Suami yang Tidak Mau Bekerja
Berita Telaga Edisi No. 120 /Tahun XI/ November 2014
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Suami yang
Tidak Mau Bekerja
Seyogianyalah seorang suami bekerja untuk menafkahi keluarganya tetapi sayangnya ada sebagian suami yang tidak mau bekerja. Sudah tentu hal seperti ini menciptakan masalah tersendiri. Apakah yang harus diperbuat istri bila ini terjadi pada keluarganya? Sebagaimana hal lainnya, kita harus mencari penyebabnya terlebih dahulu sebelum mencari solusinya.
Ada yang tidak mau bekerja selama belum memperoleh pekerjaan yang diidamkannya. Dalam kasus ini bisa saja ia dulunya bekerja namun kemudian kehilangan pekerjaannya. Ia menolak untuk melakukan pekerjaan lainnya sebab ia merasa tidak cocok. Dalam kasus seperti ini, istri sebaiknya turut membantu suami mencarikan pekerjaan, dengan catatan suami pun tidak berhenti mencari pekerjaan. Secara berkala sampaikanlah kepada suami kondisi keuangan keluarga supaya ia menyadari kebutuhan yang ada. Pada akhirnya istri dapat mendorong suami untuk mengambil pekerjaan lain sebagai pekerjaan sementara. Bila istri sendiri mempunyai penghasilan yang cukup, ini bisa memperlama si suami untuk mengambil pekerjaan lain sebab kondisi keuangan tidak lagi mendesak.
Ada yang tidak mau bekerja sampai menemukan pekerjaan yang diidamkannya. Masalahnya adalah, ia tidak pernah bekerja. Jika ini yang terjadi, istri dapat mengajaknya menjalani konseling karier agar suami bisa melihat rumpun pekerjaan, bukan satuan pekerjaannya saja. Dengan kata lain, lewat konseling karier suami berkesempatan melihat bahwa sesungguhnya ada pekerjaan lain yang dapat dikerjakannya sekaligus menjadi wadah aktualisasi dirinya. Sudah tentu di sini dituntut kesediaan suami untuk fleksibel.
Ada yang tidak mau bekerja karena merasa kecewa atau sakit hati dengan pekerjaannya. Mungkin ia diberhentikan dengan cara yang tidak adil atau ia diperlakukan secara buruk. Berilah waktu kepadanya untuk pulih namun setelah itu ingatkanlah bahwa kebutuhan rumah tangga mesti dipenuhi. Istri dapat menawarkan diri untuk bekerja membantu suami namun mintalah agar suami tetap mengambil pekerjaan yang ada.
Ada yang tidak mau bekerja karena sukar berelasi dengan orang. Masalahnya adalah, ia bukanlah tipe pekerja mandiri sehingga menuntut kesediaannya untuk bekerja dengan orang lain. Dengan lembut namun jelas, istri mesti menyadarkan suami akan kelemahannya agar suami tidak menyalahkan orang terus. Mungkin istri bisa memberi solusi praktis yang berkaitan dengan kerja sama. Terpenting adalah, semasa suami bekerja, istri harus sering sering mengajaknya bicara akan situasi dalam pekerjaan supaya bila ada masalah yang timbul, istri dapat dengan segera memberi bantuan praktis.
Ada yang tidak mau bekerja karena memang ia seorang yang malas. Ia mau hidup enak tanpa mengeluarkan keringat dan merasa tidak apa-apa memanfaatkan istri. Ini adalah kasus yang berat sebab pada akhirnya demi kepentingan keluarga istri harus memikul beban supaya kebutuhan tercukupi. Dalam kasus seperti ini pembicaraan dengan suami hampir selalu percuma. Jadi, daripada bertengkar, lebih baik diamkan, jangan diungkit-ungkit. Sudah tentu relasi suami-istri cenderung memburuk, namun inilah konsekuensi yang mesti dipikul.
Firman Tuhan
"Berkatalah si pemalas, 'Ada singa di jalan! Ada singa di lorong' . . . . Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak daripada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana." (Amsal 26:13, 16) Orang yang malas selalu mempunyai alasan mengapa ia tidak dapat bekerja. Jarang sekali ia mengakui bahwa sesungguhnya bukannya ia tidak dapat bekerja, melainkan ia tidak mau bekerja. Memang sulit berhubungan dengan si pemalas. Pada akhirnya ia harus menanggung akibatnya, sebagaimana dikatakan dalam Amsal 26:1, "Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatan pun tidak layak bagi orang bebal."
Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T 254 A.
Doakanlah:
- Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 500.000,- dan dari Sdr. Andi Stefanus di Sura-baya sejumlah Rp 400.000,- un-tuk 10 DVD Tela-ga yang dipe-sannya.
Bersyukur karena Tuhan telah menggerakkan Ibu Cahyono, mantan pendengar Radio Suzanna FM di Surabaya, secara khusus datang ke sekretariat Telaga untuk memberikan donasinya sebesar Rp 300.000,- kepada Bp. Paul Gunadi dan oleh Bp. Paul Gunadi donasi itu telah diberikan untuk pelayanan Telaga.
Bersyukur transkrip, ringkasan dan abstrak dari 16 judul rekaman terbaru sudah selesai dan dikirim ke YLSA untuk dimasukkan ke situs Telaga.
Bersyukur Telaga diajak oleh YLSA untuk membuka stand di SAAT tgl. 4-6 November yl. dalam rangka EE Asia Indonesia Convention, dimana cukup banyak CD dan buku Telaga serta DVD Telaga diminati oleh para peserta konvensi.
Bersyukur setelah didoakan beberapa waktu lamanya, booklet “Membentuk Anak Perempuan Menjadi Wanita Dewasa” telah selesai dicetak dan diterbitkan oleh Literatur SAAT.
Doakan untuk P.T. Visi Anugerah Indonesia yang membutuhkan staf untuk bagian penerbitan.
Doakan untuk beberapa radio yang sulit untuk dihubungi, antara lain untuk mengetahui keberadaannya serta apakah Telaga masih diudarakan oleh radio-radio tersebut.
Doakan untuk kesibukan menjelang akhir tahun, termasuk pengiriman kalender dan lain-lain.
Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini, yaitu dari :
011 – Rp 150.000,-
Telaga Menjawab
Tanya?
Dear TELAGA,
Usia perkawinan saya sudah hampir 6 tahun dan dikaruniai seorang putri berusia 5 tahun. Suami saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, semua kakaknya perempuan. Sejak kecil dia dimanja oleh orang tuanya. Sifatnya pun keras kepala, tidak mau mengalah, dan introvert. Karena sifatnya itu, tidak jarang dia berganti-ganti pekerjaan. Dia merasa semua orang memojokkan dan menyalahkannya, padahal semua itu dari pikirannya sendiri. kadang saya dituduh membohongi dia dan selalu menyalahkannya, sedangkan saya sendiri tidak merasa melakukan apa-apa. Sampai-sampai saya tidak mengerti jalan pikirannya.
Sudah 3 tahun ini suami tidak bekerja sehingga semua keperluan rumah tangga dan sekolah anak terpaksa menjadi tanggung jawab saya. Kebetulan saya seorang pekerja kantoran. Berulang kali saya mengingatkan suami untuk mencari pekerjaan tapi dia menolak dengan alasan tidak mau dipojokkan lagi, dia bilang ingin berwiraswasta tapi keinginannya itu terbentur modal. Tapi saya lihat dari dirinya sendiri tidak ada kemauan berusaha. Karena hal itu kami sering bertengkar, dia menuduh saya selalu menyalahkannya, dan yang paling parah dia tidak lagi respek kepada keluarga saya. Kalau saya pulang ke rumah orangtua, dia selalu curiga dan melarang saya sering-sering pulang ke rumah orang tua saya. Orang tua saya kecewa melihat perlakuan suami saya dan pihak mertua yang acuh. Orang tua saya tidak tahu bahwa suami sudah 3 tahun menganggur. Saya memang tidak menceritakan semua kondisi rumah tangga saya mengingat ayah saya penderita sakit jantung.
Saya lelah dan mulai memikirkan untuk meminta cerai. Namun akhirnya tidak pernah terwujud karena saya mengingat Tuhan dan anak saya. Saya tidak ingin pernikahan saya berakhir tapi juga sudah lelah, bingung dan kasihan melihat putri saya sering menyaksikan pertengkaran kami.
Apa yang harus saya lakukan untuk kelangsungan pernikahan saya? Mohon bantuannya, terima kasih.
Jawab
Ibu yang terkasih,
Saya tahu bahwa seharusnya saya berkata kepada Ibu, “Jangan menyerah dan terus pertahankan relasi ini sebab suatu hari kelak suami Ibu pasti akan berubah.” Namun harus saya akui bahwa kenyataannya adalah tidak seperti itu. Saya sudah menjumpai kasus seperti pada suami Ibu dan pada umumnya orang-orang seperti ini akan terus seperti itu. Tuhan dapat mengubah orang namun Tuhan tidak memaksa orang untuk berubah. Tuhan akan menyediakan kekuatan kepada kita untuk berubah namun keinginan untuk berubah harus datang dari diri sendiri.
Pada akhirnya saya serahkan keputusan ini kepada Ibu. Secara pribadi saya tidak menyalahkan keputusan Ibu untuk berpisah. . Jika hanya satu kaki yang berfungsi, pernikahan akan jatuh dengan sendirinya. Namun yang bertanggung jawab atas kejatuhan bukanlah kaki yang berfungsi, melainkan kaki yang tidak mau berfungsi itu.
Namun sebelum Ibu melaksanakan niat Ibu, saya minta Ibu berdoa dan tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Tawarkan kepada suami untuk konseling bersama. Berilah dia kesempatan untuk mendapatkan pertolongan. Demikian tanggapan yang dapat saya berikan. Tuhan menolong Ibu dalam membuat keputusan sesuai dengan kehendak-Nya.
Salam : Pengasuh Program TELAGA
Mengenal Lebih Dekat
Bersyukur menjelang akhir tahun 2014 Tuhan telah menggerakkan satu radio lagi untuk menyiarkan program Telaga.. Radio Yobel FM merupakan radio Komunitas berada di Comal, perbatasan antara dua kota yaitu Pemalang dan Pekalongan (Jawa Tengah) dan di daerah Jalur Pantura. Radio Yobel FM mengudara pada frekuensi 107,9 MHz. Semoga melalui radio ini, Siaran Telaga menjadi berkat bagi para pendengar yang mendengarkannya.
Judul Baru
T387A Anak Tunggal
T387B Menambah Anak atau Tidak?
T388A Tugas Dalam Berpacaran (I)
T388B Tugas Dalam Berpacaran (II)
T389A Berpacaran Perhatikan Kecocokan (I)
T389B Berpacaran Perhatikan Kecocokan (II)
T390A Perlunya Kesiapan Dalam Berpacaran
T390B Kasus-kasus Khusus Dalam -Berpacaran
T394B Kebiasaan Berawal Dari Kecil
T397B Membingkai Seks Secara Tepat
T183B Hikmah Kesulitan Ekonomi
T189B Jika Seatap Dengan Mertua
T198B Menjadi Orangtua Tiri
T287B Kemuliaan Ibu Rumah Tangga
T424B Sikap Dominan Dalam Keluarga
T425B Kesalahan Berakibat Panjang
T426B Anak, Musibah, dan Kejahatan
T430B Gemar Ganti Pekerjaan
T431B Dampak Kebutuhan Khusus Anak
T433B Mencari-cari Diri
T443A Sikap Bijaksana Membesarkan Anak
T443B Mengapa Anak Saya Berbeda?
T444A Tepat Sasaran Dalam Pelayanan
T444B Masalah Dalam Pelayanan
T445A Interaksi Tidak Sehat Dalam - Pernikahan
T445B Pengaruh Keluarga Asal
T446A Masalah Ego Pria
T446B Masalah Hati Wanita
Humor
CINCIN BERLIAN
Seorang istri merajuk kepada suaminya agar dibelikan mobil sebagai hadiah Natal. Tetapi si suami malah membelikannya cincin berlian yang luar biasa indahnya. Teman si suami terheran-heran dengan pilihannya. Diam-diam dia bertanya, "Mengapa kamu justru membelikan istrimu cincin berlian, bukannya mobil?"
Si suami tersenyum, "Susah mencari mobil palsu."
(Diambil dari http://maureen20-maureen-maureen.blogspot.com)
- 6874 kali dibaca