Mengapa Sukar Beriman?

Versi printer-friendly
Agustus

Berita Telaga
Edisi No. 48 /Tahun IV/ Agustus 2008


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl. Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telaga@indo.net.id
Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati
Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


MENGAPA SUKAR BERIMAN?

Kita tahu bahwa Tuhan menghendaki kita hidup dengan iman, Firman Tuhan berkata,"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6)

Namun ternyata hidup dengan iman tidaklah mudah.

Faktor-faktor yang menyulitkan untuk beriman adalah :

  • Kita menginginkan kepastian dan beriman tidak memberikan kepastian kasatmata. Kita tidak tahu apakah Tuhan akan mengabulkan permintaan kita dan kita tidak tahu kapan Ia akan bertindak. Kita tidak tahu apakah rencana kita sesuai dengan rencana Tuhan.
  • Hidup menyajikan dua pilihan kepada kita: Bersandar kepada Tuhan atau diri sendiri. Tatkala Tuhan tidak menjawab doa sebagaimana yang kita harapkan, kita tergoda untuk bersandar pada diri sendiri. Kita tidak suka bersandar pada orang lain atau hal-hal di luar diri kita. Kita tidak suka menggantungkan hidup kita di tangan orang lain.

Mengapa Tuhan Menuntut Iman dari Kita?

  • Iman adalah alat komunikasi atau sarana penghubung antara manusia dan Tuhan. Tuhan dan manusia berasal dari dua substansi yang berbeda: Tuhan roh dan manusia jasmani; Tuhan tidak terbatas, manusia terbatas; Tuhan kekal manusia fana. Iman adalah bahasa penghubung antara Tuhan dan manusia.
  • Iman merupakan bukti kepatuhan kita kepada Tuhan.Iman adalah bukti pengakuan kita akan status kita sebagai ciptaan dan Ia sebagai Pencipta.

Bagaimana Beriman?

  • Menyadari bahwa beriman bukanlah satu pilihan dalam hidup-yang boleh ada, boleh tidak ada-beriman adalah kewajiban manusia. Itu sebabnya Tuhan berkata, tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Kata berkenan berarti menyenangkan. Jadi, kita kembali kepada tujuan hidup, apakah kita hidup untuk menyenangkan hati Tuhan?
  • Beriman berarti percaya bahwa Allah ada, yang berarti :
    1. Ia mengatur hidup-rencana-Nya yang sedang terjadi dan digenapi.
    2. Ia menuntut pertanggung-jawaban-bagaimana kita hidup dan apa yang kita perbuat.
    3. Ia terlibat dalam hidup kita-Ia mengasihi kita; Ia berinteraksi dengan kita; Ia menyelamatkan kita dari dosa.

Beriman berarti percaya bahwa Allah memberi upah kepada orang-orang yang sungguh-sungguh mencari-Nya. Inilah iman dalam penerapan praktisnya.

  1. Semua janji tunduk pada pemenuhan kondisi yang memunculkan janji itu. Dengan kata lain, kita harus memahami janji sesuai dengan konteks yang melingkupi janji itu. Janji Tuhan tunduk pada rencana dan kehendak Tuhan-inilah konteks yang mengelilingi janji Tuhan.
  2. Tuhan menepati janji-Nya dan jika Ia tidak memberi kita upah yang kita harapkan, Ia tidak melakukannya untuk menyakiti kita. Ia menahan upah itu karena rencana-Nya yang tidak kita ketahui sedang berjalan di atas situasi yang kita hadapi.
  3. Kesimpulannya, minta dan percayalah, seperti seorang anak kepada orang tuanya. Jangan berhenti percaya !

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi


MENGENAL LEBIH DEKAT

Bersyukur pada Tuhan Yesus karena mulai bulan Februari 2008 yl, Telaga telah beker-jasama dengan sa-lah satu radio di Kuta, Bali yaitu radio TRIATMA FM yang mengudara pada frekuensi 107,7 Mhz. Mulai hari Senin s.d Sabtu 80 % dari acara radio Triatma adalah acara sekuler sedangkan 20 %-nya adalah acara rohani yaitu satu jam di pagi hari dan satu jam di malam hari. Namun untuk hari Minggu sepenuhnya diisi acara rohani. Telaga disiarkan pada hari Minggu pk. 11.00 WITA. Jika Anda berada di Kuta-Bali, jangan lewatkan acara Telaga karena hanya 1 kali dalam seminggu.


KEUANGAN

Pemasukan bulan ini:
Sumbangan dari:
Komisi Misi GKI Ka Im Tong Rp. 5.000.000,00
NN di Jakarta, Malang. Rp. 1.500.000,00
Hasil penjualan kaset dll Rp. 1.125.000,00
Royalty dari Metanoia Rp. 2.560.000,00
Total pemasukan Rp. 10.185.000,00
Pengeluaran TELAGA bulan ini Rp. 5.287.577,00

DOAKANLAH

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Komisi Misi GKI Ka Im Tong di Bandung sebesar Rp. 5.000.000,- dan dari NN di Jakarta & Malang sebesar Rp.1.500.000,-.

  2. Bersyukur Tuhan membuka jalan untuk bekerjasama dengan Radio Karina FM di Pematangsiantar. Telaga akan disiarkan setiap hari mulai 1 September 2008.

  3. Doakan untuk Radio Pemulihan Kasih FM di Bajawa, Flores. Mereka masih menunggu surat dari Kabupaten dan doakan untuk peralatan yang dibutuhkan. Untuk sementara radio ini masih belum bisa beroperasi.

  4. Doakan untuk tim rekaman yang sudah mulai mengadakan rekaman sampai dengan akhir September 2008.

  5. Doakan untuk rencana Bp. Pdt. Paul Gunadi mengisi acara di Radio Cristy AM, Makassar pada tgl. 5 September 2008. Mudah-mudahan bisa mendapatkan tanggapan positif dari para pendengar di sana.

  6. Doakan untuk kerjasama dengan Metanoia Publishing dalam rangka menerbitkan 12 judul booklet yang akan dibuat menjadi 2 buku.

  7. Doakan untuk tim web di YLSA (Yayasan Lembaga Sabda), Solo yang sudah membuat situs Telaga dengan sistim drupal dan masih perlu dilengkapi dan disempurnakan. Doakan juga untuk penyelesaian CD Sabda 4.0 yang terhenti karena kekurangan staf yang mengerjakannya.

  8. Doakan untuk penjualan kaset & CD Telaga yang dititipkan di 6 outlet VISI, yaitu 4 outlet di Bandung, 1 outlet di Surabaya dan 1 outlet di Malang.

  9. Doakan untuk Pemerintah Indonesia menjelang Pemilu tahun 2009, khususnya Pilkada yang sudah, sedang dan akan diadakan di berbagai Provinsi, agar dijauhkan dari kerusuhan-kerusuhan.

  10. Tetap doakan untuk Ibu Lusiana yang masih harus menjalani kemoterapi di Surabaya. Doakan untuk dana yang diperlukan.


JUDUL KASET/CD TERBARU

T245 Terapi Bermain
Mengenal Anak Melalui Karyanya
T246 Kudus Dan Setia
Pergaulan Setelah Pernikahan
T247 Apakah Pornografi?
Bahaya Pornografi
T248 Gangguan Skizofrenia
Gangguan Paranoia
T249 Belajar Kepemimpinan Musa
Membangun Kerjasama
T250 Belajar Rendah Hati
Mengikis Ketamakan
T251 Persaingan Antar Anak
Menumbuhkan Saling Tolong Pada Anak
T252 Pasangan Yang Mesti Dihindari (I)
Pasangan Yang Mesti Dihindari (II)
T253 Tumbuhnya Kepribadian "Borderline"
Menikah Dengan Pribadi "Borderline"
T254 Suami Yang Tidak Mau Bekerja
Istri Yang Tidak Mau Mengurus Rumah
T255 Sayang Tapi Benci
Relasi Yang Tidak Seimbang
T256 Mengapa Kita Bisa Marah
Apa Artinya Selamat
T257 Meminta Maaf Saja Tidak Cukup (I)
Meminta Maaf Saja Tidak Cukup (II)
T258 Natal dan Keluarga
Aborsi

TELAGA MENJAWAB

Tanya:
Saya ingin meminta pendapat Bapak mengenai donor janin.

Saya memiliki seorang kakak perempuan yang telah menikah selama 8 tahun, hingga saat ini mereka belum dikaruniai anak. Mereka telah mencoba proses bayi tabung sebanyak 2 kali dan kedua-duanya gagal. Menurut dokter yang menangani mereka, kegagalan tersebut disebabkan oleh lemahnya janin yang dihasilkan (karena sperma kakak ipar saya lemah).

Saya dan suami saya berinisiatif untuk mendonorkan janin kami, dalam arti janin yang dihasilkan tersebut diproses sebagaimana proses bayi tabung tetapi bukan dimasukkan ke dalam rahim saya tetapi langsung ke dalam rahim kakak saya.

Tetapi kami merasa bingung dan bertanya-tanya apakah cara yang kami tempuh ini dapat dibenarkan jika ditinjau dari sudut iman kristen.Disamping itu ada juga pemikiran karena kakak saya ini sulit untuk mendapatkan anak, apakah itu berarti bahwa Tuhan memang belum memberikannya. Pertanyaannya apakah bila kami mendonorkan janin itu berarti kami memaksakan kehendak kami sendiri melalui mengatur dengan cara kami sendiri supaya kakak saya memiliki anak sedangkan Tuhan sendiri memang belum memberinya?

Jawab:

Oleh karena anak ini adalah anak kandung ibu dan suami, jadi pada kenyataannya, proses ini lebih merupakan sebuah adopsi-dimana ibu dan suami menyerahkan anak ini untuk diasuh oleh kakak. Perbedaan dengan adopsi pada umumnya adalah terletak pada waktunya: anak ini diserahkan pada usia yang dini sedangkan kebanyakan adopsi terjadi pada saat anak telah dilahirkan, jadi terpaut beberapa bulan saja. Sudah tentu tidak ada yang salah atau berdosa tentang keputusan menyerahkan anak untuk diadopsi atau diasuh orang lain. Sebagai contoh, Hana menyerahkan Samuel, putranya kepada Tuhan sebagai pemenuhan nazar yang dibuatnya (1 Samuel 1). Nah, pada usia yang relatif kecil, Hana menyerahkan Samuel untuk diasuh oleh Imam Eli. Sekali lagi, kami memandang kasus Ibu dari sudut adopsi; bedanya dengan kasus adopsi lainnya hanyalah masalah waktu saja. Didalam kasus Ibu, anak ini telah diserahkan semasa dalam kandungan.

Selanjutnya apakah dengan mendonorkan janin itu memaksakan kehendak sendiri ? Tuhan mengaruniakan anak lewat pelbagai cara. Ada yang diberikan langsung (mengandung) namun ada yang dikaruniakan secara tidak langsung (adopsi). Yang terpenting adalah, kita menerima dan membesarkan anak ini di dalam Tuhan. Di dunia ada begitu banyak anak adopsi yang karena diadopsi, mereka justru memperoleh kesempatan untuk dibesarkan secara layak dan penuh kasih.


HUMOR

Yang perlu didoakan

Pada suatu hari di sebuah gereja tampak seorang Pendeta sedang mengucapkan doa yang luar biasa panjangnya.

Pada akhir doanya sang Pendeta pun masih saja menanyakan kepada para jemaatnya :

"Apa lagi yang perlu saya panjatkan?"

"Amieennnn . . . ," terdengar jawaban serempak dari seluruh jemaat yang hadir.