Mekanisme Pertahanan Diri (VI)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T447F
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Di bawah tekanan kecemasan yang berlebihan, seseorang bisa terpaksa menempuh cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan.Cara-cara itu disebut mekanisme pertahanan diri.Meskipun mekanisme pertahanan diri adalah normal dan digunakan oleh semua orang, namun bila digunakan secara ekstrem atau berlebihan, mekanisme ini menyebabkan perilaku kompulsif dan neurotik.Perbincangan kali ini membahas 26 macam mekanisme pertahanan diri.Apa saja itu?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas 20 macam mekanisme pertahanan diri dan sekarang masih ada beberapa lagi, yaitu :

21. TAWANAN ALTRUISTIK

Seorang altruis adalah seseorang yang suka menolong tanpa pamrih. Dikatakan tawanan altruistik karena orang tersebut mengalami kekosongan, kecemasan dan rasa tidak aman dengan dirinya. Tanpa disadari dia mencoba mengatasinya dengan mencurahkan hidupnya untuk menolong orang lain, tetapi dia menolong tasnpa batas sehingga mengganggu kesehatannya.

22. FANTASI

Orang yang berfantasi, tenggelam dalam lamunan secara berlebihan, ini dilakukan untuk mengatasi rasa cemas dan kekosongan dalam dirinya. Menciptakan khayalan yang tidak ada, lebih banyak hanyut dan tenggelam dalam lamunannya.

23. IDEALISASI

Jika fantasi lebih ke arah khayalan atau imajinasi, ini lebih dalam lagi yaitu mengidealkan sesuatu. Hal-hal yang dirasakan kurang atau mencemaskan dalam dirinya, dialihkan dengan menciptakan gambaran yang sempurna dan ideal, tanpa disadari. Hal ini bisa mengganggu dirinya dan orang lain juga.

24. DEVALUASI

Devaluasi berarti penurunan nilai. Dalam hal ini seseorang melakukan mekanisme pertahanan diri dengan memberikan kualitas atau penilaian negatif secara berlebihan kepada diri sendiri atau pun kepada orang lain. Sebenarnya dia berlaku tidak jujur dan sedang membohongi diri sendiri, mengabaikan, mengesampingkan apa yang sesungguhnya dia butuhkan. Mengakibatkan dia tetap berada dalam keterasingan dan keterpisahan dari orang lain. Tidak mau mengambil resiko untuk mengasihi dan dikasihi orang lain.

25. SOMATISASI

Ketika seseorang mengalami berbagai hal, kecemasan, tekanan psikis kemudian memukul kondisi kesehatan tubuhnya. Dalam hal konversi, keluhan fisiknya tidak ada secara medis, tapi somatisasi memang sakit secara medis, mengalami gangguan fungsi tubuh tertentu. Akarnya persoalan psikis, emosi, kecemasan yang tinggi. Untuk memastikan seseorang menderita somatisasi, tidak bisa hanya dengan perilakunya semata, perlu diketahui pola kehidupannya secara keseluruhan, pola relasi, pola emosi dan peristiwa-peristiwa yang mengitarinya.

26. MANIA

Seseorang menampilan kegembiraan yang luar biasa, hiperaktif secara mental, berpikir dan bekerja secara fisik, tapi disertai bentuk-bentuk kekacauan tertentu. Berawal dari penolakan perasaan cemas, kosong, gelisah, tanpa disadari dialihkan dengan bentuk keaktifan yang berlebihan.

Pembahasan tentang mekanisme pertahanan diri ini diakhiri dengan Firman Tuhan yang memberi petunjuk dan memimpin kita menjalani hidup dengan lebih baik, lebih sehat dan lebih efisien. 1 Samuel 1:10, 12-16, Hana merupakan gambaran orang yang sehat. Duka, sakit hati dan kecemasannya tidak ditutup-tutupi. Dia tidak melakukan rasionalisasi, tidak sedang mengalami konversi, tidak melakukan bentuk proyeksi atau apa pun dari sekian banyak mekanisme pertahanan diri yang telah dibahas. Dia mencurahkan isi hatinya dalam doa kepada Allah. Curahkan isi hati kita di hadapan Tuhan dan juga kepada orang-orang yang bisa kita percayai, misalnya hamba Tuhan, konselor, sahabat seiman dan kita sambut sisi baru yang Tuhan sediakan.