Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Sewaktu Doa tak Terjawab". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Walaupun setiap hari kita berdoa, tetapi rupanya ada banyak misteri di dalam doa itu terutama kita sudah berdoa banyak, sudah lama sekali kita menggumulinya di dalam suatu doa atau permintaan kita. Namun ada yang dijawab, ada yang tidak di jawab, ada yang menunggu lama lalu dijawab. Ini sebenarnya apa, Pak Paul?
PG : Yang Pak Gunawan katakan betul sekali. Jadi doa bisa menjadi sebuah sarana yang mengakrabkan kita dengan Tuhan, tapi doa juga bisa menjadi sebuah sarana yang malah menjauhkan kita dari Tuhn.
Karena apa ? Tadi Pak Gunawan sudah singgung, ada doa yang Tuhan langsung jawab sesuai dengan permintaan kita, hal itu yang mengakrabkan kita dengan Tuhan. Tapi ada doa yang Tuhan tidak jawab, hal itu tidak bisa tidak biasanya akan mempengaruhi kita. Kalau kita tidak mengerti tentang doa malahan kita akan menjauhkan diri dari Tuhan, beranggapan kenapa Tuhan kejam, Tuhan tidak mau memberikan hal yang memang baik buat saya dan sebagainya. Jadi sekali lagi doa adalah sesuatu yang bisa begitu bermanfaat, tapi kalau kita tidak mengertinya justru kita malah merasa Tuhan meninggalkan kita.
GS : Memang saya percaya setiap doa itu dijawab, hanya kadang-kadang jawaban doa itu tidak sesuai dengan yang kita minta atau harapkan, Pak Paul. Kalau kita masih nantikan jawaban itu, memang menimbulkan pengharapan bahwa suatu saat Tuhan pasti menjawabnya, tapi tidak semua orang bisa seperti itu.
PG : Betul sekali. Kita ini harus menyadari bahwa meskipun kita di mata Tuhan istimewa, tapi kita juga hanya satu dari sejumlah manusia dan peristiwa yang Tuhan atur. Jadi kadang-kadang karena ita menganggap kita istimewa, spesial, anak Tuhan, seyogianyalah kita mendapatkan perhatian khusus dari Tuhan dan apa yang kita minta Tuhan kabulkan sebab bukankah kita anak yang istimewa, anak yang khusus, namun kita mesti mengingat bahwa seistimewa-istimewanya kita, kita bukanlah satu-satunya orang yang Tuhan harus urus.
Jadi itu sebabnya tidak semua doa akan terjadi seperti yang kita harapkan karena ada hal-hal lain yang nanti Tuhan harus ikut sertakan dalam pertimbanganNya dan dalam mengenapi kehendakNya.
GS : Yang menghiburkan saya adalah kalau Tuhan Yesus sendiri saja berdoa di Taman Getsemani, Tuhan tidak kabulkan. Kemudian Rasul Paulus berdoa supaya duri itu dicabut dari dirinya, Tuhan juga tidak kabulkan. Bagi saya itu sebuah penghiburan karena siapa saya ini yang harus menuntut Tuhan supaya mengabulkan setiap doa-doa saya.
PG : Betul sekali dan bukankah kita juga tahu bahwa bukankah keinginan Raja Daud sangat baik mau membangun Baik Allah untuk Tuhan, tapi permintaan itu akhirnya tidak Tuhan kabulkan juga. Jadi mmang ada waktu-waktu jelas Tuhan tidak mengabulkannya dengan berkata "Tidak," Tuhan berkata jelas kepada Daud "Kamu bukan orangnya."
Dan Putra Allah, Tuhan Yesus Kristus meminta agar cawan pahit itu tidak diminumNya, itu pun jawabannya adalah "Tidak" dan Dia harus meminum cawan pahit itu dan disalibkan serta mati untuk dosa-dosa kita. Jadi ada waktu-waktu memang Tuhan berkata "Tidak" ada waktu-waktu juga memang Tuhan berkata "Tunggu" dan yang kita harapkan selalu adalah Tuhan berkata "Ya" kepada semua permintaan kita.
GS : Untuk yang "Tunggu" kalau kita tidak mendapat jawaban yang pasti, pasti kita tetap berharap Pak Paul, bahwa Tuhan suatu saat akan mengabulkan. Dan ini sampai seberapa lama kita akan terus bergumul dengan doa yang kemungkinan juga tidak dikabulkan oleh Tuhan, Pak Paul ?
PG : Berapa lama kita akan mendoakan sesuatu memang tergantung pada berapa besarnya iman kita, kalau kita beriman bahwa Tuhan akan mengabulkan doa kita dan itu adalah sebuah keyakinan yang kitapegang maka teruslah berdoa, karena memang Tuhan juga tidak mau kita gampang-gampang menyerah atau tidak mau lagi mendoakan atau memintanya.
Karena hal itulah adakalanya Tuhan tidak langsung menjawab sebab Ia mengharapkan kita untuk terus meminta.
GS : Untuk terus mengkonkretkan pembicaraan kita, mungkin ada contoh-contoh konkret dalam Alkitab Pak Paul, tentang maksud Tuhan terhadap anak-anakNya.
PG : Ada beberapa faktor yang kita mesti camkan tatkala kita sedang berdoa. Yang pertama adalah kita mesti menyadari bahwa diri kita dan kehidupan kita hanyalah sebagian dari rencana Allah yangbesar, yang kadang bukan saja meliputi satu daerah atau satu kelompok manusia, melainkan lintas beberapa wilayah bahkan menyangkut kumpulan sejumlah bangsa.
Misalnya kita tahu tentang cerita Yusuf, Yusuf ditangkap oleh saudara-saudaranya kemudian ditangkap sebagai budak dan akhirnya di beli oleh seorang mesir bernama Potifar. Kita tahu akhirnya Yusuf dijebloskan ke penjara karena fitnah istri Potifar, setelah itu dia bertahun-tahun menantikan dan akhirnya Tuhan melepaskan Yusuf dengan cara yang sangat-sangat ajaib yaitu lewat mimpi Firaun. Dia bisa menjelaskan mimpi Firaun dan Firaun kemudian menunjuknya menjadi penanggung jawab negeri Mesir. Di sini kita bisa melihat bahwa Tuhan sengaja mengirim Yusuf ke Mesir, agar Bani Israel terselamatkan dari kelaparan di negerinya. Kalau Yusuf tidak ada di Mesir, mereka tidak akan bisa mendapatkan pertolongan. Karena Yusuf di Mesir, maka mereka mendapatkan pertolongan dan malah dipelihara oleh Yusuf sehingga pada akhirnya umat Tuhan yang Tuhan sudah pilih diselamatkan dari kelaparan. Sudah tentu saya yakin Pak Gunawan, dalam masa dia dibuang di sumur, dia pasti berdoa, dia meminta Tuhan mengeluarkannya dari sumur. Mungkin saudara-saudara dia mengangkat dia dari sumur, dia berharap Tuhan menjawab doa saya agar saya dilepaskan, ternyata dijual. Mungkin dalam perjalanan dia tetap berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya dengan cara yang tak terduga, tidak! Dan akhirnya dijual menjadi budak di rumah orang Mesir. Dan di situ pun saya yakin Yusuf pun pasti berdoa memohon agar Tuhan melepaskan dia dari perbudakan itu, dia tidak lepas malahan dia dibuang lagi ke penjara. Di penjara sudah tentu dia terus meminta Tuhan dengan cara yang ajaib melepaskan dia tapi tidak juga dilepaskan. Total Yusuf keluar dari keluarganya dan hidup dalam pembuangan itu mungkin bisa antara belasan sampai dua puluhan tahun lebih, waktu yang panjang sekali. Dan saya percaya di dalam masa itu Yusuf tidak henti-hentinya berdoa tapi dia harus menunggu belasan hingga puluhan tahun. Jadi waktu yang sangat lama namun akhirnya Tuhan lepaskan dia dan dia dudukkan di kursi pemerintahan sehingga akhirnya berada di posisi untuk menolong bangsa Israel dikemudian hari. Di sini kita lihat rencana Tuhan bukan hanya melibatkan satu manusia bernama Yusuf tapi rencana Tuhan itu melibatkan satu bangsa yaitu bangsa Israel dan juga melibatkan bangsa Mesir karena nanti Firaun yang membukakan pintu supaya Yusuf bisa masuk menjadi seorang wakilnya. Jadi kita bisa melihat bahwa ini melibatkan dua letak geografis yang berbeda, yang pertama di tanah Kanaan di Israel, yang kedua di Mesir dan melibatkan dua bangsa, bangsa Israel dan bangsa Mesir. Jadi bukan hanya satu orang yang bernama Yusuf. Itu sebabnya Pak Gunawan, waktu kita berdoa kita menutup dengan berkata "KehendakMulah yang jadi" itu karena kita harus menempatkan diri di posisi kita sebagai manusia. Kita terlalu kecil, kita bukanlah satu-satunya orang di dalam rencana Tuhan, rencana Tuhan itu melibatkan begitu banyak orang, begitu banyak kepentingan manusia dan seringkali lintas daerah atau wilayah geografis. Jadi bukan hanya kita, kita bukan pusat dunia, meskipun kita tahu kita istimewa di hadapan Tuhan tapi ada banyak hal lain atau kepentingan lain yang Tuhan juga nanti harus perhatikan.
GS : Mungkin karena sifat egosentris kita yang membuat doa-doa kita selalu menekankan untuk kepentingan saya karena itu saya berdoa, apa bukan karena itu ?
PG : Saya kira memang seperti itu, Pak Gunawan. Kita punya kecenderungan memang meminta rasa aman, perlindungan untuk diri kita dan orang-orang yang kita kasihi. Kita pun juga mendoakan Tuhan mmberikan kepada kita kecukupan sandang dan pangan supaya kita tidak kelaparan.
Karena sudah tentu permintaan doa seperti itu tidak apa-apa, tidak salah. Seperti Amsal 30 dikatakan bahwa ada dua hal yang engkau minta ya Tuhan, jauhkanlah dari padaku tipu muslihat dan kebohongan dan yang kedua jangan sampai aku terlalu kaya atau aku terlalu miskin, cukup! Tidak salah berdoa seperti itu minta kepada Tuhan hal seperti itu. Tapi sekali lagi kita mesti mengingat kehendak Tuhanlah yang terjadi sebab rencana Tuhan melibatkan bukan hanya diri kita tapi seringkali orang lain yang tidak bisa kita ketahui dan juga wilayah-wilayah yang berbeda secara geografis.
GS : Jadi untuk punya konsep seperti itu, Pak Paul, itu tentu dibutuhkan suatu pemahaman yang utuh terhadap Tuhan sendiri. Itu seperti apa ?
PG : Betul, jadi kita mesti melihat Tuhan sebagai Allah yang besar, sangat agung dan besar. Bayangkan saja kita berdiri di tanah lapang, kita rasanya kecil. Bayangkan satu kota kita ini terdiridari beratus tanah lapang dan dari satu pulau kita ini mungkin terdiri dari berapa puluh ribu tanah lapang seperti itu dan satu negara ini merupakan mungkin jutaan tanah lapang dimana kita itu berdiri di tengahnya.
Itu satu negara, belum kita bicarakan satu benua, belum kita bicarakan akhirnya satu planet bumi ini. Itu adalah satu planet bumi dan kita tahu dalam galaksi kita, ini planet yang kecil sedangkan di luar kita begitu banyak planet lain, belum lagi bintang-bintang yang jaraknya jutaan tahun kecepatan cahaya. Jadi kita sungguh-sungguh terlalu kecil dan Tuhan sungguh-sungguh terlalu besar, maka kita harus percaya bahwa apa pun yang diputuskanNya itu adalah baik, kalau kita tidak mendapatkannya itu bukan berarti Tuhan jahat tapi memang ada hal-hal lain yang Tuhan memang harus perhitungkan.
GS : Jadi ini suatu kesempatan atau suatu penghargaan yang luar biasa dari Tuhan bahwa kita makhluk yang demikian kecil ini diperkenankan meminta sesuatu kepada Tuhan.
PG : Betul sekali, Pak Gunawan.
GS : Karena seringkali kita berkata "Biar Tuhan saja yang atur, kita tidak perlu meminta karena Tuhan yang tahu apa yang baik," itu saya kira pemikiran yang kurang tepat.
PG : Betul. Sebab Tuhan ingin kita menjalin relasi dekat denganNya, sebagai anak terhadap orang tua, kepada Bapak. Maka Tuhan sangat mendorong kita untuk meminta dan nanti apakah ini akan Tuhanberikan atau tidak, kita serahkan kembali kepada Tuhan.
GS : Mungkin ada faktor yang lain, Pak Paul ?
PG : Yang kedua adalah kita tidak akan dapat memahami rencana Tuhan sepenuhnya, sebab rencanaNya terlalu luas dan kerap melintasi batas waktu hidup kita, contohnya adalah Naomi. Naomi mengalamikemalangan demi kemalangan dalam hidupnya, diawali kepindahannya ke Moab akibat bala kelaparan di negerinya berakhir dengan kematian suami dan kedua putranya, dia kembali ke negerinya dengan kepahitan.
Namun dia pulang membawa serta menantunya Rut yang pada akhirnya menikah dengan Boaz yang beranakkan Obed dan Obed beranakkan Isai, Isai beranakkan Daud dan dari garis keturunan Daudlah garis keturunan Yesus Kristus Juruselamat dunia. Rut seorang Moab masuk ke dalam nenek moyang Tuhan untuk menunjukkan bahwa keselamatan Tuhan adalah untuk keselamatan di bumi. Jadi adakalanya Tuhan tidak menjawab doa sebab telah tersedia solusi yang lebih baik pada titik waktu yang jauh terpaut dari masa kehidupan kita, tidak mungkin Naomi melihat ini. Dia mungkin hidup sebatas kelahiran anak dari Rut, yaitu Obed. Dia tidak tahu Obed punya anak Isai dan cucu Obed adalah Raja Daud. Mungkin sekali Rut pun tidak pernah melihat cicitnya Daud menjadi seorang raja. Jadi benar-benar itu melewati batas waktu kehidupan kita, barulah digenapi dan digenapi. Maka kalau kita tidak melihatnya digenapi sekarang belum tentu untuk selama-lamanya tidak digenapi. Mungkin ada rencana Tuhan yang lebih indah, ada sebuah solusi yang Tuhan sediakan, namun solusi itu terletak di generasi-generasi berikutnya.
GS : Memang ini sebuah penghiburan yang besar buat kita khususnya ketika doa tidak dikabulkan oleh Tuhan, kita bisa berkata, "Mungkin rencana Tuhan lebih baik dari pada apa yang kita minta." Tetapi kita itu tetap seperti yang Pak Paul tadi katakan tidak bisa melihat rencana Tuhan secara keseluruhan, bagaimana kita bisa meminta sesuatu yang sesuai dengan rencana Tuhan ini.
PG : Sudah tentu kita boleh dan seyogianyalah meminta sesuai dengan keinginan kita, Pak Gunawan. Sebab memang Firman Tuhan juga berkata di Mazmur 37, kita harus menyenangkan, "be like yourself n the Lord, "Bersenang-senanglah di dalam Tuhan," melakukan kehendaknya, menaati FirmanNya dan Dia akan memberikan kepada kita keinginan hati kita.
Jadi tidak ada salahnya. Misalkan kita merindukan seorang suami atau seorang istri dan kita meminta kepada Tuhan, dan yang penting adalah kita katakan ini kami serahkan kembali kepadaMu, biarlah kehendakMu yang jadi. Sebab pada akhirnya memang Tuhan yang tahu. Kita tidak mungkin tahu selengkap-lengkapnya, jadi yang kita tahu sekarang adalah ini hal yang baik, ini adalah hal yang tidak berdosa jadi silakan minta. Kalau ini memang kehendak Tuhan, cocok untuk kita maka Dia akan berikan. Jadi yang Dia ingin tekankan kepada kita adalah justru keinginan hati Tuhan mau memberikan, kalau Dia sampai tidak memberikan, itu berarti ada hal-hal lain yang lebih penting lagi yang melibatkan lebih banyak orang dan mungkin harus digenapinya bukan di waktu hidup kita, tapi di waktu hidup generasi setelahnya.
GS : Tetapi dalam keadaan yang sangat butuh Pak Paul, kita tergoda untuk berdoa kepada Tuhan dan meminta dengan sungguh-sungguh bahkan dengan puasa atau melakukan hal-hal yang lain supaya Tuhan memenuhi permintaan kita itu, dan sikap ini bagaimana Pak Paul ?
PG : Saya ingat sekali kesaksian Joni Erickson Tada beliau seorang wanita yang "paraplegic" lumpuh keempat anggota tubuhnya tidak bisa digerakkan di bawah leher ke bawah sudah lumpuh, umur 17 thun mengalami musibah.
Mau berenang lompat ke danau, lehernya menumbuk dasar danau akhirnya lumpuh seperti itu. Beliau bercerita bahwa setelah bertobat dia sebelumnya mau bunuh diri, mau mati dan sebagainya, setelah dia bertobat dia berdoa untuk kesembuhannya dan dia menggunakan segala cara, Pak Gunawan. Misalkan ada yang mengatakan kamu harus mengklaim kesembuhan itu dan menganggap dirimu sembuh, itu pun dia lakukan tapi tetap saja dia lumpuh. Semua dia lakukan, yang namanya doa iman dan sebagainya dia lakukan dan dia doakan tapi tetap tidak sembuh-sembuh. Setelah melewati semua itu dan Tuhan menunjukkan kehendakNya yaitu dia memulai pelayanan kepada orang-orang yang juga adalah penyandang cacat, baru dia menyadari dia harus menyadari kalau dia harus menjadi seorang penyandang cacat, supaya bisa melayani sesama penyandang cacat. Sebab sebelum itu di Amerika Serikat tidak terdengar seseorang melayani penyandang cacat tapi dia sendiri adalah penyandang cacat. Jadi biasanya adalah yang melayani adalah orang-orang yang sehat, dengan dia sebagai penyandang cacat, melayani sesama penyandang cacat itu sangat efektif, membuat orang-orang itu akhirnya terhibur, karena ada orang yang sama seperti saya namun semangat hidupnya tinggi, namun mau dipakai Tuhan seperti itu. Ini membangkitkan semangat dan pengharapan kepada rekan-rekannya yang lain. Jadi dia berdoa sungguh-sungguh, mula-mula memang dia cerita ada rasa bersalah karena ada orang yang berkata kamu kurang iman makanya tidak sembuh, kalau kamu berdoa dengan iman maka pasti sembuh, itu yang dia lakukan tapi tetap tidak sembuh dan ada rasa bersalah mungkin saya kurang iman. Namun sekali lagi, di akhir semua itu dia menyadari memang Tuhan tetapkan dia menjadi penyandang cacat agar bisa melayani sesama penyandang cacat dengan efektif. Jadi dia menyadari maksud Tuhan yang berbeda dari yang dia sudah doakan itu. Pertanyaannya boleh tidak kita berdoa meminta kepada Tuhan, itu boleh. Sebab waktu kita meminta, kita harus meyakini bahwa Tuhan mau menjawab doa kita, Dia bukannya jahat tidak mau menjawab doa kita, Dia mau tapi tetap kita harus tundukkan diri kita pada kehendakNya sebab rencanaNya jauh lebih luas dari pada pemikiran kita.
GS : Justru itu yang di awal pembicaraan ini Pak Paul katakan bahwa doa juga bisa menjadi sarana menjauhkan kita dari Tuhan. Kalau itu menyangkut diri kita sendiri seperti kesaksian tadi, itu mungkin bisa dipahami karena dia bertumbuh di dalam imannya tetapi ini mengenai keluarganya. Misalnya anaknya yang sakit, orang tuanya ingin anaknya sembuh, orang tuanya berdoa sungguh-sungguh dengan cara yang bermacam-macam seperti tadi dan bagaimana kita meyakinkan dia, bahwa Tuhan itu mempunyai rencana yang baik. Kalau pun anak ini tidak sembuh atau bahkan meninggal sekali pun, itu tetap baik untuk keluarga ini dan ini sulit, Pak Paul.
PG : Memang tidak mudah. Mungkin kita bisa ingatkan tentang Naomi, tadi kisah yang telah kita sebut. Naomi lari dari tanah kelahirannya karena kelaparan, jadi musibah dan bukannya dia piknik atu jalan-jalan, jadi dia harus pindah ke Moab dan di Moab kedua anaknya mati, suaminya pun mati.
Nama dua anak Naomi, Mahlon dan Kilyon, itu sebetulnya berarti yang pertama adalah sakit-sakitan dan anaknya yang kedua adalah lemah tubuh, nama mereka berarti seperti itu. Bisa kita duga ini nama-nama yang diberikan akibat kondisi tubuh mereka yang lemah. Jadi besar kemungkinan anak-anak Naomi sejak kecil itu berpenyakitan, tidak sehat tubuhnya maka di usia muda dua-duanya meninggal dunia. Naomi tidak mungkin mengerti rencana Tuhan saat itu, dia mungkin akan berkata memang hidup saya begitu pahit makanya dia berkata jangan panggil saya Naomi, tapi panggil saya Mara, sebab nama Naomi berarti menyenangkan, Mara berati pahit, hidupnya pahit sekali. Tapi Tuhan memang tidak bisa tidak harus menjalankannya dengan cara seperti itu supaya Rut istri dari salah satu anak Naomi itu dan dia kembali ke kampung kelahirannya supaya Rut menikah dengan Boas dan Boas adalah anak dari garis keturunan Yehuda dan sudah diramalkan oleh Tuhan, bahwa Yesus Tuhan kita lahir dari garis keturunan Yehuda dan Naomi tidak mungkin melihat hal itu. Waktu anak kita misalkan yang pertama meninggal dunia, sudah tentu kita sangat sedih karena kita berdoa dan minta Tuhan menyembuhkan tapi Tuhan tetap mengambil, kita tidak mengerti selanjutnya apa dalam rencana Tuhan. Tapi yang saya mau tegaskan adalah ada rencana Tuhan, Naomi tidak melihatnya sebab ini digenapi oleh Tuhan Allah ratusan tahun setelah itu, waktu Tuhan Yesus dilahirkan. Sudah beberapa belas generasi barulah terjadi seperti itu tidak mungkin Naomi melihatnya.
GS : Memang kita tergoda untuk mencari tahu apa kehendak Tuhan sebenarnya di dalam segala perkara yang kurang menyenangkan kita ini. Tapi kalau seandainya Tuhan itu berbaik hati lalu membukakan semua rencanaNya atas hidup kita, kita pun juga bisa ngeri.
PG : Dan kita tidak bisa lagi benar-benar hidup seperti sekarang ini, hidup dengan benar sebab kita setiap hari dihantui oleh hal-hal yang kita alami. Meskipun kita sudah diberitahu Tuhan misalya meskipun engkau mengalami ini akan ada jalan keluar, akan ada solusi tetap kita akan fokuskan pada masalahnya dan itu akan mengganggu kita terus menerus, tidur pun tidak hilang.
Dan kita akan menghitung-hitung hari kapan kita akan menderita itu dan sebagainya. Jadi memang tidak mungkin Tuhan beritahukan kepada kita karena akan mengacaukan dan menghancurkan hidup kita, maka Tuhan memang harus tutup dan Dia lakukan pekerjaanNya diam-diam namun tetap yang kita harus ingat adalah bahwa Dia itu sayang pada kita, Dia adalah ayah kita sendiri.
GS : Jadi memang sikap yang diambil oleh Naomi, saya rasa sudah paling betul untuk mengikuti pimpinan Tuhan kembali ke Betlehem dan seterusnya menjalani kehidupan ini seperti apa adanya.
PG : Meskipun kita juga tahu dia sebetulnya tidak mengerti rencana Tuhan, dia sebetulnya kecewa berat makanya dia meminta namanya diubah menjadi Mara yang berati pahit. Jadi memang dia tidak bia melihatnya, mungkin dia hanya terhibur tatkala melihat bekas menantunya itu, Rut akhirnya menikah dengan Boas dan punya anak, dia senang bahwa akhirnya kehidupan Rut menjadi baik lagi.
GS : Walaupun menantu yang satu tidak sesetia Rut, jadi meninggalkan atas desakan Naomi sendiri. Pak Paul rupanya ini ada beberapa hal yang harus kita perbincangkan tentang doa ini Pak Paul, sebelum kita menuntaskan perbincangan kita bagian yang pertama ini, ada ayat Firman Tuhan yang ingin Pak Paul sampaikan dan jelaskan ?
PG : Saya akan bacakan dari Matius 7:7-11, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang memint, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Ini dasar iman kita Allah baik, Allah mengasihi kita, Allah adalah Bapa kita di sorga, Dia mengorbankan Putranya untuk kita. Tidak ada yang lebih besar dari itu yang bisa diberikan Tuhan kepada kita. Jadi kalau sampai doa kita tidak terjawab itu berarti satu hal Allah yang baik mempunyai rencana yang lebih baik daripada permintaan doa kita. Sudah tentu bagi kita apa yang kita minta adalah yang terbaik misalkan anak kita sakit dan sembuh itu 'kan yang terbaik, sudah tentu. Tapi ternyata dalam rencana Tuhan ada yang lebih baik karena menyangkut kehidupan lebih banyak orang dan menyangkut kepentingan Tuhan yang lebih luas lagi. Jadi kita harus percaya kepada kebaikan Tuhan dan bahwa rencanaNya tetap baik meskipun doa kita tidak terjawab seperti yang kita harapkan.
GS : Memang didalam membaca dari Alkitab seperti itu kita harus mempunyai gambaran secara utuh, kadang-kadang orang hanya membaca sebagian lalu mengartikannya sendiri seolah-olah Tuhan akan mengabulkan apa pun yang kita minta karena ada janji yang mengatakan mintalah apa saja akan diberikan padamu, itu bagaimana, Pak Paul ?
PG : Betul sekali, Pak Gunawan. Jadi waktu Tuhan berjanji mintalah maka akan diberikan dan kalau engkau percaya kalau engkau sudah menerimanya maka engkau menerimanya. Tuhan mau mendorong kita ntuk percaya kepadaNya bahwa Dia itu berniat baik dan mau memberikan kepada kita.
Jadi itu yang terkandung di dalam hati Tuhan, namun adakalanya rencanaNya itu ada yang lebih baik lagi yang kita belum bisa memahaminya sekarang.
GS : Pak Paul nanti kita akan lanjutkan perbincangan ini pada kesempatan yang akan datang, terima kasih sekali Pak Paul untuk perbincangan kali ini. Dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Sewaktu Doa Tak Terjawab" bagian yang pertama, dan kami akan melanjutkan dengan topik yang sama pada kesempatan perbincangan yang akan datang. Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.