Berita TELAGA
Ditipu Orang, Dililit Utang
Berita Telaga Edisi No. 138 /Tahun XII/Mei 2016
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
DITIPU ORANG, DILILIT UTANG
Hidup penuh persoalan. Kadang persoalan ditimbulkan oleh orang lain, tetapi adakalanya oleh diri sendiri. Salah satu persoalan hidup yang kadang terjadi adalah masalah yang berkaitan dengan uang. Karena percaya, maka kita bekerja sama dengan orang atau meminjamkan uang kepada orang. Sayangnya orang tersebut menyalahgunakan kepercayaan yang kita berikan. Uang tidak kembali dan kita kesulitan menagihnya. Atau, sebaliknya, karena terdesak kita meminjam uang namun kita tidak dapat melunasi utang sehingga terlibat masalah hukum.
Prinsip Alkitab yang berhubungan dengan uang:Tuhan menghendaki kita untuk memeroleh uang dengan cara yang berkenan kepada-Nya. Amsal 10:2 mengingatkan, "Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut." Ada orang yang terlilit utang karena ketidaksengajaan tetapi ada orang yang menjadikan utang sebagai profesinya. Ia meminjam uang atau menjanjikan sesuatu yang ia tahu, ia tidak akan dapat melunasinya. Dengan kata lain, ia dengan sengaja menipu. Inilah kefasikan dan ini akan berakhir dengan maut, janji Firman Tuhan.
Tuhan tidak melarang kita untuk meminjamkan, tetapi Ia lebih mendorong kita untuk memberikan. Sudah tentu konteks meminjamkan di sini adalah meminjamkan secara pribadi, bukan meminjamkan secara profesional melalui institusi simpan-pinjam yang resmi. Amsal 11:25 mengingatkan, "Siapa banyak memberi berkat diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." Dari pada kita terlibat utang-piutang, lebih baik kita memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Namun
kita mesti membedakan antara "membutuhkan" dari "memanfaatkan" dan "menipu."
Ada orang yang terus "membutuhkan" karena hidup tidak bertanggungjawab sehingga terus memanfaatkan dan menipu orang. Nah, kepada orang seperti ini kita tidak perlu memberikan apa-apa. Kadang kita bingung menjawab orang yang meminta bantuan kepada kita sebab kita tidak ingin melanggar Firman Tuhan. Matius 5:42 berkata, "Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam daripadamu." Nah, sering kali kita berpikir bahwa Tuhan menghendaki kita untuk memberi dan meminjamkan tanpa batas sama sekali. Sesungguhnya tidaklah demikian. Mari kita lihat Matius 6:3, "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." Memberi sedekah di sini bermakna memberi kepada yang membutuhkan.Tuhan meminta kita untuk berhati-hati dalam memercayai orang. Amsal 12:26 berkata, "Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri." Ayat ini dapat pula diterjemahkan, "Orang benar berhati-hati dalam persahabatan." (A righteous man is cautious in friendship.) Dengan kata lain, kita hanya dapat tiba di tempat tujuan—tempat penggembalaan—bila kita berhati-hati dan hidup benar. Jika kita hidup dalam dosa dan tidak berhati-hati memilih teman, maka kita akan tersesat. Tidak semua orang dapat dipercaya, itu sebab kita mesti berhati-hati. Ada orang yang berteman khusus untuk memerah kita, jadi, pilihlah teman dengan bijak. Amsal 14:15 mengingatkan, "Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya." Kata "tak berpengalaman" dapat pula diterjemahkan simpel alias sederhana, mudah percaya. Nah, Tuhan menghendaki kita bijak, dalam pengertian, berhati-hati, tidak begitu saja percaya pada bujukan atau rayuan orang. Mulut yang manis dan rohani belum tentu mencerminkan hati yang tulus dan takut akanTuhan.
Tuhan menghendaki kita untuk membayar utang sampai lunas. Matius 5:25-26 mengingatkan, "Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan kedalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas." Tuhan adalah Allah yang penuh dengan kasih karunia—Ia pengampun dan pemurah. Namun Tuhan juga adalah Allah yang adil — Ia menuntut dan menegakkan keadilan. Itu sebabnya Ia menghendaki kita anak-anak-Nya untuk hidup dalam keadilan—dalam hal ini, keadilan adalah membayar utang. Tuhan juga tidak mau melihat anak-anak-Nya hidup tidak bertanggungjawab: cepat mengutang, lambat melunasi. Itu sebabnya Ia mengingatkan bahwa hukum akan menimpa orang yang ingkar janji dan menolak melunasi utang. Roma 13:8 menegaskan, "Janganlah kamu berutang apa-apa kepada siapa pun juga tetapi hendaklah kamu saling mengasihi." Jadi, bila kita berutang, tunjukkanlah niat baik untuk melunasi utang dengan cara membayar sedapatnya secara teratur. Tuhan melihat dan menuntut pertanggungjawaban.
Tuhan menghendaki kita hidup sesuai dengan kondisi dan Ia berjanji memberkati jerih payah yang kita keluarkan. Amsal 12:9 berkata, "Lebih baik menjadi orang kecil tetapi bekerja untuk diri sendiri daripada berlagak orang besar tetapi kekurangan makan." Amsal 14:23 juga mengingatkan, "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." Kita mesti berdisiplin untuk hidup sesuai dengan kondisi. Jangan sampai kita tergoda untuk hidup di luar kemampuan. Kerjakan bagian kita; Tuhan berjanji untuk memberkati jerih payah dan mencukupkan kebutuhan kita. Jadi, hiduplah apa adanya; nikmati berkat Tuhan dan bersyukurlah atas pemeliharaan-Nya.
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T467A.
TELAGA MENJAWAB
TANYA
Shalom,
Saya wanita yang telah menikah selama 6 tahun dan dikaruniai seorang anak. Saya bekerja di suatu perusahaan sedangkan suami bekerja sebagai kepala gudang di suatu pabrik. Rumah tangga kami tergolong harmonis dan intim sampai saya tahu suami tidak terbuka kepada saya.
Suami saya tidak ingin terus menerus bekerja di pabrik. Oleh karena itu dia sering melakukan bisnis sampingan yang cukup memberikan hasil. Tetapi beberapa waktu lalu dia ditipu rekan usahanya, modal suami saya dibawa lari. Saya baru tahu bahwa modal yang dibawa lari itu sebagian adalah uang tabungan saya untuk membayar tagihan kuliah saya. Pantas selama tiga bulan berkali-kali saya tanyakan perihal tabungan itu tapi tidak kunjung diberikannya kepada saya, padahal deadline pembayaran semakin dekat.
Setelah tahu bahwa dia membohongi saya, saya menjadi kecewa dan tidak dapat menerima perlakuannya. Padahal kalau dia jujur, saya tidak akan sampai marah.
Selama ini saya menerima dia apa adanya. Saya pikir karena saya bekerja maka berapa pun uang yang diberikan kepada saya bisa saya terima dan itupun tidak lebih dari 40% gajinya. Yang membuat saya stress adalah saya bertanya-tanya buat apa uangnya itu? Mungkin untuk bisnisnya, bukan untuk hal yang buruk karena dia orang yang takut Tuhan. Namun saat ini saya kehilangan kepercayaan kepadanya, saya takut dia membohongi saya lagi.
Apa yang harus saya lakukan sebagai istri dalam masalah ini, Pak?
JAWAB
Shalom Ibu yang dikasihi Tuhan,
Tampaknya suami Ibu adalah seorang pekerja keras dan mempunyai cita-cita yang tinggi. Sayangnya dia tampak terlalu berani mengambil resiko dan kadang bertindak kurang bijaksana. Memang setiap usaha dagang mengandung resiko dan keberhasilan seringkali menuntut keberanian mengambil resiko. Namun setiap resiko yang diambill perlu didahului dengan pertimbangan yang matang.
Tampaknya suami ibu perlu mentor atau seorang kakak rohani yang bijak untuk bisa membimbingnya dalam hal-hal seperti ini. Apabila Ibu mengenal seseorang, mungkin Ibu bisa meminta bantuannya untuk berbicara kepada suami Ibu.
Dari pihak Ibu, sampaikan bahwa Ibu mengerti keinginannya untuk memajukan diri sebab kemajuannya juga berarti kemajuan semua anggota keluarga. Namun dengan tegas minta dia mulai sekarang membicarakan soal uang dengan Ibu sebelum mengambil tindakan. Katakan kepadanya bahwa rasa percaya Ibu kandas gara-gara ketidakterbukaannya kepada ibu. Untuk memulihkan rasa percaya ini, dia perlu membuktikan diri bahwa dia layak dipercaya dengan cara belajar terbuka kepada istrinya. Bila dia masih sulit memahami ibu, berikan contoh, bagaimana perasaannya bila Ibu-lah yang menghabiskan uang tabungannya tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.
Satu hal lagi, mulailah berdoa bersama setiap malam. Belajarlah untuk saling mendoakan. Melalui doa, kita membawa hadirat Allah masuk ke dalam ruangan hidup kita.
Demikian jawaban atau saran yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan bisa menolong. Tuhan memberkati.
Salam: Paul Gunadi
DOAKANLAH:
- Bersyukur memasuki bulan Mei 2016, LBKK telah berusia 26 tahun.
- Bersyukur untuk kesetiaan Ibu Gan May Kwee di Solo mendukung pelayanan Telaga dalam dana, sejumlah Rp 500.000,-
- Bersyukur untuk 1x rekaman bersama Ev. Sindunata Kurniawan, doakan untuk rekaman selanjutnya dalam bulan Juni 2016.
- Doakan untuk buku "Memahami Remaja dan Pergumulannya" dan "Memaksimalkan Karier Anda" dititipkan di Pastorium, Perkantas Malang, SAAT Bookroom dan T.B. Dioma.
- Tetap doakan untuk Ibu Lortha Gb. Mahanani agar bisa membagi waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk menggarap artikel seputar berpacaran.
- Pastorium mengadakan acara "Bina Konselor Kristen 2016" pada tgl. 6-8 Juni 2016 bagi para praktisi konseling, pendidik, guru Sekolah Minggu dan hamba Tuhan yang terbeban melayani anak dan Telaga diberi kesempatan untuk membuka stand, doakan untuk acara tersebut.
- Doakan untuk rencana kerjasama antara LBKK dengan C.V. Evernity Fisher Media dalam rangka menerbitkan buku cetak dan buku elektronik (e-book), agar Tuhan ikut campur dalam kerjasama ini dan bisa membuahkan hasil yang optimal.
- Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
001 – Rp 100.000,-
011 – Rp 300.000,- untuk 2 bulan
015 – Rp 3.000.000,- untuk 6 bulan