Gangguan SKIZOFRENIA

Versi printer-friendly
Februari


Download PDF: http://bit.ly/Buletin_Telaga_Kehidupan-Februari_2020

Artikel

Gangguan
SKIZOFRENIA

Salah satu gangguan jiwa yang kerap membingungkan karena kemiripannya dengan kerasukan setan adalah gangguan skizofrenia. Akibat kemiripan ini sering kali penanganan yang diberikan lebih bersifat rohani, daripada psikologis. Berikut ini akan dipaparkan asal muasalnya, kemudian gejala penampakannya dan terakhir penanganannya.

Asal Muasal

Istilah skizofrenia berasal dari kata skisme yang berarti perpecahan—sesuatu yang tadinya satu sekarang menjadi dua. Jadi, skizofrenia mengacu kepada perpecahan ego—aspek rasional dalam jiwa—sehingga penderitanya tidak lagi dapat membedakan antara alam khayali dan alam riil. Gangguan skizofrenia dapat disebabkan oleh depresi berat yang berkepanjangan. Pada umumnya penderita depresi berat juga mengalami delusi (mengembangkan pemikiran atau ide yang tidak rasional) dan halusinasi (mengalami fenomena seperti melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada dalam alam riil). Itu sebabnya jika seseorang mengalami depresi berat berkepanjangan tanpa pengobatan, besar kemungkinan pada akhirnya ia akan masuk ke tahap berikutnya, yakni gangguan skizofrenia.

Selain dari depresi berat yang berkepanjangan, skizofrenia dapat diwariskan dari pihak orangtua. Dengan kata lain, sejak lahir sesungguhnya ia telah membawa faktor kecenderungan ini namun gejalanya baru tampak setelah ia besar. Kendati gejalanya baru tampak kemudian, sebenarnya gejala awalnya telah dapat dideteksi pada masa ia kecil. Anak yang membawa kecenderungan ini pada umumnya tidak suka bermain dengan anak lain, bahkan tidak suka bermain atau bercakap-cakap dengan siapa pun termasuk orangtua dan adik kakaknya. Ia sering menyendiri dan bermain sendiri; penampakan wajahnya pun biasanya datar tanpa raut emosi sama sekali.

Gejala Penampakan

Ada dua gejala yang menjadi ciri khas gangguan skizofrenia, yaitu delusi (mengembangkan pemikiran atau ide yang tidak rasional) dan halusinasi (mengalami fenomena seperti melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada dalam alam riil). Jadi, ia bisa beranggapan bahwa ia adalah sosok yang berbeda dari dirinya, seperti anak raja, atau juruselamat. Inilah bagian dari delusi.

Penderita skizofrenia pun mengalami halusinasi baik secara penglihatan atau pendengaran. Halusinasi penglihatan membuatnya melihat sesuatu atau sosok yang sebenarnya tidak ada namun baginya, sosok atau sesuatu itu sangatlah riil. Halusinasi pendengaran membuatnya mendengar suara yang bercakap-cakap dengannya atau tentang dirinya.

Baik delusi ataupun halusinasi membuatnya kerap berbicara dengan sosok yang imajiner. Akibat delusi dan halusinasi ini penderita skizofrenia menjadi labil dan sukar diprediksi. Bisa saja ia tertawa-tawa lima menit yang lalu namun tiba-tiba menangis meraung-raung. Atau, ini yang berbahaya: bila ia meyakini bahwa ia dalam keadaan terancam, ia dapat bertindak kasar dan balas membahayakan keselamatan orang lain.

Penanganan

Gangguan skizofrenia masuk dalam kategori treatable (dapat diobati) namun tidak curable (dapat disembuhkan). Selama si penderita minum obat yang diberikan psikiater, kondisinya cenderung stabil. Delusi dan halusinasi dapat ditekan sehingga ia tidak keluar dari alam rasional. Masalahnya adalah, penderita skizofrenia (apalagi yang masuk dalam kategori paranoia) tidak terlalu bersedia minum obat karena menganggap tidak perlu atau berkeyakinan bahwa obat ini sesungguhnya adalah racun untuk membunuhnya. Itu sebabnya kebanyakan penderita skizofrenia sering kambuh dan ambruk kembali ke alam irasional dan delusional.

Penderita skizofrenia tidak memiliki ketahanan yang kuat terhadap stres, jadi, sedikit stres cenderung memicu reaksi irasionalnya. Itu sebabnya penderita skizofrenia mesti hidup dalam bimbingan atau pengawasan orang yang dapat dengan segera menolongnya sewaktu ia membutuhkan pertolongan.

Firman Tuhan di Mazmur 139:13-16 mengatakan:"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku . . . . mata-Mu melihat selagi aku bakal anak dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk sebelum ada satu pun dari padanya." Apa pun kondisi yang kita bawa ke dalam dunia ini, Tuhanlah yang menciptakan kita. Tuhan tidak melakukan kesalahan—dalam pengertian bukannya Ia menciptakan kita dalam kesempurnaan melainkan apa pun kondisi yang Ia tetapkan, pastilah ada tujuan-Nya di dalam ketidaksempurnaan itu.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Ringkasan audio T248A
Simak www.telaga.org



PERTANYAAN

Bapak/Ibu konselor,
Perkenalkan saya Theresia, saya ingin meminta pendapat Bapak/Ibu tentang pergumulan yang saya alami saat ini, pergumulan tersebut adalah masalah pertemanan saya dengan sahabat-sahabat saya.

Saat ini saya berteman dengan 3 orang sahabat perempuan, pertemanan kami terjadi sejak kuliah, namun pada masa kuliah kami tidak terlalu akrab, kami memiliki dunia pergaulan yang berbeda. Dua teman saya sejak kuliah sudah bergaul dengan kehidupan malam, dalam arti sering ke tempat-tempat hiburan malam yang ada di Surabaya. Sedangkan satu teman saya, dulu memiliki pribadi sederhana, namun setelah bekerja dan berpacaran dengan seorang pria, dia menjadi berubah 100%.

Saya akrab dengan mereka sejak bekerja, yang menjadi pergumulan saya adalah apakah yang saya jalani ini adalah pertemanan yang baik, padahal saya tahu bahwa kehidupan teman- teman saya tidak benar-benar baik dan tidak hidup di dalam Tuhan. Dua teman saya seiman dengan saya, sedangkan yang satu tidak.

Pertama, satu dari teman yang seiman sering kali menjalin hubungan tanpa status dengan pria beristri dan melakukan seks bebas dengan pasangan-pasangannya yang lain. Hal ini memang tidak pernah diceritakan kepada saya secara rinci namun saya mengetahui dari teman saya yang lain. Dia memang tidak menjual diri karena dia memiliki kehidupan yang layak dan pekerjaan yang baik, yang menghasilkan banyak uang. Sisi kehidupan yang lain sangat baik, dia menghidupi keluarganya dan saat ini dia menjaga ayahnya yang sudah lanjut usia karena ibunya sudah meninggal. Dia pribadi yang bertanggung jawab dan ulet, hal itu membuat saya kagum dengan dia, namun untuk hal relasinya dengan lawan jenis yang membuat saya tidak habis pikir. Saya memang tidak pernah bergaul dengan teman-teman gaulnya karena saya selalu menolak dan mengatakan saya tidak merasa nyaman dengan pergaulan seperti itu. Dia menerima dan menghargai saya, maka sampai saat ini kami masih berteman baik meskipun ada saat-saat tertentu kami berada di area yang berbeda. Saya acapkali mengajak dia ke gereja, dia tidak pernah bercerita tentang hal buruk pada saya, namun dia memang tidak munafik mengakui bahwa kehidupan A s.d. Z sudah pernah dia alami. Begitu dengan dua teman saya yang lain, mereka tanpa sungkan menceritakan pola tingkah mereka ketika berpacaran dengan kehidupan seks bebasnya, tanpa rasa menyesal, beberapa kali mereka sadar mereka salah, namun mereka selalu masuk di lubang yang sama. Sebagai sahabat, saya hanya bisa menjadi pendengar dan memberikan nasihat-nasihat sejauh saya mampu memberikan pengertian yang baik, namun saya merasa sia- sia, saya malah selalu menjadi bahan tertawaan dengan keluguan dan kenaifan saya. Puji Tuhan saya tidak pernah terpengaruh dengan gaya hidup mereka. Sering kali dalam doa saya meminta ampun untuk mereka, tetapi seperti sebuah usaha yang sangat besar dan luas untuk bisa memenangkan hal tersebut. Mereka memang bukan teman-teman saya yang bisa memberikan nasihat terbaik untuk saya, namun selalu saya merasa, Tuhan punya rencana untuk itu semua, bahwa saya tetap memutuskan berteman dengan mereka. Saya memang tidak menganggap diri saya malaikat bagi mereka, tetapi tidakkah Tuhan pun bisa baik dengan mereka, saya selalu berharap kehidupan mereka menjadi baik dan wajar. Kedua, apakah pilihan saya ini benar atau salah, saya sering kali ragu, karena jika terus-menerus berada di lingkungan yang salah, maka jika mudah goyah saya pun akan memiliki pola pikir yang salah. Ibu saya selalu mengingatkan bahwa saya harus mencari lingkungan yang baik dan memberikan pengaruh yang baik untuk diri saya. Ibu saya memang tidak tahu sepak terjang teman baik saya, saya selalu menceritakan hal-hal baik dan karya mereka yang baik kepada Ibu saya dan ibu saya merasa bangga dengan teman- teman saya. Kebetulan memang tiga teman saya itu punya pekerjaan baik dan tingkat kehidupan yang baik serta prestasi yang baik dalam pekerjaan, sedangkan saya berbeda dengan mereka. Kehidupan saya sederhana dengan pekerjaan yang sederhana serta penghasilan yang tidak sehebat mereka, namun saya selalu merasa bersyukur bahwa Tuhan menempatkan saya di lingkungan kerja yang baik dan takut akan Tuhan. Sekalipun penghasilan saya tidak sehebat mereka, tapi kehidupan saya berjalan wajar dan selalu tercukupi.

Apa yang harus saya lakukan terhadap teman-teman saya? Supaya membuat teman saya berubah dan takut akan Tuhan. Mohon balasannya, terima kasih.


JAWABAN

Ibu Theresia,
Terima kasih untuk emailnya. Saran saya, ingatkan mereka tentang apa yang mereka buat itu tidak benar. Ingatkan mereka bahwa ada istri dan anak-anak (dari pria/suami) yang terluka akibat perbuatan mereka. Ingatkan bahwa Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari setiap perbuatan yang telah kita lakukan di dunia ini.

Kalau mereka tetap berkeras, saran saya tinggalkan mereka. Silakan baca 1 Korintus 15:33 dan Amsal 13:20; karena setiap manusia tidak kebal dengan dosa.

Ibu Theresia memiliki kepekaan hati terhadap kondisi teman-temanmu, tetapi Tuhan mengajar kita untuk bersikap tulus dan cerdik, kasih dan disiplin. Mohon hikmat-Nya dan tetap doakan mereka, namun mulai batasi ketika mereka lebih memilih untuk menikmati dosa dibandingkan taat kepada Allah.

Demikian tanggapan dan saran yang dapat saya sampaikan. Tuhan menolong dan memberkati Ibu !

Salam,
Esther Rey

Mengenal

Lebih Dekat


Bersyukur di bulan kedua dari tahun 2020, ada
tambahan radio streaming yang bersedia
menyiarkan program Telaga, yaitu :


Radio KRISTAL – J2 di Jayapura.

http://kristalj2.caster.fm. Radio streaming ini merupakan radio streaming ke-20 yang bekerja sama dengan TELAGA, dikelola oleh Pemuda Gereja Kristen Kalam Kudus Jayapura dengan Ev. Yosep sebagai manajer.


Tuhan membuka jalan dan mengarahkan Ev. Yosep yang dipercaya untuk mengelola radio-net yang sudah 'on- air' lebih dahulu. Program Telaga direncanakan untuk mulai diudarakan pada awal bulan Maret 2020,
setiap hari Selasa pk.06.30 WIT diulang
pk.18.30 WIT dan Rabu pk.06.30 WIT
dan diulang pk.18.30 WIT.








Bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menolong tim Pusat Konseling di Sidoarjo untuk menyelesaikan renovasi rumah yang dikontrak. Terima kasih untuk tangan-tangan yang terulur dan memberikan persembahan kasih mendukung pelayanan ini.


Bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menolong tim Pusat Konseling di Sidoarjo untuk menyelesaikan renovasi rumah yang dikontrak. Terima kasih untuk tangan-tangan yang terulur dan memberikan persembahan kasih mendukung pelayanan ini.


Pada minggu pertama bulan Februari 2020, Tuhan telah menggerakkan Sdr. Olivian memberikan persembahan sebesar Rp 1.000.000,- dan Ibu "H N" melalui Ibu Idajanti Rahardjo di Malang memberikan sumbangannya sejumlah Rp 10.000.000,-. Saat ini sedang dipersiapkan acara peresmian dan perkenalan Pusat Konseling sekaligus Pusat Bina Iman Anak Telaga Kehidupan yang akan diadakan di Hotel Luminor, Sidoarjo pada hari Sabtu, 14 Maret 2020 diawali dengan mengadakan seminar dengan tema "Mengasihi Bukan Saja Lebih Sungguh, Tetapi Juga Lebih Tepat" yang disampaikan a.l. oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi dan istri.






Melalui acara ini diharapkan dapat menjalin jejaring dan bersinergi dengan gereja-gereja serta sekolah-sekolah di wilayah Sidoarjo. Diharapkan kehadiran Pusat Konseling dan Bina Iman Anak ini dapat menjadi saluran berkat bagi keluarga- keluarga Kristen dan masyarakat di Sidoarjo. Soli Deo Gloria !





Pokok-Pokok Doa

1. Memasuki bulan yang kedua tahun 2020, bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu "H N" melalui Ibu Idajanti sejumlah Rp 5.000.000,- dan Tuhan telah menggerakkan Ibu Anggraini Lisawati di Kediri setelah menerima Buletin Telaga Kehidupan edisi 5/Januari 2020 memberikan sumbangannya sebesar Rp 1.000.000,-

2. Bersyukur Bp. Paul Gunadi dan istri bisa datang ke Indonesia pada akhir bulan ini, berarti akan ada tambahan judul- judul rekaman terbaru. Bersyukur juga Bp. Necholas David bersedia menjadi pemandu acara dalam rekaman tersebut.


3. Bersyukur Tuhan telah mengatur tempat untuk mengadakan rekaman bersama Ibu Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo yang diadakan pada tgl. 24 Februari 2020 yaitu di ruang "sound proof" GBT Kristus Pelepas, Malang. Ini merupakan rekaman yang pertama di tahun 2020 dengan judul "Menang atas Kekhawatiran" dari seri Mengatasi Emosi.

4. Doakan untuk pengeditan audio, pembuatan transkrip, ringkasan dan abstrak dari tiga judul rekaman bulan Desember 2019 yl. bersama Ev. Sindunata Kurniawan sebagai narasumber dan 1 judul rekaman bulan Februari 2020 bersama Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo sebagai narasumber.

Pokok-Pokok Doa

5. Doakan untuk Ev. Sindunata Kurniawan, salah seorang narasumber rekaman Telaga yang saat ini sedang menempuh studi di Manila, mengharapkan hikmat Tuhan untuk menyelesaikan paper sebanyak 8 halaman dalam 2 minggu ini serta kiranya Tuhan mengaruniakan kesehatian dan hikmat kepada Bp. Sindunata dan istri (Ibu Marliana) dalam memutuskan ladang pelayanan baru yang membuat pernikahan makin bertumbuh dan melipatgandakan pekerja Kristus.

6. Penerbit Evernity Fisher Media yang akan menerbitkan buku dengan judul "Mengapa Menikah?" dalam versi Infografik atau buku Telaga-7.

7. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan ini, yaitu dari : 001 – Rp 100.000,-
003 – Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan
006 – Rp 300.000,- untuk 2 bulan
011 – Rp 600.000,- untuk 4 bulan

Tuhan Yesus Memberkati!