beberapa hal tentang pernikahan. Misalnya: Perubahan apa saja yang akan terjadi dalam hubungan suami & istri bila mereka serumah? Bahaslah dari berbagai sisi, seperti sisi emosi, intimasi, finansial, kepemimpinan suami, rekreasi berduaan dan sebagainya. Upayakan untuk membahas demi kepentingan relasi pernikahan, bukan menekankan pada kepentingan satu pihak saja. Setelah membahas perubahan yang akan terjadi dari berbagai sisi, lalu Bapak dan Ibu bisa carikan metode-metode penyesuaiannya. Misal, kalau waktu berduaan di rumah jadi berkurang, maka apakah bisa ditebus dengan pergi berduaan seminggu dua kali ke mana? Namun meski alternatif ketiga terjadi, upayakan untuk memikirkan bahwa satu ketika Bapak dan Ibu bisa berduaan kembali dalam satu rumah, entah itu beberapa bulan atau setahun mendatang setelah mereka masuk ke rumah Bapak dan Ibu. Jadi maksudnya penerimaan kehadiran mereka dalam satu rumah diupayakan hanya untuk sementara saja, bila memungkinkan. Tuhan menolong Bapak dan Ibu untuk mengambil langkah bijak ke depannya.
Salam: Andrew A. Setiawan
Radio Suara Sion Perdana (RASSINDA 93,8 FM 1314AM) merupakan radio Kristen satu-satunya di wilayah Karanganyar, Surakarta. Radio ini mengajak Telaga untuk bekerjasama dan menawarkan jam siaran yaitu setiap hari Kamis pk.14.30 mulai bulan Februari 2021. Bersyukur pada Tuhan untuk tambahan radio tersebut.
Pada tanggal 23 Januari 2021, Radio Suara Sion Perdana merayakan ulangtahunnya yang ke-47. Empat puluh tujuh tahun mengudara, tentu bukanlah waktu yang singkat. Biarlah kemurahan dan kesetiaan Tuhan pada radio ini menjadi berkat bagi banyak orang.
Shalom Saudara-Saudara sekalian,
Harus kita akui bahwa situasi sekarang ini adalah situasi yang membuat kita merasa cemas, situasi yang membuat hati kita senantiasa was-was. Mau keluar takut, mau ke pasar takut, bahkan ingin check up ke dokter juga takut. Kita takut bertemu dan bersentuhan dengan orang-orang, kita takut bisnis kita akan semakin terpuruk, kita takut akan terjadi chaos, ada penjarahan, perampokan dan kekacauan. Dalam situasi seperti ini yang kita butuhkan adalah ketenangan. Dimanakah kita dapat memeroleh ketenangan?
Matius 11:29 dapat memberikan jawaban. Yesus berkata, -…….. belajarlah pada-Ku....dan jiwamu akan mendapat ketenangan-. Ayat ini paralel dengan firman yang ada dalam Yeremia 6:16. Di dalam kitab Yeremia itu dikatakan, "….dimanakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan."
Ketenangan adalah menemukan jalan yang baik dan kita harus menempuhnya. Apa jalan yang baik itu dan dimana kita menemukannya? Ingat perkataan Yesus yang lain, Dia pernah berkata: "Akulah jalan……."(Yoh. 14:6). Yesus adalah jalan itu.
Yesus di sini bukan hanya menyatakan diri sebagai sosok pribadi, tetapi Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah cara hidup. Kita akan mendapat ketenangan itu bila kita menempuh jalan yang baik, kita akan mendapat ketenangan bila kita menempuh Yesus, kita akan mendapat ketenangan bila kita hidup seperti cara Yesus hidup.
Dalam ayat tersebut, Tuhan menyatakan agar kita belajar dari-Nya. Ketenangan akan kita dapatkan bila kita mau belajar dari Dia, belajar cara hidup-Nya. Menempuh jalan sebagaimana Dia menempuhnya. Masih dalam ayat yg sama Tuhan berkata agar kita lemah lembut dan rendah hati. Ketenangan akan kita dapatkan bila kita dapat menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Lemah lembut dan rendah hati bukan sekadar hidup santun dalam bertutur kata, lemah lembut dan rendah hati adalah kerelaan untuk memikul kuk yang dipasang oleh Tuhan. Apa kuk yang Dia pasang?
Kuk yg Dia pasang adalah kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Inilah jalan yang harus kita tempuh untuk mendapat ketenangan itu dan inilah jalan Yesus: mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Ketenangan bukan saat kita ada dalam kondisi sehat...sekalipun itu perlu.
Ketenangan bukan karena tabungan kita cukup besar...sekalipun hal itu menunjang.
Ketenangan juga bukan tinggal di villa dengan suasana sejuk jauh dari keramaian... sekalipun itu menyegarkan.
Ketenangan adalah belajar dan melakukan cara hidup yang Yesus kehendaki, yakni lemah lembut dan rendah hati, yang berarti bersedia menerima kuk yang Dia pasang.
Apa yang Yesus ajarkan seringkali tampak bertolak belakang dengan apa yang kita pikirkan, tapi Dia selalu benar.
Itulah sebabnya jika kita sungguh-sungguh ingin mendapat ketenangan, lakukan apa yang Yesus katakan...meskipun tampaknya tidak masuk akal. Butuh langkah iman, untuk bisa selaras dengan Dia.
Di tengah situasi yang tampak sangat sulit ini, bagaimanakah kita melakukan Firman-Nya?
Bisakah kita sejenak mengingat kisah Ester? Ada perkataan Mordekhai pamannya yang bergema kuat dan sangat menggugah hati, yakni: "..Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu"(Ester 4:14). Situasi saat itu, orang Israel dalam keadaan terancam. Sebenarnya ketenangan adalah tetap tinggal di istana…...bukan itu, tetapi ketenangan adalah meninggalkan zona nyaman dan mulai berbuat sesuatu. Menghadap raja agar bangsanya selamat, sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Itulah contoh nyata lemah lembut dan rendah hati. Ester mendapat ketenangan sejati.
Saudaraku, dalam situasi yang sulit ini, mungkin suara untuk Ester itu juga tertuju bagi kita. Mungkin untuk saat seperti ini, kita berada dalam posisi kita masing-masing sebagaimana dikehendaki Tuhan. Kita harus mulai berbuat sesuatu. Mungkin untuk saat seperti ini Tuhan memberkati kita limpah di hari-hari yang lalu dan kita mulai melangkah untuk berbagi.
Mungkin untuk saat seperti ini Tuhan menempatkan kita di gereja-Nya, untuk ambil bagian menopang agar gereja Tuhan tetap berdiri dan gereja menjadi berkat.
Ambil langkah iman, keluar dari zona nyaman....jadilah lemah lembut dan rendah hati, memikul kuk yang dipasang Tuhan...maka jiwamu akan mendapat ketenangan.
Renungan disampaikan oleh :
Ev. Sudarmadji, M.Th.
Salah seorang konselor Pusat Konseling Telaga Kehidupan
Yang berdomisili di Surabaya
Apa yang kita lakukan di awal tahun yang baru ? Tentu saja hal-hal positif untuk sepanjang tahun 2021. Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, kita masih berada di masa pandemi Covid-19 yang entah kapan akan berakhir namun kita tetap bersyukur karena Tuhan kita hidup dan selalu menyertai kita di mana pun kita berada.
- Bersyukur Radio Suara Sion Perdana (RASSINDA 93,8 FM 1314AM) yang pada tanggal 23 Januari 2021 yang lalu memeringati ulangtahun-nya yang ke-47, dan akan menyiarkan program Telaga seminggu 1x tiap hari Kamis pk.14.30 WIB.
- Bersyukur untuk sumbangan yang diterima 2x dalam bulan ini dari NN di Tangerang sebesar Rp 500.000,- dan Rp 600.000,- serta Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 500.000,-.
- Bersyukur selama bulan Januari 2021 ada tambahan 7 radio yang berhasil dikirimi rekaman terbaru, termasuk IMC Broadcasting di Hongkong.
- Bersyukur pengecekan draft buku Telaga-7 dan Kata Pengantar telah selesai, doakan untuk ISBN (International Standard Book Number) yang sedang diajukan, demikian pula Daftar Radio Partner Telaga yang akan dicek dalam waktu dekat ini.
- Bersyukur untuk Sdr.Albert Christian Purwanto yang telah bergabung dengan Pusat Konseling Telaga Kehidupan di Sidoarjo, sebagai graphic designer; juga para klien yang telah dan sedang dilayani oleh para konselor; doakan pengembangan Bina Iman Anak melalui IG serta persiapan pembukaan Bina Iman Anak selama masa pandemi ini.
- Doakan untuk Radio Cristy AM di Makassar yang telah mengurus perpanjangan izin siaran radio (5 tahun 1x), sejak bulan September 2020 yang lalu.
- Doakan untuk pengeditan 8 judul rekaman, termasuk pembuatan transkrip, ringkasan dan abstrak yang belum dikerjakan.
- Doakan untuk rencana menambah judul rekaman baik oleh Ev. Sindunata Kurniawan, M.K., M.Phil maupun oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi sebagai narasumber.
- Kita doakan untuk keluarga dari korban musibah pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kep.Seribu, masyarakat yang terkena tanah longsor, gempa bumi dan banjir yang menimpa beberapa wilayah di Indonesia dalam bulan Januari 2021 ini.
- Bersyukur untuk persembahan/sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan Januari 2021, yaitu dari :
• 015 untuk 5 bulan terakhir tahun 2020: Rp 3.750.000,-
• Bp.& Ibu Suriptono, Ph.D. untuk tahun 2021: Rp 2.500.001,-
• 011 untuk 4 bulan: Rp 600.000,-
- 2291 kali dibaca