Hidup Bersukacita

Versi printer-friendly
Juli

Berita Telaga Edisi No. 83 /Tahun VII/ Juli 2011


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon



Semua orang ingin hidup bersukacita dan bergembira. Dan Alkitab pun kerap kali mengingatkan kita untuk hidup dengan bersukacita. Tapi pada kenyataan dalam kehidupan sehari-hari sukar sekali mewujudkan sukacita di dalam diri kita. Hidup yang sehat adalah hidup yang bersukacita. Tapi masalahnya adalah kita harus benar-benar berjuang keras untuk menjadi sukacita. Karena sering kali kita harus menjumpai situasi dalam hidup yang tidak membawa sukacita. Nah hal-hal seperti itulah yang akhirnya menurunkan kadar sukacita dalam hidup kita.

Filipi 4:4-7, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Yang pertama, Paulus meminta kita untuk bersukacita. Salah satu ciri khas kehidupan Kristiani adalah kehidupan yang penuh sukacita. Nah, pertanyaannya adalah bagaimanakah kita dapat hidup bersukacita. Yang saya ingin tekankan adalah sukacita Kristiani bukanlah bersumber dari situasi yang kita hadapi melainkan dari Kristus sendiri. Sukacita dari Kristus adalah sukacita hidup bersama Kristus, yang berarti bahwa kita tidak sendirian. Kristus mendampingi dan akan memberi kekuatan kepada kita untuk menghadapi segala tantangan hidup.

Setiap saat kita diperhadapkan dengan dua pilihan. Pilihan tetap memandang Kristus atau pilihan tidak lagi memandang Kristus. Sukacita itu perlu dipelihara. Pertanyaannya adalah bagaimana kita memelihara sukacita itu. Paulus menegaskan bahwa kita membawa segala kekhawatiran kita dalam doa dan pengucapan syukur. Ini merupakan kata yang luar biasa pentingnya yaitu bersyukur. Paulus menekankan bahwa kita bisa memelihara sukacita dengan cara hidup bersyukur. Bersyukur berarti melihat apa yang telah Tuhan berikan atau lakukan. Masalahnya adalah kita hanya ingin melihat apa yang seharusnya Tuhan berikan atau lakukan. Kita menjadi gagal melihat apa yang Tuhan telah perbuat dalam hidup kita, kita hanya memfokuskan pada apa yang seharusnya Tuhan lakukan dalam hidup kita.

Salah satu cara yang jelas untuk merefleksikan bahwa kita ini hidup bersyukur adalah kita mempunyai wawasan hidup yang positif. Jadi orang yang bersyukur itu cenderung positif, dia tidak melihat hidup itu gelap atau suram. Dia menantikan hari esok, dia tahu bahwa ada berkat Tuhan untuk hari esok, dia bersedia membantu orang, dia bersedia memercayai orang karena dia tahu bahwa masih ada kesempatan untuk orang itu bisa berubah dengan dia menolongnya. Dengan kata lain dia positif; dia berpandangan positif. Hatinya penuh sukacita karena hatinya penuh sukacita maka dia melihat hidup itu dengan lebih cerah. Dengan kata lain, kita bisa melihat siklus, makin seseorang bersyukur, makin dia bersukacita. Dan makin dia bersukacita makinlah dia positif melihat hidup ini. Dan yang kita tahu pasti adalah Tuhan pun akan bersukacita, melihat anak-anak-Nya hidup bersyukur.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Catatan : Audio dan transkrip bisa didapat melalui situs Telaga dengan kode T167A



Doakanlah
  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari GKI Ka Im Tong di Bandung sebesar Rp 5.000.000,- dan dari Ibu Joyce sebesar Rp 50.000,-.

  2. Doakan untuk Bp. Andrew A. Setiawan & keluarga yang akan pindah dari Solo ke Surabaya pada awal Agustus 2011.

  3. Doakan agar ada tambahan radio yang bersedia bekerja sama menyiarkan program Telaga.

  4. Bersyukur Sdri. Betty sudah mendapatkan perpanjangan ijin tinggal 1 tahun lagi, namun masih tetap mengharapkan agar pengajuan bea siswanya bisa diterima.

  5. Doakan untuk penjualan barang-barang Telaga yang dititipkan di VISI Surabaya, juga untuk perbedaan jumlah CD Telaga yang masih belum ada berita.

  6. Doakan untuk 6 artikel yang sudah lama ada di Metanoia Publishing, Jakarta dan sampai dengan saat ini belum ada tanggapan terhadap surat yang telah disampaikan.

  7. Doakan untuk Ibu Dientje Winarto yang akan membantu menjadi pewawancara wanita dalam rekaman yang akan diadakan dalam bulan September/Oktober yad.

  8. Doakan agar Tuhan memberi jalan keluar yang terbaik untuk seorang Ibu yang telah menikah 18 tahun dengan seseorang yang mengaku ‘hamba Tuhan’ dan memunyai 3 orang anak, namun sampai dengan saat ini selalu menderita karena cercaan, pukulan, kata-kata kotor yang dilontarkan oleh suaminya selama minimal 5 jam setiap hari.

  9. Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
    004 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan
    010 – Rp 1.000.000,- untuk 4 bulan
    011 – Rp 150.000,-



Telaga Menjawab

Tanya?

Saya adalah seorang istri yang sudah menikah selama 6 tahun, tetapi sampai saat ini kami belum dikaruniai anak. Setelah kami coba memeriksakan diri ke dokter ternyata suami saya kekurangan jumlah sperma. Hal ini suami saya mengetahuinya!

Dari sejak pertama kali kami menikah, memang suami saya kasar, beringas dan sering menyakiti tapi setelah menyakiti langsung meminta maaf dan bahkan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Tetapi sifatnya itu diulanginya kembali dan begitu seterusnya.

Saya tidak bahagia seperti keluarga pada umumnya, bahkan saya menderita. Pada suatu saat saya mengalami masalah yang besar, suami saya minggat dari rumah karena kami berselisih pendapat. Saya telah berusaha meletakkan posisi saya sebagai seorang istri dan berusaha terus mengalah dalam setiap persoalan yang sedang kami hadapi. Saya mengira itu hanyalah masalah keluarga saya, tetapi tidaklah demikian yang terjadi, suami saya mengadu ke orangtuanya dan semua kesalahan dilimpahkan kepada saya. Dengan jelas di mata saya bahwa pada saat saya dikeroyok 3 orang yaitu suami dan kedua orang tuanya, saya tidak diberikan kesempatan untuk berbicara apalagi membela diri. Mereka telah menyalah artikan firman Tuhan tentang penundukan istri dan kekuasaan suami.

Sekarang apa yang harus saya lakukan? Saya bingung sekali menghadapinya sendiri. Saya pernah berusaha bunuh diri karena tidak tahan, tetapi niat itu urung karena saya sadar bahwa Allah masih memberikan jalan keluar kepada saya.

Pernikahan kami hampir berakhir karena ada pihak ketiga (orang tuanya) yang mulai mengatur kehidupan suami saya, keluarga kami ribut dan perlakuan suami banyak menyalahkan saya.

Jawab

Membaca surat Ibu, kami turut merasa prihatin atas persoalan dalam rumah tangga ibu, dari jauh kami mendoakan kiranya Tuhan senantiasa memberikan kekuatan dan penghiburan kepada Ibu.

Berikut ini adalah beberapa saran dari kami :

  1. Teruslah bertekun dalam mendoa-kan suami Ibu dan juga kedua orang tuanya.
  2. Kalau memungkinkan, tiap malam ajaklah suami Ibu berdoa bersama-sama, memohon belas kasih, pengampunan dan berkat Tuhan atas rumah tangga Ibu. Juga secara khusus berdoa untuk kerinduan memiliki anak atau keturunan.
  3. Bertanya kepada suami, apakah sebenarnya yang diinginkannya dari diri Ibu, yang selama ini mungkin belum terpenuhi. Jadi dari kedua belah pihak saling introspeksi diri.
  4. Berusaha mencermati perkataan, sikap atau tindakan apa yang dilakukan oleh Ibu yang bisa memicu kemarahan dan perbuatan kasar suami.
  5. Ibu juga harus mengendalikan diri agar tidak disakiti atau dipukul suami.
  6. Kalau keadaan tidak berubah juga, Ibu perlu pertolongan dari luar, misalnya bimbingan nikah.

Jangan Ibu merasa putus asa atau mengambil jalan pintas (misalnya bunuh diri) karena semua ini tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Ingatlah bahwa Tuhan pasti melihat apa yang sedang terjadi dalam rumah tangga Ibu, dan Ia akan bertindak pada waktu-Nya. Anggaplah semua ini sebagai ujian bagi diri Ibu, sekarang yang perlu Ibu lakukan adalah tetap bersandar pada kasih-Nya yang memberi pengharapan dan kekuatan.

Berikut ini kami salinkan beberapa ayat firman Tuhan, kiranya bisa menjadi berkat bagi Ibu.

“Dan akhirnya, hendaklah kamu seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat… ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat. Dan siapakah yang berbuat jahat terhadap kami, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka yang memfitnah kamu karena hidupnya yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat ( 1 Petrus 3:8-18).



Judul Baru

T319 Keagungan Sang Pencipta
       Tujuan Hidup

T320 Memimpin adalah Mengarahkan
       Memimpin adalah Memecahkan Masalah

T321 Menolong adalah Mengingatkan (I)
       Menolong adalah Mengingatkan (II)

T322 Iri Terhadap Saudara Sendiri
       Tidak Mau Mengalah

T323 Proses Berpacaran (I)
       Proses Berpacaran (II)

T324 Rayakan Kesetiaan (I)
       Rayakan Kesetiaan (II)

T325 Komunikasi dalam Keluarga
       Latar Belakang Keluarga dan Karunia

T326 Kebahagiaan Keluarga dan Murah Hati
       Kebahagiaan Keluarga & Mengampuni



Buku Tamu

Nama : Berlan Sitanggang
Gereja : GUP Klakah
Jabatan : Rohaniawan
Komentar :
Blog atau Situs seperti ini sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang seimbang sehingga para pembacanya mendapatkan bimbingan yang memadai dalam menghadapi dekadensi moral yang makin hari makin merajalela dimana-mana.
Telaga jadi berkat.GBU

Nama : Yumin I.
Kota : Surabaya
Komentar :
Wah, secara tidak sengaja (diawali dari iseng) saya mengklik link ini dari facebook teman. setelah saya membacanya, wow saya merasa sangat terbantu untuk memahami dinamika yang terjadi di dalam sebuah hubungan. Bapak Paul menjelaskan dengan baik sekali... Saya pribadi senang sekali membaca transkrip ini.. Karena kalau di gereja-gereja itu nasihatnya, penjelasannya ya begitu-begitu saja. Kalau cari dari tempat lain logis tapi nggak ada dasar firman Tuhannya.
Yang ini praktikal sekali... masuk akal dan memang begitu di lapangan...
Saya jadi tertarik...=]

Nama : Daniel Kristanto S.
Gereja : GPdI Jemaat Bethlehem Srono Banyuwangi
Jabatan : Wk. Gembala
Komentar :
Shalom, saya banyak mendapat berkat dari TELAGA karena di samping saya menggembalakan di GPdI Bethlehem Srono Banyuwangi, saya juga menjadi penyiar radio amatir, GALA (Gema Aletheia) di Sekolah Kristen Aletheia Genteng Banyuwangi. Saat itulah saya “download” artikel-artikel TELAGA untuk menunjang siaran saya di Radio Gala dalam program GALA KASIH PAGI yaitu request lagu dan bagi-bagi salam, di tengah program itu artikel dari Telaga saya bacakan dan saya sedikit menambahinya. Terima kasih.