Seks dalam Berpacaran
Berita Telaga
Edisi No. 49 /Tahun IV/ September 2008
Diterbitkan
oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl.
Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email:
telagaindo.net.id
Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati
Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
SEKS DALAM BERPACARAN
Bagaimana mereka menahan diri menghadapi semua ini, memang merupakan perjuangan yang sangat besar, jauh lebih besar dari pada perjuangan kita lebih dari 20 tahun yang lalu.
Tuhan memanggil kita baik yang pria maupun yang wanita, untuk menjaga kesucian kehidupan ini. Karena dorongan dan godaan itu begitu besar, maka sekarang kita harus melakukan beberapa hal yang bersifat pencegahan:
-
Saya anjurkan bagi yang sedang berpacaran dari awalnya, baik perempuan maupun si pria harus menentukan batas fisik, seberapa dekat mereka akan mendekatkan diri. Dalam pengertian keduanya harus menyepakati hal apa yang boleh dilakukan dan hal apa yang tidak boleh dilakukan. Misalnya : tidak boleh menyentuh bagian-bagian tubuh yang erotis, membatasi diri dalam berpelukan, menjaga seberapa jauh atau seberapa panas berciuman.
Sebagai orang Kristen kita harus menghormati bahwa tubuh pasangan kita adalah kudus. Sewaktu saya memegang-megang dengan sembarangan, itu berarti saya mencemari tubuh yang kudus tersebut.
Saya mau mengingatkan baik kepada pria maupun wanita, waktu engkau memberikan tubuh sembarangan yakinlah satu hal bahwa engkau telah membuat dirimu sangat murah di hadapan pasanganmu. Seorang pria pada umumnya akan menghormati wanita yang tidak bersikap sembarangan.
Bagi yang sedang berpacaran ingatlah prinsip ini, semakin lambat semakin baik. Artinya jangan mengawali pacaran dengan hal-hal seksual atau jangan mengawali masa pacaran dengan tindakan fisik yang terlalu berani, terlalu cepat. Kalau pada kali pertama sudah begitu cepat, tinggal tunggu waktu sebelum akhirnya melakukan hubungan seksual.
Prinsip yang berikutnya yakni kita harus mempunyai tanggung jawab yang sama, yang konsisten antara di depan orang banyak, di depan publik dan hanya di antara kita berdua. Artinya janganlah kita melakukan hal-hal yang tidak berani kita pertanggungjawabkan secara umum.
Seks yang terlalu menjadi bagian dalam masa berpacaran akan mengaburkan perspektif orang yang sedang berpacaran. Mungkin ada ketidakcocokan yang seharusnya mereka sadari, tidak mereka sadari karena seks telah mengikat mereka.
Mungkin ada hal-hal yang harus mereka tegaskan kepada pasangannya, tidak mereka tegaskan, karena seks telah memenuhi kebutuhan mereka.
Sekali lagi firman Tuhan menegaskan bahwa tubuh kita adalah rumah Allah, oleh karena itu tidak bisa kita berbuat sembarangan dengan rumah Allah.
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
MENGENAL LEBIH DEKAT
Bersyukur kepada Tuhan karena selama hampir 5 tahun ini, Telaga telah bekerjasama dengan salah satu radio di Palu - Sulawesi Tengah. Radio Madah Arta Swarga atau biasa di sebut dengan Radio MARS FM. Radio ini mengudara pada frekuensi 95,9 MHz dengan jangkauan siar seluruh kota Palu dan sebagian wilayah Kab. Donggala serta Kabupaten Parigi Moutong. Jika diprosentasekan, 60% pendengar berada di kota dan 40% pendengar berada di pedesaan. Telaga bisa didengarkan setiap hari pukul 06.30 WITA dan diulang pada pukul 17.30 WITA.
KEUANGAN
Pemasukan bulan ini: | ||
Sumbangan dari: | ||
Radio Suara Gratia FM | Rp. | 337.200,00 |
Yay.Pelayanan Kudus | Rp. | 1.000.000,00 |
Ibu Indrawati T. | US$ | 80 |
Hasil penjualan kaset dll | Rp. | 2.190.500,00 |
Total pemasukan | Rp. | 3.527.700,00 |
+ US$ | 80 | |
Pengeluaran TELAGA bulan ini | Rp. | 5.690.198,00 |
DOAKANLAH
- Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Radio Suara Gratia FM sebesar Rp. 337.200,-, dari Yayasan Pelayanan Kudus-Samarinda Rp. 1.000.000,- dan Ibu Indrawati T. US$ 80,00.
- Doakan untuk Radio Pemulihan Kasih FM di Bajawa, Flores. Berkas yang mereka sampaikan ke Balai Monitor & KPID sudah selesai; tinggal IMB, SITU dan ijin gangguan yang belum keluar. Doakan agar dalam waktu dekat radio ini bisa kembali mengudara.
- Bersyukur selama 6 minggu ini tim rekaman telah berhasil menambah 24 judul baru.
- Doakan untuk kerjasama dengan Metanoia Publishing dalam rangka menerbitkan 12 judul booklet yang akan dibuat menjadi 2 buku.
- Doakan untuk Bp. Heman Elia dan Sdri. Lortha dalam pengerjaan artikel untuk beberapa booklet yang akan diterbitkan oleh Literatur SAAT dalam tahun 2009 yad.
- Bersyukur Malang Youth Centre telah menempati tempat yang baru di Villa Tidar Indah no.4 dan acara pengucapan syukur telah diadakan pada tgl. 20 September 2008 yl.
- Doakan untuk tim web di YLSA (Yayasan Lembaga Sabda), Solo yang sudah membuat situs Telaga dengan sistim drupal dan masih perlu dilengkapi dan disempurnakan. Doakan juga untuk penyelesaian CD Sabda 4.0 yang terhenti karena kekurangan staf yang mengerjakannya.
- Doakan untuk penjualan kaset & CD Telaga yang dititipkan di 6 outlet VISI, yaitu 4 outlet di Bandung, 1 outlet di Surabaya dan 1 outlet di Malang.
- Doakan untuk Ibu Lusiana yang sudah tidak menjalani kemoterapi lagi, hanya berobat di Malang saja.
- Doakan untuk Pemerintah Indonesia menjelang Pemilu tahun 2009, khususnya Pilkada yang sudah, sedang dan akan diadakan di berbagai Provinsi, agar dijauhkan dari kerusuhan-kerusuhan.
TELAGA MENJAWAB
Tanya:
Saya mempunyai seorang sahabat. Sebagaimana kita semua ketahui beberapa waktu yang lampau, keadaan keamanan di Indonesia sempat ricuh, banyak kasus pemerkosaan dll. Suami sahabat saya ini meminta istri dan keempat orang anaknya (2 putra dan 2 putri) tinggal di Singapura. Memang mereka adalah keluarga berada, mereka bahkan bisa membeli sebuah apartemen. Suaminya mempunyai pabrik di Bandung. Dua minggu sekali si suami menengok istri dan anak-anaknya di Singapura. Selama ini memang belum atau tidak terjadi apa-apa. Si istri sudah percaya, tapi si suami belum menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Jadi si suami tidak mengerti kehidupan suami-istri dalam Tuhan. Pernah si istri mengatakan agar tidak saling berjauhan, tapi si suami bersikeras bahkan memberikan alasan-alasan, "Kalau saya memang mau menyeleweng, saya bisa melakukan itu di depan kamu, karena kamu pun tidak akan mengetahuinya. Semua ini saya lakukan demi akan-anak kita." Jadi si istri tidak bisa berbuat apa-apa.
Pertanyaan saya, bagaimana jalan keluarnya, agar suami istri ini tidak saling berjauhan. Memang Amsal 12:2 menjadi berkat, supaya saya bisa menghiburnya. Pernah saya mengatakan kepada teman saya, "Anak-anak yang sudah besar (perempuan 16 tahun dan laki-laki 14 tahun) sekolah di Singapura dan yang kecil ( perempuan 7 tahun dan laki-laki 9 tahun) biar bersekolah di Indonesia, kembali sekolah di Bandung." Si suami tidak setuju, alasannya justru yang remaja perlu pengawasan ekstra.
Saya sangat mengharapkan saran-saran Bapak untuk kasus teman saya ini.
Jawab:
Memang tidak mudah untuk memberi nasehat kepada keluarga teman Saudari; namun bila hal ini ingin dilakukan, maka Saudari harus berhati-hati, agar tidak semakin "merusak" hubungan suami istri tersebut. Maksud kami, apakah Saudari cukup mengenal suami dari sahabat Saudari? Jika tidak dan sahabat Saudari kurang bijaksana dalam menyampaikan saran Saudari kepada suaminya, maka si suami malah akan lebih bersikeras untuk tetap pada pendiriannya, yaitu istri dan anak-anaknya tetap tinggal di Singapura dan dia sendiri tetap di Bandung (apalagi dalam surat Saudari dinyatakan bahwa selama ini belum atau tidak terjadi apa-apa).
Yang dapat Saudari sarankan adalah agar pada waktu sahabat Saudari bertemu atau berkumpul dengan suaminya, ia harus menciptakan komunikasi yang baik, benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik. Dengan banyak berdoa dan mohon pimpinan Tuhan sendiri serta dalam suasana yang menyenangkan, si istri sedikit demi sedikit berusaha menanamkan pengertian tentang "takut akan Tuhan", sekali-sekali ajaklah si suami untuk berdoa. Semua ini harus dilakukan dengan "wajar", sehingga si suami tidak merasa aneh atau curiga.
Diharapkan melalui sikap dan tindakan istrinya, Tuhan akan membuka jalan dan si suami pada saatnya bisa dimenangkan dan mau percaya pada Tuhan Yesus. Disamping itu dalam situasi komunikasi yang menyenangkan, si istri bisa mengungkapkan perasaannya apabila ia hidup berjauhan terus-menerus (misalnya : merasa kesepian, merasa tidak aman dll.)
Kata-kata si istri yang diucapkan pada saat yang tepat, walaupun tidak diuraikan secara panjang lebar, akan besar manfaatnya. Biarlah I Korintus 15:57 memberi kekuatan pada sahabat Saudari.
MAKNA DI BALIK UANG JAJAN
Menurut Larry Burkett dalam bukunya "Mengatur Keuangan Dengan Bijak", orangtua perlu membimbing anak-anaknya agar mempunyai sikap yang benar terhadap uang. Anak-anak juga perlu dibekali dengan pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar mengenai keuangan dan cara-cara pengelolaannya agar mereka tidak berorientasi pada materi.
Pemberian uang jajan sebenarnya bisa menjadi wadah yang tepat untuk anak belajar dan berlatih mengelola keuangannya dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana. Ada beberapa hal yang bisa kita ajarkan pada anak melalui pemberian uang jajan atau uang bulanan.
Anak diajarkan tentang konsep persepuluhan sekaligus penerapannya. Ketika anak menerima uang jajan, mereka diminta untuk menyisihkan sepersepuluh bagian yang adalah milik Allah.
Anak dilatih untuk membuat anggaran. Hal ini sangat berguna baginya setelah dewasa nanti, yakni setiap kali menerima uang, ia memiliki sebuah anggaran.
Anak belajar menahan diri, disiplin dan menentukan prioritas atau memilih. Anak akan belajar bahwa ia tidak selalu bisa membelanjakan uangnya semaunya sendiri sesuai dengan keinginannya.
Anak belajar lebih bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan padanya. Waktu kepada anak diserahkan sejumlah uang untuk dikelola sesuai dengan kebutuhannya, ia merasa dipercaya bahwa ia mampu melakukannya.
Anak belajar menabung. Anak perlu dilatih untuk menabung baik untuk membeli barang-barang yang memang dibutuhkan namun dengan jumlah dana yang cukup besar, ataupun untuk menghadapi situasi atau kebutuhan tak terduga.
Yang perlu diperhatikan :
Pemberian uang jajan atau uang bulanan harus selalu disertai dengan supervisi tentang sikap yang benar terhadap uang dan cara pengelolaannya yang benar, jujur dan bertanggung jawab.
Pemberian uang jajan atau uang bulanan harus sesuai dengan usia dan kemampuan anak untuk mengelolanya.
Pemberian uang jajan atau uang bulanan harus sesuai dengan kebutuhan, dalam arti tidak terlalu sedikit sehingga menimbulkan tekanan pada anak. Jangan juga berlebihan sehingga membuat anak menjadi konsumtif dan membuka peluang bagi anak untuk menyalahgunakan dengan mencoba-coba sesuatu misalnya obat-obatan, rokok atau hiburan-hiburan yang tidak perlu.
Pemberian uang jajan atau uang bulanan perlu disertai dengan pengawasan, misalnya dengan mengajak anak bersama-sama mengevaluasi anggaran yang telah dibuatnya dan membandingkan uang yang kita berikan dengan pengeluarannya.
Dikutip seperlunya dari: Eunike/05/Triwulan II/2002
- 12627 kali dibaca