Kehidupan yang Hancur

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T059A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Hidup yang hancur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbuatan diri sendiri, bisa juga karena lingkungan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Saya mau mengilustrasikan hidup seperti ikan yang menggelepar. Yang menjadi penghiburan kita sebagai orang Kristen adalah bagi kita hidup itu seperti ikan yang menggelepar dan tidak bisa kita pegang, namun di mata Tuhan sebetulnya hidup itu sangat terkontrol karena di bawah pengetahuan dan penguasaan Tuhan. Tidak ada yang terjadi yang tidak diketahui oleh Tuhan sendiri, jadi itulah penghiburan kita sebagai orang Kristen.

Kecenderungan kita waktu mengalami peristiwa ini adalah

  1. Yang pertama, kita menyalahkan orang lain sepenuhnya atas kehancuran hidup kita, seolah-olah semua orang yang di dunia inilah yang bertanggung jawab atas kehidupan atau kehancuran hidup kita itu.

  2. Yang kedua ada kecenderungan sebagian kita menyalahkan diri secara berlebihan, kitalah yang bertanggung jawab sepenuhnya atas kehancuran hidup kita, tangan kitalah yang telah menghancurkan hidup kita ini.

Tanda-tanda utama seseorang itu sudah hancur atau sedang menuju pada kehancuran adalah:

  1. Tidak ada lagi yang menerima dia. Dia mulai merasakan bahwa dia telah menjadi orang asing di lingkungannya sendiri, dia merasakan penolakan yang merata dari banyak orang, dia juga merasakan tidak layak lagi berkumpul dengan orang-orang yang dulu biasa berkumpul dengan dia.

  2. Yang berikutnya yang umum juga adalah dia merasakan bahwa orang-orang yang dulu mencintainya dan yang dia cintai sekarang menjadi orang-orang yang sangat asing bagi dirinya.

  3. Tanda yang lainnya lagi adalah biasanya diikuti dengan kehancuran karier atau masa depan seseorang

  4. Tanda yang terakhir, seseorang akhirnya merasa sudah terlambat dan apapun yang saya lakukan tidak akan lagi memperbaiki keadaan saya.

Di dalam masa-masa yang sulit yang dialami seseorang, seringkali muncul dalam benak orang kenapa Tuhan itu jauh, seolah-olah menyalahkan Tuhan. Termasuk yang tadi saya katakan ada orang yang sepenuhnya menyalahkan diri, ada orang sepenuhnya menyalahkan orang lain. Dalam kategori sepenuhnya menyalahkan orang lain, ada orang yang menyalahkan Tuhan, seolah-olah Tuhanlah yang bertanggung jawab atas kehidupan ini mengapa sampai begini, mengapa Tuhan membiarkan.

Sebagian besar kehancuran hidup seseorang itu diakibatkan oleh dirinya sendiri. Ada beberapa penyebab yang bisa membuat tindakan-tindakan seseorang itu menghancurkan kehidupan atau masa depannya sendiri. Yang cukup umum adalah adanya penyebab-penyebab di luar diri kita misalkan kita dilahirkan dalam keluarga yang kebetulan tidak rukun.

Hal adalah kita harus tetap mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang baik. Bahwa Dia yang perlu kita lakukan untuk mempersiapkan diri :

  1. Pertama bukanlah Tuhan yang akan merancangkan yang buruk bagi anak-anak yang dikasihiNya.

  2. Selain menyadari Tuhan baik, kita harus percaya sepenuhnya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang menguasai hidup kita. Roma 8:28, "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
    Di sini kita bisa belajar beberapa hal:

    1. Yang pertama adalah firman Tuhan menegaskan bahwa Allah turut bekerja.

    2. Kedua, ini adalah berita pengharapan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu artunya Tuhan tidak membedakan sesuatu itu karena kita terima dari luar atau sesuatu itu akibat dari perbuatan kita sendiri.

    3. Yang ketiga, adalah suatu berita kemuliaan, yaitu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Jadi seburuk apapun yang telah terjadi, seburuk apapun perbuatan kita yang telah menghancurkan hidup kita ini, yakinlah bahwa kalau Allah turut campur tangan Allah sanggup mengubahnya sehingga mendatangkan kebaikan.