Dampak Pertengkaran Orangtua Terhadap Anak

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T028A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Anak yang dibesarkan di tengah keluarga yang tidak harmonis, tidak bisa tidak sendi-sendi keluarga akan tergoyahkan, sudah tidak lagi berfungsi dengan semestinya. Dan hal ini akan berakibat pada anak khususnya melumpuhkan daya fantasi anak dan akan membuat pertumbuhan anak itu terhambat.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu indikator atau tanda keluarga yang tidak harmonis adalah seringnya terjadi pertengkaran. Tidak bisa tidak pertengkaran merupakan suatu tanda tidak sehatnya hubungan suami-istri atau hubungan orang tua. Ibarat mobil kalau misalkan mesinnya sudah tidak lagi berfungsi dengan baik kita tahu itu membuat mobil tidak akan bisa berjalan dengan baik. Seluruh fungsi mobil itu akan terpengaruh, semikian juga dengan anak-anak yang dibesarkan dalam rumah di mana orang tua tidak hidup dalam keadaan yang harmonis, tidak bisa tidak sendi-sendi keluarga tersebut sudah tergoyahkan, sudah tidak lagi berfungsi dengan semestinya.

Anak belum memiliki kekuatan untuk bisa menerima dan mengintegrasikan suatu tindakan pertengkaran yang keras ke dalam hidupnya. Karena keterbatasan pengalaman, keterbatasan daya fungsi yang memang belum berkembang dengan matang, otomatis tidak begitu mampu untuk menahan gempuran pertengkaran tadi. Dia tidak mampu untuk bisa memasukkan pertengkaran ke dalam jiwanya. Dan hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, pertumbuhan anak menjadi terhambat atau hal-hal yang seharusnya bertumbuh dengan natural malah terdistorsi atau terselewengkan, jadi tidak bisa bertumbuh dengan semestinya.

Aspek-aspek pertumbuhan yang mempengaruhi anak adalah:

  1. Anak-anak itu yang pasti adalah karena tidak memiliki ketenteraman lagi dalam rumah, dia akan hidup dalam ketakutan atau ketegangan. Hal ini bisa dikurangi dalam pengertian si anak diberikan suatu keterangan bahwa inilah kehidupan rumah tangga yang normal, yang seharusnyalah diterima oleh si anak. Si anak tidak bisa tidak akan beradaptasi, dalam beradaptasi pun tetap terjadi gangguan yaitu, yang terganggu adalah rasa percaya pada orang lain, maksudnya si anak sukar sekali untuk bisa membangun hubungan dengan orang yang dilandasi atas rasa percaya yang seadanya, yang terbuka, yang diberikan secara sukarela

  2. Anak-anak yang dibesarkan dalam rumah seperti itu setelah dewasa mempunyai masalah dengan pengendalian emosi. Maksudnya dia menjadi anak yang akhirnya mudah bereaksi, mudah marah sebab dalam hatinya sudah tergenang perasaan tegang.

  3. Anak juga cenderung sulit untuk menghadapi stres, dasarnya sudah tegang sehingga sudah tidak lagi bisa menahan tambahan stres, tambahan tekanan. Ada dua kemungkinan yang terjadi pertama, menjadi anak yang reaktif, dalam arti pemarah, eksplosif, mudah meledak. Dan kebalikannya adalah dia mudah patah, tidak ada semangat hidup.

2 Korintus 5 : 17 berkata: 'Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Ini salah satu ayat yang menghibur kita bahwa setelah kita menyerahkan hidup kepada Tuhan Yesus kita diberikan kesempatan untuk memperbaharui hidup kita. meskipun masa lalu kita itu mempunyai cengkeraman yang kuat tapi sekarang di dalam Tuhan kita tidak lagi berkelahi sendirian. Kita ditemani oleh Tuhan yang hidup dalam diri kita agar kita bisa melepaskan cengkeraman itu sedikit demi sedikit.

Comments

Sungguh artikel yg sgt membgn.dan bermanfaat untuk menambah wawasan bg pr orang tua.Gbu