Mendisiplin Remaja

Versi printer-friendly
Februari

Berita Telaga Edisi No. 123 /Tahun XI/ Februari 2015


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Mendisiplin Remaja

Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telaga@telaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T. ; Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon

Kata kunci: pendisiplinan

Disiplin dengan pukulan seharusnya dilakukan sampai batas anak berusia 10 atau 11 tahun. Melewati usia itu anak tidak lagi tepat untuk didisiplin dengan pukulan, sebab pukulan tidak akan menimbulkan reaksi yang diinginkan yaitu kepatuhan dan perubahan perilaku, malah seringkali menimbulkan perasaan benci anak terhadap orangtua. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kejiwaannya.

Pada masa kecil kalau diperlukan kita mendisiplin anak dengan pukulan tapi tidak lagi setelah anak mulai remaja. Waktu anak kecil boleh dipukul juga dalam pengertian kita menyadari atau memahami tindakan apa yang boleh menerima disiplin dengan pemukulan sebab tidak semua tindakan anak boleh didisiplin dengan pemukulan. Pemukulan boleh dilakukan untuk hal yang memang tepat. Dr. James Dobson menekankan bahwa disiplin dengan pemukulan hanya dilakukan untuk tindakan yang memberontak atau membangkang.

Untuk anak-anak remaja pendisiplinan dapat dilakukan dengan :

1. Dialog
Kita mesti sering berbicara dengan anak-anak sebelum ada pendisiplinan. Jadi kita mesti membuka ruang komunikasi yang luas dengan anak-anak sehingga dia bisa bebas mengutarakan dirinya kepada kita. Anak-anak remaja cenderung responsif terhadap upaya untuk menjangkaunya melalui dialog, sebab mereka merasa adanya penghargaan. Komunikasi antara anak dan orangtua sangat dipengaruhi oleh adanya keterbukaan di antara mereka. Semakin orangtua nyaman membuka diri kepada anak semakin anak akan merasa dekat dengan orangtua

2. Sanksi
Sanksi adalah memberikan konsekuensi atas perbuatannya tatkala dia melanggar larangan kita. Contoh bentuk sanksi: tidak memberikan uang jajan selama dua hari. Untuk memberikan sanksi dengan efektif atau menjalankan metode sanksi dengan efektif kita perlu memberitahukan dia terlebih dahulu sebelum sanksi itu diberikan.

Disiplin sangat perlu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu antara ayah dan ibu. Sebab disiplin kalau memang disetujui atau disepakati oleh kedua orang tua menjadi disiplin yang sangat solid, sangat kuat. Sedangkan disiplin yang hanya diberikan oleh salah satu oknum saja tidak akan menjadi disiplin yang kuat atau yang solid.

Kemarahan yang efektif adalah kemarahan yang tidak diulang-ulang. Amsal 17:10 berkata: “Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian daripada seratus pukulan pada orang bebal.” Di sini ditekankan bahwa orang yang berpengertian atau orang yang bijaksana, berhikmat, akan bisa menghargai satu hardikan tapi orang yang bebal atau orang yang tidak bijaksana meski seratus pukulan sekalipun tidak bisa membuat dia berubah.

Kalau kita terapkan dalam rumah tangga, tugas utama kita adalah kita harus menjadikan anak-anak kita orang yang berhikmat, yang berpengertian. Sehingga lain kali kita hanya cukup memberikan dia satu hardikan dan dia sudah langsung tanggap. Salah satu cara membuat anak itu berhikmat adalah dengan kitanya sendiri memulai menjadi orangtua yang berhikmat. Karena anak akan mencontoh, meniru semua perilaku orangtuanya baik yang positif maupun yang negatif.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T20B.

Doakanlah:
  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sejumlah Rp 200.000,-, dari Ibu Indrawati T. Rp 50.000,- dan dari Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 500.000,-
  2. Bersyukur selama hampir 1 bulan di Malang, rekaman telah bertambah 16 judul baru bersama Pdt.Dr.Paul Gunadi sebagai nara sumber. Doakan untuk pengerjaan transkrip dan ringkasannya.
  3. Buku “Memaksimalkan Karier Anda” sudah akan terbit akhir bulan Maret 2015, saat ini masih menunggu berita dari seorang penulis artikel tentang penyetujuannya sehubungan dengan royalty policy yang diusulkan oleh pihak P.T. Visi Anugerah Indonesia.
  4. Doakan untuk YLSA dan timnya dalam menyelesaikan proses perubahan dari Drupal 6 ke Drupal 7 untuk situs Telaga. Dampaknya a.l. modul untuk mendukung Drupal 7 semakin berkembang dan perawatannya pun lebih mudah.
  5. Bersyukur karena buku “Memahami Remaja dan Perkembangannya” akan dicetak ulang dengan sedikit perbaikan.
  6. Doakan agar ada tambahan radio yang bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga.
  7. VISI Malang akan pindah ke tempat yang lebih permanen, doakan untuk rencana menitipkan CD Telaga dengan kemasan baru, demikian pula di Pastorium dan Toko Buku BPK Gunung Mulia.
  8. Bersyukur untuk donasi yang diterima dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
    001 – Rp 100.000,-
    010 untuk 6 bulan – Rp 2.400.000,-

Telaga Menjawab

Tanya?

Shalom!

Sejak SD anak laki-laki saya terkesan cuek dan keras kepala, tidak kenal takut saat mendapat hukuman dari sekolah agar ada efek jera karena dia sering terlambat datang ke sekolah.

Saya pikir dia akan berubah seiring dengan bertambahnya usia. Ternyata ketika dia duduk di bangku SMP dan sekarang sudah SMA kelas 1, sifat dan kelakuannya tidak berubah secara signifikan. Sepertinya teguran dan nasehat hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Peralatan elektronik atau gadget yang saya belikan untuknya rata-rata rusak karena salah pemakaian. Berulang kali ditegur tapi kesannya dia sengaja menggoda saya.

Kondisi ini membuat saya stres karena sejak mamanya meninggal, beban keluara saya tanggung sendiri sebagai orangtua tunggal. Puji Tuhan semua itu saya lalui dengan sabar, hanya kondisi anak laki-laki saya ini yang sering memicu emosi. Mohon dibantu memecahkannya. Terima kasih.ar TELAGA,

Jawab

Bapak yang terkasih,

Untuk permasalahan yang Bapak hadapi, saya memberitahukan beberapa hal: Sasaran atau tujuan dari saran-saran yang saya kemukakan adalah perubahan perilaku. Oleh karena itu orangtua perlu mengetahui bahwa ini akan memerlukan waktu dan tenaga. Diharapkan Bapak tidak buru-buru menginginkan hasil yang signifikan. Semua perlu waktu dan tahapan-tahapan, sedikit demi sedikit mengadakan (menganjurkan) perubahan kepada anak.

Saran tahap pertama:
  1. Membuat Jadwal Harian
    Orangtua dan anak sama-sama menyusun jadwal kegiatan harian; tidak perlu ada punishment yang terlalu berat. Minta anak menyusun sendiri kegiatan-kegiatan yang hendak atau harus dilakukannya; dengan didampingi orangtua. Catatan: orangtua mendampingi dan mengusulkan, anak yang harus mengambil keputusan. (Hal ini perlu untuk mulai menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam diri anak, dengan harapan karena dia yang menentukan kegiatannya maka dia sendiri yang harus bertanggung jawab dalam pelaksanaannya).
  2. Waktu Berkualitas Anak dan Orangtua
    Satu kali dalam seminggu, adakan acara khusus antara satu orang anak dengan ayah. Misalnya setiap hari Jumat malam antara pukul 20.00 – 22.00 ada pertemuan khusus antara ayah dan anak laki-laki; pergi makan malam bersama; melakukan olahraga bersama misalnya basket, renang, atau futsal; atau kegiatan-kegiatan lain. Usahakan diwaktu tersebut kalian hanya membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan ayah dan anak.

Setelah kedua kegiatan tersebut dilakukan dalam dua minggu berturut-turut, saya akan memberikan usul yang lain sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Demikian saran yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan dapat dicoba.

Salam : Pengasuh Program TELAGA



Tips

Enam Langkah untuk Menjadi Seorang Pendengar yang Baik

Menjadi seorang pendengar yang baik bukan sesuatu yang mustahil. Siapapun dapat mengasah keterampilan mendengar mereka. Ada ungkapan, “Mendengar adalah suatu proses yang aktif. Bukan berarti hanya duduk diam serta melotot menatap seseorang.” Belajar keterampilan mendengarkan dengan baik dapat menolong Anda meningkatkan hubungan Anda, lebih memahami orang lain, serta meraih sukses lebih besar dalam pekerjaan dan kehidupan. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu Anda menjadi seorang pendengar yang baik.
  1. Posisi siap
    Bersikaplah nyaman dan perlihatkan kepada orang yang akan berbicara bahwa Anda siap untuk mendengar apa yang akan dia katakan. Duduklah di kursi dan jika Anda harus berdiri, bersandarlah ke tembok dan santailah.
  2. Buat Kontak Mata
    Kontak mata adalah sangat penting karena hal ini menunjukkan kepada orang yang bicara bahwa Anda terlibat. Ini membuat Anda tetap memusatkan perhatian serta mengurangi gangguan-gangguan.
  3. Mengakui
    Tanda yang sederhana seperti menganggukkan kepala atau mengucapkan sepatah kata dari Anda menandakan bahwa Anda sedang mendengarkan. Hal ini menandakan kepada orang yang sedang berbicara itu bahwa Anda sedang mendengarkan dengan aktif.
  4. Bertanya
    Bertanyalah sebagai kelanjutan dari apa yang orang itu katakan. Tapi berhati-hatilah jangan sampai memotong pembicaraan. Bertanya akan menunjukkan bahwa Anda menaruh perhatian terhadap apa yang dia katakan.
  5. Peduli
    Biarkan orang yang bicara itu tahu bahwa Anda peduli dengan apa yang sedang dia katakan dan gunakan banyak kata ”saya.” Misalnya, Anda katakan “Saya mengerti apa yang Anda rasakan” atau “Saya yakin itu membuat Anda marah.”
  6. Jangan pernah memotong pembicaraan
    Jangan memotong pembicaraan orang tersebut. Jika Anda perlu mengatakan sesuatu, tunggu ketika ada kesempatan. Juga jangan terfokus pada apa yang Anda ingin katakan karena hal ini dapat mengganggu konsentrasi Anda dalam mendengarkan orang tersebut.
Perbaiki keterampilan mendengar Anda dan orang-orang akan merasa bahagia memiliki Anda sebagai teman, pasangan atau teman sekerja mereka. Jadi mulailah berlatih. Ini merupakan keuntungan bagi semua pihak. Oleh: Afat Xiao http://keluarga.com/6-langkah-untuk-menjadi-seorang-pendengar-yang-baik