Saudara–saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya, Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling. Perbincangan kami kali ini akan membahas tentang "Pincang tapi Berjalan". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Pak Paul, kalau kita membahas tentang judul perbincangan kita "Pincang tapi Berjalan" memang terkesan bahwa walaupun dengan kekurangan, kita masih bisa berjalan. Jadi kita mau membicarakan bagaimana Tuhan memakai kita sebagai manusia yang penuh cacat cela dan kekurangan. Kalau kita mencari seorang pembantu atau seorang yang bisa menolong kita dalam pekerjaan, tentunya kita memilih orang yang paling baik, yang punya kemampuan lebih dari kita dan sebagainya. Tapi kenapa Tuhan punya pandangan yang lain, Pak Paul ?
PG : Betul, Pak Gunawan. Salah satu kenyataan yang dapat kita saksikan di Alkitab adalah Tuhan memakai para hamba-Nya yang bukan saja penuh dengan kelemahan tapi juga lahir dan besar dalam keluarga yang bermasalah. Nah, salah satunya adalah Yakub. Sebagaimana kita ketahui, dia dibesarkan dalam keluarga yang tidak sempurna dimana relasi ayah dan ibunya tampak terbelah. Dia pun harus mengalami begitu banyak kesusahan dalam hidup akibat keputusan yang dibuatnya.
GS : Dalam hal ini memang merupakan kedaulatan Tuhan untuk memilih siapa saja, Pak Paul. Tapi kira-kira apa alasannya Tuhan mau memakai orang yang penuh kekurangan seperti Yakub ini ?
PG : Pada kesempatan ini kita mau melihat cara kerja Tuhan dan kita akan menggunakan kisah kehidupan Yakub untuk memetik pelajaran itu. Kita mendasarinya pada Kejadian 32:22-32 dimana dicatat sebuah penggalan kehidupan Yakub yang menarik untuk disimak. Kisah ini berawal dari keputusan Yakub untuk lari dari mertuanya, Laban. Oleh karena terus diperdaya oleh Laban, Yakub memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ini bukanlah keputusan yang mudah sebab di kampung halamannya sudah menunggu kakaknya, Esau, yang pernah berjanji untuk membunuhnya. Sebagaimana kita ketahui, Esau marah kepada Yakub karena Yakub memperdaya ayahnya untuk memberi dia berkat anak sulung, berkat yang seharusnya diberikan kepada Esau. Malam itu di dekat sungai Yabok, sewaktu Yakub sedang seorang diri setelah menyeberangkan anak dan istrinya, muncullah seseorang dan terjadilah pergulatan antara orang itu dan Yakub. Kita hanya dapat menduga bahwa besar kemungkinan Yakub berkelahi dengan orang itu karena dia mengira orang itu berniat jahat kepadanya. Orang tersebut berhasil memukul sendi paha Yakub dan membuatnya terpelecok. Kemudian sesuatu terjadi yang membukakan mata Yakub untuk melihat bahwa orang itu bukanlah manusia biasa melainkan Malaikat Tuhan. Memang Alkitab tidak memberikan informasi apa yang terjadi yang membuat Yakub disadarkan tiba-tiba bahwa orang ini bukanlah orang biasa. Kemudian Yakub meminta Malaikat Tuhan itu untuk memberkatinya. Dan sebagaimana kita ketahui, Tuhan memberkatinya dan menetapkannya menjadi Israel, Bapak dari kedua belas suku Israel. Namun Tuhan pun membuatnya pincang. Jadi sejak saat itu, Yakub tidak lagi berjalan dengan gagah karena dia telah pincang. Inilah yang ditinggalkan Tuhan kepada Yakub. Dari sini kita akan coba menarik beberapa pelajaran, Pak Gunawan.
GS : Sebelum itu, kalau kita melihat Yakub memang dia terkenal sebagai orang yang suka menipu. Dia menipu orang tuanya, bahkan mertuanya. Jadi kalau dia dikejar-kejar oleh Laban, sebenarnya ini juga akibat dari kesalahannya sendiri. Demikian juga dengan Esau. Esau mengejar-ngejar dia karena marah telah ditipu oleh Yakub.
PG : Betul. Kalau kita melihat kehidupan Yakub, anak muda di usia yang begitu muda sudah membuat begitu banyak masalah. Dia telah membuat orang yang dekat dengannya marah. Yang pertama dia menipu kakaknya, memperdaya kakaknya sehingga kakaknya bersedia memberikan hak kesulungannya kepadanya. Kemudian dia memperdaya ayahnya. Setelah itu dia memperdaya Laban, tapi Laban pun juga memperdaya dia. Sehingga akhirnya dia harus meninggalkan Laban dengan cara lari dari mertuanya itu. Kalau Tuhan tidak mencegah Laban, sudah pasti Laban akan membahayakan nyawa Yakub bahkan membunuhnya. Jadi inilah kehidupan Yakub. Di usia yang begitu muda dia telah banyak membuat keputusan yang salah dan membuat orang marah dan memusuhinya. Namun kita lihat, justru Tuhan memakainya. Tuhan memanggilnya, menetapkannya menjadi Israel, Bapak dua belas suku Israel. Dari garis keturunannya nanti lahir Raja Daud dan dari keturunan Raja Daud nanti juga lahir Juruselamat manusia, Yesus Kristus.
GS : Tentu saja Yakub tidak pernah memperkirakan bahwa dia bakal bertemu dengan malaikat Tuhan di tepi sungai Yabok. Karena dia dalam perjalanan menuju ke suatu tempat yang dia tidak duga dia bertemu dengan malaikat Tuhan di malam itu. Jadi Tuhanlah yang berinisiatif menemui Yakub dan bukan Yakub yang berusaha menemui Tuhan?
PG : Betul. Rupanya saat itu dia dalam kondisi sangat takut karena dia memang tahu Esau kakaknya sedang menunggunya. Jadi dalam keadaan begitu gentar, Tuhan mengunjunginya. Tuhan tahu bahwa dia membutuhkan Tuhan untuk menolongnya.
GS : Jadi, Yakub bukan hanya secara emosi atau secara kerohanian penuh dengan cacat cela, tapi sekarang fisiknya juga karena dia jadi pincang. Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman Yakub ini ?
PG : Yang pertama adalah Tuhan tidak memakai orang yang berkarakter sempurna. Kalau kita melihat Yakub, kita tidak bisa mengatakan dia berkarakter sempurna atau baik. Dia memperdaya orang kanan kiri. Jadi, kenapa Tuhan memakai dia ? Kesimpulannya adalah Tuhan tidak memakai orang yang berkarakter sempurna. Dia memakai Yakub, seseorang yang demi ambisi pribadinya rela menghalalkan segala cara termasuk memperdaya kakak dan ayahnya. Bukan hanya itu, Tuhan pun memakai orang yang berasal dari latar belakang yang tidak sehat. Ayah dan ibunya tidak memiliki pernikahan yang harmonis. Itu sebab Ribka, sang ibu, rela menyuruh Yakub putra kesayangannya untuk memperdaya Ishak, Sang Ayah. Singkat kata, ketidak sempurnaan mewarnai diri dan hidup Yakub. Tapi itu tidak menghentikan Tuhan untuk memanggil dan memakainya. Tidak bisa tidak, pilihan Tuhan atas Yakub menyadarkan kita bahwa acapkali standard kita justru lebih tinggi dan tidak sefleksibel kriteria Tuhan. Seringkali kita menuntut kesempurnaan dari orang sebelum kita bersedia menerimanya menjadi bagian dari hidup dan pelayanan kita. Sedangkan kita lihat Tuhan sebaliknya, Pak Gunawan. Kita diterimanya dalam kondisi tidak sempurna. Inilah yang kita maksud dengan anugerah.
GS : Dan ini berlangsung sampai hari ini ya. Sampai sekarang pun Tuhan bisa memakai orang-orang yang karakternya tidak sempurna seperti Yakub ini.
PG : Betul, Pak Gunawan. Sudah tentu kita tidak boleh berkata, "biarlah saya rusak-rusakkan hidup saya supaya nanti Tuhan pakai saya." Itu tidak betul. Tapi pada kenyataannya adalah barangsiapa bersedia dipakai Tuhan, Tuhan bersedia menerimanya dan akhirnya memakainya. Yang terpenting adalah kesediaan untuk berubah atau bertobat. Sebab sebagaimana kita ketahui, sejak Yakub menjadi pincang, kehidupannya berubah, Pak Gunawan. Dia tidak lagi memperdaya siapapun. Hidupnya menjadi sangat lurus.
GS : Hal ini juga jadi pelajaran buat kita agar kita tidak cepat-cepat memvonis orang berkarakter jelek seolah-olah Tuhan sudah membuang dia dan tidak bisa memakai dia, ya Pak Paul ?
PG : Betul. Kadang kita cepat memvonis mengatakan orang itu tidak akan bisa berubah. Pada kenyataannya adalah tiap orang bisa berubah asalkan dia ingin bertobat.
GS : Itu anugerah Tuhan. Tuhan bisa mengubah seseorang yang berkarakter jelek untuk menjadi saluran berkatnya, ya.
PG : Betul, Pak Gunawan.
GS : Satu hal menarik yang saya perhatikan waktu Yakub berkata dia tidak akan melepaskan Malaikat Tuhan itu kalau belum memberkatinya. Ini suatu pernyataan iman yang kuat sekali.
PG : Betul. Jadi, sewaktu dia menyadari – ini yang kita tidak tahu apa yang terjadi sehingga tiba-tiba dia sadar bahwa yang sedang bergulat dengan dia yang dia duga orang berniat jahat, ternyata adalah Malaikat Tuhan – dia tidak melepaskan. Kenapa ? Dia dalam keadaan benar-benar butuh, Pak Gunawan. Dia benar-benar takut dengan kakaknya. Kita tahu kakaknya itu pemburu. Jadi bisa kita bayangkan kakaknya itu seorang yang kasar. Sedangkan Yakub senang dengan pekerjaan rumah, dan dia datang dengan anak dan istrinya, bukan datang dengan tentara. Kakaknya telah tinggal disana sudah pasti punya banyak orang dan sebagainya. Dan betul, sebagaimana kita tahu di kisah itu, waktu Esau menemui Yakub, sewaktu dia mendengar Yakub datang, dia membawa 400 orang ! Dari kisah itu bisa kita simpulkan, niat Esau sebetulnya sudah sangat diragukan. Kalau bukan Tuhan yang campur tangan, mungkin sekali Esau memang berniat mencelakakan Yakub. Buat apa dia menyambut adiknya dengan 400 orang? Jadi, dia memang sudah siap bertempur untuk menghabisi Yakub dan keluarganya. Maka Yakub sangat butuh pertolongan Tuhan, sehingga waktu dia tahu itu Malaikat Tuhan, dia tidak mau melepaskannya. Ini pelajaran buat kita, kalau kita butuh dan datang kepada Tuhan, maka jangan lepaskan Dia. Pegang, pegang dan pegang Tuhan. Jangan lepaskan.
GS : Apa pelajaran kedua yang bisa kita peroleh, Pak Paul ?
PG : Tuhan bekerja melalui ketidaksempurnaan, bukan menghindari dari ketidaksempurnaan. Sebagaimana dapat kita lihat, Tuhan bekerja di dalam setiap ruang hidup Yakub. Dia berbuat salah kepada kakak dan ayahnya dan sebagai akibatnya dia harus melarikan diri ke kampung halaman ibunya. Kemudian dia diperdaya oleh mertuanya sehingga dia terpaksa menikahi Lea, kakak dari Rahel, satu-satunya perempuan yang dikasihinya. Akhirnya Yakub terpaksa menikahi kedua budak dan Rahel. Namun sebagaimana kita ketahui, dari empat istri Yakub lahirlah kedua belas putra Yakub yang menjadi cikal bakal keduabelas suku Israel. Disini kita dapat melihat Tuhan terus bekerja lewat semua kesalahan, lewat semua ketidaksempurnaan. Hidup tak lepas dari kesalahan dan ketidaksempurnaan. Ada kalanya kita melakukan kesalahan atau mengambil keputusan yang keliru. Namun Tuhan dapat terus bekerja melalui kesalahan kita. Dengan caranya yang ajaib Dia malah memakai bagian hidup kita yang jauh dari sempurna untuk menggenapi rencana-Nya. Tidak berarti bahwa kita boleh hidup sembarangan sebab kita beranggapan Tuhan akan sanggup memakai kesalahan kita untuk menggenapi rencana-Nya. Pemikiran seperti itu salah dan tidak boleh direalisasikan! Tuhan penuh anugerah tetapi kita tidak boleh menyia-nyiakannya.
GS : Kalau kita sudah tidak bisa memakai orang-orang seperti Yakub. Jadi, kalau kita disuruh memilih orang, tentu kita pilih yang baik. Dan kalau kita tahu karakternya sudah tidak baik, latar belakangnya kurang mendukung, ‘kan sebaiknya mencari orang lain. Tapi Tuhan punya rencana dan Dia tetap berjalan dalam rencana-Nya. Artinya rencana Tuhan tidak bisa diputus atau digagalkan oleh manusia.
PG : Betul. Rencana Tuhan terus melaju melewati kesalahan-kesalahan manusia. Jadi, rencana Tuhan melaju bukan dengan cara memutar atau menghindari dari kesalahan manusia. Tidak! Yakub melakukan kesalahan-kesalahan dan yang saya angkat tadi adalah gara-gara dia ditipu oleh Laban dia harus menikahi Rahel dan Lea dan akhirnya keduanya meminta agar Yakub menikahi dua budak mereka. Tapi apa yang kita lihat ? Dua belas suku Israel. Jadi, sekali lagi kita mesti ingat, Tuhan tak terbatas. Kadang kita berkata atau berpikir Tuhan hanya bisa bekerja lewat sesuatu yang sempurna yang kita kerjakan buat Dia. Sudah tentu Dia senang kalau kita bisa mempersembahkan sesuatu yang sempurna dan yang baik. Tapi Tuhan tidak terbatasi oleh kesalahan atau keterbatasan atau kelemahan manusia. Rencana-Nya terus berjalan melewati setiap ruangan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh manusia. Sehingga akhirnya apa pun yang sudah direncanakan Tuhan itu tetap akan terjadi.
GS : Iya. Tapi itu tidak dialami oleh semua orang ya. Kita lihat seperti Petrus, setelah dia bertobat Tuhan tetap memakai dia. Tetapi Yudas Iskariot tidak mendapat kesempatan seperti itu.
PG : Sebetulnya kalau kita lihat, apakah Tuhan tidak akan mengampuni kalau Yudas Iskariot bertobat ? Pasti Tuhan ampuni. Namun Yudas Iskariot memang memilih untuk tidak bertobat. Jadi bukannya dia datang kepada Tuhan Yesus, dia malah menjauhkan diri dari Tuhan Yesus. Bukannya meminta pertolongan dari Tuhan Yesus, dia malah memutuskan untuk mencari solusinya terhadap persoalan dia, yaitu dengan cara mengakhiri hidupnya sendiri. Jadi, disitu kita melihat bahwa Tuhan selalu membuka pintu, memberi kita kesempatan untuk bertobat. Sekarang tergantung apakah kita mau menggunakan kesempatan itu untuk bertobat.
GS : Itu kemurahan Tuhan yang luar biasa kepada manusia. Apalagi yang dapat kita pelajari, Pak Paul ?
PG : Yang ketiga adalah Tuhan tidak segan-segan membuat kita malah lebih lemah agar kita bersandar kepada-Nya. Tuhan sengaja membuat Yakub pincang agar dia tidak lagi bergantung kepada kesanggupannya sendiri, Pak Gunawan. Di dalam ketakutannya menghadapi kakaknya, Tuhan membuat Yakub justru lebih lemah. Sekarang dia berada di posisi dimana dia tambah tidak berdaya melawan Esau. Namun oleh karena itu dia bertambah bergantung pada Tuhan. Jadi dalam pemikiran kita ‘kan seharusnya Tuhan menolong Yakub dengan cara menambahkan kekuatan, entah itu dengan menambahkan kekuatan secara supranatural sehingga Yakub bisa mengalahkan Esau atau dengan mengirimkan bala bantuan sehingga Yakub memiliki tambahan pasukan. Ternyata Tuhan membuat Yakub tambah lemah. Berjalan saja dia pincang. Tadinya berjalan tegak sekarang pincang. Inilah yang kita lihat, Tuhan tidak segan-segan membuat kita malah lebih lemah agar kita bersandar kepada-Nya. Di dalam hidup, sewaktu kita tengah merasa lemah, ditindih kesukaran hidup, ini yang sering terjadi, tidak jarang Tuhan justru membuat kita bertambah lemah. Terjadi kesukaran baru, terjadi beban baru yang membuat kita bertambah lemah dan tidak berdaya. Nah, di saat itu kita hanya dapat berjalan ke satu arah yaitu mendekat kepada Tuhan dan sungguh-sungguh bergantung pada kekuatan dan pemeliharaan-Nya.
GS : Kita harus belajar dari pengalaman Yakub ketika dia sudah tidak lagi punya kekuatan apa-apa, satu-satunya tempat gantungan dia adalah Tuhan. Sehingga dia bisa menyatakan bahwa dia telah melihat Allah berhadapan muka tetapi nyawanya tertolong. Dan poin itu yang membuat dia bisa kuat. Saya rasa kita harus mengalaminya, Pak Paul.
PG : Betul, Pak Gunawan. Jadi yang membuat Yakub akhirnya berani terus maju menghadapi Esau adalah karena dia tahu dia baru saja bertemu dengan Tuhan. Dan kalau dia sudah bertemu dengan Tuhan, berarti Tuhan bersamanya dan Tuhan pasti akan menolongnya. Saya juga membayangkan kenapa dia terus memegangi Malaikat Tuhan itu ? Karena memang saat itu dia sudah pincang. Karena di Alkitab tertulis Malaikat itu memang memukul sendi pahanya sehingga dia tidak bisa berjalan dengan tegak lagi, jadi dia pincang. Nah setelah memukul, rupanya malaikat itu ingin pergi makanya Yakub terus memegangi dia dan Yakub tidak mau melepaskan dia, seolah-olah Yakub mau berkata, "Aku sekarang benar-benar butuh, sudah tidak punya apa-apa lagi. Aku butuh Engkau, aku tidak bisa hadapi ini. Jadi tolong jangan pergi! Berkati aku dulu!" karena dia menyadari bahwa dia tidak punya kekuatan lagi. Ini yang juga sering kita alami ya. Tuhan mengijinkan kita mengalami pukulan-pukulan sampai kita begitu lemah, tidak lagi punya tenaga atau kekuatan, sehingga hanya tersisa satu jalan yaitu bergantung pada Tuhan.
GS : Iya. Tapi itu juga karena Tuhan sangat mengenal siapa kita dan siapa Yakub. Ada orang yang ditegur sedikit sudah bertobat. Tapi ada orang-orang yang harus dihabisi kekuatannya baru dia mau datang kepada Tuhan.
PG : Saya setuju dengan Pak Gunawan. Memang kita beranggapan bahwa sejak awal Yakub berjalan dalam ketidakbenaran, memperdaya kanan kiri, pasti Tuhan sudah menegur dia. Tapi dia mengeraskan hati, sampai bertemu mertuanya walaupun dia juga diperdaya dia juga balas memperdaya Laban, sampai akhirnya Tuhan harus membuat dia pincang.
GS : Pelajaran apalagi yang dapat kita ambil, Pak Paul ?
PG : Yang terakhir adalah Tuhan tidak ragu membuat kita cacat agar kita berubah secara tuntas. Tema dari cara Yakub untuk memperoleh apa yang diinginkannya adalah ketidakjujuran. Sedangkan tema dari cara Yakub dalam menyelesaikan masalah adalah dengan lari menghindar. Sekarang Yakub tidak lagi dapat menipu dan ia pun tidak dapat lari lagi karena dia pincang. Inilah kondisi sesungguhnya yang tidak dapat ditutupinya. Kadang Tuhan terpaksa membuat kita pincang karena Dia ingin mengubah karakter dasar kita. Ya, untuk mengubah karakter dasar diperlukan cara yang jauh lebih dalam dan menyakitkan. Sebab jika tidak, kita tidak akan berubah secara menyeluruh. Saya bacakan firman Tuhan "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu. Sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Ini dicetuskan oleh Paulus sendiri. dia juga menyadari dia memiliki kelemahan. Dia meminta Tuhan untuk membebaskannya dari kelemahannya tapi ini jawaban Tuhan, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu. Sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Yakub dibuat pincang. Namun justru karena pincang, dia malah dapat menjadi sempurna dalam pengertian dia malah dapat berjalan bersama Tuhan. Kadang Tuhan pun harus membuat kita pincang. Masalah demi masalah datang dan kita mesti menghadapinya. Namun justru lewat semua itu kita berjalan di jalan-Nya yang benar.
GS : Jadi disini kita melihat antara Yakub dan Rasul Paulus. Kalau Yakub yang tadinya berjalan tegap dibuat pincang oleh Tuhan melalui pergumulan di tepi Sungai Yabok, tapi kalau Rasul Paulus dari awal memang punya penyakit. Hanya dia minta kepada Tuhan agar "duri dalam daging"nya dicabut, tapi Tuhan bilang seperti itu. Jadi bisa dilihat dari dua sisi itu ya. Ada orang yang tadinya sehat kemudian dijadikan sakit atau cacat, tapi ada orang yang cacat dan tetap dibiarkan cacat demi kemuliaan nama Tuhan.
PG : Betul, Pak Gunawan. Inilah cara kerja Tuhan, Pak Gunawan. Sudah tentu ini cara kerja Tuhan yang tidak gampang kita terima. Kita maunya yang sehat ya terus dibiarkan sehat dan yang tadinya sakit menjadi dipulihkan. Tapi tidak selalu begitu. Ada kalanya Tuhan begitu, yang sehat terus dijaga sehat dan yang sakit Dia sembuhkan. Tapi ada kalanya Tuhan melakukan seperti yang Pak Gunawan katakan tadi. Yang tadinya sehat, Tuhan ijinkan sakit. Sedangkan yang sakit, Tuhan ijinkan terus sakit.
GS : Yang penting adalah kita tidak boleh bersandar pada kekuatan kita sendiri. tidak mengandalkan kemampuan kita tetapi sepenuhnya mengandalkan kekuatan Tuhan.
PG : Betul, Pak Gunawan. Jadi kita lihat disini, gara-gara Yakub begitu bersandar, di dalam kelemahannya dia sepenuhnya bersandar pada Tuhan, itulah titik awal Tuhan memakai dan memberkatinya. Tidak pernah terbayang dalam benak Yakub bahwa Tuhan akan memakai keturunannya menjadi berkat, bukan saja buat orang Israel tetapi juga buat kita semuanya.
GS : Saya rasa yang penting adalah ketaatan. Baik dari Yakub maupun dari Rasul Paulus kita lihat ada ketaatan setelah mereka bertemu dengan Tuhan sendiri. kita tahu bahwa Rasul Paulus sebelumnya memusuhi orang Kristen dan begitu menghujat Allah. Tapi karena ketaatannya Tuhan memakainya.
PG : Betul, Pak Gunawan.
GS : Terima kasih untuk perbincangan ini, Pak Paul. Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Pincang tapi Berjalan". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda untuk mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.