Lengkap
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Apa Artinya Selamat". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Pak Paul, kata selamat ini memang seringkali digunakan, baru saja saya mengatakan, "Kami mengucapkan selamat mengikuti," kita juga mengenal bahwa seringkali kita mengatakan hal itu, kita mendengar ucapan itu. Kadang-kadang kita sendiri tidak memahami pengertian dari kata "Selamat" yang benar dalam konteks hubungan kita dengan Tuhan.
PG : Memang kata "Selamat" ini menjadi kata yang begitu ringan untuk diucapkan Pak Gunawan, seringkali kita itu tidak mengerti artinya dan sama buruknya adalah kita itu tidak terlalu menghargaikonsep "Selamat" itu sendiri.
Maka saya kira kita perlu mengangkat topik ini untuk kembali menyadari betapa dalamnya dan mulianya kata "Selamat" ini. Sebagai orang Kristen, Pak Gunawan, memang muncul kata, "Saya sudah diselamatkan, saya sudah selamat," sebetulnya apa itu artinya ? Ada cukup banyak arti, dan arti yang pertama dari kata "Selamat," waktu saya berkata, "Saya sudah selamat", artinya kita sudah selamat dari hukuman kekal di neraka, ini bukan hal main-main. Kadang-kadang kita membicarakan neraka, kalau dalam hotel disebut kelas "Melati" dan sorga itu "kelas lima atau bintang lima." Apa salahnya masuk ke hotel melati dan ada orang yang berkata, "Tidak apa-apa ke neraka, di sana juga banyak orang, bisa bersama-sama" seperti sebuah komunitas, sebetulnya tidak ! Saya terkesan dengan pendapat seorang penulis Kristen yang bernama C.S.Lewis yang berkata, "Neraka adalah tempat berkumpulnya orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri." Jadi neraka adalah tempat dimana keegoisan itu berada pada puncaknya, orang tidak lagi mempedulikan orang lain. Jadi dengan kata lain, kalau orang beranggapan bahwa "Di neraka tidak apa-apa, kita berkumpul sama-sama," tidak ! Justru di dalam neraka, tidak ada lagi yang namanya perkumpulan atau persekutuan dan di dalam neraka yang ada adalah orang-orang yang hidup di dalam puncak keegoisannya. Saya ingin tambahkan konsep yang kedua, Pak Gunawan, neraka adalah tempat berkumpulnya dosa pada puncaknya, karena kita ini hidup di dalam dunia yang sekarang ini. Kita sadar bahwa kita harus berhadapan dengan dosa manusia, orang yang bisa menjahati sesamanya, merugikan sesamanya bahkan ada yang mengambil nyawa sesamanya. Jadi kita ini sudah melihat percikan-percikan dosa, di nerakalah kita hidup bersama dengan dosa pada puncaknya, jadi semua yang terburuk dari perbuatan dosa itu nanti berkumpul dan merajalela di neraka, dan itulah neraka. Jadi surga adalah tempat di mana kita hidup dengan Tuhan yaitu sumber dan puncak kebaikan, sumber dan puncak kekudusan yang juga adalah kasih sayang yang tak berkesudahan, yang kekal, yang tak terbatas. Kalau itu adalah surga dan nanti kita akan menikmati semua itu, dikelilingi oleh semua itu, berarti neraka adalah kebalikannya, Pak Gunawan. Kalau sekarang saja kita sudah tidak tahan dengan dosa yang di sekeliling kita, yang bisa jahat dan sebagainya, maka neraka juga seperti itu semua, namun bedanya adalah semua itu dalam kadar yang paling besar. Kita membicarakan keberadaan manusia di dalam neraka dan juga apa yang Tuhan akan lakukan untuk menghukum kita, memang kita belum tahu dengan jelas yang sebanarnya, tapi digambarkan dalam Alkitab adalah dengan adanya api yang membakar, memang belum tentu secara harafiah itulah yang akan dialami, sebab api yang membakar adalah sebuah konsep penghukuman dan itulah nanti yang akan diberikan kepada manusia. Tapi kita tadi melihat secara sepintas, siapa yang akan menjadi penghuni neraka, seperti itulah. Waktu kita berkata, "Saya selamat, Tuhan telah menyelamatkan saya," itu artinya kita tidak lagi harus masuk ke dalam tempat seperti kejahatan dan dosa pada puncaknya, tempat manusia paling egois.
GS : Rancunya atau kacaunya pengertian "Selamat" yang tadi kalau Pak Paul kaitkan dengan keadaan neraka, orang juga mulai pudar tentang konsep antara neraka dan surga, Pak Paul. Orang tidak lagi mempedulikan adanya surga dan neraka, sehingga orang tidak terlalu jelas tentang apa itu keselamatan ?
PG : Betul sekali, Pak Gunawan. Akhirnya bukan saja orang tidak mempunyai konsep yang jelas tentang neraka tapi orang pun tidak mempunyai konsep yang jelas tentang surga. Saya percaya ini merupkan upaya dari iblis, bagaimanakah caranya si iblis membuat kita jauh dari Tuhan.
Dengan cara tidak menganggap serius apa yang Tuhan katakan, bahwa Tuhan sudah berkata kalau kita menerima Yesus, percaya padaNya maka kita tidak akan menerima kutuk yang kekal. Tapi kalau tidak, kita akan menerima kebinasaan. Iblis akan selalu meyakinkan kita bahwa, "Kamu tidak perlu memikirkan neraka, itu masih lama, mungkin benar dan mungkin juga tidak," dengan kata lain iblis akan membuat kita kabur dengan "Apa yang nanti akan terjadi waktu kita meninggal" mungkin iblis akan lebih rasional meyakinkan kita dan berkata, "Fokuskanlah pada yang sekarang, jangan memikirkan yang nanti-nanti." Akhirnya kita tidak memikirkan baik neraka maupun surga. "Selamat" bukan berarti kita masuk ke dalam neraka tapi kita akan menerima janji yang pasti dari Tuhan Yesus yaitu hidup kekal bersamaNya di surga. Kita tahu bahwa setelah kematian, kita akan dibangkitkan dan diangkatNya untuk hidup bersamaNya, itu sebabnya waktu Tuhan Yesus hidup di dunia tidak menggunakan istilah, bahwa orang ini mati tapi berkata, "Orang ini tertidur," Lazarus tidur dan benar Dia bangunkan atau Dia bangkitkan. Dan inilah yang kita semua akan alami bagi yang percaya kepada Kristus, bahwa kita akan dibangkitkan dan kita tidak akan tidur selama-lamanya dan kita akan hidup bersamaNya di surga, sebab kita sekarang pun sudah hidup dengan Dia selama di dunia ini, nanti kita akan melewati transisi kematian dan kita akan hidup selamanya di surga. Tadi saya sudah tekankan, surga adalah tempat di mana Allah berada dan Allah adalah sumber, puncak kehidupan, kebaikan, kasih sayang, kekudusan, itulah nanti yang akan menjadi bagian hidup kita. Kita tidak bisa menjelaskan surga dengan mendetail, karena kita belum berada di sana sekarang dan Alkitab memang menggunakan bahasa alegoris atau perumpamaan, jalan dari surga di buat dari emas dan sebagainya, itu bukan sebagai harafiah yang akan terjadi, tapi maksudnya sebuah kehidupan yang begitu berbeda dan begitu mulia sehingga tidak bisa digambarkan lagi secara bahasa manusia.
GS : Jadi pengertian "Selamat" berarti selamat dari hukuman kekal di neraka dan juga menerima janji Tuhan Yesus bahwa kita akan menerima hidup kekal di surga, apakah ada pengertian lain tentang selamat, Pak Paul ?
PG : Satu lagi yang juga penting yaitu kadang-kadang kita juga mulai melupakan "Selamat" berarti kita tidak lagi menjadi objek kemarahan Tuhan, sebaliknya kita menjadi objek kasih Tuhan. Pada wktu kita berdosa sesungguhnya kita memposisikan diri berseberangan dengan Tuhan, yakni dalam posisi melawan Tuhan, Tuhan tidak menginginkannya sebab waktu Tuhan menciptakan kita, tujuanNya satu yaitu Dia ingin melimpahkan kasih sayangNya kepada ciptaanNya.
Sama seperti kita sebagai orang tua, waktu melihat anak kita lahir, hanya ada satu hal yang terpikir dalam benak kita yaitu kita mau melimpahkan kasih sayang kita kepadaNya, waktu anak kita lahir kita tidak berpikir, "Nanti dia jadi apa, sekolah di mana, nanti penghasilannya berapa, badannya seberapa tinggi, otaknya seberapa cerdas," tidak ! Yang kita pikirkan adalah bagaimana nanti kita melimpahkan kasih sayang kepada dia. Demikian juga dengan Tuhan, Tuhan ingin melimpahkan kasih sayangNya kepada kita, sayangnya kita menolak, kita berdosa, kita melawan kehendakNya, pada saat itulah kita malah berseberangan dengan Tuhan, melawan Tuhan. Siapa yang melawan Tuhan menjadi musuh Tuhan dan akan menerima kemarahanNya, Dia adalah penguasa dan empunya alam semesta dan segala isinya. Jadi tidak benar kalau kita melawanNya, itu sebabnya tatkala kita melawanNya kita menjadi musuh Allah. Tatkala kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menjadi teman dan musuh Allah. Jadi "Selamat" di sini berarti selamat dari kemarahan Tuhan dan tidak ada orang yang tahan hidup dalam kemarahan Tuhan dan sebetulnya kita jangan mau menjadi objek kemarahan Tuhan sebab Tuhan mampu marah dengan sangat-sangat berat dan keras, maka kita jangan sekali-kali mencobai Tuhan, membuat Tuhan marah, jangan berseberangan dengan Dia. Waktu kita berkata, "Saya selamat, saya tidak lagi menjadi sasaran kemarahan Tuhan, sebaliknya saya menjadi sasaran cinta kasih Tuhan."
GS : Tapi ada juga orang yang memberikan pemahaman yang keliru yaitu kalau semua hidupnya dalam kondisi lancar, baik, diberkati, dia mengatakan, "Saya ini sahabat Tuhan buktinya Tuhan mencukupkan segala kebutuhan saya dan Dia tidak pernah membuat saya susah dan seterusnya," tapi apakah itu cukup untuk memahami bahwa dia memang sudah selamat, Pak Paul ?
PG : Ada satu ayat di Amsal, ayat ini kira-kira berbunyi seperti ini, "Bahwa orang yang kaya sebetulnya akan dipakai Tuhan, dalam pengertian kekayaannya itu nanti akan digunakan oleh Tuhan untu menolong orang yang benar."
Jadi sewaktu dia mengumpulkan kekayaan dan berhasil, dia mungkin sekali berpikir-pikir, "Saya ini diberkati Tuhan," belum tentu ! Tuhan membiarkan dia mengumpulkan kekayaannya, supaya nanti harta kekayaannya atau apa yang telah diraihnya itu akan dipakai justru untuk pekerjaan Tuhan, justru untuk anak-anak Tuhan yang lainnya. Ini sesuatu yang rumit, kompleks, bagaimana Tuhan mengatur dunia ini karena memang sangat beragam, manusia banyak rencana, tapi sebetulnya inilah yang dapat kita katakan secara pasti, Pak Gunawan, ada orang yang sepertinya sudah pasti berhasil dan berhasil bukan karena Tuhan memberkati tapi karena Tuhan membiarkan supaya apa yang dicapainya, nanti bisa digunakan untuk memberkati yang lain, anak-anak Tuhan yang lain dan juga pekerja Tuhan.
GS : Apakah ada konsep yang lain yang perlu kita pahami tentang "Selamat" ini, Pak Paul ?
PG : Yang berikutnya ini yang juga sangat penting dan sentral yaitu "Selamat" berarti menerima karya penyelamatan Kristus. Tuhan menciptakan kita dalam kesempurnaan, namun Ia tidak menciptakan ita seperti robot namun memberikan kita kemampuan dan kebebasan untuk memilihnya sebab inilah dasar kasih, tanpa kebebasan tidak ada kasih yang murni, Tuhan menghendaki kita mengasihiNya dari lubuk hati terdalam yakni dalam kebebasan, sayangnya kita memilih untuk mengikuti diri sendiri bukan Tuhan.
Sewaktu kita tidak memilih Tuhan sesungguhnya kita telah memilih kematian sebab hidup hanya ada di dalam Tuhan, di luar Tuhan hanya ada kematian, namun Tuhan tidak menginginkan kita mati, itu sebabnya Dia merancang rencana untuk menggantikan kita yakni mati bagi kita, namun karena Dia adalah Tuhan, Ia tidak akan bisa mati, Ia hanya bisa mati bila Ia menjadi manusia, itu sebabnya Dia lebih memilih masuk ke dalam sejarah hidup manusia, hidup sebagai manusia dan akhirnya mati di kayu salib menggantikan kita. "Selamat" berarti percaya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia dan menerima karya pengorbananNya di kayu salib sehingga kita dengan pasti bisa berkata, "Saya telah memiliki hidup yang kekal, hidup saya telah ditebus oleh Tuhan, artinya kita telah dibeli kembali, diambil kembali, tadinya kita adalah milik dari si jahat iblis karena kita mengikuti kehendaknya, tidak mengikuti kehendak Tuhan, sehingga kita dikuasai dan di bawah cengkeramannya, sekarang tidak lagi. Kita telah menjadi milik Tuhan Yesus, kita di bawah tanganNya dan kasih sayangNya. Inilah artinya "Selamat", kita sekarang tidak lagi di bawah cengkeraman si iblis, kita sekarang berada di bawah pelukan Tuhan Yesus dan sudah menerima karya pengorbananNya di kayu salib.
GS : Di satu sisi memang kita perlu bersyukur tentang kehendak bebas yang Tuhan berikan kepada kita, yaitu membedakan dengan robot dan sebagainya, tapi justru di situlah masalahnya, justru didalam keberdosaan, kita memilih sesuatu yang menyakitkan hati Tuhan dan membuat kita tidak selamat.
PG : Selama kita di dunia, kita harus terus-menerus melawan sifat dasar kita. Tidak ada orang yang berkata, "Saya hidup mengalir saja, kalau hati mendorong kita berbuat dosa juga tidak apa-apa, tidak ! Dan kita tidak bisa berkata bahwa "Tuhan tidak memberikan saya kekuatan untuk melawan godaan, kenapa saya jatuh lagi, berarti Tuhan yang salah, Tuhan tidak cukup kuat untuk melindungi saya," tidak ! Kita mesti terus-menerus mengeluarkan tenaga berkelahi.
Jadi tidak bisa kita berdiam diri, dan berharap bahwa kita akan lepas dari sifat dasar kita yang dicemari oleh dosa, namun setiap hari menjadi hari pergumulan, setiap hari menjadi hari untuk memilih yang benar, setiap hari menjadi hari bertobat melepaskan diri dari yang salah dan memilih Tuhan kembali sehingga itulah perjalanan seorang Kristen yang tidak akan berkesudahan sampai kita nanti menutup mata.
GS : Jadi sebenarnya apa yang bisa meyakinkan kita bahwa kita telah beroleh keselamatan, Pak Paul ?
PG : Memang ada orang yang menggunakan tanda-tanda tertentu bahwa saya tahu saya telah diselamatkan oleh Tuhan, sebab saya merasa telah menerima karunia-karunia Roh Kudus tertentu, maka saya tau dengan pasti bahwa saya telah diselamatkan.
Atau waktu saya menerima Tuhan Yesus, saya menangis, saya menyesal sehingga saya tahu pasti bahwa saya telah diselamatkan. Adalagi orang yang berkata, "Saya tahu, saya telah diselamatkan karena hati saya penuh dengan damai sejahtera waktu saya percaya pada Tuhan Yesus," tidak ! Sebetulnya tanda-tanda itu bukanlah tanda yang wajib harus ada, sebagai pertanda bahwa kita ini harus menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, yang diminta hanyalah suatu sikap, suatu komitmen, suatu kesediaan untuk berkata kepada Dia, "Tuhan Yesus, saya orang berdosa dan saya tidak mungkin memasuki sorga dengan kekuatan, dengan kemampuan saya sebab saya orang berdosa yang mempunyai kelemahan, saya butuh Engkau, saya perlu Engkau, datanglah, masuklah ke dalam hidup saya, perintahlah saya Tuhan dan ampunilah semua dosa-dosa saya." Firman Tuhan berkata kalau kita mengaku dengan lidah kita bahwa Yesus adalah Tuhan, kita percaya dengan hati kita sepenuhnya, maka kita akan memperoleh keselamatan itu, maka tidak harus ada tanda-tanda suatu tindakan, suatu sikap, suatu komitmen, suatu keputusan yang mengaku Yesus sebagai Juruselamat dan benar-benar suatu pengabdian untuk hidup sesuai kehendakNya, itulah sebagai tanda yang jelas kalau kita telah diselamatkan.
GS : Jadi sebenarnya keselamatan ini datang dari Tuhan dan kita hanya menyambutnya begitu saja, Pak Paul ?
PG : Betul sekali, Pak Gunawan. Jadi benar-benar ini adalah sebuah tawaran anugerah, sebuah hadiah, sebuah pemberian. Sebab tidak mungkin kita bisa memperolehnya dengan kekuatan kita sendiri. Sberapa banyak orang berkata, "Besok saya tidak lagi melakukan ini, besok saya tidak melakukan itu.
Tapi besoknya mengulanginya lagi." Jadi memang kita manusia telah tercemar oleh dosa, kecenderungan kita adalah kembali lagi ke dalam lumpur dosa, maka benar-benar tidak bisa mengandalkan kekuatan kita, mesti ada tangan dari atas yang mengangkat kita keluar, menarik kita keluar dari lumpur dosa itu, yaitu dengan kekuatan Tuhan serta kasih dan kemurahan Tuhan barulah kita bisa diangkat keluar dari lumpur dosa. Sekali lagi saya mau ingatkan, ini tidak berarti bahwa, "Tuhan Yesus saya percaya padaMu, saya mau mengikut Engkau, saya mau menjauhkan diri dari dosa dan mau hidup memuliakan Tuhan," maka semua akan beres, tiba-tiba jalan akan lancar, lurus semuanya, tidak ! Kita akan mengalami pergolakan, pergumulan, gejolak, pencobaan akan selalu ada tapi kita akan kembali kepadaNya, memohon kekuatanNya, kalau kita harus jatuh, kita harus kembali lagi dan berkata, "Tuhan ini saya, saya mengakui dosa saya tapi saya mengetahui satu hal yaitu Tuhan sudah mati buat saya, Tuhan sudah mengampuni saya, saya akan berusaha lagi, tolong kuatkan saya," dan selalu kembali dan kembali kepada Firman Tuhan. Itu adalah daging yang akan memberikan kekokohan dalam hidup kita dalam melawan dosa. Saya perhatikan ada orang-orang yang sudah bertobat tapi paling susah baca Alkitab, maunya datang, mendengarkan, mengalami perasaan-perasaan tertentu dan hanya itu saja, maunya hanya itu, tapi tidak mau benar-benar menancapkan akar pada Firman Tuhan, menuntut diri harus kenal Tuhan. Itu kelemahannya, akhirnya selalu diombang-ambingkan oleh dosa karena tidak punya daging, tidak punya kekuatan. Firman Tuhanlah yang menjadi tulang dan daging yang akan menumbuhkan kita, makin hari makin serupa dengan Kristus.
GS : Mengingat pentingnya konsep tentang keselamatan ini, Pak Paul, kita sebagai orang tua perlu menanamkan konsep yang benar tentang keselamatan ini kepada anak-anak kita sedini mungkin. Kita banyak membahas tentang hal yang lain-lain, tapi saya merasa orang tua dan bahkan saya sendiri kurang berbicara tentang keselamatan ini kepada anak-anak kita.
PG : Kita memang mesti mengajak anak sejak kecil secara berkala untuk duduk bersama, berdoa bersama, membaca Firman Tuhan dan kita sebagai orang tua menjelaskan apa arti Firman Tuhan itu. Janga kita beranggapan, "Saya bukanlah orang yang terlatih, terdidik dalam Alkitab sehingga tidak bisa mengajarkan," bisa ! Tuhan itu selalu mempunyai pelajaran, pesan-pesan untuk kita dan itulah yang kita bagikan kepada anak-anak kita.
Dan terus kita tekankan bahwa kita bisa berhubungan langsung dengan Tuhan, bisa memanggilnya Bapa, bisa menerima kasih sayang Tuhan, bisa terus dipimpin olehNya karena satu hal yaitu Tuhan telah menyelamatkan kita, Tuhan mati di kayu salib, mengucurkan darahNya supaya dosa kita tertebus, diampuni dan kita menjadi milikNya, anak-anakNya dan itulah yang secara berkala kita komunikasikan kepada anak-anak kita.
GS : Karena keselamatan yang kita peroleh dan kita yakini keselamatan itu, tentu bukan untuk diri kita tapi juga untuk keluarga kita. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan "Kamu dan segenap keluargamu akan diselamatkan," dan ini menyangkut bagaimana kita perlu membicarakan keselamatan ini terhadap orang-orang di sekeliling kita melalui pola kehidupan kita sebagai orang-orang yang sudah beroleh keselamatan.
PG : Tepat sekali, Pak Gunawan. Jadi terpenting adalah apalagi dalam keluarga, terpenting adalah kehidupan kita. Waktu kita melihat kehidupan kita berubah, yang tadinya cepat marah, yang tadiny itu seperti kebun binatang, yang tadinya luar biasa pelit sekali dengan uang, pelit sekali dengan tenaga dan waktunya, sekarang berubah menjadi murah hati, mulutnya jadi bersih, menjaga diri supaya tidak marah.
Waktu orang melihat perubahan itu, apalagi terus melihat kasih sayang yang memancar dari dalam hati kita, orang akan melihat bahwa kita telah berubah dan orang akan bertanya, "Kenapa bisa berubah ?" dan waktu orang melihat kita berubah dan kita telah menerima Kristus dalam hidup kita, kita mau hidup sesuai dengan kehendakNya dan dikuasai olehNya. Maka orang akan berkata, "Benar ya, Tuhan hidup dalam kehidupanmu, saya juga mau seperti kamu, memiliki kehidupan yang seperti itu." Itu sebenarnya adalah Berita Injil yang paling ampuh yang bisa kita bagikan pada orang di sekitar kita.
GS : Tapi sekali pun Tuhan menghendaki orang di sekitar kita diselamatkan, nyatanya ada saja orang yang tidak beroleh keselamatan, Pak Paul.
PG : Sebab tidak semua orang akan bersedia menerimanya, jadi akan ada orang yang menolaknya.
GS : Pak Paul, sebelum kita mengakhiri perbincangan ini, mungkin Pak Paul ingin menyampaikan kesimpulan dan Firman Tuhan ?
PG : Manusia diijinkan hidup hanya sekali, oleh sebab itu kita hanya berkesempatan menerima kesempatan sekali saja. Jadi jangan lewatkan kesempatan itu, jadi selama masih hidup terimalah keselaatan dari Tuhan.
Firman Tuhan berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal," Yohanes 3:16.
GS : Ayat ini memang seringkali dibacakan dan seringkali kita hafal tapi kini tiba saatnya untuk memahami konsep yang benar tentang konsep keselamatan itu sendiri. Pak Paul, banyak terima kasih untuk perbincangan ini. Para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Apa Artinya Selamat." Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org . Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.