Manajemen Stres 2

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T579B
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.,M.Phil.
Abstrak: 
Mengubah distres menjadi eustress melalui mencintai tubuh, makan dengan menu gizi seimbang, berolah raga teratur, tidur cukup di malam hari, miliki hobi yang sehat, intim dengan Tuhan, bila perlu carilah pertolongan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 


Ringkasan

dpo. Ev. Sindunata Kurniawan, M.K., M.Phil.

4. Cintailah Tubuh

I Korintus 6:19 menuliskan tubuh kita yang fana dan bersifat sementara ini adalah bait Roh Kudus. Tubuh ragawi kita adalah ciptaan Allah dan milik Allah yang wajib kita hormati dan cintai sebagai sarana memuliakan Allah. Maka, perawatan kesehatan tubuh adalah tindakan rohani, sebuah tindakan ketaatan yang menyenangkan hati Allah. Mengambil istilah Stephen Covey dalam buku "7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif", kita perlu menjaga keseimbangan antara P/KP, keseimbangan antara Produksi dan Kemampuan Produksi. Misal kita memiliki sepeda motor atau mobil. Apa yang terjadi jika hanya menekankan aspek produksi dan mengabaikan aspek kemampuan produksi? Kita hanya berfokus setiap saat menggunakan motor dan mobil kita untuk aktif produktif. Namun, kita melupakan aspek kemampuan produksi. Kita melalaikan segi perawatan motor dan mobil kita secara berkala: tak pernah ganti oli dan perawatan servis semua suku cadang sesuai kilometer-nya. Yang terjadi akhirnya adalah motor dan mobil kita akan rusak berat dan bahkan bisa fatal, sehingga aspek produksinya tersendat-sendat bahkan stop total. Kendaraan kita rusak dan kita tak bisa produktif menggunakannya lagi. Demikian pula tubuh kita. Ketika kita mencintai tubuh kita masing-masing, sesungguhnya kita sedang menjaga keseimbangan P/KP. Kemampuan Produksi dijaga dengan baik, Produksi pun akan terjaga dengan baik pula. Satu lagi, "mens sana in corpore sano". Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ketika tubuh kita sehat, kita lebih memiliki ketahanan menanggung stres yang lebih berat.

Apa saja wujud Mencintai Tubuh?

4.1.Makan dengan menu gizi seimbang.

Rupanya sejak tahun 90-an konsep 4 sehat 5 sempurna sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan riset dunia mengenai pola makan sehat. Jika hanya berpedoman 4 Sehat 5 Sempurna, maka seseorang bisa tampak sehat, namun mengalami kekurangan gizi dan bisa jadi mengalami obesitas atau kegemukan atau mengalami masalah kesehatan lainnya. Maka dicanangkanlah Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang mengatur berapa porsi buah, sayur, lauk hewani, nabati dan sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia setiap harinya sesuai usia dan tinggi badan, termasuk kebutuhan minum 2 liter atau 8 gelas air.

4.2.Berolahraga teratur

Penelitian menunjukkan, olahraga merupakan cara yang efektif untuk mengatasi distress hingga depresi tingkat sedang. Olahraga juga bisa membantu mengatasi perasaan gelisah, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan kepercayaan diri. Saat Anda melakukan olahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang membangkitkan perasaan bahagia dan energi positif. WHO menganjurkan orang usia dewasa yang sehat untuk melakukan olahraga minimal 150 menit per minggu. Kita bisa membagi waktu olahraga 3-5 kali dalam seminggu. Olahraga apa saja yang kita lakukan, perlu sertakan selalu olahraga aerobik, baik lari, bersepeda, renang, senam aerobik.

4.3.Tidur cukup di malam hari

Dalam zaman yang kompetitif dan semakin memuja produktivitas, ada kecenderungan untuk mengurangi jam tidur dan bahkan kalau bisa meniadakan sama sekali jam tidur. Tidur dipersepsi sebagai tanda kemalasan dan tidak sesuai untuk hidup di era industri 4.0 (four point 0). Padahal sesungguhnya kurang tidur berpotensi membuat orang-orang mudah stres. "Saat orang mengalami sesuatu yang positif, seperti mendapatkan pelukan atau menghabiskan waktu di alam, mereka biasanya merasa lebih bahagia hari itu. Tapi ditemukan bahwa ketika seseorang tidur kurang dari jumlah biasanya, mereka tidak mendapat banyak dorongan emosi positif dari peristiwa positif mereka. Sebaliknya, cukup tidur akan membantu seseorang menjaga kestabilan emosi dan membuatnya mudah menikmati hal-hal baik dalam hidupnya. Kurang tidur juga menyebabkan sistem imun melemah sehingga mudah terserang penyakit. Kurang tidur membangkitkan hormon rasa lapar lebih aktif. Tak heran berat badan mudah sekali naik. Kurang tidur menyebabkan otak susah fokus dan mengolah informasi. Karena itu, direkomendasikan para ahli, untuk tidur malam yang nyenyak setidaknya tujuh jam mulai pk 22.00 demi optimalitas kesehatan. Ketika distres bertambah, justru sepatutnya 3 hal ini perlu semakin kita pertahankan.

5.Milikilah Hobi Sehat

Hobi sehat memberi jeda dari rutinitas kerja dan pergumulan kita. Membuat kita merasa rileks. Aneka hobi sehat bisa kita pilih dan kembangkan: dari membaca buku, jalan-jalan, menonton, menyanyi, main musik, memelihara binatang, berkebun, main gim, kerajinan tangan dan sebagainya.

6.Intimlah dengan Tuhan

Dalam Injil Matius 6:31-32 Tuhan Yesus mengatakan: "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu".

Pikiran adalah medan pertempuran. Ibarat anjing hitam dan anjing putih. Anjing hitam adalah pikiran dunia yang tidak mengenal Allah. Anjing putih adalah pikiran-pikiran Allah. Secara alami, tanpa kita berupayapun, anjing hitam selalu mendapat asupan makanan lewat tontonan, bacaan, pendengaran, gagasan-gagasan yang kita serap dari dunia sekeliling kita di tempat kerja, lingkungan tetangga, masyarakat sekeliling yang

membunyikan nilai-nilai sekuler, nilai-nilai dunia yang tidak mengenal Allah dan segala bentuk kekhawatiran dunia sebagaimana yang menguasai pikiran bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah: apa yang kita makan, minum, pakai di tengah pandemi, banyak PHK, resesi. Waduh, bagaimana ini. Mudah kita mengabaikan Tuhan dan meragukan pemeliharaan Tuhan.

Maka yang diperlukan adalah upaya intensional, usaha secara sengaja dan bertujuan, agar anjing putih kita diberi makan yakni asupan gagasan-gagasan Allah, pikiran-pikiran Allah.

Di sinilah betapa pentingnya Ibadah mingguan sekalipun itu ibadah daring atau ‘online’ di masa pandemi yang hanya selama 1-1,5 jam, perlu sepenuhnya kita nikmati dari pujian, doa, penyembahan, hingga pembahasan Firman Tuhan. Kita sedang memberi makan pada anjing putih kita. Demikian saat kita bertemu komsel virtual mingguan sekali lagi makanan bergizi bagi anjing putih jiwa kita. Ditambah saat teduh pribadi selama 10 menit dari hari Senin hingga hari Sabtu. Kesemuanya itu memastikan anjing putihlah yang diberi makan lebih banyak sehingga sanggup mengalahkan anjing hitam setiap hari. Pikiran-pikiran Allah membuat kita sanggup berkata tidak pada stressor berlebihan. Pikiran-pikiran Allah juga membuat kita sanggup mengelola stres harian secara sehat dan bukan lari kepada minuman keras, kehidupan seks di luar nikah, dan berbagai bentuk dosa lainnya.

Pusat Penelitian SAAT Malang beberapa waktu lalu melakukan penelitian lapangan tentang spiritualitas dengan melibatkan sekian responden. Salah satunya ditemukan bahwa jika seseorang hanya memiliki spiritualitas internal, yakni mengalami kedekatan dengan Tuhan, pengenalan akanTuhan, pengalaman dengan Tuhan, lebih memiliki kemampuan menghadapi masalah daripada yg hanya memiliki spiritualitas eksternal, yakni sekadar menjalankan kebiasaan rohani seperti: baca Firman, ikut ibadah, berdoa, apapun yang terlihat secara eksternal.

Orang menjadi stres berlebihan ketika terus-menerus hidup dalam kesenjangan antara keinginan dan kenyataan, antara target dan kemampuan diri. Ketika kita terus-menerus membangun keintiman dan rasa puas di dalam Tuhan, hidup kita akan dipenuhi rasa syukur, makin menikmati hidup, persahabatan dan kehangatan dengan orang lain serta keluarga. Stres kehidupan makin bisa terkelola dengan baik.

7.Carilah Pertolongan

Mungkin kita sudah menerapkan langkah pertama hingga keenam di atas atau pun mungkin kita mengalami kekurangberdayaan untuk menerapkan langkah-langkah di atas, menjadi kebutuhan kita untuk mencari pertolongan. Mencari pertolongan kepada teman komsel, pembimbing, hamba Tuhan, konselor maupun dokter medis, bukan aib, melainkan sebuah kemuliaan.

Mencari pertolongan di tengah kekurangberdayaan kita adalah bukti bahwa masih ada energi hidup di dalam diri kita dan kita sedang setia mengemban tugas kehidupan mulia yang Tuhan percayakan kepada kita masing-masing.