Menciptakan Anak-Anak yang Rukun

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T450C
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Fakta menunjukkan bahwa orangtualah yang sebenarnya mampu meletakkan dasar bagi terciptanya kerukunan antar saudara kandung. Kalau dipupuk sejak anak usia dini, maka hampir bisa dipastikan di masa dewasa akan tercipta solidaritas persaudaraan, kekeluargaan, dan kehangatan yang terpelihara antar saudara kandung. Maka orangtua perlu mengetahui hal apa saja yang diperlukan untuk membentuk anak-anak yang rukun.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa orangtua memberi sumbangsih yang besar bagi terciptanya kondisi yang rukun atau kondisi pertengkaran dan persaingan antar saudara kandung.Di dalam masyarakat, ketika ada pertengkaran atau ada hubungan yang tidak beres antar saudara kandung, sepertinya orangtua bebas dari kondisi itu.Tapi fakta menunjukkan bahwa orangtualah yang sebenarnya mampu meletakkan dasar bagi terciptanya kerukunan antar saudara kandung. Kalau dipupuk sejak anak usia dini, maka hampir bisa dipastikan di masa dewasa akan tercipta solidaritas persaudaraan, kekeluargaan, dan kehangatan yang terpelihara antar saudara kandung.

Apa yang harus diperhatikan oleh orangtua untuk menciptakan anak-anak yang rukun?

  1. Orangtua perlu memenuhi tabung cinta setiap anaknya.Cinta orangtua kepada anak dapat dinyatakan dengan sentuhan fisik yang sehat, kata-kata yang meneguhkan, kebersamaan yang sangat dirasakan oleh anak itu, hadiah atau kejutan-kejutan yang menyenangkan, dan pelayanan. Orangtua juga bisa mengadakan "kencan" dengan satu per satu anak secara bergiliran sehingga tiap anak memiliki waktu khusus dengan orangtuanya. Kalau orangtua mengisikan hal-hal ini kepada tiap-tiap anak, maka anak-anak itu kaya dengan cinta sehingga dia memiliki modal untuk memberi cintanya kepada orangtua dan saudara kandungnya.

  2. Rumuskan nilai-nilai keluarga dan sosialisasikan sebagai pedoman perilaku tiap anak-anak ataupun tiap anggota keluarga.Misalnya kita menerapkan nilai saling menghormati antar anggota keluarga dan mengajarkan cara mengekspresikan perasaan dengan sehat.

  3. Berilah tugas dan tanggung jawab sesuai usia anak.Sejak dini berilah tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada anak. Pemberian tanggung jawab akan melatih anak menjadi anak yang mandiri dan percaya diri.

  4. Berilah pujian dan apresiasi untuk setiap keberhasilan ataupun pencapaian setiap anak kita. Ungkapkan pujian itu dengan kata-kata, hargai usahanya. apabila dia gagal, berikan dorongan tanpa membanding-bandingkan dia dengan saudaranya atau dengan orang lain. Kendati mungkin bisa memotivasi anak, pembandingan tetap melukai hatinya. Bandingkan anak dengan pencapaiannya di masa lalu, bukan dengan pencapaian orang lain, karena kemampuan tiap anak berbeda-beda.

  5. Ada keterbukaan antar pribadi satu orangtua dengan satu anak. Jangan bersikap overprotective atau terlalu melindungi salah satu anak. Orangtua bersikap tegas pada setiap perilaku negatif anak. Tiap anak perlu mendapatkan sanksi yang jelas dan konsisten sehingga mengurangi atau meminimalisasi kemungkinan anak merasa dirinya diperlakukan kurang adil oleh orangtuanya.

  6. Bangunlah keterbukaan antar anggota keluarga melalui pertemuan rutin. Luangkan waktu untuk berkumpul bersama anak-anak untuk mengobrol, mengevaluasi tugas dan tanggung jawab, dan berbagi pengalaman sehari-hari. Dengan demikian anak-anak belajar berbagi, belajar mendengarkan dari hati ke hati, belajar berkomunikasi dengan sehat, dan ada ruang untuk memperbaiki aturan yang telah dirumuskan sebelumnya.

  7. Akui bahwa ada kecenderungan mengidolakan anak tertentu.Kadang orangtua lebih menyukai salah satu anak dan mengabaikan anak yang lain (pilih kasih). Mari kita mengakuinya sehingga cara pandang itu dimurnikan.

Amsal 22:6,"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu." Dalam hal ini kalau tiap-tiap anak kita perlakukan secara konsisten dengan jalur-jalur yang tepat - termasuk jalur penghargaan, jalur menciptakan kerukunan antar saudara kandung sejak kecil, rasa persaudaraan dan kehangatan antara saudara kandung - itu dipupuk sejak dini, maka yakinlah pada masa dewasanya mereka akan tetap akur. Apabila sejak kecil, jika ada masalah selalu dibicarakan dengan cara yang baik, maka ketika ada konflik di masa dewasa pun pasti akan bisa dibicarakan dengan baik, karena itulah pola yang dipupuk dan dididik oleh orangtuanya.