Melampaui Efisiensi

Versi printer-friendly
Oktober

Berita Telaga Edisi No. 119 /Tahun XII/ Oktober 2014


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Melampaui Efisiensi

Kita hidup di era efisiensi.

Kata efisiensi mengandung arti melakukan atau menghasilkan sebanyak mungkin dengan tenaga dan waktu sesedikit mungkin. Segala perencanaan yang kita buat didasarkan atas hukum efisiensi. Tidak boleh ada yang terbuang, semua mesti terpakai sebaik mungkin—termasuk tenaga dan waktu. Lewat pembahasan kali ini kita melihat bahwa Tuhan tidak selalu bekerja berdasarkan hukum efisiensi. Kehendak Tuhan berada di atas hukum efisiensi.

Ada empat mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagaimana dicatat di Lukas 8:22-56. Keempat mukjizat tersebut terjadi pada hari yang sama. Pertama, Tuhan meneduhkan angin ribut dalam perjalanannya ke Gerasa. Kedua, Tuhan membebaskan seseorang yang dirasuk setan di Gerasa. Ketiga, Tuhan menyembuhkan perempuan yang selama 12 tahun menderita pendarahan. Dan, keempat Tuhan menyembuhkan dan menghidupkan kembali anak Yairus, pengurus rumah ibadat.

Bila kita meneropong semua ini dari lensa modern, kita akan berkata bahwa Tuhan sibuk dan pekerjaan-Nya banyak. Itu sebab seyogianya Ia mengatur waktu dan penggunaan tenaga-Nya seefisien mungkin, supaya target dapat tercapai dan tidak ada yang terbuang. Namun ternyata bukan itu yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dari lensa kita yang hidup di masa kini kita harus mengakui bahwa Tuhan Yesus tidak melakukan pekerjaan-Nya sesuai dengan prinsip efisiensi.

Coba kita telusuri mulai dari yang paling belakang, yakni penyembuhan putri Yairus.

Pada waktu Tuhan tiba di rumah Yairus, putrinya telah meninggal. Singkat kata Tuhan datang terlambat—dari kacamata manusia. Masalahnya adalah, seharusnya itu tidak terjadi. Tuhan Yesus berangkat dari Galilea, wilayah di mana Ia membangkitkan putri Yairus, menyeberang danau Tiberias, ke Gerasa. Inilah titik awal perjalanan-Nya. Kalau saja Ia menilik putri Yairus sebelum ia menyeberang danau, putri Yairus tidak harus meninggal dunia. Tetapi, sebagaimana kita ketahui, Ia datang setelah Ia kembali dari Gerasa, bukan sebelumnya.

Sebagai Putra Tunggal Allah, kita mafhum bahwa Yesus tahu segalanya—termasuk kondisi sakit putri Yairus. Jika kita berada di posisi Tuhan Yesus, maka pastilah kita akan mengunjungi putri Yairus terlebih dahulu sebelum berangkat ke Gerasa, supaya ia tidak sampai harus meninggal dunia. Inilah efisiensi. Dan, itulah yang dilanggar-Nya.

Berikutnya, Tuhan Yesus tidak mendapat sambutan hangat di Gerasa. Bukannya menerima ucapan terima kasih karena Ia telah membebaskan seseorang dari belenggu iblis yang begitu dahsyat, Ia malah disuruh pergi. Itu yang membuat Tuhan Yesus kembali ke Galilea. Perjalanan ke Gerasa begitu sulit—melewati danau dan angin ribut—dan di Gerasa Tuhan Yesus hanya dapat melakukan satu mukjizat. Dari segi efisiensi, ini adalah pemborosan tenaga dan waktu—belum lagi bila dilihat dari lensa manusia, ini pun menyerempet bahaya diterjang badai.

Berdasarkan pengamatan ini, ada 3 pelajaran yang bisa kita petik. Pertama, kita tidak selalu dapat memahami penggunaan waktu dan cara kerja Tuhan. Sepandai-pandainya kita berpikir, mustahil kita akan bisa mengerti dengan jelas penggunaan waktu dan cara kerja Tuhan. Itu sebabnya, hidup dengan Tuhan menuntut iman. Kita pun mesti percaya bahwa kehendak-Nya lebih baik daripada kehendak kita.

Pelajaran kedua yang dapat kita petik adalah ternyata di dalam daftar prioritas Tuhan, “mendesak” tidak sama dengan “penting.” Menyem-buhkan anak Yairus adalah hal yang mendesak—bukankah ia sudah sakit sekarat? Sedang, membebaskan orang yang dirasuk setan adalah pekerjaan yang tidak “mendesak” sebab bukankah itu bisa dilakukan kemudian? Perbedaan waktu bebe-rapa jam tidaklah terlalu membuat banyak perbedaan. Namun Tuhan memprioritaskan pergi ke Gerasa. Itu terlebih penting bagi-Nya.

Pelajaran ketiga yang dapat kita petik adalah, bagi Tuhan tidak ada suatu pun yang terlalu berat. Bagi Kristus Sang Juruselamat, meneduhkan angin ribut, membebaskan orang dari belenggu iblis, menyembuhkan pendarahan dan membangkitkan orang mati—semua sama ringannya. Kepada Yairus Tuhan Yesus berpesan (Lukas 8:50), “Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.” Pesan yang sama ingin Tuhan sampaikan kepada kita. Jangan takut, percaya saja, dan persoalan apa pun yang kita hadapi, Ia akan sanggup menolong kita!

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T 380 A.




Doakanlah:
  1. Bersyukur untuk sumbangan dari Radio Gosyen FM di Wlingi-Blitar dan dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon, masing-masing sebesar Rp 200.000,-.
  2. Bersyukur untuk tambahan 1 radio lagi yang bersedia menyiarkan program Telaga mulai awal Nopember 2014, yaitu Radio Yobel FM di Comal-Pemalang.
  3. Bersyukur ringkasan dari 16 judul rekaman terbaru sudah selesai, doakan untuk pencatatan transkrip yang masih dalam proses.
  4. Surat Perjanjian Penerbitan untuk 5 artikel yang akan diterbitkan oleh P.T.Visi Anugerah Indonesia, sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Doakan agar dalam waktu 6 bulan, buku tersebut sudah bisa selesai dicetak.
  5. Doakan untuk acara EE International Convention di SAAT, Malang tgl. 4-6 Nopember 2014 dimana melalui keikutsertaan Yayasan Lembaga SABDA, Telaga diberi kesempatan untuk juga membuka stand.
  6. Bersyukur untuk acara pelantikan presiden dan wakil presiden R.I. serta pelantikan 34 kabinet kerja sudah berjalan dengan lancar. Tetap doakan agar Tuhan memimpin dan mengontrol semua perubahan yang terjadi.
  7. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini, yaitu dari :
    001 – Rp 100.000,-
    003 – Rp 1.000.000,- untuk 5 bulan
    011 – Rp 150.000,-
    (ralat donasi bulan lalu dari 015 seharusnya Rp 1.500.000,- untuk 3 bulan)



Telaga Menjawab

Tanya?

Dear TELAGA,

Masa lalu saya buruk sekali dan sampai sekarang selalu mengganggu pikiran saya. Dimasa single saya pernah menjalani hubungan tanpa status dengan seorang pria sampai melakukan free sex, saya mengakui saya bodoh sekali. Saya dibesarkan dengan keluarga brokenhome. Saat dewasa dan menjalani ‘Hubungan Tanpa Status’ itu saya sudah aktif pelayanan, bahkan saya bekerja di instansi yang sarat dengan kekristenan, mantan pun sudah Kristen dan aktif.

Sekarang saya sudah menikah dan memiliki anak, tapi saya jadi trauma, sampai saya tidak mau mengenal semua orang di masa lalu saya itu, dan saya tidak mau mengunjungi tempat-tempat atau lokasi-lokasi di masa lalu itu (sampai takut sekali memasuki sebuah mall).

Sahabat saya bilang saya bodoh, karena dia tahu jelas-jelas yang jahat itu mantan saya. Saya sudah sering minta pengampunan Tuhan, dan ingin melupakan semua masa lalu saya itu. Suami pun mengetahui dan mensupport untuk mengampuni masa lalu itu, tapi susah sekali.

What should I do?

Jawab

Ibu yang terkasih,

Saya merasa prihatin sebab Ibu kurang bersyukur kepada Tuhan. Setelah ibu berbuat dosa, setelah ibu bertobat serta membenci semua yang menyakitkan hati di masa lalu, ternyata ibu masih mau mengecewakan Tuhan yang Maha Pemurah. Padahal Ibu sudah diberi-Nya lembar hidup yang baru, lengkap dengan suami yang luar biasa baiknya, anak, sahabat, pekerjaan, komunitas gereja dan seterusnya yang berlimpah ruah dari Sahabat Sejati yang sorgawi itu.

Apa yang masih membuat hati Ibu begitu beku? Apa Ibu kurang mengenal firman Tuhan? Apa Ibu belum juga mengenal Tuhanmu, pribadi dan ajaran-Nya? Apa Ibu tak berminat untuk dengan rendah hati berupaya dan berjuang hidup di dalam kasih dan kuasa-Nya? Mengapa masih juga begitu lemah terhadap pengaruh masa lalu yang konyol dan tak punya nilai kekal sama sekali itu?

Pernahkah Ibu membaca ini? "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."

Roma 8:37

"Lebih dari orang menang" artinya kita meraih kemenangan bukan karena kemampuan kita, tapi karena campur tangan-Nya. Dengan demikian kita beroleh dua hal, yaitu kemenangan serta kasih-Nya bahkan beroleh pribadi Yesus yang berpihak pada kita. Itulah yang sudah terjadi di dalam hidup Ibu.

Kristus itu konsekuen dengan ajaran-Nya. Ia mengajarkan kita agar mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat.18:22). Ia menerima Petrus, Thomas, Paulus meskipun mereka mempunyai dosa besar di masa lampau mereka. Lalu mereka itu dijadikan hamba-hamba-Nya yang hebat. Konon Thomas menjadi Rasul yang hebat di India. Petrus dan Paulus kita ketahui kehebatannya. Jadi, barangsiapa sudah diampuni-Nya, dia diperbarui-Nya. Barangsiapa diperbarui-Nya maka dia tidak boleh mengecewakan Dia dengan hidup dalam "ketakutan" terhadap tempat-tempat dan peristiwa usang bagaikan sampah. ". . . . Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." Filipi 3:8b.

Ibu yang terkasih, selama ini Ibu kurang menghargai kasih karunia Kristus yang sudah membebaskan dan memindahkan hidup Ibu ke dalam kehidupan yang baru penuh kemuliaan dan kemenangan. Seharusnya Ibu melakukan hal-hal ini: (1) Membenci perbuatan-perbuatan negatif seperti yang pernah Ibu lakukan itu, (2) Ibu sekarang hidup di dalam kemenangan Kristus atas masa lalumu. Ampuni mantan itu seperti yang diajarkan Kristus dalam "Doa Bapa Kami". Ibu menyayangi diri sendiri sebab sudah diselamatkan oleh Kristus Yesus. Pakailah kacamata kedewasaan untuk memandang benda, tempat dan sejarah yang sudah ditaklukkan Kristus bagi hidup barumu yang indah. Jika Ibu masih memikirkan semuanya, masih bergidik ketakutan dan berperilaku tak wajar berarti Ibu menghina karya Kristus yang sempurna dalam campur tangan-Nya di masa lalu Ibu.

Nasehat saya: Lahir barulah mulai hari ini. Jangan berpura-pura melupakan semuanya. Tapi pandanglah dengan pandangan mata Kristus. Bersyukur Tuhan masih memberi masa depan untuk Ibu isi dengan segala sesuatu yang positif dan berguna bagi Kerajaan-Nya. Saya sebenarnya sedang sibuk, tapi saya bersyukur dipakai Tuhan untuk menyapa seorang Ibu yang telah ditebus oleh darah Kristus yang kudus! Ingat, oleh Kristus Ibu sudah dikaruniai selengkap senjata untuk "memerangi" masa lalumu yang kelam. Tampillah sebagai pemenang yang mengalahkan dirimu sendiri, tapi sekaligus juga mengasihi dirimu seperti yang dituntut oleh Hukum Tuhan, kasihilah dirimu sendiri.

Dan ingat, kini Ibu tidak seorang diri. Jangan egois. Suami dan anak-anak tak boleh Ibu rugikan. Penerimaan mereka sudah merupakan mujizat Tuhan. Ibu harus menyerahkan diri yang tidak lelah, lesu, dan sebagai pecundang yang tak beralasan. Kristus menghendaki suami Ibu memiliki seorang istri yang segar, anak Ibu mempunyai seorang ibu yang ceria. Mereka berhak memiliki Ibu secara utuh. Terpujilah Tuhan!

Salam : Pengasuh Program TELAGA




Mengenal Lebih Dekat

Bersyukur untuk tambahan 1 radio yang bersedia menyiarkan program Telaga di tanah Papua. Radio Suara Kasih Papua (RSKP) FM berlokasi di Sentani – Jayapura yang mengudara pada frekuensi 100 MHz. Program Telaga disiarkan setiap hari Senin hingga Sabtu pada pukul 22.00 WIT. Misi Radio Suara Kasih Papua (SKP) adalah meneruskan Amanat Agung Kristus Yesus kepada semua orang yang ada di bumi khenambai Umbai Jayapura, kota Jayapura dan kabupaten Keerom.




Buku Tamu

Nama: Lenia

Email:lenia.xxx@xxx.com

Anggota Gereja: KGBI (Kerapatan Gereja Baptis di Indonesia)

Komentar: Telaga sangat memberkati. Sukses selalu dalam pelayanan. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!!