Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun Anda berada, Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (TEgur Sapa GembaLA KeluarGA). Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya, Yossy, akan berbincang-bincang dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga. Dan perbincangan kami kali ini tentang "Melayani Untuk Menyenangkan Tuhan" bagian kedua. Kami percaya acara ini bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Y : Bu Vivian, kita sudah belajar dasar Alkitab tentang pelayanan dimana terdapat 3 poin tentang ‘role model’ kita Tuhan Yesus antara lain: mengosongkan diri, merendahkan diri, dan taat bahkan sampai mati di kayu salib. Tapi bisakah Ibu menjelaskan praktis operasional kita dalam melayani Tuhan karena yang pernah saya tanyakan di bagian pertama bahwa kita masih manusia, apa yang bisa kita lakukan di dalam bagian kita?
VS : Ini saya mau ambil dari apa yang dikatakan di 1 Petrus 5:2-3 disini adalah anjuran rasul Paulus tentang bagaimana kita melayani ialah seperti kita menggembalakan, dikatakan "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." Jadi disini kita melihat pelayanan kita ini dikatakan: gembalakanlah mereka dengan segenap hati sebagaimana diinginkan oleh Allah dan jangan dengan berat hati. Kita mau melihat motif kita pelayanan ini adalah karena kita ini mau melakukan dengan senang hati bukan berat hati. Kita memang mau menyenangkan Tuhan; yang diinginkan oleh Tuhan jangan dengan berat hati. Kita mengetahui jika seseorang itu dengan senang hati maka dia akan mau melakukannya bukan dengan pilih-pilih; apa saja orang itu mau lakukan. Sehingga tidak melihat dengan kriterianya, itulah senang hati. Kalau orang melakukan dengan berat hati, contohnya ketika kita menyuruh atau meminta bantuan seseorang untuk mengangkat barang karena barangnya terlalu berat atau apa. Kalau dia dengan senang hati maka dia akan membantu kita atau melakukannya dengan bersama-sama, tentu akan dengan senang hati dan merasa enak. Jika tidak mau melakukannya maka akan sambil misalnya marah-marah sehingga yang meminta tolong merasa tidak enak. Jadi kita melakukan pelayanan itu dengan menyenangkan maksudnya menggembalakan dengan senang hati sebagaimana yang diinginkan oleh Allah. Inilah yang diinginkan oleh Tuhan yaitu dengan senang hati, bukannya dengan berat hati. Kalau dengan berat hati berarti terpaksa. Dengan senang hati maksudnya juga melakukan yang terbaik. Melakukan yang terbaik maksudnya apa yang ada pada diri kita itulah yang akan kita lakukan; bukan dengan terpaksa. Tuhan Allah juga mengatakan kita perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwamu, segenap kekuatanmu, dengan segenap apa yang ada padamu ini yang kita berikan pada Tuhan. Senang hati memberikan yang terbaik bukan yang terpaksa. Kalau terpaksa maka akan terasa berat. Ketika merasa senang maka beban akan terasa kurang, bahkan meskipun sibuk maka hati kita tidak merasa berat. Dan juga jika dengan senang hati maka langkah-langkah pelayanan kita akan lebih ringan, maka jika dengan berat hati segala pelayanan dirasa tambah hari tambah berat. Penting adalah melakukan dengan senang hati dan untuk menyenangkan siapa? Bukan diri sendiri tapi Tuhan, itulah yang pertama. Sehingga poin pertama ialah Tuhan menginginkan kita untuk melayani dengan senang hati.
Y : Meskipun itu kelihatannya paradoks atau kontradiktif karena di dalam pelayanan kita harus bayar harga; kita harus mengeluarkan energi kita, waktu kita, bahkan keuangan kita untuk menunjang pelayanan. Itu kepentingan kita. Tapi di lain sisi, kita harus senang hati. Nah, bagaimana caranya supaya kita bisa membayar harga, berkorban namun dengan senang hati ?
VS : Kita melihat bahwa segala yang kita lakukan ialah untuk Tuhan. Jadi melihat lagi Yesus Kristus mengosongkan diri-Nya untuk datang ke dunia melayani kita, sehingga ketika Tuhan Yesus sudah melakukan itu kita harus bersyukur bahwa Tuhan sudah mau mati di kayu salib untuk memberikan kita kehidupan maka kita ini mau membalas kebaikan Tuhan dengan melakukan perbuatan terbaik itu. Sebab apa yang kita perbuat untuk Tuhan itu tidak bisa sebanding dengan apa yang Tuhan berikan pada kita.
Y : Jadi kembali harus memfokuskan pandangan kita kepada Tuhan, ya Bu?
VS : Iya.
Y : Dimana hal itu memberikan kita kekuatan untuk dengan senang hati membayar harga, pengorbanan diri.
VS : Pengorbanan Tuhan jauh lebih besar daripada kita.
Y : Lalu bagaimana dengan motif-motif yang lain, Bu? Tidak dapat disangkali tetap ada yang seperti Ibu sempat singgung di bagian pertama.
VS : Iya. Jadi motif yang lain adalah di 1 Petrus 5:2 dikatakan bahwa "janganlah pula melakukan pekerjaanmu guna mendapatkan keuntungan melainkan karena kamu sungguh-sungguh ingin melayani." Nah, kita pelayanan motifnya itu bukan mendapatkan keuntungan diri sendiri seperti yang Ibu Yossy katakan yaitu memberi pengorbanan. Jika kita melihat apa keuntungannya? Saya melihat sendiri ada orang yang memang mencari keuntungan antara lain yang pertama keuntungan ketenaran dimana banyak orang yang kenal dia, dan yang kedua ada orang yang juga mencari keuntungan dalam hal keuangan supaya orang mendapatkan dalam bahasa Inggrisnya "easy money" seperti sumbangan sana sini, sumbangan untuk pekerjaan Tuhan tapi itu untuk diri sendiri.
Y : Benar. Ada juga yang begitu ya, Bu?
VS : Ada. Saya dulu pernah melihat sendiri pada waktu itu di Amerika Serikat ada seorang bernama James Bakker yang terlalu banyak mengambil keuntungan keuangan untuk dirinya sendiri sehingga orang banyak mengetahui bahwa dia mengambil uang bukan untuk pekerjaan Tuhan tapi untuk dirinya sendiri. Ini adalah bukan untuk pekerjaan Tuhan tapi memakai pekerjaan Tuhan melalui televisi pada waktu itu, sehingga akhirnya dia dimasukkan penjara dengan keuntungan untuk dirinya sendiri. Saya juga melihat beberapa orang lagi yang seperti itu dimana kehidupannya mewah. Di dalam kehidupan James Bakker, dia menikmati kehidupan yang serba mewah semua ada yang hingga memiliki jet pribadi, bahkan kandang anjing memiliki AC, keran-keran di kamar mandi semua memakai emas…
Y : Membangun istana pribadi ya Bu, bukan untuk melayani Tuhan.
VS : Jadi itu adalah menggunakan pelayanan untuk mendapatkan keuntungan. Itulah motifnya melayani untuk keuntungan akhirnya orang menyumbang banyak bukan untuk pekerjaan Tuhan tapi untuk dirinya sendiri. Contoh-contoh seperti ini banyak. Itu yang tidak boleh. Jadi kita melayani adalah untuk lebih berkorban bagi Tuhan baik itu waktu, dan harta benda karena kita sungguh-sungguh ingin melayani, sehingga apa yang ada pada kita diberikan kepada Tuhan. Inilah penting bahwa Tuhan Yesus mengosongkan diri-Nya lalu memberikan kepada kita. Bukan berarti kita mengosongkan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya buat diri kita. Bukan juga berarti pelayanan kita ini harus tidak ada uang, kita perlu itu tapi secukupnya. Motif yang lain, ada orang yang dikatakan di 1 Petrus 5:3 bahwa "janganlah bertindak sebagai penguasa terhadap mereka yang dipercayakan kepadamu melainkan jadilah teladan bagi mereka". Disini berarti ada orang yang memiliki motif untuk menjadi seperti bos atau penguasa, dengan kata lain mau menjadi seperti diktator.
Y : Ada, Bu. Karena dengan pelayanan kita bisa memakai ‘nama Tuhan’ misalnya "Kata Tuhan kamu harus begini, begitu." Hal itu sebenarnya yang agak mengerikan ya, Bu? Sebab bisa mengarah kepada kesesatan seperti menggunakan nama Tuhan untuk memanipulasi dan menggerakkan orang.
VS : Betul, betul. Jadi ada orang yang mau melakukan sesuatu untuk menjadi penguasa, dia ini bosnya "Ayo kamu ini, itu." Padahal dikatakan kita ini harus menjadi teladan. Teladan ini maksudnya bagaimana? Teladan di berbagai hal, baik teladan di dalam kehidupan kita pribadi, di rumah, baik di masyarakat, di gereja dan dimana saja. Di dalam tingkah laku kita juga sama untuk menjadi teladan, demikian pula di dalam tutur kata kita apa saja yang kita katakan. Juga dikatakan di dalam kehidupan doa kita, kehidupan rohani kita, di dalam kita memerhatikan orang lain. Semua ini menjadi teladan sampai akhir hidup kita. Menjadi teladan bukanlah hal yang gampang karena misalnya sewaktu ada yang membuat kita jengkel kita coret-coret kesana kemari karena kita tidak bisa mengendalikan diri, malah melakukan kekerasan. Saya juga pernah melihat seorang hamba Tuhan yang malah tidak bisa menjadi teladan dalam hal kehidupan pribadinya dimana dia berbeda antara baik di dalam rumah dan di luar rumah; di dalam rumah menjadi suami istri yang baik, tapi di luar rumah mereka memanfaatkan orang lain untuk dirinya sendiri. Mereka memiliki keuangan yang tidak beres, menipu orang untuk mengambil uang orang lain, juga kehidupan moral tidak beres. Ada juga seorang hamba Tuhan yang mengaku bahwa kehidupan rohaninya tidak beres meskipun dia telah bertobat; sewaktu hidup melayani Tuhan dia jarang membaca Alkitab, jarang berdoa. Dalam hal ini, bagaimana bisa menjadi teladan? Dengan kata lain, ada orang yang mulutnya suka menipu; bagaimana dia bisa menjadi teladan. Ketika dia mengkhotbahkan sesuatu tetapi ternyata mulutnya menipu orang lain.
Y : Itu pasti tidak menyenangkan Allah ya, Bu?
VS : Jadi pelayanan itu menipu untuk keuntungan diri.
Y : Iya. Kembali lagi untuk kepentingan pribadi.
VS : Jadi kita tidak boleh seperti itu, sehingga kita melayani dengan motif menyenangkan Tuhan. Tidak boleh untuk keuntungan diri sendiri maka seperti itulah kita diminta untuk meneladani Tuhan yang mau mengosongkan diri-Nya. Selain itu motif pelayanan kita ini supaya kemuliaan pelayanan kita diberikan kepada Tuhan. Menyenangkan Tuhan berarti kemuliaan hanya untuk Tuhan bukan untuk diri sendiri yang ingin ditinggikan dan menjadi terkenal serta ditinggikan oleh semua orang, sehingga kita bukan untuk mendapatkan penghormatan.
Y : Iya. Mengerikan ya, Bu kalau kita berbicara tentang motif-motif yang salah dalam melayani Tuhan. Kalau begitu bagaimana caranya supaya kita tidak terjebak ke dalam motif-motif yang salah?
VS : Kalau kita melihat di 1 Petrus 5:8-9 dikatakan "Hendaklah kalian waspada dan siap siaga! Sebab Iblis adalah musuhmu. Ia seperti singa berjalan ke sana kemari sambil mengaum mencari mangsanya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kalian tahu bahwa saudara-saudara sesama Kristen lainnya di seluruh dunia juga menderita seperti kalian." Kita melihat ada orang yang memiliki motif-motif yang salah; mungkin awalnya motifnya baik lalu lama-kelamaan menjadi salah, atau memang dari awalnya sudah salah. Dengan kata lain, kita juga perlu tahu bahwa kalau kita melayani dengan sungguh-sungguh, kita melayani seperti yang Tuhan Allah kehendaki maka tentu ada yang tidak senang dengan hal ini dan tentu saja itu adalah si Iblis. Dikatakan disini bahwa si Iblis ini seperti singa yang mengaum-aum mencari mangsanya, jadi Iblis tidak senang kalau kita melayani dengan sungguh-sungguh. Malah dikatakan disini hendaklah kalian waspada dan siap-siaga sebab Iblis adalah musuhmu sehingga Iblis ingin setiap orang yang melayani Tuhan kalau bisa jatuh. Kalau bisa ……
Y : Ditarik ke jalannya dia.
VS : Iya. Ditarik ke jalannya dan juga dikatakan Iblis mengaum-aum untuk mencari mangsanya. Kalau bisa sebagai pelayan Tuhan, hamba-hamba Tuhan ini yang jatuh maka orang-orang Kristen yang lain akan terpengaruh; jika pemimpin-pemimpin jatuh maka mereka juga ikut jatuh.
Y : Jemaat akan ikut jatuh juga.
VS : Nah, makanya orang yang melayani Tuhan harus bersandar pada Tuhan dan selain itu kita juga harus waspada serta siap siaga. Caranya bagaimana? Ayat 9 tadi disebutkan "Lawanlah dia dengan iman yang teguh" Maksud dengan iman yang teguh berarti kita dengan tidak ragu-ragu dan senantiasa teguh di dalam Tuhan. Melawan juga berarti menyingkirkan kuasa Iblis dengan kuasa Yesus Kristus.
Y : Ini peperangan rohani ya, Bu?
VS : Kita tahu, apa yang kita lakukan ini untuk Tuhan dan Tuhan yang memberi kekuatan. Seperti halnya Tuhan Yesus, Dia dicobai oleh Iblis maka Iblis juga mencobai semua pekerja Tuhan. Maka lawanlah dan tinggalkan itu semua dari si Iblis, kita memunyai kekuatan dari Tuhan supaya kita bisa menang.
Y : Dan dengan kita mengetahui bahwa musuh kita bukanlah orang-orang yang menjengkelkan atau membuat kita kecewa melainkan musuh kita si jahat yaitu si Iblis yang mau menjatuhkan kita sehingga dalam perang ini kita tahu mana yang menjadi sasaran kita. Luar biasa, Bu. Terima kasih untuk penjelasannya.
VS : Kita pun juga harus tahu bahwa si Iblis menggunakan orang-orang lain untuk menjebak kita, jadi kita perlu waspada sehingga sebelum dijebak itu kita bisa menolaknya. Mungkin ada orang yang ingin menjebak supaya kita terjatuh melalui motif-motif seperti mencari keuntungan……
Y : Keuangan, ketenaran.
VS : Atau kehidupan moralnya tidak benar. Semuanya ini dilawan ketika menyadari apakah ini benar kehendak Tuhan atau bukan; jika bukan kehendak Tuhan maka tinggalkan, jangan teruskan.
Y : Seperti Yusuf yang ketika dicobai istri Potifar dia melarikan diri dan meninggalkan wanita itu.
VS : Iya, dia tidak mau. Betul. Demikian pula dalam hal godaan keuangan tidak mau sehingga kita menolak keinginan untuk keuntungan diri sendiri itu.
Y : Nah, tadi Ibu sempat singgung tentang pelayanan ‘full-time’/penuh waktu dan ‘part-time’/paruh waktu walaupun semua itu untuk Tuhan. Tapi tentunya ada panggilan khusus bagi para hamba Tuhan yang melayani penuh waktu sebagai "full-timer". Apakah Ibu memunyai pengalaman atau pesan-pesan bagaimana kita bisa membedakan panggilan khusus untuk kita melayani Tuhan? Poin-poin apa yang kita pertimbangkan sehingga ketika kita melayani Tuhan secara ‘full-time’/penuh waktu, kita benar-benar yakin bahwa ini dari Tuhan dan sungguh-sungguh bertanggungjawab kepada Tuhan?
VS : Kalau kita melihat dahulu dari bagian Perjanjian Lama itu dimana bangsa Lewi itu dipersiapkan, turun-menurun secara khusus untuk melayani Tuhan yaitu untuk semua bangsa-bangsa yang datang ke Bait Allah. Ada orang yang memiliki pengalaman dimana semasa kecilnya dia tahu dalam bidang apa Tuhan itu memanggil dia. Contohnya seperti saya sendiri, adalah Tuhan sudah menyiapkan. Saya memiliki seorang ibu yang hidupnya saleh dan menyenangkan Tuhan bahkan di dalam kehidupan yang tidak mudah dan sulit serta mengalami banyak tantangan tapi dia berdoa. Sewaktu saya kecil, saya senang melihat mama berdoa. Dia juga banyak membaca Alkitab, banyak melayani di gereja sebagai majelis, melayani orang di sekitar, mau melihat apakah ada orang miskin dan menolongnya dengan apa yang kita miliki. Kita bukan orang kaya jadi seandainya kita membeli roti maka sudah ada sebagian yang dikasihkan ke orang atau beli beras 10 kilogram lalu 1 kilogram disisihkan untuk membantu orang. Contoh yang lain, mama menyisihkan uang belanja agar dia dapat membelikan pakaian-pakaian baru bagi orang-orang miskin di pasar atau ibu-ibu yang sudah tua pada saat hari raya.
Y : Luar biasa. Hidup yang memberkati ya Bu.
VS : Betul, memberkati. Maka apa yang dia lakukan atau layani ialah memerhatikan orang-orang di sekitar. Mama juga mengatakan bahwa pelayanan itu bukan hanya seperti apa yang saya lihat di dalam dirinya waktu kecil, tapi juga mama memiliki keinginan agar anak-anaknya melayani secara ‘full-time’/penuh waktu atau 100% untuk Tuhan. Sewaktu saya masih kecil, saya tidak terlalu mengerti perkataan itu hanya saya lihat saja, tapi akhirnya itu bertumbuh dalam hati keinginan untuk melayani.
Y : Seperti mama, karena ada teladan.
VS : Teladan itu; Tuhan Yesus memakai mama untuk menjadi teladan itu. Jadi sejak SMP, saya memiliki keinginan hati untuk melayani Tuhan secara ‘full-time’/penuh waktu sehingga suatu hari saya menyatakan bahwa saya mau melayani Tuhan secara ‘full-time’/penuh waktu.
Y : Jadi ada gerakan khusus di hati Ibu untuk mau dikhususkan melayani Tuhan.
VS : Iya. Melayani Tuhan. Jadi saya memersiapkan diri sejak SMP itu. Setelah lulus SMA saya mau meneruskan ke universitas terlebih dulu agar mendapatkan masukan lebih banyak baru setelahnya saya mau Sekolah Alkitab. Saya sudah memikirkan itu.
Y : Iya, iya. Memersiapkan diri seperti itu.
VS : Keinginan itu sudah ada di dalam hati. Jadi saat saya masih remaja atau pemuda ketika ada orang yang menyukai saya, maka saya akan memerhatikan dengan teliti apa tujuan masa depannya; jika tujuannya untuk berdagang maka saya tidak cocok, saya mau orang yang pelayanan kepada Tuhan secara ‘full-time’/penuh waktu juga. Akhirnya semuanya dalam hidup saya sudah tertuju ke situ. Hal ini tentu saja tidak mudah. Saya teringat pada waktu ketika saya mengatakan saya mau memberi semuanya untuk Tuhan dan mau melakukan apa saja untuk Tuhan tapi memberi Tuhan satu batasan bahwa saya tidak mau menjadi pendeta atau istri pendeta; saya tidak mau menjadi pendeta atau istri pendeta.
Y : Dan ternyata sekarang jadi pendeta ya, Bu.
VS : Ketika saya Sekolah Alkitab di Amerika Serikat, saya katakan juga bahwa saya dikirim kemana saja mau atau ke Afrika menjadi misionaris saya mau asalkan jangan menjadi istri pendeta atau pendeta. Jadi pada waktu itu saya berdoa pada Tuhan dan mendengarkan khotbah-khotbah bahwa 100% diberikan pada Tuhan apapun kita tidak bisa memilih. Setelah 2 tahun di Sekolah Alkitab saat ada "altar call" (panggilan bagi mereka yang mau melayani Tuhan), saya mengatakan, "Ya Tuhan apa saja saya mau."
Y : Sudah tidak ada syarat lagi ya, Bu.
VS : Sudah tidak ada syarat, sudah tidak ada pilihan. Tuhan hanya mau kita memberikan seluruh kehidupan kita sehingga kita tidak boleh memilih menjadi seperti apa. Saya tidak bisa memilih seperti hanya ini atau hanya itu saja yang saya mau tapi saya harus membuka diri. Sebelum saat saya disadarkan bahwa saya tidak bisa memilih, saya teringat saat ada seorang pemuda yang menyukai saya. Kemudian saya bertanya dia dan ternyata dia mau menjadi pendeta, maka langsung saya tolak.
Y : Oh, begitu. Karena itu tadi masih ada tawar-menawar dengan Tuhan. Tapi akhirnya Tuhan menunjukkan jalan dengan menjadi pendeta sekarang.
VS : Itu. Itu yang tidak pernah saya pikirkan. Ketika ada jalan yang lain yang Tuhan siapkan kita tidak boleh memilih.
Y : Taat. Bagian kita hanya taat.
VS : Taat dan tidak boleh memilih. Ketika kita tidak memilih lagi dan memilih semuanya, maka Tuhan bisa memakai kita dan menjadi taat seperti Tuhan Yesus; apa yang Tuhan kehendaki kita berikan.
Y : Terima kasih banyak Bu Vivian untuk penjelasan dan sharing pengalamannya. Para pendengar sekalian terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Ibu Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo dalam acara TELAGA (TEgur sapa GembaLA KeluarGA). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Melayani Untuk Menyenangkan Tuhan" bagian kedua. Bagi Anda yang berminat untukmengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami melalui surat. Alamatkan surat Anda melalui Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK ke Jalan Cimanuk 56 Malang. Atau Anda dapat mengirimkan email ke telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org . Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhir kata dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa dalam acara TELAGA yang akan datang.