Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya, Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling. Perbincangan kami kali ini tentang "Mengapa Pria Berselingkuh?". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Pak Paul, beberapa waktu yang lalu kita sudah memperbincangkan tentang mengapa wanita berselingkuh. Nah, supaya berimbanglah, kita bukan hanya menyoroti wanita tetapi pria juga bisa berselingkuh. Malah pada beberapa tahun yang lalu ada anggapan bahwa prialah yang punya potensi besar untuk berselingkuh. Secara umum memang banyak orang mengatakan bahwa pria berselingkuh karena kebutuhan seksualnya. Apa betul, Pak Paul?
PG : Ternyata memang alasannya itu beragam, Pak Gunawan. Bukan hanya satu ya. Kita akan bahas beberapa penyebab kenapa pria jatuh ke dalam dosa perzinahan. PERTAMA, KEBANYAKAN PRIA PERNAH JATUH KE DALAM LEMBAH PORNOGRAFI PADA MASA BELIA. Pengeksposan terhadap pornografi pada masa belia berdampak dalam dan panjang sebab segala sesuatu yang kita lihat atau alami pada masa muda – apalagi masa kecil – cenderung berakar dan bertahan lama. Jadi, dapat kita simpulkan kebanyakan pria sudah menyimpan bahan seksual yang kuat sejak dini oleh karena pengeksposan terhadap pornografi ini. Bahan yang kuat inilah yang terus mengetuk dan mendorong pria untuk mencari pemuasan seksual dan ini memudahkannya jatuh ke dalam dosa perzinahan. Tidak soal apakah ia menikmati hubungan seksual dengan istrinya atau tidak, dia tetap rentan. Itu sebab penting bagi kita melindungi diri dan anak-anak dari pornografi. Jika dampak pornografi yang berlangsung pada masa belia begitu kuat, dapat dibayangkan apa yang terjadi jika kita di usia dewasa masih mengkonsumsi pornografi. Jadi, memang kita ini mesti menyadari, kita-kita ini pria kebanyakan pada usia muda atau belia sudah terekspos kepada pornografi dan ini menjadi pencenderung. Karena semua yang terjadi dan kita alami pada masa kecil cenderung mencetak kita. Saya memang juga berkata, tadi kita sudah bicarakan bahwa wanita juga bisa jatuh ke dalam dosa yang sama, tapi memang pada umumnya wanita sedikit yang masuk dan terjerumus kepada pornografi dibandingkan dengan pria. Itu sebab bahannya, bahan untuk jatuh ke dalam dosa seksual, memang lebih besar pada pria, karena salah satu penyebabnya adalah pornografi ini. Pornografi seolah-olah menghidupkan nafsu seksual dalam diri pria terlalu dini, terlalu awal dan nafsu ini benar-benar menjadi tenaga yang besar yang senantiasa mencari-cari. Makanya pria itu lebih mudah tertarik kepada kecantikan, penampilan dan sebagainya. Karena memang bahan itu sudah ada dalam dirinya.
GS : Tapi bukankah anak-anak melihat pornografi secara tidak disengaja pada awalnya, atau beramai-ramai dengan teman-temannya. Ingin tahu saja. Rasa ingin tahunya itu yang membuat dia ingin menikmati gambar-gambar pornografi itu, Pak Paul.
PG : Betul. Nah, tanpa disadarinya ternyata itu berdampak dalam dan sangat panjang. Dia berpikir pada usia 9-10 tahun "rame-rame" atau seru-seruan saja (melihat pornografi). Tapi karena dia sedang dalam tahap perkembangan seksual, hormon-hormon seksualnya mulai ada, waktu disuguhi gambar-gambar atau adegan-adegan seksual, maka pengaktifannya itu menjadi terlalu dini, Pak Gunawan. Itu sebabnya nantinya dia lebih tertarik, lebih mau kesana, lebih mau kesana. Makanya begitu dia mulai remaja, dia lebih mampu untuk berfungsi secara seksual, dorongan itu makin menguat dan makin menguat.
GS : Tetapi makin dia dewasa bukankah dia makin bisa menguasai dorongan seksual itu, Pak Paul?
PG : Masalahnya, sebetulnya pria baru dapat menguasainya justru pada usia sekitar 40 tahun, Pak Gunawan. Benar-benar mencapai puncaknya pada usia belasan sampai dua puluhan tahun. Setelah itu mulai turun perlahan-lahan. Mulai terasa sekali berubah setelah usia 40an. Nanti lekukan berikutnya adalah setelah usia 60an baru terasa ada tahapan-tahapan turunnya. Namun memang sebelum-sebelumnya tetap tinggi sekali.
GS : Ya. Bagaimana seorang anak akan melindungi dirinya terhadap pornografi ini, Pak Paul?
PG : Memang orangtua mesti bicara kepada anak-anak bahwa, "Engkau mungkin melihatnya secara tidak sengaja atau temanmu yang memerlihatkannya kepadamu. Meskipun rasanya kamu ingin tahu atau ingin melihat, tetapi lawanlah. Karena begitu kamu melihatnya, kamu akan susah sekali untuk tidak melihatnya lagi. Godaan untuk melihat menjadi sangat besar dan lama-lama kamu akan benar-benar dikuasai oleh nafsu ini." Jadi, kita ajarkan dia, dari awal hindari.
GS : Jadi, sebenarnya disitu peran orangtualah yang penting untuk melindungi anaknya terhadap pornografi ini ya?
PG : Ya, betul sekali.
GS : Apa alasan yang lainnya, Pak Paul?
PG : Ada perselingkuhan yang bersifat pemenuhan, yakni PEMENUHAN KEBUTUHAN EMOSIONAL dan ada perselingkuhan yang bersifat pemuasan, yaitu PEMUASAN HASRAT SEKSUAL. Bila relasi nikah tidak memberikan kepuasan hasrat seksual, maka desakan untuk mencari pemuasan akan menguat dan ini menambah kerentanannya. Itu sebab penting bagi suami istri untuk membicarakan masalah seksual secara terbuka sehingga tercipta saling pengertian. Kadang, kita ini memang menyadarinya tetapi kadang tidak menyadarinya. Sebaiknya memang kita mesti menyadari, kalau kita merasa saya ini kok tidak merasakan kepuasan, nah hati-hati, sebab ketidakpuasan itu menjadi pendorong untuk kita mencarinya di luar pernikahan kita.
GS : Kebutuhan emosional pria bukankah tidak terlalu besar dibandingkan kebutuhan emosional wanita?
PG : Betul. Maka dalam hal perselingkuhan sudah tentu ada pria yang terlibat dengan wanita lain karena membutuhkan pemenuhan secara emosional itu. Tetapi sebetulnya lebih banyak yang jatuh ke dalam dosa perzinahan karena aspek pemuasan seksual ini.
GS : Iya. Kadang-kadang karena alasan kesehatan, Pak Paul. Karena kesehatan istrinya tidak memungkinkan melayani suaminya, maka si suami ini seolah-olah mendapat kesempatan untuk berselingkuh ya?
PG : Betul. Ini mesti kita sadari. Cukup banyak wanita menjelang usia parobaya mulai menderita sakit yang berkaitan dengan alat-alat reproduksinya. Ini pasti akan memberikan dampak terhadap performa seksualnya dan juga terhadap hasrat seksualnya. Karena memang hubungan menjadi sesuatu yang tidak lagi dapat dinikmatinya. Itu sebab suami istri mesti bicara baik-baik dan mengerti hal ini, bahwa istri bukannya tidak mau melayani tapi memang buat dia itu adalah sebuah penderitaan. Kita yang pria harus mengerti bahwa inilah kondisi istri kita. Dia bukannya berniat jahat, dia juga tidak bahagia ya dia tidak bisa memuaskan kita. Tapi memang inilah kondisinya karena ada gangguan.
GS : Kalau tadi Pak Paul katakan ada kebutuhan emosional, kebanyakan laki-laki juga berselingkuh karena awalnya digoda oleh wanita, Pak Paul.
PG : Bisa ya. Ada yang awalnya digoda karena mungkin dia sudah mapan, wanita ini senang dengan pria yang mapan. Mungkin secara ekonomi, ekonomi pria ini sudah kuat sedangkan si wanita membutuhkan dukungan ekonomi akhirnya menggoda. Sudah tentu juga ada pria yang terlibat dengan wanita lain gara-gara masalah kebutuhan emosional, Pak Gunawan. Ini pasti membuka pintu perselingkuhan. Pada umumnya kebutuhan emosional pria yang membuatnya rentan terhadap selingkuh adalah kebutuhan akan penghargaan. Bila kebutuhan lainnya dapat menunggu, kebutuhan penghargaan tidak bisa. Begitu pria merasa dia kurang dihargai istrinya, dia akan mulai mencari penghargaan itu dari sumber lain. Ada yang mencarinya di tempat yang benar, misalkan melalui kerja kerasnya, ada pula yang mencarinya di tempat yang salah yaitu di wanita lain. Cukup sering masalahnya seperti ini, si suami memang tidak berfungsi sebagai kepala keluarga, bukan salah siapa-siapa tetapi salah dia sendiri. Karena memang mungkin dia membutuhkan figur wanita yang bisa mengayominya sehingga dia menikah dengan istrinya itu. Tapi lama-lama meskipun dia butuh ayoman istrinya, istrinya bisa mengatur banyak hal dalam hidupnya, tapi lama-kelamaan dia juga tidak betah. Dia berontak karena dia merasa istrinya terus menguasai dia. Masalahnya adalah istri susah memercayai dia sebab dia juga tidak bisa berhikmat dalam mengambil keputusan, makanya istrinya yang mengambil keputusan. Nah, si suami karena merasa tidak dihargai walaupun sebetulnya dia juga harus melihat andilnya, akhirnya mudah sekali terlibat dalam hubungan dengan wanita lain. Kalau wanita itu memberikan kepadanya rasa dihargai, dia bisa memimpin, bicaranya didengarkan, wanita ini butuh dia, nah mudah sekali dia jatuh.
GS : Ya. Ada istri yang mengatakan sebenarnya saya sudah memberikan penghargaan kepada suami, memerhatikan kebutuhan-kebutuhannya, menyediakan makanan dan suasana yang cukup tenang buat dia, tetapi dia tetap berselingkuh.
PG : Ada ya. Sudah tentu memang ada pria-pria yang walaupun kebutuhan emosionalnya dipenuhi dengan baik oleh istrinya tetap saja jatuh karena memang ada pria yang sepertinya dia itu tidak cukup dihargai oleh satu orang. Dia benar-benar haus sekali dihargai oleh perempuan yang satu, oleh perempuan yang lain, oleh perempuan yang lain. Akhirnya kemana-mana dia mencari itu. Nah, makanya dia bisa saja menyalahkan istrinya, "Kamu kurang menghargai saya" walaupun istri berkata, "Saya sudah memberikannya." Kenapa dia begitu? Sebab rupanya dia memunyai kehausan akan penghargaan itu.
GS : Tadi Pak Paul mengatakan kalau istri terlalu dominan, pria punya potensi untuk berselingkuh.
PG : Ya.
GS : Tetapi kalau si istri tidak berdaya atau lemah, itu juga dimanfaatkan oleh pria ini untuk berselingkuh.
PG : Betul sekali. Karena dia tidak merasa takut, tidak merasa sungkan, dia merasa bisa berbuat semaunya karena istrinya tidak berani kepadanya.
GS : Ini agak sulit buat seorang wanita untuk mencegah supaya suaminya tidak berselingkuh.
PG : Maka yang ideal adalah dia tidak mendominasi tapi juga tidak di bawah atau mengemis-ngemis. Dia memang harus berdiri setara ya. Dia bisa hidup mandiri, dia bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhan emosionalnya, dan dia tidak merasa harus takut seperti apa kepada suaminya. Dia menghormati suaminya tapi dia tidak takut.
GS : Penyebab apa lagi yang sering membuat pria berselingkuh, Pak Paul?
PG : Sebagian PERSELINGKUHAN TERJADI SEBAGAI AKIBAT KEBIASAAN BURUK YANG BIASA DILAKUKAN PADA MASA MUDA. Misalnya, ada pria yang terbiasa berhubungan dengan pelacur sebelum menikah. Ada pula yang terbiasa berhubungan dengan sejumlah teman atau pacarnya. Nah, kebiasaan susah dihilangkan, termasuk kebiasaan buruk. Jika tidak berhati-hati, pria dengan latar belakang kebiasaan seperti ini mudah jatuh ke dalam dosa perzinahan setelah menikah. Dia terbiasa merayu, dia terbiasa memikat dan dia terbiasa mendapatkannya. Semua ini membuatnya lemah menahan godaan. Jadi, ada pria-pria yang karena sudah mahir di dalam ilmu menarik hati wanita, walaupun dia sudah ada umur, dia sudah memunyai istri, dia susah melepaskan kebiasaan itu, Pak Gunawan. Sebab dia tahu lirikan seperti apa yang bisa menggoda wanita, kata-kata seperti apa, gerak-gerik seperti apa, karena dia dulunya memang bergaul dengan hal-hal seperti itu. Nah, kalau itu adalah latar belakangnya, dia mesti menjaga diri sebab kebiasaan itu biasanya tidak akan hilang dengan sendirinya.
GS : Apakah kebiasaan buruk ini terkait dengan akibat pornografi tadi, Pak?
PG : Memang ada yang terpengaruh oleh pornografi, tapi tidak harus karena adanya pornografi ya. Misalnya saja dia memang senang menjadi bahan perhatian dan pujian wanita sehingga dia tahu bagaimana bicara dengan wanita. Atau memang dia hanya senang-senang menikmati wanita dan dia tahu caranya bagaimana dan itu yang dia lakukan sebelum menikah. Sekarang setelah menikah, untuk dia bisa melawan godaan-godaan itu tidak mudah sebab seringkali godaan itu muncul dengan begitu alamiahnya. Walaupun tidak sengaja, bisa muncul.
GS : Biasanya dia bisa berselingkuh dengan beberapa wanita sekaligus?
PG : Kalau dia tidak hati-hati, kebiasaan buruk itu akhirnya menguasai dia, iya Pak Gunawan. Dia tidak tetap pada satu orang, dia akan gonta-ganti. Karena itu memang kebiasaan buruknya dahulu.
GS : Ya. Selain hal-hal yang kita bahas tadi, apakah ada lagi, Pak Paul?
PG : Masih ada dua lagi. Yang satu ini khusus untuk pria parobaya. Nah, RELASI SELINGKUH MUDAH TERJADI DALAM KONTEKS MENTORING ATAU PENGAYOMAN. Pada masa usia pertengahan naluri kebapakan menguat sehingga keinginan untuk menaungi dan melindungi wanita juga menguat. Dalam relasi seperti ini pria mudah melewati batas dan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ditambah dengan rasa sungkan dan hormat dari pihak wanita kepadanya, perselingkuhan mudah terjadi. Mungkin sebagian pendengar kita mengikuti perkembangan di Amerika Serikat. Beberapa waktu ini, pria-pria yang ternama baik di dalam dunia televisi maupun perfilman itu jatuh. Kenapa jatuh? Karena perempuan-perempuan itu akhirnya bersuara mengatakan bahwa, "Waktu kami menjadi intern (magang) kami "dikerjain" oleh pria ini." Mungkin salah satu yang terkenal sekali, yang menjadi awal dari semua ini adalah The Corsbi, dia itu bintang film terkenal di tahun 70an, begitu populernya. Akhirnya para perempuan mendekati dia, mau belajar dari dia dan sebagainya, tapi akhirnya disalahgunakan oleh dia. Jadi, relasi pengayoman, mementor, membimbing, seringkali kalau tidak dijaga bisa melampaui batas, si pria menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
GS : Tapi ‘kan itu juga karena si wanita mau menyerahkan dirinya kepada mentornya itu? Karena dia juga butuh.
PG : Betul. Kita sudah bicarakan dalam pembahasan sebelumnya, wanita memang mudah tertarik dengan kematangan dan kemapanan. Melihat orang ini kok mapan secara ekonomi, orang ini matang secara emosional apalagi secara rohani juga matang. Kalau suaminya di rumah tidak seperti itu, dia mudah sekali tertarik kepada pria seperti ini. Akhirnya pria ini tidak bisa kendalikan diri, melanggar batas.
GS : Jadi, sebenarnya ada perasaan superior dari si pria ini untuk bisa menguasai wanita-wanita yang dimentorinya.
PG : Ada yang memang bermotif jahat ya. Sengaja mau menyalahgunakan kesempatan, mau memanfaatkan para wanita yang berlindung kepadanya atau berguru kepadanya. Tapi, sebagian memang tidak bermaksud begitu, sebetulnya, awalnya. Dia hanyalah menolong, mengawasi, memberi supervisi, tetapi akhirnya relasi itu berkembang. Karena sekali lagi ya di pihak wanita juga mudah tunduk, takjub, pada pria yang matang secara emosional dan mapan secara ekonomi. Akhirnya si pria tidak bisa lagi menahan diri. Sepertinya pintu sudah dibuka, undangan sudah diberikan, ya sudah, dia terperosok ke dalamnya.
GS : Memang fasilitas itu sangat mendukung ya sehingga dia bisa melakukan hal itu karena dia memang punya potensi untuk itu. Secara finansial atau secara kehidupan sehari-harinya itu sangat mendukung untuk dia berselingkuh.
PG : Betul. Ini terjadi dimana-mana, Pak Gunawan. Pimpinan-pimpinan itu tidak harus pimpinan yang sangat tinggi. Tidak. Bahkan pimpinan dalam konteks yang lebih sederhana pun bisa menjadi wadah terjadinya perselingkuhan seperti itu.
GS : Bahkan kadang-kadang majikan dengan buruhnya atau dengan pegawainya bisa terjadi karena seperti ini.
PG : Betul sekali. Sama ya. Yang satu membimbing, yang satunya adalah yang membutuhkan bimbingan.
GS : Iya. Yang terakhir apa, Pak Paul?
PG : PRIA AKAN LEBIH MUDAH JATUH KE DALAM DOSA PERZINAHAN JIKA DIA BERADA DALAM KONDISI KEHILANGAN ARAH. Mungkin pernikahannya bermasalah, mungkin pekerjaannya bermasalah, mungkin hidupnya bermasalah atau mungkin kerohaniannya bermasalah. Nah, semua ini akhirnya membuatnya kehilangan dirinya dan kehilangan arah dalam hidup. Di dalam kondisi kehilangan inilah dia menjadi rentan terhadap perzinahan. Perselingkuhan menjadi obat pengurang sakit sekaligus cara untuk melupakan persoalannya. Kadang perselingkuhan bila dilakukan dengan orang yang telah dikenalnya selama ini menjadi caranya untuk menemukan dirinya kembali. Dalam hubungan dengan teman lamanya, dia merasa seperti dulu kembali, setidaknya selama beberapa saat dia bersentuhan dengan hidup yang selama ini dikenalnya. Jadi, kalau kita dalam kondisi seperti itu, kita mesti mawas diri, Pak Gunawan. Kalau kita kehilangan pekerjaan kita, sedang ada masalah dengan teman-teman kita, atau masalah dengan keluarga kita, atau apa, akhirnya kita seperti kehilangan diri kita. Nah, kita rentan. Karena waktu kita berhubungan dengan orang lain setidaknya itu mengobati rasa sengsara dalam hati kita, rasa tersesat kehilangan diri itu. Nah, SALAH SATU YANG JUGA SERING MENJADI PINTU MASUK ADALAH TEMAN LAMA. Saya ini tidak anti reuni-reuni ya. Tidak. Saya tahu ini baik ya, indah bertemu dengan teman-teman lama. Tapi tetap kita harus jaga karena kita tahu kalau tidak hati-hati wadah reuni menjadi tempat mencari rekan untuk berselingkuh. Kenapa bisa jatuh? Karena kalau kita dalam kondisi kehilangan arah atau apa, bertemu teman lama, akhirnya kita jatuh, sepertinya kita kembali pada diri kita yang dulu. Sehingga yang tadinya hilang…. kita temukan, walaupun kita tahu sebetulnya ini hanya bersifat semu dan tidak permanen.
GS : Apalagi kalau dulu semasa mudanya kita pernah menjalin hubungan dengan orang itu ya.
PG : Betul sekali.
GS : Walaupun waktu itu dikatakan ini cinta monyet. Tetapi ternyata itu bisa membangkitkan kenangan kita tentang hubungan ini.
PG : Betul. Sebetulnya yang dibangkitkan adalah diri yang lama itu, Pak Gunawan. Jadi, waktu kita berhubungan dengan teman lama kita, seolah-olah diri kita yang lama yang kita kenal itu ada lagi. Diri yang sekarang kita kenal adalah diri yang sedang kacau, diri yang sedang banyak masalah, kemelut dan sebagainya. Berhubungan dengan teman lama kita, seakan-akan kita kembali ke masa itu, diri kita yang lama bisa kita temukan lagi, kita tidak merasa terhilang lagi.
GS : Memang cukup banyak kaum pria yang berselingkuh dengan mantan pacarnya ya.
PG : Iya, betul sekali.
GS : Pak Paul, pada waktu kita membahas tentang wanita yang berselingkuh, kita membicarakan dari sisi Batsyeba yang punya kelemahan dan berselingkuh. Tapi dari sisi Daudnya bagaimana, Pak Paul?
PG : Begini, Pak Gunawan. Memang bagaimanapun kita harus meletakkan tanggung jawab terbesar pada Raja Daud sebab dia berada pada posisi mentor, pembimbing, orang yang dituakan, orang yang dihormati. Batsyeba dan Uria adalah pasangan muda, orang yang memang hormat, tunduk dan mungkin sekali kagum pada Raja Daud. Jadi, sebetulnya kita harus meneropong relasi Daud dan Batsyeba dari sisi itu, Pak Gunawan. Seorang mentor yang dikagumi dan seorang yang sedang membutuhkan mentor dan bimbingan. Akhirnya Daud melewati batas itu jatuh ke dalam dosa.
GS : Jadi, apa pesan Pak Paul terhadap kaum pria tentang perselingkuhan ini?
PG : Tidak ada dosa yang tidak meninggalkan bekas. Kalau kita berpikiran, "Saya berbuat dosa dan tidak akan ada bekasnya." Itu keliru ya. Tidak ada dosa yang tidak meninggalkan bekas. Namun di antara semua dosa tidak ada yang melebihi perzinahan dalam hal meninggalkan bekas. Kitab Ratapan 5:7 mengingatkan, "Bapak-Bapak kami berbuat dosa. Mereka tak ada lagi dan kami menanggung kedurjanaan mereka." Ya, kita bisa lihat disini bekas atau akibat dari dosa perzinahan itu panjang dan lama bahkan bisa berlangsung beberapa generasi gara-gara kelalaian kita, maka anak bahkan cucu harus menanggung akibatnya bertahun-tahun kemudian. Itu sebabnya kita harus menjaga diri dan langkah pertama adalah dengan cara membuang jauh-jauh pikiran untuk berselingkuh. Kita katakan tidak ada tempat bagi selingkuh dalam hidup saya, saya tidak mau pikirkan itu dan saya tidak mau melakukannya. Itu langkah pertama.
GS : Iya. Langkah berikutnya apa, Pak Paul?
PG : Menjaga batas secara konkret. Bukan saja berpikiran menjaganya dari pikiran tapi dalam tindakan juga. Jangan sengaja-sengaja pergi bersama teman kerja, tidak langsung pulang tapi mampir berbincang-bincang dulu, atau cerita-cerita, lama-lama hal-hal yang pribadi, lama-lama harus setiap hari bicara dengan dia, kalau tidak bicara dengan dia rasanya tidak enak. Yang seperti itu harus kita awasi dan jangan memulainya.
GS : Ya. Memang kedisiplinan menjaga diri ini penting sekali ya. Kalau perselingkuhan ini sampai membuahkan anak, memang masalahnya bisa lebih runyam lagi. Banyak orang memikirkan bahwa kalau dia membiayai anak yang dilahirkan dari perselingkuhannya persoalannya selesai, ternyata tidak. Anak-anak kandungnya seringkali bermasalah dengan anak dari selingkuhannya itu.
PG : Betul. Maka saya tadi memulai dengan berkata tidak ada dosa yang tidak meninggalkan bekas dan perzinahan meninggalkan bekas yang panjang sekali, Pak Gunawan. Kalau tidak ada anak, bekasnya lebih bersifat spiritual dan emosional. Tapi kalau sampai membuahkan anak, maka perselingkuhan itu akan meninggalkan bekas secara fisik ya. Sampai kita tua pun kita akan melihat bekas itu yaitu anak tersebut.
GS : Iya. Pak Paul tadi mengutip dari Kitab Ratapan dikatakan bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak ada lagi tetapi kami tetap menanggung. Jadi, sampai bapak-bapak ini meninggal dunia, tetapi anak-anaknya harus menanggung akibatnya.
PG : Betul sekali.
GS : Terima kasih untuk perbincangan kali ini, Pak Paul. Para pendengar sekalian, terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Mengapa Pria Berselingkuh?". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@telaga.org. Kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.