KERIKIL DALAM MENGASIHI ISTRI

KERIKIL DALAM MENGASIHI ISTRI
Sebagaimana kita ketahui Tuhan mengharuskan suami untuk mengasihi istri. Lewat perintah ini dapat ditafsirkan bahwa kasih merupakan kebutuhan perempuan yang hakiki dan bahwa mengasihi istri merupakan titik lemah pria. Apa pun alasan yang melatar belakangi pemberian perintah ini, yang pasti adalah Tuhan telah memberi perintah dan kita harus menaati-Nya. Masalahnya adalah tidaklah selalu mudah untuk mengasihi istri dan berikut akan dibahas beberapa penyebabnya.
- Mengasihi melibatkan perasaan dan sebagaimana kita tahu, perasaan tidak selalu stabil dan sama. Itu sebabnya adakalanya kita mengalami kesukaran untuk mengasihi sebab perasaan kasih tidak selalu hadir dalam hati kita dengan intensitas yang sama kuatnya hari lepas hari. Walaupun mengasihi mengandung unsur perasaan, namun kita tidak boleh mendasarinya atas perasaan.
Coba lihat resep Firman Tuhan akan mengasihi yang terurai dengan begitu indahnya di 1 Korintus 13:4-7. Nah, sewaktu kita melihat penjabaran ini, dengan cepat kita dapat menyimpulkan bahwa kasih jauh melampaui ranah perasaan sebab bukankah sabar, murah hati, tidak cemburu dan lainnya merupakan sebuah sikap—sesuatu yang harus dipilih dan ditindaklanjuti. Jadi, daripada berkutat pada mengasihi, fokuskanlah pada menjadi sabar, menjadi murah hati dan sebagainya. Sebab, semua ini adalah sikap dan tindakan yang menciptakan kasih sekaligus menjadi buah nyata kasih itu. - Kerikil kedua dalam mengasihi istri adalah kebergantungan kita pada perbuatan. Sering kali kita menjadikan kasih sebagai reaksi atau imbalan terhadap apa yang istri perbuat bagi kita. Kita mengharapkan istri untuk melakukan hal-hal tertentu dan sewaktu ia melakukannya, hati menjadi senang dan kita pun berlaku baik kepadanya. Kita memanggil respons ini, kasih.
Firman Tuhan di Roma 3:23-24 menjelaskan bahwa kasih karunia Allah diberikan kepada kita—orang yang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Dengan kata lain, sewaktu kita datang kepada Kristus, sesungguhnya tidak ada satu pun hal baik yang dapat kita bawa kepada-Nya sebagai persembahan. Kita semua orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Namun kasih karunia Allah diberikan kepada kita.
Dari sini dapat kita lihat bahwa kasih diberikan tanpa melihat perbuatan. Itu sebabnya kita pun tidak boleh membiarkan perbuatan istri mendikte kasih kita kepadanya. Tetaplah fokus pada mengasihinya—bersikap sabar, murah hati, tidak mencari keuntungan sendiri dan sebagainya—terlepas dari perbuatannya. Oleh karena Tuhan mengasihi kita maka akhirnya kita pun belajar mengasihi Tuhan. Berdoalah agar istri kembali mengasihi kita dan melakukan perbuatan yang menyenangkan hati kita setelah—bukan sebelum— kita mengasihinya. - Terakhir kerikil lain dalam mengasihi istri adalah kita terlalu mudah berputar haluan. Sebagai laki-laki, kita memang mudah tertarik kepada wanita lain yang lebih menarik atau sama menariknya dengan istri sendiri. Nah, pada waktu kita memberi perhatian kepada wanita lain, tidak bisa tidak, kasih kita kepada istri pastilah berkurang dan akhirnya lenyap.
Pada dasarnya kita para pria memang mudah tergugah oleh petualangan—melakukan sesuatu yang baru dan mendasarkan kesenangan pada hal yang baru. Kebanyakan kita para laki-laki mudah bosan, mudah terpikat oleh kecantikan dan mudah terangsang oleh penampilan sensual. Alhasil kita rawan menoleh pada wanita lain dan akhirnya cepat meninggalkan kasih semula.
Mulai dari masa Musa sampai pada masa para nabi, bani Israel selalu jatuh pada kesalahan yang sama yaitu meninggalkan Tuhan dan menyembah ilah lain, sebagaimana disarikan pada Yeremia 2:32, "Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya". Mengapakah mereka begitu cepat dan begitu sering meninggalkan Tuhan Allah? Alasannya sederhana, sebab mereka tertarik pada ilah lain yang disembah bangsa-bangsa lain. Mereka berpikir bahwa ilah lain lebih dapat memberi mereka berkat dan perlindungan, serta lebih dapat memberi mereka kebebasan dan kebahagiaan. Begitu juga dengan kita, terutama para laki-laki. Kita pun lebih cepat menoleh kepada wanita lain karena kita beranggapan bahwa wanita lain lebih cantik daripada istri sendiri, lebih dapat memberi kita berkat dan kebahagiaan. Itu sebabnya kita harus mawas diri. Kita harus menolak godaan untuk menghampiri dan membuat relasi intim dengan wanita lain. Kita mesti menggali relasi dengan istri sendiri, sehingga dari relasi inilah keluar mata air berkat dan kepuasan.
Ringkasan T299B
Oleh: Pdt.Dr.Paul Gunadi
Simak judul-judul "Suami Istri" lainnya di www.telaga.org
Saya, Ibu MMA di Sidoarjo mohon informasi dari Bapak atas permasalahan saya yang memunyai putri saat ini berusia 16 tahun, dimana pada 3 bulan yang lalu putri saya mengungkapkan pada saya, bahwa dia sejak beberapa bulan terakhir sering mengalami gangguan perasaan dengan tiba-tiba memunyai perasaan ingin marah atau tertawa yang tidak terkendali dan ternyata dia pernah ‘browsing’ di internet. Menurut putri saya, dia termasuk orang yang tergolong transgender tetapi saya menganggap, bahwa informasi yang dia terima hanya informasi yang berlebihan karena kebetulan saya pribadi pada saat seumur dia memang tidak bisa tampil feminin, namun saya merasa pada usia tertentu semua akan berubah secara alamiah, apakah anggapan saya ini salah, pak?
Yang ingin saya tanyakan, apakah transgender itu memang sudah dirasakan pada saat usia masih kecil? Memang selama ini anak saya lebih senang berpenampilan seperti anak laki-laki dan setelah saya mengingat-ingat kembali masa lalunya, dia adalah tipe anak yang tertutup dan kurang suka bergaul (pada waktu TK dalam rapor sering disebut suka murung), namun setelah SMP dia cukup mau bergaul, walaupun sempat tidak saling menyapa dengan bekas teman dekatnya dengan alasan yang kurang jelas. Setelah masuk SMA (di sekolah yang berbeda) tahun yang lalu, dia cenderung tidak mau bergaul lagi, memang setelah dia mengutarakan pada saya tentang permasalahan gangguan perasaan yang dialaminya dan saya berusaha meyakinkan bahwa saya akan menerima apa yang terbaik untuk dia, tekanan tersebut agak berkurang, namun sampai saat ini saya belum tahu langkah apa yang harus saya ambil dan bagaimana seharusnya saya memerlakukannya serta kemungkinan-kemungkinan hal yang tidak baik yang akan dialami di masa mendatang.
Selama ini saya sering mengikuti acara TELAGA yang Bapak bawakan di Radio Star FM, namun saya kurang tahu apakah masalah transgender pernah dibahas dalam acara tersebut. Kalau pernah, mohon informasi apakah saya bisa mendapatkan CD dan judul bahasannya apa? Saya sangat berterima kasih, apabila Bapak berkenan membalas pertanyaan saya. Sekian dan terima kasih, Tuhan memberkati.
Hormat saya, Ibu MMAIstilah transgender merujuk kepada pribadi yang merasa bahwa ia berada di dalam tubuh yang keliru. Jadi, jika ia bertubuh wanita, ia merasa bahwa di dalamnya sesungguhnya ia seorang pria dan begitu pula kebalikannya. Ada dua kemungkinan penjelasan yang dapat saya berikan kepada Ibu tentang putri Ibu. Pertama, ia adalah seorang transgender, sebagaimana dikatakannya. Kedua, ia adalah seorang remaja yang tengah mengalami kebingungan peran dan identitas seksual. Cukup banyak remaja memertanyakan apakah mereka seorang heteroseksual ataukah homoseksual berhubung pada masa remaja kadang muncul ketertarikan terhadap teman sejenis. Bila putri Ibu masuk dalam kemungkinan kedua, maka setelah lewat masa remaja, ia akan kembali menerima identitasnya sebagai seorang wanita. Masalahnya akan menjadi rumit bila memang ia adalah seorang transgender. Saya menyarankan agar Ibu menghubungi Ibu Esther Tjahja, seorang konselor di Malang agar putri Ibu dapat dievaluasi dengan lebih saksama.
Demikian tanggapan yang dapat saya berikan.
Ibadah Padang Persekutuan Keluarga Muda GKJW Sidoarjo diikuti oleh kurang lebih 30 pasangan suami istri muda (pasutri muda) dan belasan anak-anak. Sebagian kecil ada yang hadir tidak dengan pasangan karena pasangannya sedang berhalangan (bertugas atau melayani di tempat lain). Ada sebagian pemuda yang masih melajang juga hadir untuk membantu pelayanan Sekolah Minggu.
Hari/tanggal | : | Minggu, 16 Februari 2025 |
Mulai pukul | : | 09.00 WIB |
Tempat | : | Blessing Hills Family Resort & Hotel, Trawas, Jawa Timur |
Adapun tujuan dari Tema yang dipilih adalah:
- Pasutri ini di"recharge" lagi dan diingatkan kembali tentang cinta kasih saat mereka berdua sebelum dan sampai mereka berkomitmen serta memutuskan untuk menikah.
- Banyak sekali pasutri mungkin bergumul tentang masih belum dikaruniai momongan, sibuk dengan pekerjaan, sibuk momong anak, sibuk pelayanan dan mungkin sibuk dengan pergumulan-pergumulan kehidupan rumah tangga lainnya. Apakah selama pernikahan yang sudah dijalani dalam beberapa tahun ini kita hanya menjalankan peran sebagai suami istri atau orang tua saja? Sehingga terkadang kita lupa bahwa pasutri ini memerlukan waktu untuk berdiam dan ngobrol tentang "kita berdua" atau ngobrol untuk duduk berdua sekadar menanyakan kabar antar suami dan istri, serta membangun persekutuan, mezbah doa antar pasangan.
- Menguatkan kembali bahwa tujuan Allah akan arti sebuah pernikahan adalah menyatukan sepasang suami istri dalam ikatan suci serta menghadirkan Tuhan di dalam-Nya, sehingga apa pun bentuk ketidaksempurnaan dalam perjalanan pernikahannya tidak akan goyah. Termasuk misalnya Tuhan masih belum mengaruniakan momongan, ekstremnya apakah pernikahan dikatakan gagal? Atau pembentukan keluarga kerajaan Allah itu tidak terjadi?
- Setelah merasa dikuatkan dan diingatkan bahwa ketika kita dipertemukan dan disatukan dalam pernikahan kudus, kita bersama pasangan kita wajib untuk menjaga kesatuan hati bahkan merawat cinta kasih yang Tuhan berikan antara pasangan kita untuk tetap menyertakan Tuhan dalam aspek pergumulan kita dan membawa kita menjadi individu yang bertanggungjawab dalam menjalankan perannya, baik suami maupun istri.
Arti singkatan G.R.O.W.:
God’s: Menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup keluarga muda, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam hubungan keluarga.
Righteousness: Menumbuhkan kehidupan yang benar, adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.
Our: Mengingatkan keluarga muda bahwa kehidupan keluarga adalah tanggungjawab bersama, bukan hanya individu.
Worship: Memrioritaskan ibadah dan kehidupan rohani dalam keluarga muda, untuk menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan.
Dalam sesi "Our Love Journey", semua peserta diminta untuk menuliskan perjalanan awal bagaimana mereka bertemu, berpasangan/berpacaran sampai mereka menikah. Harapan dari kegiatan ini agar para pasutri bisa diingatkan masa-masa indah yang telah mereka lalui dan nanti dikuatkan melalui Firman sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Sebelum firman Tuhan yang berjudul "Recharge Our Love to Grow" dari Kol. 3:14, "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" pembicara meminta satu atau dua pasutri untuk maju ke depan, membacakan "Our Love Journey" yang sudah mereka tulis bersama.
Pembicara meminta semua pasutri duduk saling berhadapan dan diberi pengantar singkat untuk refleksi berdua serta diberi waktu untuk saling menatap masing-masing pasangannya untuk saling berkata, "thank you, maaf dan I love you", kemudian membicarakan secara singkat apa yang menjadi resolusi dan impian mereka bersama keluarganya dalam setahun ini. Kemudian ditutup dengan doa untuk penguatan kembali serta mendoakan setiap resolusi/impian/harapan para pasutri tersebut.
*) Pembicara adalah salah seorang dosen bidang konseling di STT SAAT Malang.
WELCOME TO TELAGA 27!
Memasuki bulan Februari 2025……….angka 26 sudah berubah menjadi 27………program TEgur sapa gembaLA keluarGA menanjak ke usia yang ke-27
Bulan Februari juga dikenal dengan bulan "kasih sayang"…….mari kita simak beberapa judul yang ada kaitannya dengan kasih sayang:
T 116B Tatkala Cinta LayuT 149B Dicari Wanita yang Sayang Anak
T 174B Kemesraan di Usia Senja
T 236B Mengasihi dan Menuntut
T 244B Jangan Mengabaikan Kasih
T 299B Kerikil dalam Mengasihi Istri
Anak adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada setiap orang tua. Mereka adalah generasi penerus yang akan membawa perubahan dan kemajuan di masa depan. Namun, untuk mencapai potensi terbaiknya, anak-anak membutuhkan perlindungan, bimbingan dan dukungan dari orang-orang terdekat, terutama orang tua. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak, tetapi juga berperan sebagai pembela yang baik bagi hak-hak mereka.
Tugas ini bukanlah hal yang mudah, terlebih dalam konteks zaman saat ini. Pada saat dilakukan dengan tepat, maka anak akan bertumbuh menjadi pribadi yang diharapkan. Namun pada saat dilakukan dengan cara yang tidak tepat, maka anak dapat menjadi pribadi yang manja, egois dan sebagainya. Sebagai contoh, pada saat anak melakukan satu kesalahan, maka sebagai orang tua harus memberikan bimbingan, bahkan disiplin. Namun seringkali dengan pertimbangan hak anak, membela anak dan undang-undang perlindungan anak, maka orang tua kemudian cenderung permisif terhadap kesalahan anak. Bahkan yang lebih fatal, pada saat orang tua dengan gegabah berusaha menghindarkan anak dari tanggung jawab karena permasalahan yang dihadapi bersama temannya dan cenderung membela anak dalam permasalahan yang dihadapi. Kemudian yang dilakukan orang tua menyalahkan anak yang lain, sebagaimana yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.
Dalam bagian inilah hikmat sangat dibutuhkan dalam pendampingan dan menjalankan peran orang tua sebagai pembela hak anak yang baik. Hikmat akan menolong orang tua untuk mendampingi anak sebagaimana yang Tuhan inginkan. Hikmat akan memampukan orang tua untuk mengerti kapan bahkan disiplin dapat dilakukan untuk membawa anak menjadi pribadi yang lebih baik secara karakter.
Hak Anak dan Peran Orang Tua
Hak anak telah diakui secara internasional melalui Konvensi Hak Anak yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1989. Konvensi ini menegaskan bahwa setiap anak memiliki hak untuk hidup, berkembang, mendapatkan pendidikan, perlindungan dan partisipasi dalam masyarakat. Namun, hak-hak ini tidak akan berarti tanpa peran aktif orang tua dalam menjaganya.
Orang tua adalah garda terdepan dalam memastikan bahwa hak-hak anak terpenuhi. Bukan saja hak-hak anak yang diakui secara internasional, tetapi juga hak anak secara spiritual. Mereka harus memahami bahwa setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman, penuh kasih sayang dan mendukung. Ini termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kesehatan yang baik, serta perlindungan dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Dalam konteks sebagai orang tua Kristen, maka hak anak untuk mendapatkan pendampingan secara rohani, pendidikan moral karakter, bahkan disiplin yang Alkitabiah sangat penting untuk diperhatikan. Beberapa hal di bawah ini dapat menolong orang tua menjalankan perannya sebagai pembela hak anak yang baik, sebagaimana yang Alkitab juga ajarkan. Peran Orang Tua
Membangun Komunikasi yang Terbuka.
Salah satu cara terbaik bagi orang tua untuk membela hak anak adalah dengan membangun komunikasi yang terbuka dan penuh kepercayaan. Anak-anak perlu merasa bahwa mereka dapat berbicara tentang perasaan, pikiran dan masalah mereka tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Dengan mendengarkan secara aktif, orang tua dapat memahami kebutuhan anak dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan hak-hak mereka terpenuhi.
Relasi Abraham dan Ishak anaknya dapat menjadi contoh dalam bagian ini (Kej. 22:7-8). Ishak menyampaikan pertanyaan sebagai bentuk keresahan dalam perjalanannya bersama bapanya. Bersama mereka sudah ada kayu bakar dan api, tetapi mereka tidak membawa ternak untuk dikorbankan. Abraham merespons pertanyaan dan keresahan Ishak dengan sangat baik. Dia tidak marah akan pertanyaan Ishak anaknya, bahkan menaruh kepercayaan kepada Tuhan bahwa Tuhan lah yang akan menyediakan korban bakaran tersebut. Komunikasi yang terbuka akan menolong anak untuk berani dan percaya diri dalam menjalani kehidupannya.
Memberikan Contoh yang Baik
Orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Anak-anak cenderung meniru perilaku dan sikap orang tua. Oleh karena itu, orang tua perlu menunjukkan rasa hormat, kejujuran dan empati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, anak-anak akan belajar untuk menghargai hak mereka sendiri dan hak orang lain.
Alkitab menjelaskan pentingnya bagian ini melalui kisah raja-raja Israel maupun Yehuda. Kisah Salomo yang menunjukkan kasihnya kepada Tuhan dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya menjadi salah satu contoh yang dapat dipelajari (1 Raj. 3:3). Bahkan kisah-kisah yang lain seringkali menunjukkan bagaimana raja yang meneruskan kekuasaan, apakah baik atau jahat, seringkali dikaitkan dengan bapaknya. Memberikan teladan yang baik akan menolong anak menjalani kehidupannya dengan baik.
Mendukung Pendidikan dan Pengembangan Diri
Pendidikan adalah salah satu hak dasar anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Orang tua perlu memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan akses ke pendidikan yang berkualitas, baik formal maupun informal. Selain itu, orang tua juga harus mendukung minat dan bakat anak, memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang dan mengeksplorasi potensi diri. Disamping pendidikan formal, pendidikan moral karakter yang sesuai dengan firman Tuhan juga tidak boleh disepelekan, bahkan harus menjadi penekanan.
Tuhan memerintahkan orang tua untuk mengajarkan tentang kebenaran dalam Hukum Taurat kepada anak-anaknya. Iman mereka harus terus diajarkan dari generasi ke generasi. Orang tua diperintahkan untuk mengajarkannya saat mereka duduk, dalam perjalanan, saat berbaring maupun tidur (Ul. 6:7). Pendidikan moral karakter yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan akan menolong anak untuk dapat memahami dan menerapkan semua pengetahuan yang didapat dalam terang kebenaran firman Tuhan.
Melindungi Anak dari Bahaya
Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi anak dari segala bentuk bahaya, baik fisik maupun emosional. Ini termasuk melindungi mereka dari kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi. Orang tua harus waspada terhadap lingkungan sekitar anak dan mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan keselamatan mereka.
Tuhan Yesus sangat memerhatikan hal ini. Dia mengingatkan murid-murid-Nya dan semua orang yang mendengar pengajaran-Nya, bahwa barangsiapa yang menyesatkan anak-anak harus dihukum (Mat. 18:6). Tuhan Yesus memerhatikan keselamatan anak-anak dan memerintahkan agar murid-murid, orang tua dan setiap orang yang mendengar-Nya memerhatikan hal ini. Anak-anak adalah pribadi yang rentan terhadap bahaya dan kekerasan. Mereka tidak dapat melindungi diri mereka dari bahaya-bahaya tersebut. Itu sebabnya mereka membutuhkan pribadi yang lebih dewasa untuk melindungi mereka, terutama orang tua.
Memberikan Disiplin Yang Tepat
Mengajarkan disiplin kepada anak sejak dari dini akan menolong mereka menjadi pribadi yang berkarakter unggul. Disiplin bukan saja berbicara tentang ketepatan waktu, pekerjaan atau yang lainnya, melainkan alasan dibalik mengapa hal-hal tersebut dilakukan. Disiplin juga berbicara tentang tanggung jawab apabila pelanggaran atau kesalahan yang diperbuat, terutama yang dapat berakibat fatal.
Alkitab mengajarkan bahwa orang tua harus memberikan disiplin kepada anak-anaknya. Dalam relasi dengan umat-Nya, Tuhan digambarkan sebagai Bapa yang akan menghukum anak-anaknya dengan rotan saat umat-Nya melakukan kesalahan (2 Sam. 7:14). Kitab hikmat Salomo juga mengajarkan hal yang serupa, bahkan dengan cara tersebut orang tua akan menyelamatkan nyawa anaknya (Ams. 23:13-14, "Jangan menolak didikan dari anakmu, ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati"). Dalam Perjanjian Baru, penulis Kitab Ibrani juga menekankan betapa pentingnya disiplin bagi anak-anak, untuk menolong mereka menjadi pribadi yang dewasa seperti yang Tuhan harapkan (Ibr. 12:5-11). Orang tua membutuhkan hikmat dari Tuhan pada masa sekarang ini, untuk dapat menerapkan disiplin secara tepat, agar anak-anak dapat bertumbuh sebagaimana yang Tuhan inginkan. Dalam bagian ini orang tua juga berperan sebagai pembela hak anak yang baik di dalam Tuhan.
Kesimpulan
Orang tua memegang peran krusial dalam membela hak-hak anak. Dengan memahami dan memenuhi hak-hak tersebut, orang tua tidak hanya membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil, manusiawi dan takut akan Tuhan. Tugas yang tidak mudah bagi setiap orang tua, namun Tuhan akan senantiasa memimpin dan bekerja. Setiap orang tua membutuhkan hikmat dari Yang Mahakuasa dan dengan hikmat tersebut mereka akan mendampingi anak-anak dengan cara yang tepat, sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Komitmen orang tua untuk menjadi pembela yang baik bagi hak anak akan menolong anak-anak meraih masa depan yang penuh harapan di dalam Tuhan.
*) Salah seorang konselor PKTK Sidoarjo yang berdomisili di Klayatan, Malang
KESAKSIAN IBU FRENY FRADIANI
Awal tahun 2023, saya dan suami memiliki dua pokok doa, yaitu mohon Tuhan memercayakan suatu pelayanan gereja bagi suami saya (beliau seorang pendeta) dan kerinduan kami untuk memiliki tempat tinggal. Kami telah tiga tahun berdomisili di Kota Malang. Waktu itu kondisi suami saya sedang menulis tesis untuk studi M.Th. dan masa cuti pelayanan hampir berakhir, sedangkan saya sudah nyaman bekerja di Malang dan anak kami berusia 1,5 tahun. Kami pikir menetap di Malang saja, bergereja dan melayani disini. Itu membuat kami sempat mencari-cari informasi perumahan bahkan berencana memberanikan diri untuk mengambil KPR. Namun, entah kenapa seperti ada yang mengganjal di hati. Hingga beberapa bulan tidak ada progress mengenai rumah pertama ini.
Suatu pagi, Suami dihubungi oleh seorang Diaken sebuah gereja di Jakarta. Rupanya beliau menghubungi Ketua kampus suami saya untuk mencari calon Youth Pastor. Bapak Ketua pun merekomendasikan suami saya. Kami berdua senang dan juga gentar. Senang karena Tuhan menjawab salah satu doa kami dengan cara-Nya yang tak terpikirkan oleh kami. Senang karena tak terpikir melayani di Jakarta dan di gereja yang cukup besar, artinya ada kesempatan belajar dan melayani Tuhan lebih lagi. Disatu sisi lain juga gentar karena jawaban doanya akan membuat kami menjalani Long Distance Relationship disaat anak masih balita. Namun, Tuhan yang baik meyakinkan kami lewat beberapa hal sampai akhirnya kami memberanikan diri melangkah. Suami saya dikontrak satu tahun sebagai Youth Pastor di Jakarta. Kami berdua sepakat, lihat setahun dulu, kalau kedua belah pihak cocok baru memikirkan untuk saya dan anak jg pindah. Jadi, saya berpikir masih ada waktu sekitar 2 tahun lagi kami di Malang.
Satu tahun berikutnya adalah anugerah Allah. DIA menjagai hubungan kami sebagai suami istri dan orang tua ketika harus terpisah jarak. Bersyukur pula ada orang tua saya yang bersedia tinggal di Malang untuk menemani anak selama saya bekerja. Bersyukur pihak gereja juga pengertian mengizinkan suami saya beberapa kali pulang untuk menjumpai keluarga. Satu tahun yang penuh warna, gejolak emosi juga tak langka. Setahun (2023) yang diakhiri dengan kejutan lain: masa kontrak satu tahun dipotong menjadi tiga bulan, suami saya diutus menjadi Youth Pastor tetap gereja tsb. Itu artinya beliau sudah pasti tinggal di Jakarta untuk waktu yang cukup lama.
Mempertimbangkan banyak hal, khususnya perkembangan anak kami, akhirnya diputuskan di akhir tahun 2024, saya dan anak akan pindah ke Jakarta jg.
Oh, ternyata hal ini yang membuat rencana KPR rumah tertunda ya.... Ternyata Tuhan punya rencana lain untuk pekerjaan-Nya. Tuhan tahu urutan menggenapi rencana-Nya. Yang kami lakukan cukup tunduk, dan ikut kehendak-Nya.
Keputusan pindah sekeluarga ke Jakarta membuat saya tertekan. Banyak hal yang saya kuatirkan, terutama soal tempat tinggal kami, pekerjaan saya, dan sekolah anak. Setiap orang yang mendengar kami akan pindah ke Jakarta mengatakan biaya hidup di Jakarta sangat tinggi, sewa rumah dan sekolah anak sangat mahal, cari kerja sulit, dll. Saya takut tidak bisa memenuhi kebutuhan anak kami. Bersyukur, suami saya terus mengingatkan bahwa Tuhan akan memelihara sama seperti yang telah IA lakukan selama ini.
Saya bergumul sampai akhirnya hati saya benar-benar rela melepas kenyamanan dan melangkah dalam ketidakpastian. Suatu malam sambil mengendarai motor pulang dari kantor, saya bilang kepada Tuhan, "Tuhan Yesus, sungguh tak pantas saya meragukan pemeliharaan-Mu. Sudah berkali-kali Tuhan menolong kami disaat yang tepat. Kami sudah menikmati pemeliharaanMu di Malang, maka kami pun akan menikmati pemeliharaan-Mu di Jakarta juga. Saya mau ikut jalanMu. Tunjukkanlah jalanMu itu."
Beberapa hari kemudian, kami mendapat kabar bahwa gereja menanggung penuh biaya sewa apartemen kami di Jakarta. Jadi, kami hanya perlu mengeluarkan dana lebih untuk pindahan barang dan transportasi saja. Tuhan menyatakan kebaikanNya.
Kemudian saya resign dari pekerjaan, saya mengurus pindah rumah sendirian, dan menjadi full time mommy. Saya berusaha untuk fokus menemani anak beradaptasi di lingkungan baru, juga untuk lepas dari botol susu, toilet training, belajar mandiri sesuai usia, dan sedikit-sedikit belajar mengenal angka dan huruf. Puji Tuhan anak kami seorang extrovert sehingga tampaknya dia enjoy saja dan mudah beradaptasi di lingkungan yang baru ini. Kini sudah tiga bulan berlalu, kami mendapati betapa berharganya waktu ini. Bersyukur kami diberi kesempatan sebagai satu keluarga utuh dalam masa golden age anak. Kami bersukacita melihat tumbuh kembangnya, sampai akhirnya kami sadar dia sudah umur 3.5 tahun, harus mulai mencari info mengenai sekolah TK. Awalnya saya dan suami sepakat memasukkan anak ke SD umur 7 tahun. Tetapi, itu waktu kami di Malang. Berhubung sekarang di kota besar dan perkembangan anak kami cukup pesat, ceritanya berubah.
Masalahnya, di Jakarta, sekolah (swasta) mahal itu bukanlah mitos. Memang iya, biayanya jauh lebih tinggi dari kemampuan kami. Mengingat Tuhan selalu campur tangan, yang bisa kami lakukan hanyalah melangkah. Kami mencari informasi preschool dan TK melalui internet, media sosial, dan pameran pendidikan. Ketika ada sekolah yang menawarkan untuk Trial Class, kami gentar karena list biayanya sudah jelas diluar kemampuan kami. Namun, sekolah tersebut memiliki value yang kami rindukan... Sungguh ingin anak bisa dididik disana. Saya sadar, keberanian melangkah ini pun dari Tuhan. Saya bilang, "Nak, seperti Abraham ya. Melangkah dulu, nanti Tuhan sediakan." Akhirnya anak kami mengikuti Trial Class Preschool. Lalu dengan cara-Nya, kami mendapat dukungan untuk biaya sekolahnya. Tuhan sungguh menyediakan.
Bersamaan dengan itu, dua tawaran pekerjaan datang untuk saya. Keduanya dari kenalan waktu bekerja di Malang. Dari cerita mereka, ada satu kalimat yang sama, yaitu "(waktu ada lowongan ini), Your name came up first." Saya menangis. Saya langsung teringat soal tiga kekuatiran mengenai rumah, sekolah anak dan pekerjaan. Ternyata semua itu bisa diatasi-Nya dengan mudah. Jika bukan Tuhan yang melakukannya, semua itu mustahil. Tuhan sungguh baik dan penuh belas kasihan kepada kami.
Amsal 16:7-9 (TB) Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.
Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.
POKOK DOA (Februari 2025)
Dua bulan telah kita lewati di tahun 2025. Hari-hari ini kita masih mengalami cuaca yang tidak menentu, hujan yang cukup lebat, angin kencang bahkan di beberapa daerah terjadi banjir, longsor dan lain-lain. Kita tetap mengucap syukur karena perlindungan dan pimpinan TUHAN nyata serta tepat pada waktu-Nya. Berikut ini beberapa doa syukur dan doa permohonan yang telah dikumpulkan :
- Bersyukur pada bulan ini, program radio TEgur sapa gembaLA keluarGA (TELAGA) telah memasuki tahun yang ke-27.
- Bersyukur pada hari Sabtu, 8 Februari 2025, TELAGA telah membuka ‘booth’ di Ruang Reformasi STT SAAT sehubungan dengan acara Konferensi Pemuridan Keluarga dengan tema "Reconnecting: Overcoming Family Disconnection", telah terjual buku, booklet dan ada juga beberapa CD yang diambil secara cuma-cuma oleh beberapa orang peserta.
- Bersyukur acara Ibadah Padang Keluarga Muda yang diadakan oleh GKJW Sidoarjo, pada hari Minggu, tanggal 16 Februari 2025 di Blessing Hills, Trawas telah terlaksana dengan pembicara Ev. Hendra Lim, M.Th., salah seorang dosen bidang konseling dari STT SAAT Malang, yang liputannya ada di BTK edisi ke-66/Februari 2025 ini. Bersyukur juga untuk donasi yang diterima dari Persekutuan Keluarga Muda GKJW Sidoarjo sejumlah Rp 500.000,-.
- Bersyukur dalam bulan ini telah dikirim rekaman lanjutan (T601 dan T602) ke Radio Immanuel FM di Solo dan (T538 s.d. T547) ke Radio Bahana Sangkakala FM di Jayapura.
- Doakan untuk Radio Swaranusa Anugerah AM di Jayapura, menurut informasi dari Sdri. Atha hanya memutar lagu-lagu saja karena belum ada program.
- Bersyukur pemasangan antena di Radio Suara Sion Perdana (RASSINDA) Karanganyar, Solo pada akhir bulan Februari 2025 ini diperkirakan selesai. Biarlah kualitas siaran bisa meningkatkan jangkauan bagi jiwa-jiwa yang memerlukan.
- Doakan untuk Bp. Paul Gunadi, ditengah kesibukannya agar dalam bulan Maret 2025 bisa menambah rekaman.
- Kita doakan untuk para Kepala Daerah yang baru saja selesai mengikuti Retret yang diadakan selama 1 minggu, mulai tgl.21 s.d. 28 Februari 2025 di Akademi Militer Magelang, agar hasilnya bisa sungguh-sungguh menopang para Kepala Daerah yang telah mengikutinya.
- Bersyukur untuk setiap jiwa yang Tuhan kirimkan untuk dilayani di Telaga Kehidupan. Doakan agar Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo menjadi perpanjangan tangan-NYA untuk menjadi berkat bagi jiwa-jiwa yang dilayani.
- Bersyukur untuk setiap konselor dan tim yang terlibat dalam pelayanan Telaga Kehidupan, doakan bagi kesatuan hati para konselor dan tim Telaga Kehidupan dalam melayani jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan.
- Berdoa agar Tuhan terus memimpin dan menuntun kami dalam proses perubahan dan peningkatan layanan di Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo agar supaya bisa berjalan dengan baik.
- Doakan untuk jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan untuk dilayani di Telaga Kehidupan, agar supaya Telaga Kehidupan menjadi perpanjangan tangan untuk mereka.
- Tetap doakan untuk Ibu Anita Sieria, koordinator Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo yang sedang menempuh studi lanjut program Ph.D.in Clinical Christian Counseling di Filipina selama 2 bulan, dimulai pada bulan Februari 2025, supaya nama Tuhan boleh dimuliakan dan setiap ilmu yang didapat boleh dipakai untuk memberkati banyak orang.
- Bersyukur Tuhan memercayakan beberapa klien baru di Telaga Pengharapan, biarlah Tuhan memberi hikmat bagi para konselor yang mendampingi dan memberikan pemulihan bagi klien yang dilayani.
- Pusat Konseling Telaga Pengharapan (PKTP) Jember sedang membangun jejaring dan kerjasama dengan PERKANTAS dan UKM Kerohanian Kristen Universitas Jember untuk mengadakan Seminar berkaitan dengan topik "Kesehatan Mental" di kalangan mahasiswa. Wacana ini sedang dalam proses diskusi dengan para pimpinan/penanggungjawab, kiranya Tuhan memberkati kerjasama ini.
- Doakan untuk rencana kerjasama Telaga Pengharapan dengan Ruang Pojok Sharing Center yang akan mengadakan Instagram Live pada tanggal 14 Maret 2025 pk.19.00 dengan topik "Virtual Relationship : Untung atau Rugi?" Kiranya Tuhan menolong persiapan yang dilakukan dan kerjasama ini menjadi berkat.
- Ruang Pojok Sharing Center bekerjasama dengan Telaga Pengharapan mengadakan Trauma Support Group mulai tanggal 30 November 2024 – 20 Maret 2025 setiap hari Kamis pk.19.00 – 21.00 WIB (8x pertemuan) lewat zoom. Doakan untuk persiapan tim konselor dalam memersiapkan modul Support Group dan para peserta yang membutuhkan layanan ini.
- Doakan untuk rencana Telaga Pengharapan bekerjasama dengan Sukacita Counseling Center mengadakan zoominar pada tanggal 26 April 2025 dengan pembicara Ibu Shirley Kiantoro, M.Th. Biarlah Tuhan menolong rencana ini khususnya mengenai topik yang masih didiskusikan.
- 127 kali dibaca