Peran Iman dalam Pengambilan Keputusan 1

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T384A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu keterampilan dalam hidup yang mesti kita kuasai adalah keterampilan mengambil keputusan. Sebagaimana kita ketahui kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat buruk dan panjang. Itu sebab penting bagi kita untuk tahu bagaimana caranya mengambil keputusan dengan baik. Berikut akan dibagikan beberapa pedoman yang dapat kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah itu barulah kita akan menyoroti suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yaitu peranan iman — dan tentunya Tuhan — dalam pengambilan keputusan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu keterampilan dalam hidup yang mesti kita kuasai adalah keterampilan mengambil keputusan. Sebagaimana kita ketahui kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat buruk dan panjang. Itu sebab penting bagi kita untuk tahu bagaimanakah caranya mengambil keputusan dengan baik.

Berikut akan dibagikan beberapa pedoman yang dapat kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah itu barulah kita akan menyoroti suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yaitu peranan iman—dan tentunya Tuhan—dalam pengambilan keputusan.

Pedoman Mengambil Keputusan

  • Hal pertama yang mesti kita lakukan sebelum mengambil keputusan adalah MENANYAKAN APAKAH KITA MEMANG HARUS MENGAMBIL KEPUTUSAN TERSEBUT.

  • Alasan mengapa kita perlu menanyakan hal itu adalah karena adakalanya kita tidak mesti atau tidak seharusnya mengambil keputusan tersebut. Kadang kita mengambil keputusan yang sebenarnya bukanlah tanggung jawab atau bagian kita untuk melakukannya. Ada waktunya kita mengambil keputusan tetapi ada waktunya kita tidak mengambil keputusan dan membiarkan orang lain untuk mengambilnya atau bahkan, membiarkan situasi berada dalam status quo untuk suatu kepentingan yang lebih besar.
  • Kedua, bila kita memang harus mengambil keputusan tersebut, maka kita harus BERDOA MEMINTA PIMPINAN DAN KEHENDAK TUHAN.

  • Sejak saat kita berdoa, kita mesti percaya bahwa Tuhan mendengar doa kita dan memimpin kita dalam proses pengambilan keputusan. Jadi, bukalah telinga dan pasanglah mata untuk menerima tuntunan Tuhan. Pada umumnya Ia memandu lewat Firman-Nya dan situasi yang kita alami. Tidak jarang Ia pun menitipkan kehendak-Nya melalui anak-anak-Nya yang secara khusus dihadirkan-Nya di dalam hidup kita.
  • Ketiga, kita harus MENGUMPULKAN INFORMASI SELENGKAPNYA.

  • Memang bertambahnya informasi akan menambah kompleks proses pengambilan keputusan, namun setidaknya bertambahnya informasi juga akan menambah pemahaman akan materi yang harus diputuskan. Pertimbangkanlah pilihan-pilihan yang tersedia dan pandanglah masalah dari pelbagai sudut.
  • Keempat, mintalah MASUKAN DARI ORANG LAIN SEWAKTU KITA MEMBUTUHKANNYA.

  • Tidak semua keputusan mengharuskan kita untuk meminta pendapat orang. Kita pun mesti menghargai pendapat orang, jadi, janganlah meminta pendapat orang bila kita sudah tahu keputusan apa yang akan kita ambil. Singkat kata, jangan meminta pendapat orang untuk menstempel keputusan kita belaka.
  • Kelima, PIKIRKANLAH KEMUNGKINAN TERBURUK, SELAIN KEMUNGKINAN TERBAIKNYA.

  • Pada umumnya kita mudah terjebak ke dalam dua sikap yang ekstrem, yaitu terlalu pasti pada (a) kemungkinan terbaik atau (b) kemungkinan terburuk. Kita mesti mempertimbangkan keduanya sebab tidak jarang keduanya berada dalam satu paket yang sama. Bila kita sudah mempertimbangkan kemungkinan terburuk, kita tidak akan terlalu kaget dan kecewa tatkala hasil keputusan kita ternyata tidak sebaik yang kita bayangkan. Sebaliknya, mempertimbangkan kemungkinan terbaik akan menambah motivasi untuk berjalan terus dengan keputusan yang telah kita ambil.
  • Terakhir, JANGAN RAGU UNTUK MENGEVALUASI ULANG KEPUTUSAN YANG TELAH KITA AMBIL.

  • Di satu pihak kita mesti teguh dan tidak mudah diombang-ambingkan pelbagai tanggapan yang kita dengar tetapi di pihak lain kita pun harus terbuka terhadap respons atau kenyataan di lapangan. Adakalanya kita baru memeroleh informasi tambahan setelah keputusan dibuat, yang mengharuskan kita untuk mengevaluasi ulang. Mungkin kita perlu merevisi keputusan yang telah dibuat agar lebih tepat sasaran. Tidak jarang kita pun harus membatalkan keputusan karena ternyata itu bukanlah keputusan yang tepat.

Firman Tuhan di Yakobus 1:5 berjanji, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah—yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—maka hal itu akan diberikan kepadanya." Dalam pengambilan keputusan kita memerlukan hikmat dan Tuhan berjanji untuk memberikannya kepada kita. Jadi, mintalah. Biarkan Tuhan membukakan mata dan pikiran kita sehingga kita bisa melihat dan mendengar dengan jernih.

Peran Iman dan Tuhan dalam Pengambilan Keputusan

Kita tahu bahwa Tuhan adalah penentu segalanya. Manusia dapat berencana tetapi Tuhanlah yang memutuskan apakah rencana itu akan terwujud atau tidak. Singkat kata, apakah peran iman dan Tuhan dalam pengambilan keputusan? Berikut adalah beberapa pemikiran tentang topik yang penting ini.

  • Hal pertama yang mesti kita ketahui adalah, TUHAN YESUS SENDIRI MENDORONG KITA UNTUK MEMINTA,

  • sebagaimana dicatat di Matius 7:7, "Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Singkat kata, berdoa dan meminta sesuatu kepada Tuhan adalah hak istimewa yang diberikan oleh Allah Bapa kepada kita anak-anak-Nya, untuk dimanfaatkan !
  • Hal kedua yang perlu kita pahami adalah pada umumnya TUHAN MEMANDU KITA SAMPAI KEPADA KEHENDAK-NYA, BUKAN MEMBERIKAN JAWABAN SECARA LANGSUNG.

  • Dalam pengambilan keputusan, pada hakikinya Tuhan tidak memberitahukan keputusan apa yang mesti diambil. Biasanya Tuhan menuntun lewat proses waktu dan pengambilan keputusan hingga kita sampai pada suatu keputusan. Terpenting adalah kita menyatakan ketaatan kita pada kehendak-Nya yang final dan membuka mata serta memasang telinga untuk melihat apa pun yang Tuhan hadirkan untuk menyatakan kehendak-Nya sedikit demi sedikit.
  • Hal ketiga yang penting kita lakukan adalah setelah menjalani proses pengambilan keputusan dan meminta tuntunan Tuhan, AMBILLAH KEPUTUSAN YANG TERBAIK DAN DENGAN IMAN TERIMALAH ITU SEBAGAI KEHENDAK TUHAN.

  • Firman Tuhan di Yakobus 1:6-8 berkata, "Hendaklah ia memintanya dalam iman dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut , yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya."
  • Hal keempat yang patut kita perhatikan adalah DALAM KASUS TERTENTU TUHAN MENGAMBILKAN KEPUTUSAN TERTENTU BUAT KITA.

  • Sebagai contoh, sering kali Tuhan memanggil kita untuk menjadi hamba-Nya di luar proses pengambilan keputusan. Kita sama sekali tidak memikirkannya apalagi merencanakan untuk menjadi pelayan-Nya. Namun secara tiba-tiba, panggilan itu datang dan kita harus memberi tanggapan kepada-Nya. Atau, adakalanya Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak ada di benak kita sama sekali. Nah, dalam kasus khusus seperti itu sudah tentu tindakan yang tepat adalah menaati suara Tuhan, walaupun tidak nyaman dan tidak sesuai dengan kehendak pribadi.
  • Hal kelima yang mesti kita camkan adalah, semurni dan sebaik apa pun motivasi di belakang keputusan yang akan dibuat, KITA HARUS TERBUKA DENGAN TUNTUNAN TUHAN YANG BERBEDA.

  • Tidak jarang Tuhan membelokkan arah perjalanan yang kita tempuh dalam proses pengambilan keputusan. Sering kali Tuhan mendorong kita mengambil langkah menuju suatu titik tertentu terlebih dahulu. Baru setelah itu Ia mengubah arah haluan ke sebuah keputusan yang sama sekali tidak terpikir sebelumnya.
  • Hal keenam yang juga penting untuk kita sadari adalah KADANGKALA TUHAN MEMIMPIN KITA KEPADA KEPUTUSAN YANG MERUGIKAN KITA.

  • Pada waktu Ia melakukan itu yakinlah bahwa kerugian itu berada dalam kehendak-Nya dan demi kepentingan kita pula. Tidak selalu Tuhan menuntun kita kepada keputusan yang membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Kesimpulan:

Tugas kita sebagai anak Tuhan adalah mengerjakan bagian kita dalam proses pengambilan keputusan dan terus berdoa selama proses berlangsung meminta pimpinan dan kehendak Tuhan. Setelah itu, serahkanlah hasil akhirnya kepada Tuhan. Biarlah Tuhan menentukannya dan dengan iman percayalah bahwa apa pun hasil akhirnya, itu berada di dalam kehendak Tuhan. Amsal 16:3 mengingatkan, "Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu."