Tahap Penyesuaian Dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T226A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Pernikahan merupakan dua pribadi yang disatukan oleh Tuhan, dan masing-masing pribadi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, untuk itu diperlukan penyesuaian. Dalam penyesuaian kita perlu mengetahui; lima tahap penyesuaian dalam pernikahan yaitu Pengantin baru, Orang tua baru, Sarang kosong, Pensiun, Kematian pasangan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernikahan merupakan dua pribadi yang disatukan oleh Tuhan, dan masing-masing pribadi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Dan diperlukan penyesuaian, tapi saat kita gagal melakukan penyesuain maka akan timbul masalah dalam pernikahan.

Lima tahapan dalam pernikahan :

  1. Pengantin baru.
    Baru menikah akan ada hal-hal menyenangkan, banyak sekali harapan-harapan, banyak sekali sukacita yang memang sudah menggelora di hati kita. namun perlahan-lahan mulai menurun dan yang terlihat jelas adalah ternyata engkau dan aku berbeda. Waktu kita menyadari bahwa kita begitu berbeda, maka kita mulailah sebuah proses pembelajaran yaitu saling mengenal satu sama lain.
  2. Orang tua baru (disini tahap kita sudah mempunyai anak).
    Satu anak saja dalam keluarga kita sekarang, itu akan menuntut perubahan dan penyesuaian. Baik waktu anak masih kecil atau pun sudah menginjak remaja , selain itu kita juga harus bersikap netral terhadap anak yang satu dan yang lain.
  3. Sarang kosong.
    Dalam rumah tangga, ada suatu waktu dimana anak-anak akan pergi meninggalkan rumah, biasanya diawali dengan pergi ke perguruan tinggi sehingga rumah kosong. Waktu rumah kosong, suami istri harus kembali menyesuaikan diri.
  4. Pensiun.
    Pada masa pensiun biasanya suami istri lebih sering dirumah, karena lebih sering di rumah berarti mereka melihat semua dengan lebih jelas, yang tadinya tidak terlihat sekarang terlihat, dulu suami pergi pulang sore atau malam sekarang dari pagi sampai malam ada di rumah.
  5. Kematian pasangan.
    Satu hari kelak baik istri maupun suami yang akan meninggalkan dunia ini. Sudah tentu kehilangan pasangan itu akan menuntut penyesuaian lagi. Setelah susah payah menyesuaikan diri pada masa pensiun tapi sekarang harus pergi, dia harus hidup sendiri dan hal itu sangat tidak gampang. Maka penting pada masa ini, kita benar-benar harus terjun kedalam kelompok-kelompok diluar rumah kita, digereja, dipersekutuan kita bisa menjadi bagian sehingga kita bisa mengisi hari-hari kita dengan kegiatan-kegiatan yang lain.

Firman Tuhan
Galatia 6:2 dikatakan "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Kalau kita bisa dari awal pernikahan bersikap saling tolong. Saling tolong ini menjadi resep untuk setiap apa yang akan kita lalui