Pelajaran dari DAUD

Versi printer-friendly
Januari


Download PDF: http://bit.ly/Buletin_Telaga-Januari_2020



Pelajaran dari

DAUD

Raja Daud adalah figur yang menarik untuk dipelajari. Begitu banyak pelajaran yang dapat kita petik lewat kehidupannya. Berikut adalah beberapa di antaranya yang bisa kita pelajari :

  • Darinya kita belajar tentang kesabaran menantikan waktu Tuhan kendati sudah diurapi, namun ia menunggu waktu Tuhan untuk mendudukkannya sebagai raja.
  • Kita pun bisa belajar tentang rasa hormatnya yang besar pada Tuhan – itu sebabnya ia menolak dan melarang perwiranya membunuh Saul meski ia berkesempatan melakukannya.

Dari Daud

kita belajar beberapa hal :

  1. Tentang keberanian – dari keberanian melawan binatang buas sampai keberanian melawan Goliat. Ia tahu hidup ada di tangan Tuhan dan tidak ada satu pun yang akan terjadi di luar kuasa Tuhan.
  2. Akan cintanya yang besar pada sahabatnya Yonatan. Kita belajar akan kesetiaannya pada janji yang diberikannya kepada Yonatan sehingga ia bersedia memelihara anak Yonatan.
  3. Tentang kesediaannya untuk belajar dan mendengarkan saran orang lain. Ini menunjukkan kerendahan hatinya. Ia tidak jadi membunuh Nabal yang telah menghinanya atas desakan Abigail.
  4. Akan cintanya yang begitu besar kepada Tuhan. Ia marah dan berani melawan Goliat karena Goliat menghina umat Tuhan. Ia pun bersedia terlihat "tidak terhormat" – menari­nari dengan rakyat pada waktu membawa pulang Tabut Perjanjian.
  5. Bahwa sedekat­dekatnya kita dengan Tuhan, ternyata kita masih sanggup berbuat dosa yang begitu jahat. Daud berzinah dan untuk menutupi dosanya, ia membunuh suami Batsyeba

  6. Bahwa pertobatan adalah suatu keniscayaan dalam menghadapi dosa pribadi. Setelah ditegur Natan, Daud bertobat dan memohon belas kasihan Tuhan. Ia pun bersedia menanggung akibat buruk dari dosanya yaitu terusir dari kerajaan dan terancam untuk dibunuh oleh putranya sendiri. Daud tahu itu adalah ganjaran atas dosanya dan ia menerima dengan pasrah.


Kesimpulan :

Di akhir hidupnya Daud bersaksi, "Apabila seorang meme rintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah, ia bersinar seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak berawan yang sesudah hujan membuat berkilauan rumput muda di tanah. Bukankah seperti itu keluargaku di hadapan Allah?"

(2 Samuel 23:3-5)

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Ringkasan audio T 242 A+B
Simak : www.telaga.org

TELAGA MENJAWAB

Pertanyaan

Saya dan suami sama­sama bekerja. Karena alasan ekonomi, saya belum dapat berhenti bekerja. Sebelumnya saya telah membicarakan hal tersebut kepada suami dan ia menyetujui untuk saya tetap bekerja di tempat sekarang sampai masa kontrak saya selesai.

Saya tidak mengerti kenapa akhir­akhir ini perlakuannya berbeda, saat saya menghubungi dia selalu beralasan sibuk. Saya bertanya mengapa seperti menghindar dari saya, dia kembali membentak dan marah. Tatkala saya menemukan dia menggunakan aplikasi yang berhubungan dengan wanita lain, dia berucap bahwa saya tidak berhak melarangnya untuk melakukan hal tersebut. Saya benar­benar bingung, ini baru saja awal pernikahan kami. Apakah secepat itu suami saya kehilangan cintanya? Apa yang akan terjadi dengan pernikahan saya selanjutnya?

Salam: Ibu J

Jawaban

Ibu J

Kami turut sedih dengan kondisi relasi ibu dengan suami. Sekalipun nampaknya ibu masih punya harapan dengan pernikahan ibu, tapi secara realitas sama sekali belum ada perubahan dari pihak suami. Perilaku ‘bebas’ untuk dekat dengan wanita lain sudah dia lakukan beberapa kali sejak dia masih pacaran dengan ibu dan masih terus dilakukan hingga sudah menikah, bahkan ketika hal ini diketahui dan sudah ditegur oleh ibu. Permintaan maaf berkali­kali juga tidak diikuti dengan perubahan yang nyata.

Sekalipun ini sangat berat, nampaknya ibu harus menghadapi kenyataan bahwa ibu menikah dengan seseorang yang tidak memiliki keseriusan dan komitmen pernikahan, merasa bahwa sekalipun sudah menikah tetap boleh bebas dengan wanita lain dan istri tidak berhak mengatur hidupnya.

Ia tidak menghargai ibu dan tidak menghargai pernikahan. Juga tidak ada "trust" dalam pernikahan ibu. Kepindahan ibu ke kota suami bulan depan, apakah ini atas permintaan suami atau karena desakan dari pihak ibu? Kalau ini lebih pada keinginan ibu, mungkin ibu perlu mempertimbangkan kembali karena secara realitas, suami ibu tidak serius dengan pernikahan ini.

Jika ibu tetap pindah dengan kehilangan pekerjaan/penghasilan pribadi dan tetapi menghadapi relasi yang seperti ini, apakah hal ini tidak makin mempersulit ibu? Apakah masih memungkinkan pengajuan ‘resign’ dicabut kembali? Jika kepindahan ibu atas permintaan suami, maka sebaiknya ibu membicarakan lebih tegas relasi seperti apa yang hendak dijalani ke depan. Apa gambaran dia sebenarnya tentang pernikahan, tentang istri, batasan relasi dengan wanita lain? Dari situ ibu perlu jeli dan menilai apakah ibu siap hidup bersama suami seperti ini.

Jadi intinya ibu perlu realistik melihat situasi ini dan keberanian untuk mengambil langkah sekalipun tidak sesuai dengan harapan ibu. Jika ibu tidak bisa menyelamatkan pernikahan, paling tidak ibu perlu menyelamatkan diri sendiri, baik secara jiwa maupun finansial. Jangan keliru lagi mengambil keputusan hanya karena situasi yang sudah telanjur.

Apakah ibu mempunyai saudara atau teman baik yang bisa dipercaya atau pembimbing rohani? Carilah dukungan dalam situasi seperti ini karena ibu membutuhkan teman untuk berbagi dan membantu mengambil keputusan ter baik. Sangat berat jika ibu terus menutupi realitas ini dan menghadapinya sendiri.

Situasi ibu benar­benar membuat ibu bingung dan sedih. Memang hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut­larut. Kalau ibu merasa suami selalu menghindar jika dihubungi dan rasanya ada sesuatu yang tidak beres dengan relasi ini, mungkin memang ibu harus berusaha mengambil waktu untuk bertemu tatap muka. Berbicaralah dengan baik­baik untuk meminta kejelasan kepada suami, bagaimana keseriusan dia terhadap pernikahan ini, mau dijalani seperti apa pernikahan ini?

Sebenarnya ibu sudah mengetahui perilaku suami yang beberapa kali berhubungan dengan perempuan lain (sementara berpacaran dengan ibu) sejak sebelum menikah, apa yang membuat ibu tetap memutuskan untuk menikah? Apakah ibu tidak menangkap tanda­tanda "warning" dalam relasi ibu? Apakah sejak awal memang nilai/pandangan ibu dan suami tentang pernikahan dan batasan­batasannya memang sudah berbeda?

Demikian tanggapan dan juga pertanyaan yang dapat kami sampaikan.

Salam : Stefani S.
(Bersambung di Buletin Telaga Kehidupan edisi 6 / Pebruari 2020)

Di awal tahun 2020

Bersyukur Tuhan telah menggerakkan :

  1. Ibu Yulia melalui Pdt. Dr. Paul Gunadi untuk memberikan donasi sejumlah Rp 14.000.000,­
  2. Shepherd of Your Soul (SYS) di Amerika Serikat memberikan sumbangannya sebesar US$ 700 atau Rp 9.715.300,­
  3. Sdri. Nathania Ngatmiani memberikan persembahan Rp 550.000,­ (tgl.2 Desember 2019) dan Rp 250.000,­ (tgl. 23 Desember 2019) untuk Pusat Bina Konseling TELAGA KEHIDUPAN di Sidoarjo.

Pada hari Senin, 27 Januari 2020, Sdri. Tjoa Lie Bing telah pindah dari Jember ke Sidoarjo dan menempati rumah yang dikontrak untuk Pusat Bina Konseling di Mutiara Regency Blok A2 no.20. Dalam bulan ini dan bulan Pebruari 2020, diharapkan cukup persiapan untuk rencana mengadakan Seminar yang akan dpo. Pdt.Dr. Paul Gunadi sekaligus meresmikan Pusat Bina Konseling dalam bulan Maret 2020.

Beberapa hal lain yang perlu didoakan adalah sebagai berikut :

  • Pendekatan dengan masyarakat sekitarnya
  • Kerjasama dengan gereja­gereja dan sekolah­sekolah
  • Kebutuhan dana operasional Pusat Konseling Telaga Kehidupan diSidoarjo.











Buletin Telaga kehidupan

Edisi Januari 2020

  1. Satu bulan di tahun 2020 telah kita lewati. Bersyukur di tengah­tengah keterbatasan dana, Tuhan telah menggerakkan Ibu Gan May Kwee di Solo untuk tetap mengingat Telaga dengan memberikan sumbangannya sebesar Rp 500.000,­ dan juga NN di Tangerang sejumlah Rp 600.000,­, sehingga dana partisipasi untuk Yayasan Lembaga SABDA, Radio Pemulihan Kasih FM di Bajawa dan R­radio di Tulungagung bisa dikirim.
  2. Bersyukur ada 361 CD Telaga dari berbagai kategori bisa dititipkan untuk dijual di T.B. Gandum Mas mulai akhir bulan ini. Disamping itu ada 9 VCD (5 VCD dengan fragmen) yang dititipkan juga.
  3. Bersyukur Sdri. Tjoa Lie Bing telah pindah dari Jember ke Sidoarjo pada minggu terakhir bulan Januari 2020, antara lain untuk memersiapkan Seminar dan Pusat Bina Konseling yang diharapkan bisa diresmikan dalam bulan Maret 2020.
  4. Doakan untuk kelancaran terbitnya Buletin Telaga Kehidupan.
  5. Doakan juga untuk pengeditan audio, pembuatan transkrip, ringkasan dan abstrak dari 3 judul rekaman terbaru, "Orang Percaya dan Politik", "Generasi Tanpa Iman" dan "Orang Percaya dan Toleransi Antar Umat Beragama".
  6. Doakan untuk rencana rekaman bersama Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo yang akan berada di Malang antara tgl. 17 s.d. 26 Pebruari 2020 yad.
  7. Kerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media untuk menerbitkan buku "Mengapa Menikah" telah dicoba dibuat dengan versi Infografik dan masih akan dibuat artikelnya yang diharapkan draft artikel bisa selesai pada akhir bulan Pebruari 2020
  8. Tetap doakan untuk kesehatan Bp. Paul Gunadi agar bila Tuhan berkenan, bisa kembali ke Indonesia dalam bulan Maret 2020.
  9. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan ini, yaitu dari :
    001 – Rp 100.000,­
    015 – Rp 2.250.000,­ untuk 3 bulan