Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari LBKK (Lembaga Bina Keluarga Kristen), telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling dan dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Kali ini kami akan berbincang-bincang tentang Abigail: Potret Wanita Bijak. Kami percaya acara ini akan sangat bermanfaat bagi kita semua, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, di dalam Alkitab ada begitu banyak tokoh wanita yang baik, tetapi kali ini Pak Paul memilih satu topik atau pokok pembicaraan tentang Abigail yang mungkin bagi sebagian pendengar masih asing siapa Abigail. Mungkin Pak Paul, bisa memberikan semacam alasan, kenapa Pak Paul memilih Abigail sebagai contoh potret wanita yang bijak?
PG : Itu memang benar yang Pak Gunawan katakan, di dalam Alkitab memang banyak tokoh-tokoh wanita tapi saya memang memilih Abigail karena alasan-alasan tertentu. Sudah tentu alasan-alasan ini jga bisa diterapkan untuk tokoh-tokoh yang lain.
Abigail adalah seorang wanita yang bersahaja, seorang wanita yang kemungkinan sekali berasal dari keluarga yang tidak punya, maka dia harus menikah dengan seorang pria yang bernama Nabal yang kaya, namun bertabiat atau berperangai buruk. Sebetulnya nama aslinya bukanlah Nabal, tapi julukannya Nabal dan Nabal itu berarti bebal, orang yang tidak bisa belajar dan tidak mempunyai hikmat. Abigail membuktikan dirinya sebagai seorang yang bijak dalam suatu peristiwa yang sangat-sangat krusial dan sebetulnya satu-satunya catatan tentang Abigail dan apa yang dilakukannya hanya dicatat dalam kitab
1 Samuel 25 ini. Jadi sudah tentu banyak hal lain yang dilakukannya, namun tidak tercatat dan yang dicatat di Alkitab adalah suatu peristiwa dimana dia berhasil menyelamatkan keluarganya dari sebuah marabahaya yang sangat besar.
(1) GS : Di dalam 1 Samuel 25 itu, apakah secara jelas dilukiskan atau dituliskan tindakan-tindakan Abigail yang bijaksana itu, Pak Paul?
PG : Betul Pak Gunawan, jadi sekurang-kurangnya ada 3 tindakan Abigail yang bagi saya mewakili karakteristik orang yang bijak atau dalam kasus ini adalah wanita yang bijak. Nah yang pertama adaah waktu Abigail diberitahukan oleh pesuruhnya bahwa Daud telah datang dan meminta bantuan suaminya Nabal untuk memberikan mereka makan namun Nabal menghina mereka, mencaci maki mereka.
Abigail berpikir dengan jelas apa yang harus dilakukannya, nah setelah berpikir dia langsung membawa pesuruhnya dan membawa makanan-makanan untuk diberikan kepada Daud. Dengan perkataan lain, ciri pertama dari Abigail yang bijak itu adalah dia berpikir sebelum bertindak.
GS : Nah waktu itu Daud belum jadi raja, Pak Paul, kenapa si Nabal atau Abigail itu harus memberikan sesuatu pada Daud?
PG : Pada saat itu Daud sedang dalam pengejaran Saul, Tuhan sudah mengutus Samuel untuk mengurapinya namun karena pengurapan itulah nasib Daud berubah dengan sangat drastis. Dia sebelumnya hidu dengan tenang sebagai seorang gembala, tapi setelah diurapi Tuhan untuk menggantikan Saul, dia harus lari dari satu tempat ke tempat yang lainnya karena Saul ingin membunuhnya.
Itu sebabnya pada saat-saat itu Daud kebanyakan bersembunyi di padang-padang gurun atau di hutan-hutan. Nah, Alkitab mencatat bahwa pada saat itu dia rupanya sedang bersembunyi di suatu tempat atau di padang gurun, kebetulan di padang gurun itu hiduplah Nabal yang kaya. Alkitab mencatat dia mempunyai 3000 ekor domba dan 1000 ekor kambing. Apa yang Daud lakukan? Kalau kita tidak memahami latar belakangnya memang seolah-olah memberi kita kesan, dia adalah seorang perampok. Dia datang kepada Nabal kemudian meminta Nabal untuk membagikan sedikit hartanya untuk Daud dan para pengikutnya. Yang terjadi sebetulnya adalah begini: Israel dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang memusuhinya misalnya ada bangsa-bangsa seperti Filistin, bangsa Edom kemudian ada juga bangsa Moab, ada bangsa Amon dan di Utaranya ada bangsa Aram. Nah, kebanyakan mereka adalah bangsa-bangsa yang tidak ramah kepada Israel, misalkan kita tahu bangsa seperti Filistin sering kali menyerang Israel. Israel sebetulnya tidak menyerang Filistin tapi Filistin yang sering menyerang Israel. Bangsa Midian, bangsa Amon, bangsa Moab, bangsa-bangsa yang juga sering menyerang bangsa Israel. Salah satu objek serangan bangsa-bangsa ini adalah para pengusaha, jadi orang-orang yang tinggal agak jauh dari kota, mempunyai ternak dan sebagainya merupakan sasaran bagi suku bangsa ini untuk menjarahnya. Itu sebabnya Alkitab mencatat bahwa para pesuruh Nabal sendiri memuji Daud dan para pengikutnya, Alkitab mencatat para pesuruh Nabal ini berkata bahwa Daud dan serdadunya itu seperti tembok yang memagari mereka. Sehingga mereka merasa aman, tenteram dari gangguan bangsa-bangsa yang biasanya menjarah mereka. Dengan perkataan lain, Daud datang sebagai orang yang telah banyak berbuat jasa untuk Nabal dan hartanya, nah saat itu dikatakan Nabal baru saja menggunting bulu domba berarti dia benar-benar baru panen, baru mendapatkan banyak sekali hasil, maka dia diminta sedikit untuk diberikan kepada Daud dan para pengikutnya. Namun Nabal bersikap sangat kasar dan mencaci maki Daud, itu sebabnya Daud marah.
GS : Tetapi pada saat yang kritis seperti itu, Abigail mengatasinya dengan menjelaskan masalah dan memberikan sebagian hartanya itu ya, Pak Paul. Itu yang tadi Pak Paul katakan berpikir sebelum bertindak.
PG : Dan dikontraskan dengan suaminya yang bertindak tanpa berpikir, jadi Nabal berarti bebal, orang yang tidak bijaksana. Abigail orang yang bijaksana, orang yang bijak adalah orang yang berpiir sebelum bertindak.
Saya mengkategorikan ada 3 jenis orang Pak Gunawan, yang bijak adalah berpikir sebelum bertindak, yang kurang bijak adalah bertindak kemudian berpikir, tapi yang sangat bebal adalah yang bertindak dan tidak pernah berpikir setelah itu.
GS : Pak Paul, selain Abigail itu bijaksana karena bertindak setelah dia memikirkannya dengan masak-masak tentang akibatnya dan sebagainya, ciri lain apa Pak Paul yang ada di dalam diri Abigail sehingga Pak Paul mengkategorikan orang ini sebagai potret wanita yang bijak?
PG : Yang kita bisa lihat adalah dia seorang yang objektif, saya bacakan dari pasal 25 itu Abigail berkata: "Aku sajalah ya tuanku yang menanggung kesalahan itu, izinkanlah hambamu ini berbcara kepadamu dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.
Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia Nabal namanya dan bebal orangnya. Tapi aku hambamu ini tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh." Nah dengan perkataan lain, saya bisa menyimpulkan dia adalah orang yang objektif, dia mengakui bahwa suaminya itu memang orang yang bebal, jadi dengan perkataan lain, yang salah adalah salah buat dia, yang benar adalah benar. Apa yang dilakukan setelah ia pulang, dia memang waktu pergi tidak memberitahukan suaminya bahwa dia akan membawa makanan itu kepada Daud. Tujuannya saya kira jelas, kalau dia memberitahu suaminya pasti tidak diizinkan dan kalau tidak diizinkan Abigail tidak jadi pergi ke pada Daud. Padahal malam itu seisi keluarganya akan dibunuh oleh Daud. Jadi Abigail mengerti bahwa situasi saat itu sangat kritis, dia harus bertindak dan dia pikirkan masak-masak apa yang dia harus lakukan. Pertama dia tahu dia harus berhubungan dengan Daud, dia harus minta maaf itu langkah pertama yang dilakukannya. Yang kedua dia tahu dia harus jujur kepada suaminya, maka waktu dia pulang, keesokan harinya dia beritahukan suaminya akan tindakannya itu. Dia tidak langsung memberitahukan malam itu juga atau hari itu juga karena suami sedang berpesta pora. Nah kemungkinan besar dalam pesta pora suaminya akan mabuk-mabukan dan dalam suasana mabuk kalau diberitahu mungkin akan membahayakan nyawanya, karena itu dia memilih waktu yang tepat yaitu keesokan harinya. Tapi dari sini kita melihat bahwa dia seorang yang sangat objektif. Saya kira kita bisa jatuh kepada dua ekstrim Pak Gunawan, ekstrim yang pertama adalah kita menjelek-jelekkan suami kita, kita katakan suami kita itu bebal dan sebagainya dan Abigail mempunyai kesempatan untuk itu. Dia bisa menjelek-jelekkan suaminya dan berkata kepada Daud, "Daud....saya tidak tahan lagi hidup dengan suami seperti ini, ya silakan Daud kalau engkau ingin menghabisi dia silakan, asal selamatkan nyawaku." Tapi tidak dilakukannya, dia memang mengakui suaminya bersalah, tapi sebaliknya dia juga tidak menjelek-jelekkan suaminya, dia tetap pulang ke rumah dan keesokan harinya dengan jujur dia mengakui apa yang telah dilakukannya kepada Daud. Jadi di sini saya melihat suatu keseimbangan yang sangat indah, tidak menjelek-jelekkan suami tapi juga bisa jujur dan apa adanya kepada si suami itu.
GS : Mungkin itu suatu posisi yang sangat sulit buat seorang istri seperti Abigail ini Pak Paul, dimana dia bisa bersikap objektif seperti itu, karena kita sudah terbentuk biasanya para istri itu tunduk kepada suami sehingga enggan menegur suami apabila suami salah. Bagaimana pandangan seperti itu, Pak Paul?
PG : Saya kira akan ada beban mental untuk mengatakan bahwa suami salah tatkala suami salah. Beban mental itu adalah yang tadi Pak Gunawan katakan, bukankah saya istri dan seharusnya membela sumi, jadi kenapa saya harus menjelek-jelekkan suami.
Nah saya kira sebagai orang Kristen, kita dipanggil Tuhan untuk menyatakan yang salah sebagai yang salah, yang benar sebagai yang benar. Jadi kalau pasangan kita salah, kita bisa akui salah, namun pengakuan salah itu tidak perlu kita bumbu-bumbui, tambah-tambahi menjadi suatu ejekan atau penghinaan atau malah menambahkan kemarahan orang pada suami kita. Jadi dengan perkataan lain, Abigail di sini menceritakan suaminya salah, itu dia akui, dia tidak membela suaminya, tapi dia tetap menghormati suaminya. Dia pulang, lalu memberitahukan dengan jujur apa yang telah diperbuatnya. Saya tahu kadangkala kita ini jatuh dalam perangkap yang kiri atau yang kanan. Pada akhirnya istri akan menjelek-jelekkan suaminya atau kebalikannya ada juga istri yang membabi-buta membela suaminya, apapun yang dilakukan suaminya tetap benar meskipun salah. Nah itu pun saya kira tidak benar dan Tuhan tidak menghendaki kita seperti itu.
GS : Setelah mendengar pengakuan bahwa si istri sudah memberikan sebagian hartanya kepada Daud, kita baca di Alkitab bahwa si suami itu tiba-tiba meninggal, kenapa ya Pak Paul?
PG : Alkitab tidak mencatat apa yang terjadi secara medis karena memang Alkitab bukanlah buku kedokteran, tapi Alkitab menggambarkan apa yang dilihat yaitu tubuhnya mengeras seperti membatu, jatungnya itu berhenti dan 10 hari kemudian dia meninggal dunia.
Nah, Tuhan yang membalaskan Daud, makanya Daud berkata berkali-kali bahwa Tuhan telah membalaskan kejahatan Nabal kepadanya. Apa yang terjadi pada Nabal, ini hanya dugaan saya, karena memang Alkitab tidak menggunakan istilah medis yang tepat di situ atau tidak menggunakan istilah medis sama sekali. Dia kemungkinan besar terkena stroke, maka dikatakan tubuhnya itu seperti batu keras dan jantungnya berhenti, sehingga akhirnya 10 hari kemudian dia meninggal dunia. Dugaan saya dia kaget dan shock, memang saya di sini berspekulasi namun tindakan atau apa yang terjadi pada Nabal makin membuktikan dia orang yang berkarakter Nabal, bebal sekali yaitu luar biasa kikirnya. Dikatakan istrinya hanya menyerahkan kepada Daud lima ekor domba, kita bisa simpulkan di sini bahwa istrinya hanya memberikan sangat sedikit dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Nabal. Alkitab mencatat dia mempunyai 3000 ekor domba dan 1000 ekor kambing, jadi 5 ekor dari 4000 ekor adalah 1 dari 800 ekor, tapi ternyata waktu 1 dari 800 itu diberikan kepada orang dia langsung shock, terkena stroke dan akhirnya meninggal. Kesimpulan saya memang luar biasa kikirnya orang ini, dia menggenggam hartanya dengan luar biasa sehingga benar-benar tidak ada yang boleh keluar dari genggamannya. Nah sekali lagi ini adalah karakter yang sangat buruk yang dimiliki oleh Nabal.
GS : Apakah ada karakter lain yang atau ciri lain yang dimiliki oleh Abigail itu, sehingga dia memang pantas disebut potret wanita bijak?
PG : Yang ketiga adalah Abigail itu mengarahkan orang kepada Tuhan, saya bisa bacakan apa yang dikatakannya kepada Daud sewaktu dia menghadap Daud. "Oleh sebab itu tuanku demi Tuhan yang hiup dan demi hidupmu yang dicegah Tuhan daripada melakukan hutang darah dan daripada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, (nah terus disambung lagi apa yang dikatakan Abigail, saya sambung di sini), ampunilah kiranya kecerobohan, hambamu ini, sebab pastilah Tuhan akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh karena tuanku ini melakukan peran Tuhan dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu."
Dari sini kita bisa melihat berkali-kali Abigail menggunakan kata Tuhan, dengan kata lain dia mencoba mengingatkan Daud untuk tidak berdosa, tidak berbuat jahat, tidak mencari keadilan dengan caranya sendiri. Tapi menantikan Tuhan, makanya waktu Daud mendengar Nabal meninggal dunia 10 hari kemudian, Daud memuji Tuhan. Dan Daud berkata Tuhan yang telah mencegahnya dari pada membuat atau berbuat kejahatan. Jadi kita lihat ciri yang indah dari Abigail dia membawa orang atau mengarahkan mata orang kepada Tuhan, dan saya kira ini adalah potret wanita bijak yang juga harus kita miliki sekarang. Istri yang membawa, mendorong anggota keluarganya serta suaminya untuk melihat kepada Tuhan.
(2) GS : Mungkin di dalam kehidupan sehari-hari itu akan sulit memang Pak Paul, seorang istri yang hidup berdampingan dengan suami yang tidak seiman, tetapi dia harus mengarahkan si suami ini kepada Tuhan. Nah itu bagaimana secara praktisnya, Pak Paul?
PG : Yang pertama adalah dia mengarahkan si suami atau keluarganya kepada Tuhan melalui perbuatannya. Di 1 Petrus 3:1 dipaparkan tentang istri yang suaminya tidak percaya kepada Tuan Yesus, dan di sana disarankan untuk si istri memenangkan suaminya bukan melalui perkataan melainkan melalui perbuatan.
Perbuatan yang apa? Perbuatan yang saleh, perbuatan yang sungguh mencerminkan kasih Kristus di dalam kehidupannya. Dengan cara itu, si suami akan melihat bahwa istrinya berbeda dari wanita lain. Istrinya berbeda dari dirinya dan istrinya berbeda dari orang-orang lain yang dikenalnya, dan apa yang membuat istrinya berbeda, istrinya adalah orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus dan hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Itu yang pertama-tama mengarahkan mata orang, termasuk suaminya kepada Tuhan.
GS : Kalau mengenai ciri bahwa seorang wanita bijak itu berpikir sebelum bertindak, di dalam aplikasi sehari-hari seperti apa misalnya, Pak Paul?
PG : Misalkan ada hal-hal yang mengganggu si istri yang memang dilakukan oleh suaminya. Daripada langsung beremosi dan memarahi si suami, sebaiknya si istri berdiam dulu dan memikirkan kenapa smpai suamiku ini berbuat seperti ini mungkin dia lupa, mungkin dia tidak memikirkannya sama seperti saya memikirkannya, mungkin maksudnya bukan untuk melukai saya.
Sewaktu si istri berpikir secara masak-masak biasanya tindakannya akan lebih baik. Berbeda dengan seorang istri yang sangat dikuasai oleh emosi, dia pasti langsung mengekspresikan kemarahannya, dia merasa dilukai dia harus membalas, tanpa mengambil waktu untuk memikirkan kenapa sampai terjadi. Sebab yang paling sering terjadi dalam rumah tangga adalah adakalanya suami itu kurang sensitif dan memang begitulah suami adalah pria kurang memiliki kepekaan dibandingkan dengan istri-istri yang memang mempunyai kepekaan yang tinggi. Adakalanya terjadilah pertengkaran karena si istri merasa dilukai oleh si suami, tapi masalahnya adalah si suami sungguh-sungguh tidak bermaksud untuk melukai si istri, tapi memang sudah terlanjur si istri merasa dilukai. Nah di sini yang perlu dilakukan adalah istri bisa berpikir sebelum bertindak, belum tentu suamiku memang sengaja melukaiku, dia mungkin memang tidak menyadari perbuatannya. Ini akan menambah kebijakan, saya kira salah satu keluhan suami yang terutama tentang istri adalah istri terlalu cepat bereaksi, istri terlalu cepat menunjukkan emosinya pada umumnya. Saya kira ada kasus-kasus yang merupakan perkecualian, tapi pada umumnya istri dianggap terlalu cepat bereaksi secara emosional dan ini membuat pria akhirnya tidak begitu nyaman. Nah pria ingin mempunyai istri yang bijak, salah satu indikasinya adalah berpikir sebelum bertindak.
GS : Tetapi ciri yang khas, justru memang tadi seperti Pak Paul katakan pada diri wanita justru lebih emosional dibandingkan dengan pria yang lebih banyak menggunakan pikirannya. Hal itu apa bisa dilatih, Pak Paul?
PG : Bisa meskipun memang tidak mudah, tapi bisa dengan cara misalnya sewaktu dia sedang marah, jangan langsung berbicara. Ada baiknya tunggu dulu, berikan jedah, berikan waktu agar dia bisa tnang kemudian baru berbicara.
Ini saya alami juga dengan istri saya, Pak Gunawan, awal-awalnya kalau istri saya ingin marah, dia langsung marah, akhirnya saya beritahu dia semakin engkau marah, semakin saya tidak berkutik untuk menjawab sebab saya tidak bisa menanggapi kalau engkau menunjukkan emosi yang terlalu tinggi. Kalau engkau bicara baik-baik, saya lebih bisa menjawabmu sehingga kita bisa mencapai solusinya. Akhirnya dia memaksa diri untuk tidak langsung berbicara. Jadi di sini suami mempunyai tugas juga untuk memberitahukan istri, misalkan yang contoh klasik juga suami pulang dari kantor, istri dari pagi sampai sore sudah di rumah, anak nakal, anak belajarnya malas dan sebagainya. Begitu lihat suami pulang yang muncul pertama kali dari mulut si istri adalah tadi anakmu begini, begini, begini, kau harus tegur dia, kau harus marahi dia begini, begini, begini. Si suami pulang ke rumah ingin mempunyai ketenteraman sejenak dan ingin mempunyai 'mood' yang bagus, tapi begitu pulang dan disambut dengan keluhan dan omelan, tidak bisa tidak si suami akan langsung mengubah perasaannya, moodnya. Bukannya menjadi tenang dan senang, tapi dia akan marah dan biasanya lalu dia memanggil anak itu, dimarahi atau dipukulnya. Akhirnya apa yang dilihat oleh si anak, papa pulang langsung marah-marah. Anak tidak mengetahui bahwa sebetulnya papa pulang tadi moodnya bagus, tapi mama langsung marah-marah memberitahukan kenakalan anak-anak, jadi sekarang papa berubah fungsi menjadi algojo yang memarahi dan memukul anak. Nah ini contoh ketidakbijaksanaan, yang lebih bijak adalah si istri tunggu dulu biarkan suami pulang supaya bisa istirahat yang santai. Ketika malam dan terlihat sudah lebih tenang, baru si istri berkata yang terjadi dengan anak-anak. Nah kalau si istri membutuhkan bantuan sampaikan saja, mintalah bantuan itu, jadi jangan sampai terlalu cepat bertindak.
GS : Saya pikir memang pada saat-saat seperti ini, di mana kondisinya makin sulit lebih banyak dibutuhkan istri-istri yang bijak di dalam kehidupan berumah tangga. Karena akan makin sulit juga bagi suami untuk mengelola rumah tangga, kalau tidak didampingi oleh istri yang bijak seperti Abigail ini. Pada kasus lain yang kita temukan di dalam Alkitab, justru seperti Izebel dengan Ahab yang saya rasa kurang bijak.
PG : Betul, kebalikannya dari objektif, Ahab dan Izebel saling melengkapi kejahatan, Izebel jahat tapi Ahab menutupinya, Ahab jahat tapi Izebel menutupinya. Jadi di sinilah diperlukan keobjektian, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar.
Jangan kita langsung berkata ini suamiku, ini istriku pasti benar dan saya akan membelanya. Yang salah tetap salah, yang benar tetap benar, kita harus berdiri di atas rel kebenaran, bukan di atas rel dia adalah suamiku atau istriku. Nah justru suami istri yang tidak menunjuk apa yang benar, apa yang salah, menjadi hubungan suami istri yang akhirnya makin menjerumuskan mereka dalam masalah, karena tidak ada lagi yang bisa berfungsi sebagai pengawas atau penegur. Jadi memang penting dalam hubungan suami istri, ada baiknya kalau dua-duanya bisa berfungsi sebagai pengawas, penegur, sehingga hubungan suami istri tersebut bisa bertambah kuat dan bisa menjadi lebih dewasa. Saya kira ini yang dikehendaki Tuhan, bukannya kita malah menutup-nutupi kesalahan.
GS : Ya jadi saya rasa, itulah panggilan Tuhan terhadap para istri, terhadap para ibu pada zaman yang sulit seperti sekarang ini. Baiklah saudara-saudara pendengar demikianlah tadi kami telah persembahkan sebuah perbincangan bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang Abigail sebagai potret wanita bijak. Kalau Anda berminat untuk melanjutkan acara tegur sapa ini, kami persilakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK, Jl. Cimanuk 58 Malang. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Dan dari studio kami mengucapkan terima kasih.