Iman Anak: Tanggungjawab Siapakah?

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T551A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K
Abstrak: 
Fenomena orangtua yang menanamkan iman Kristen anak HANYA pada kegiatan Sekolah Minggu atau gereja dan sekolah Kristen, menunjukkan bahwa orangtua sedang tidak bertanggungjawab akan perannya sebagai wakil Tuhan bagi anak mereka. Jelas tertulis di Ulangan 6:7 “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anakmu.”
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Kecenderungan orangtua merasa cukup dengan anak disekolahkan di Sekolah Kristen dan Sekolah Minggu. Ulangan 6:1-9

Disebut Shema, jantung hidup orang Israel masa lalu dan orang Yahudi sampai masa kini. Menjadi fondasi identitas bangsa Yahudi terpelihara meski tersebar di berbagai negara berabad-abad. Shema artinya "dengarlah".

Kepada siapakah diberikan perintah ini? Kepada orang Israel.

Spesifiknya kepada siapa? Kepada orangtua

Ulangan 6:2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, Ulangan 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu

Apa yang diajarkan?

Ulangan 6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Ulangan 6:2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan

Apa gunanya?

Ulangan 6:2 ... supaya lanjut umurmu. Ulangan 6:3 … supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Bagaimana caranya?

Ulangan 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu INTENSIONAL Dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. KESEHARIAN DI RUMAH DAN LUAR RUMAH, FORMAL (mezbah keluarga) DAN INFORMAL (berbaring) Ulangan 6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, VISUAL, TELADAN HIDUP Ulangan 6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. KOMUNITAS

Bandingkan: "It takes a village to raise a child; Butuh satu desa untuk membesarkan satu anak".

Kesimpulan: Tanggungjawab utama di orangtua, dan bukan pada guru sekolah maupun Pendeta dan guru Sekolah Minggu di gereja. Mereka sebagai mitra sukses orangtua dan bukan pengganti orangtua.

Tahukah sejarah Sekolah Minggu sejak kapan ada di dunia?

Dimulai dari krisis ekonomi di Inggris pada abad ke-18. Robert Raikes yang adalah wartawan surat kabar di Inggris meliput berita mengenai keadaan tersebut. Dalam tugasnya tersebut, Raikes menemui banyak anak-anak yang harus menjadi tenaga kerja di pabrik-pabrik sebagai buruh kasar. Mereka bekerja dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Pada hari Minggu mereka libur dan menghabiskan uang hasil dari upah mereka sebagai buruh. Untuk minum minuman keras, berjudi, dan berperilaku liar. Hati Raikes tergerak untuk membuka sebuah kelas setiap hari Minggu. Awalnya anak-anak diajarkan sopan santun, kebersihan, membaca, menulis, dan sebagainya. Perkembangan selanjutnya mulai diajarkan ajaran-ajaran Alkitab. Dalam perkembangannya, meluas ke seluruh penjuru Inggris dan seluruh dunia.

Dapat disebutkan, Sekolah Minggu produk abnormalitas. Meski demikian, di masa sekarang bukan berarti pelayanan Sekolah Minggu perlu dihilangkan. Tetap diposisikan sebagai mitra sukses orangtua dan bukan sebagai titik tumpu utama.

Tindak Lanjut :

  1. Orangtua perlu dimuridkan secara intensional agar sanggup memuridkan anak-anaknya secara intensional
  2. Gereja perlu memuridkan orangtua secara intensional, menjadi tim sukses orangtua dalam memuridkan anak-anak sesuai usia anak dan menciptakan situasi kondusif agar gereja menjadi komunitas sehat dalam memuridkan setiap anak-anak.