Berita TELAGA

Hidup Tanpa Penyesalan

Versi printer-friendly
Juni

Berita Telaga Edisi No. 139 /Tahun XII/Juni 2016


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon



Hidup Tanpa Penyesalan:
MEMILIH PASANGAN HIDUP

Norman Wright, seorang terapis keluarga di Amerika, menyimpulkan bahwa kebanyakan orang di Amerika lebih banyak memberi waktu untuk memersiapkan diri menghadapi ujian mengambil surat izin mengemudi dibanding memersiapkan diri untuk pernikahan. Pengamatan yang baik! Dan salah satu penyebab mengapa kita keliru memilih pasangan hidup adalah karena kita TERLALU CEPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN. Jarang ada orang yang keliru memilih pasangan hidup oleh karena terlalu lama mengambil keputusan.

Berikut akan dipaparkan beberapa penyebab mengapa kita terlalu cepat mengambil keputusan :

  • Terlalu bernafsu. Mungkin kita bertemu dengan seseorang yang memenuhi profil pasangan yang kita dambakan. Tanpa pikir panjang, kita pun langsung memutuskan untuk menikah dengannya sebab bagi kita, perjumpaan itu ibarat durian runtuh. Kita melupakan fakta bahwa pernikahan didirikan di atas pengenalan yang mendalam, bukan perkiraan belaka. Pada umumnya kita mendasarkan keputusan seperti ini atas ketertarikan jasmaniah. Oleh karena ia begitu memikat, kita tidak lagi berpikir panjang. Kita ingin bersamanya dan tidak lagi memerhatikan perbedaan yang ada. Alhasil kita menuai badai dalam keluarga.

  • Beriman semu. Kita beranggapan bahwa Tuhan pastilah tidak akan membiarkan kita memilih pasangan yang salah dan siapa pun itu yang kita yakini sebagai orang yang disediakan Tuhan untuk kita, pastilah pasangan yang sesuai. Alhasil kita pun tidak lagi berhati-hati menilai dan tanpa menjalani masa berkenalan yang panjang, kita memutuskan untuk menikah. Memang benar Tuhan menuntun kita namun Ia pun menghendaki agar kita melakukan bagian kita yakni memastikan bahwa kita memang sepadan. Dalam pemilihan pasangan iman tidak menggantikan akal sehat. Kita tetap harus menjalani masa perkenalan dan penyesuaian. Keharmonisan bukanlah hasil dari doa semata; keharmonisan adalah buah dari kerja keras menyesuaikan diri satu dengan yang lain.

  • Menyederhanakan masalah. Mungkin kita sudah mulai merasakan bahwa ada perbedaan yang mendasar di antara kita namun kita menolak untuk menghadapi realitas. Kita beranggapan bahwa segala masalah pasti dapat diselesaikan asalkan kita saling mencintai. Kita pun beranggapan bahwa semua pernikahan mengandung masalah, jadi kita tidak perlu mengkhawatirkannya. Akhirnya kita pun harus berhadapan dengan masalah demi masalah. Ternyata masalah sederhana tidaklah sesederhana yang kita duga; pada akhirnya kita menemukan bahwa masalah demi masalah yang tak terselesaikan bertumpuk menjadi gunung masalah yang siap meletus.

  • Motivasi yang tidak murni. Mungkin kita menginginkan status nikah sebab sudah terlalu lama hidup membujang. Atau, kita menginginkan hartanya sehingga kita pun tergesa-gesa menikahinya. Bila kita menikah dengan motivasi tidak tulus, kita mendasari pernikahan atas ketidakjujuran. Dan ketidakjujuran merusakkan fondasi pernikahan yang penting yakni kepercayaan. Ia merasa diperdaya dan tidak lagi bisa menyerahkan hidup sepenuhnya kepada kita. Alhasil pernikahan pun retak.

  • Kehamilan. Ada banyak pasangan yang memutuskan untuk menikah karena kehamilan. Mereka pun memasuki pernikahan di dalam ketidaksiapan dan mesti menuai badai konflik. Sebetulnya mereka belum siap dan belum merencanakan untuk menikah pada saat itu. Namun kehamilan memaksa mereka untuk menikah. Akhirnya mereka merasa terjebak di dalam pernikahan; mereka saling menyalahkan dan melepaskan tanggung jawab.

Agar tidak menuai penyesalan kita harus memilih pasangan dengan bijak. Berikut adalah beberapa petunjuk bagaimana memilih pasangan hidup :

  • BERDOALAH. Yakobus 1:5 berkata, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah . . . ." Di dalam hal memilih pasangan hidup kita tidak boleh terlalu percaya diri. Kita tidak dapat bersandar pada penilaian sendiri sebab pada dasarnya kita tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah ia akan menjadi pasangan yang serasi dengan kita. Itu sebabnya dalam hal memilih pasangan hidup kita harus bergantung kepada Tuhan untuk menuntun kita.

    Jangan sampai kita malas berdoa dan baru berdoa setelah bertemu dengan yang kita sukai. Kita harus mendoakan hal ini dan meminta hikmat Tuhan sebelum—bukan sesudah—kita bertemu dengan orang yang kita sukai dan mintalah juga hikmat untuk memutuskan apa yang baik, bukan apa yang menarik. Ingatlah, kebaikan bertahan selamanya sedangkan daya tarik hanyalah bertahan untuk sesaat.

  • PILIHLAH YANG SESUAI DENGAN KRITERIA TUHAN: SEIMAN. Firman Tuhan di 2 Korintus 6:14 menegaskan, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" Tuhan tidak meminta banyak; Ia hanya meminta kita menikah dengan yang seiman. Sewaktu kita menaati kehendak Tuhan, itu berarti kita menghormati-Nya.

    Saya akui bahwa keharmonisan pernikahan tidak hanya ditentukan oleh kesamaan iman namun tidak dapat disangkal, iman kepercayaan memainkan peran penting dalam kehidupan pernikahan. Itu sebabnya ketidaksamaan iman dapat menimbulkan masalah dalam pernikahan. Keputusan untuk menikah dengan yang seiman merupakan wujud ketaatan kepada perintah Tuhan. Dan, Tuhan akan memberkati anak-anak-Nya yang mengutamakan-Nya.

  • BERTANYALAH: APAKAH KITA MAU MENJADIKAN DIA AYAH ATAU IBU DARI ANAK-ANAK KITA? Lewat pertanyaan ini kita ingin memastikan bahwa memang (a) ia telah siap untuk menjadi orang tua, (b) bahwa ia adalah seorang yang baik, (c) bahwa ia dapat menjadi suri tauladan bagi anak-anak kita, dan (d) bahwa ia dapat mengasuh anak. Salah satu karakter yang diperlukan untuk menjadi ayah dan ibu adalah siap untuk mengalah atau mengesampingkan kepentingan pribadi. Sebagai ayah dan ibu kita mesti bersedia untuk mendahulukan anak di atas kepentingan pribadi. Jadi, jika egois, kita tidak dapat menjadi ayah dan ibu yang baik.

  • BERTANYALAH: APAKAH IA DAPAT MENJADI "ANAK" DARI ORANG TUA KITA? Pertanyaan ini perlu diajukan sebab pernikahan bukan hanya menjadikan pasangan bagian dari hidup kita tetapi juga bagian dari keluarga besar kita. Seseorang yang terlalu berbeda sehingga sulit diterima keluarga pada akhirnya akan menjadi duri dalam relasi kita dengan keluarga. Bila ia tidak dapat menerima keluarga besar kita, besar kemungkinan pada akhirnya ia pun akan sukar menerima diri kita apa adanya sebab sedikit banyak kita mewarisi sebagian sifat yang ada pada orang tua kita.

  • BERTANYALAH: APAKAH KITA SIAP DAN DAPAT MENJADIKAN DIA ORANG YANG PALING PENTING DALAM HIDUP KITA? Pernikahan menuntut kita untuk mengutamakan pasangan di atas orang lain. Jadi, jika kita kurang mengasihinya atau tidak dapat menerima dirinya apa adanya, kita pun tidak akan siap dan tidak akan ingin menjadikan dia orang yang paling penting dalam hidup kita. Singkat kata, pertanyaan ini menolong kita untuk melihat dengan jelas seberapa besar kasih kita kepadanya. Pertanyaan ini juga memaksa kita untuk melihat apakah kita sungguh menghormatinya atau tidak.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T312A dan T312B.




TELAGA MENJAWAB

TANYA

Shalom,

Saya seorang pria yang telah memiliki pacar dan berkomitmen untuk menikah. Tetapi setelah dia terbuka kepada saya, dia mengakui bahwa di masa lalu dia pernah dua kali berhubungan intim dengan mantan pacarnya tetapi tidak sampai hamil. Dia berkata bahwa sekarang dia berpacaran dengan saya dengan tujuan pernikahan.

Pertanyaan saya adalah bagaimana hubungan kami selanjutnya bila saya tidak memiliki damai sejahtera lagi sejak pengakuannya itu? Bagaimana caranya agar dia bisa melupakan dan tetap bisa melangkah ke depan dengan penuh pengharapan? Apakah saya salah bila saya memutuskan hubungan dengan dia karena dia sudah melakukan seks di luar nikah di masa lalunya itu?

Terima kasih.


JAWAB

Shalom!

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada Anda:

PERTAMA. Jangan menikah dengan seseorang yang membuat hatimu tidak damai sejahtera.

KEDUA. Masa berpacaran adalah masa penjajagan maka adalah hak setiap orang untuk memutuskan atau mengakhiri hubungan bila merasa tidak sreg atau tidak yakin, agar kelak di kemudian hari kedua pihak tidak merasa rugi. Yang satu merasa rugi karena menyesal, sedangkan yang satu merasa rugi karena telah menerima kasih pasangannya yang hanya setengah hati.

KETIGA. Tetapi secara khusus untuk kasus Anda simak baik-baik hati masing-masing. Apakah pacarmu itu sudah benar-benar fokus kepadamu, tidak mau lagi berpaling kepada pria lampaunya, sehingga cintanya patut kau hargai. Keterbukaannya sampai berterus terang tentang hubungan intimnya dengan seseorang itu patut kau hargai dan semakin harus kau hargai jika dilanjutkan dengan tekad bulatnya melupakan yang lampau dan mau bergandeng dengan kau seorang melangkah ke depan.

Tengoklah juga hatimu sendiri, apakah semakin bisa menerima kenyataan yang melekat di hidupnya itu dan apakah kau memiliki keyakinan dalam kasih Kristus untuk menerima dia apa adanya. Siapkah kau di sepanjang hidup pernikahanmu nanti dengan dia bila kadang akan teringat "kejadian yang kelam itu"? Sebab dalam hidupmu nanti kau akan sering mendengar peristiwa yang mirip dengan itu. Bersediakah kau atau sanggupkah kau menghadapinya - dengan pertolongan Tuhan tentunya. Dan sanggupkah kau untuk tidak mengungkit-ungkit peristiwa itu kepada isterimu atau menceritakan kepada orang lain.

KEEMPAT. Dengan menyadari bahwa setiap orang tidak ada yang sempurna, termasuk kau sendiri, maka tingkatkan terus pengenalan dan kasih sayangmu kepadanya, dan Tuhan akan memberkati masa depanmu. Tapi jika kau tidak sanggup dan tidak mau repot-repot maka itu adalah hakmu, tak ada yang mengharuskan engkau. Sadarlah bahwa kau sedang menghadapi pilihan yang sulit, pilihan orang atau pribadi tertentu dengan embel-embel tertentu. Dan pilihan warna pernikahan tertentu. Tetapi tak sedikit pasangan bahagia yang berhasil melewati kekelaman itu karena mereka erat dalam bergandeng tangan dan terutama karena Tuhan selalu hadir atau dihadirkan di tengan keluarga. Situasi semakin nyaman setelah kalian memunyai berbagai pengalaman hidup dalam kebersamaan, apalagi sesudah muncul anak, menantu dan cucu-cucu.

Salam: Pdt. Em. Daud Adi Prasetya




DOAKANLAH:

  1. Bersyukur untuk sumbangan dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp 200.000,-.

  2. Bersyukur untuk 3 hari membuka stan di SAAT sehubungan dengan acara “Bina Konselor Kristen” yang dihadiri oleh 285 orang. Penjualan booklet dan CD Telaga juga cukup banyak hasilnya.

  3. Bersyukur Perjanjian Kerja Sama antara C.V. Evernity Fisher Media dengan LBKK telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 7 Juni 2016 untuk jangka waktu 2 tahun. Doakan agar kerjasama ini membuahkan hasil yang optimal dan menjadi berkat bagi banyak orang melalui buku cetak dan buku elektronik (e-book).

  4. Tanggal 3 Juni 2016 telah diadakan rekaman yang terakhir bersama Ibu Stella Kurniawan yang akan mengikuti suami melayani di salah satu Gereja Presbyterian di Singapura. Doakan untuk penggantinya agar dalam bulan Juli 2016 rekaman bisa dilanjutkan bersama Ev. Sindunata Kurniawan sebagai nara sumber.

  5. Bersyukur Bp. Paul Gunadi telah memenuhi permintaan Majalah BAHANA untuk menjadi nara sumber yang membahas permasalahan “Seks Kudus Terkebiri” yang akan terbit dalam bulan Agustus 2016.

  6. Liburan sekolah telah dimulai dan kita doakan untuk Ibu Lortha Gb. Mahanani dalam menggarap artikel seputar berpacaran.

  7. Tetap doakan untuk pemasaran buku “Memahami Remaja dan Pergumulannya” dan “Memaksimalkan Karier Anda” yang dititipkan di SAAT Bookroom, T.B. Dioma, Perkantas Malang dan Pastorium.

  8. Enam bulan telah kita lewati dalam tahun 2016 dan belum ada tambahan radio yang bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga, doakan !

  9. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :

         006 – Rp 200.000,- untuk 2 bulan



  10. BUKU TAMU

    Nama : Darwin Lesmana
    Anggota Gereja : GKY Sunter
    Komentar : Terima kasih Telaga atas audio yang ada, sungguh sangat membangun. Tuhan memberkati pelayananannya.

Halaman