Sayang & Berharga
Berita Telaga Edisi No. 84 /Tahun VII/ Agustus 2011
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Sayang & Berharga
ada umumnya kita mengawali pernikahan dengan kasih mesra namun pada akhirnya sebagian dari kita tidak lagi dapat menikmati kemesraan di hari tua. Sebaliknya kita justru mencicipi kehambaran. Apakah yang terjadi sehingga kasih mesra berubah menjadi kehambaran?
Di awal relasi kita mencintai oleh karena kita mendapati pasangan sebagai orang yang menawan. Namun secara perlahan, rasa sayang karena menawan harus bertumbuh berubah menjadi rasa sayang karena ia berharga. Jika tidak, maka perjalanan cinta dalam pernikahan akan menemui masalah. Inilah pertumbuhan cinta yang sehat. Pertanyaan-nya : BAGAI-MANA MEMBUAT "CINTA DAN MENAWAN" BERTUMBUH MENJADI " SAYANG & BERHARGA"?
• Pertama, cinta harus berjalan dari FANTASI kearah REALITAS. Hampir semua pernikahan berangkat dari fantasi yaitu hal-hal yang kita dambakan ada pada pasangan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, fantasi harus digantikan dengan realitas yaitu bahwa ia tidak seperti yang kita harapkan. Pernikahan yang sehat adalah relasi yang didasari atas realitas dan penerimaannya. Sebaliknya, pernikahan yang tidak sehat berlandaskan fantasi dan penolakan atas realitas yang pada umumnya bersumber dari:
1. Idealisme yang tidak realistik
2. Kebutuhan yang tak pernah tercukupkan
• Kedua, cinta harus berjalan dari JASMANIAH ke arah ROHANIAH. Cinta yang jasmaniah adalah cinta yang:
1. Berorientasi pada penampilan
2. Menekankan pada pengumpulan materi
• Jadi, cinta yang rohaniah adalah cinta yang tidak lagi menekankan pada penampilan dan materi. Cinta yang rohaniah akan terfokus pada apa yang terkandung di dalam, bukan di luar, diri pasangan yakni kebaikan dan keindahan karakternya. Ketiga, cinta harus berjalan dari NAFSU ke arah SAYANG. Ciri pernikahan yang dikemudikan nafsu adalah:
1. Penekanan pada kepuasan seksual
2. Tuntutan pada keindahan badaniah
Jadi, cinta yang bersumber dari rasa sayang tidak lagi mementingkan dan mencari kepuasan badaniah melainkan kepuasan dikasihi dan mengasihi. Kita tetap dapat menikmati penyatuan badaniah namun tidak lagi bergantung padanya sebab yang terpenting adalah relasi kasih itu sendiri. Sekarang bagaimanakah kita dapat membangun cinta agar bertumbuh menjadi rasa sayang karena berharga ?
Kita harus menumbuhkan KEMURAHAN. Firman Tuhan berkata, "Siapa menutupi pelanggaran mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkitkan perkara menceraikan sahabat yang karib" (Amsal 17:9). Berikut akan dijabarkan beberapa ciri kemurahan :
Kita harus menumbuhkan KEBIJAK-SANAAN. Firman Tuhan berkata, "Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan" (Amsal 19:14). Berikut adalah ciri kebijaksanaan :
Kita harus menumbuhkan KESETIAAN. Firman Tuhan berkata, "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). Berikut adalah ciri kesetiaan:
Kita harus menumbuhkan KELEMAH-LEMBUTAN. Firman Tuhan berkata, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah" (Amsal 15:1). Berikut adalah ciri kelemahlembutan:
Kita harus menumbuhkan KEBAIKAN. Firman Tuhan berkata, "Perempuan yang baik hati beroleh hormat, sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan" (Amsal 11:16). Berikut adalah ciri kebaikan:
a. Tidak memfokuskan pada kesalahan tetapi pada kebaikan
b. Berorientasi pada masa depan bukan masa lalu
c. Berusaha mengampuni bukan mendendam
a. Berpikir sebelum berbuat dan berkata-kata
b. Takut akan Tuhan dan menghor-mati sesama
c. Belajar dari pengalaman
a. Tidak mementingkan diri melainkan pasangan dan keluarga
b. Hidup konsisten: di depan dan di belakang pasangan sama
c. Memelihara batas yang jelas antara diri dan lawan jenis
a. Tenggang rasa dan berempati: dapat menempatkan diri pada posisi pasangan
b. Malu mengumbar emosi
c. Sadar dengan kelemahan diri sendiri
a. Dapat membaca kebutuhan orang
b. Berinisiatif untuk melakukan sesuatu tanpa pamrih
c. Tidak mudah terpengaruh akan reaksi orang
Sebagai kesimpulan, sesungguhnya “Sayang dan Berharga” muncul :
- sebagai akibat PENGALAMAN MENGARUNGI HIDUP BERSAMA: jatuh-bangun, suka-duka, pahit-manis
- dari pengalaman merasakan BETAPA BAIKNYA PASANGAN DAN BETAPA BERUNTUNGNYA KITA DIKASIHI OLEHNYA
- dari RASA BERSYUKUR MEMILIKINYA DAN DIKASIHI OLEHNYA
- dari kepastian MELIHAT RENCANA DAN KEHENDAK ALLAH YANG SEMPURNA di dalam pernikahan ini
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T270
Doakanlah
- Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Bp. Cahyadi W. di Sentani – Papua Rp 300.000,- dan dari Ibu Amelia Rp 250.000,-.
- Bersyukur Negara kita sudah memeringati kemerdekaannya yang ke-66, doakan agar semua gejolak yang terjadi akhir-akhir ini bisa diatasi oleh pihak yang berwenang.
- Doakan untuk tim rekaman yang akan mengadakan rekaman pada bulan September sampai pertengahan Oktober 2011, doakan juga agar Ibu Dientje Winarto bisa membantu menjadi pewawancara wanita. Doakan untuk perjalanan Bp. Paul Gunadi ke Indonesia awal September 2011.
- Setelah menunggu lebih dari 2 bulan akhirnya Metanoia Publishing memberikan penjelasan tentang strategi yang dibuat mengenai penerbitan 6 artikel. Masalah ini dalam waktu dekat akan dibicarakan dan doakan agar mendapatkan jalan keluar yang terbaik.
- Doakan untuk barang-barang Telaga yang dititipkan di VISI Surabaya, Malang dan Pastorium.
- Doakan juga untuk GKT III di Malang yang rencananya akan membentuk persekutuan pasutri dalam tahun 2012. Sejak bulan Pebruari yl. setiap bulan telah diadakan seminar dan pada bulan September 2011, LBKK diminta untuk sharing tentang persekutuan pasutri.
- Doakan untuk penambahan staf YLSA dan tim SABDA di Solo yang sedang merombak situs Telaga dan beberapa situs lainnya serta sedang meng-usahakan penyempurnaan DVD Konseling dalam bulan September 2011. DVD tersebut rencananya akan digandakan dan dibagikan kepada para hamba Tuhan dan aktivis di desa-desa.
- Doakan untuk rencana pernikahan Ev. Andrew Kristianto dengan Sdri. Yulia Rachel Budiman di Jakarta pada tgl. 10 September 2011. Sdr. Andrew adalah putra sulung dari Bp.& Ibu Edhie Santoso yang pernah membantu membalas surat-surat Telaga.
- Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari:
- 001 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan
- 004 – Rp 150.000,-
- 006 – Rp 100.000,- untuk 2 bulan
- 011 – Rp 150.000,-
TELAGA Menjawab
Tanya?
Saya sudah beberapa kali mendengarkan acara Telaga yang disiarkan lewat radio di kota saya. Seringkali saya terkesan dengan topik-topik pembicaraan yang ada.
Saya seorang mahasiswi, saya ingin bertanya bagaimana cara menghadapi seorang ibu ‘single parent’ yang memiliki sifat melankolis, yaitu sangat pemikir, mudah tersinggung dan terlalu bersihan. Disamping itu dia sering “ngomel-ngomel” kalau anak-anaknya tidak atau belum sempat bersih-bersih rumah. karena beliau sangat perhatian dengan kebersihan, sampai-sampai jika membuang sampah di dalam rumah diusahakan sampah tersebut dimasukkan ke dalam botol-botol yang tidak terpakai lagi dan tutup botol yang berisi sampah yang sudah penuh itu sedikit dibakar agar pemulung tidak bisa membuka dan mempergunakannya lagi, sehingga sampah di luar rumah menjadi bersih, tidak tercecer seperti sampah tetangga lainnya. Tapi justru kebiasaan itu mem-buat anak-anak se- makin tertekan, selalu ibu mengata-kan, “Kamu itu ya perhatikan hal-hal di rumah ini yang belum beres dan bereskan!” Namun sikapnya yang suka bersih-bersih itu membuat dia sering mengeluh kelelahan dan kalau diberitahu tidak usah terlalu “ngoyo” bersih-bersih, dia malah marah serta selalu mengungkit-ungkit masa lalunya yang setiap hari harus bersih-bersih rumah. Setelah itu dia mengeluh kepada orang lain kalau di rumah tidak ada pembantu sampai capek sekali. Dan orang itu menjawab, “lho gak usah pakai pembantu ya tidak apa, toh anak-anak sudah besar semua”. Di situ ibu menjawab kalau anak-anaknya pemalas. Saya berpikir bahwa orang lain tadi ‘kan tidak tahu betapa perhatiannya ibu terhadap kebersihan dan sampai segitunya menanggapi kebersihan serta kerapian. Apabila ibu menyuruh anak-anaknya selalu dengan nada “instruksi” bukan “persuasi”, karena itu membuat anak-anak semakin malas untuk melakukannya.
Untuk itu saya mohon saran, bagaimana dan apa yang harus saya lakukan sebagai seorang anak?
Jawab
Pertama-tama kami meng-ucapkan terima kasih untuk apa yang Anda ceritakan dalam surat. Kita sama-sama mengetahui bahwa segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik dan tidak benar. Jika beliau adalah ibu kandung Anda, berarti Anda sebenarnya sudah terbiasa sejak kecil dan Anda mau tidak mau harus menerima keberadaannya seutuhnya. Maksud kami kekurangannya itu maupun kelebihannya, karena beliau pasti juga memiliki banyak kelebihan yang kadang kurang kita perhatikan setelah kita merasa jengkel dengan kelemahannya. Memang beliau itu cukup membuat pusing dan kadang membuat kami malu kalau sampai disangka oleh para tetangga bahwa kami pemalas. Tetapi semua itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang berbahaya dan gawat, atau apa lagi namanya sampai kita merugi secara besar-besaran. Di samping itu beliau adalah seorang ibu yang sehat, tidak cacat dan suka memukul, atau sadis dan lain sebagainya. Maksud kami, kita masih harus bersyukur jika keanehan beliau hanya seperti itu saja.
Daripada kita merasa jengkel dan agak membencinya (maaf), lebih baik kita anggap inilah kesempatan bagi kita untuk melatih kesabaran kita. Inilah panggilan Tuhan untuk kita belajar memaafkan, memahami sesama terdekat kita yang Tuhan letakkan di samping kita, untuk kita kasihi dan kasihani sebab beliau sudah tidak bisa berubah karena sudah pembawaannya dan beliau sudah tua. Itu yang pertama, yang kedua kami usulkan untuk lebih mengasihi beliau, siapa tahu beliau kurang merasakan kasih sayang. Sambil berdoa untuk beliau dan untuk Anda sendiri agar Tuhan yang Maha Pemurah mau berkarya, bukankah dalam Tuhan selalu ada pengharapan?
Pandanglah keanehannya sebagai satu penyakit yang mungkin beliau sendiri sebenarnya ingin melepaskannya namun tak kuasa. Kalau dalam hal ini Anda ingin bersyukur kepada Tuhan, bersyukurlah bahwa Anda tidak seaneh beliau dan bahwa Anda kuat menghadapinya sebagai anak yang tetap dapat mengasihi orang tua yang telah dipakai Tuhan untuk menghadirkan Anda ke dunia ini. Ketahuilah, seorang anak yang bertahan, tekun dan bersabar terhadap orang tua, apalagi ibu kandungnya sendiri, kelak sesudah mereka dipanggil pulang oleh Tuhan, maka akan ada rasa syukur bahwa “tidak berdosa” dalam kata maupun sikap dan hati terhadap mereka. Sebaliknya, yang kurang sabar dan terlanjur berlaku kasar kepada orang tua, jika telah ditinggal pergi untuk selamanya, akan selalu dihantui rasa bersalah.
Demikian tanggapan yang dapat kami berikan, mudah-mudahan bisa menolong Anda. Tuhan memberkati!
Buku Tamu
Nama | : | Pdt.Albert T. Yappo |
Gereja | : | GSJA Wamena - Papua |
Jabatan | : | Gembala Sidang |
Komentar | : | Pelayanan TELAGA menjadi berkat yang luar biasa bagi saya dalam pelayanan, karena disiarkan oleh salah satu Radio Kristen yang ada di kota di mana saya melayani. Tuhan memberkati. |
Nama | : | Tyas |
Pengunjung | : | Facebook Tegur Sapa |
Gembala Keluarga (Telaga). | ||
Komentar | : | "salam kenal...hari ini mendengar renungan tentang pubertas ke 2 di Radio Star FM, sangat-sangat luar biasa....doa saya TELAGA ini menjadi sukses dan menjembatani bagi jiwa2 yg haus....supaya menjadi pribadi lebih baik lagi.GBU" |
- 3481 kali dibaca